DI SUSUN OLEH:
NIM : 202108045
LECTURER:
ADRIANUS BAWAMENEWI,SH,MH
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hikmat
nya dan hidayah nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
“perbandingan ideologi negara di dunia ” ini tepat waktu nya.pun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak dosen pengampu pada mata kuliah
pendidikan pancasila
Penulis
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………….
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………….
B. TUJUAN…………………………………………………………………………….......................................
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………….
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………………....
B. SARAN……………………………………………………………………………………………………………….
DAFTAR PURTAKA……………………………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
alam bahasa arab perbandingan disebut “muqdranatul hukumat” sedangkan dalam bahasa
inggris disebut “comparative government”. Adapun pengertian Perbandingan
Pemerintahan adalah adanya perbedaan dan kesamaan antara satu negara dengan negara
lain, bisa berupa sistem pemerintahan dengan rakyatnya yang lahir dari sebuah sejarah
pergolakan rakyat maupun telah menjadi pusat kekuasaan yang ada sejak dulu .
B. TUJUAN
Tujuan penulis makalah ini adalah
Untuk mengetahui serta mempelajari perbandingan perbandingan ideologi negara di
dunia.
BAB II
PEMBAHASAN
Di dunia ini ada tiga kutub kekuatan besar ideologi (pedoman hidup) yang telah ada sejak dulu
dan tetap dipertahankan hingga saat ini oleh pengikutnya masing-masing. Sebuah paradigma
(pola pikir) tersebut meliputi Paradigma Sosial Komunis, Paradigma Liberalisme Kapitalis, dan
Paradigma Islam.
Secara garis besar ideologi tersebut menjadi cita-cita atau tujuan hidup yang hendak dicapai
bersama dalam masyarakat yang bersifat khusus, para pencetus pemikiran aliran tersebut
disusun secara sadar dan teliti oleh para tokoh pemikir negara, lalu kemudian menyebarluaskan
ideologi tersebut keberbagai negara.
Namun tidak menutup kemungkinan adanya kekakuan pengaturan yang akan muncul dimana
yang tidak bekerja tidak mendapat upah yang layak, sebaliknya kenaikan upah tidak dapat
dituntut, begitu juga perbaikan jaminan lainnya. Bahkan kemungkinan terburuknya adalah
demonstrasi buruh dan pemogokan massal akan meningkat.
Kapitalis lahir dari prinsip fundamental (dasar) yang dikembangkan oleh pemilik modal dalam
berdagang. Akibatnya timbul keuntungan tanpa batas dan bersaing secara bebas serta menguasai
alat produksi masyarakat misalnya :
a. Menumpuk barang dan jasa
b. Pemilikan modal untuk segala jenis perdagangan
c. Produksi besar-besaran dengan mesin modern
d. Eksploitasi tenaga manusia dan sumber alam
Inilah kemudian disebutkan oleh Francis Fukuyama bahwa pada akhir kehidupan pun
diperlukan kapitalisme liberal walaupun manusia tinggal satu orang (the end of history and the
last man).
Dari kedua paradigma diatas keluarlah paradigma ketiga yang menunjukkan jalan yang lurus
(ihdinas shirathal mustaqiem) sebagai keseimbangan pola pikir.
Menurut Kitab Suci Al-Qur’an (3:104)
(Pemerintahan adalah) segolongan umat yang mengajak kepada kebaikan, mengajak kepada
kebenaran, melarang dari hal buruk, itulah orang yang beruntung.
Antara kebenaran dan kebaikan harus diseimbangkan, contoh misalnya ada sebuah
pemerintahan yang baik (good government) tentunya melindungi pedagang kaki lima yang
berjualan di trotoar jalan protokol sehingga trotoar jalan protokol menjadi kotor. Sedangkan
dalam pemerintahan yang benar dalam pembersihannya (clean government) mengusir pedagang
kaki lima dari trotoar jalan protokol sehingga dzalim dan menimbulkan keresahan. Maka
dibutuhkan keseimbangan dalam menjalankannya agar tidak merusak lingkungan dan dzalim
terhadap kaum lemah. Dengan demikian paradigma islam melahirkan berbagai kriteria antara
lain :
Dalam faham sosialisme komunis negara sering terlibat (bold state) pada pengaturan
kehidupan masyarakat, sedang faham liberalisme kapitalis negara memberikan
kebebasan (no state) termasuk untuk perizinan pelacuran dan perjudian, maka dalam
faham islam pemerintahan negara hanya melindungi para fakir miskin, orang tua jompo,
anak yatim piatu yang baik dan bebar disebut dengan amarmakruf, sedangkan untuk yang
buruk, salah dan dekadensi moral, maka pemerintah islam harus mengantisipasinya
melalui keberadaan penegak hukum yang disebut dengan nahimungkar.
Dalam perekonomian sosialisme komunis negara mengatur secara kolektivitas, sedangkan
pada perekonomian liberalisme kapitalis pemerintah membebaskan perdagangan bebas,
maka dalam perekonomian islam pemerintah dan masyarakat dituntut untuk transparan
dan jujur serta adil dalam perdagangan.
Dalam hal pendapatan upah, paradigma sosialisme komunis didasarkan pada pembayaran
berdasar prinsip sama rata sama rasa, sedangkan dalam paradigma liberalisme kapitalis
diatur secara feodalistik (penguasaan kaum bangsawan) yang sekehendak dari sang
pemilik modal, maka dalam paradigma islam secara jujur harus dihitung sesuai dengan
tingkat kelelahan otak dan tenaga.
Pada bidang politik dan hukum sosialisme komunis pemerintah melakukan proteksi
(perlindungan) secara komprehensif (luas dan menyeluruh) bagi kehidupan masyarakat
agar tercipta efektifitas bernegara. Sedangkan pada politik dan hukum liberalisme
kapitalis pemerintah mengharapkan welfare (kemakmuran individu) dalam rangka
menciptakan tanggung jawab bernegara. Maka dalam politik dan hukum islam
pemerintah harus menyeimbangkan antara kekuasaan dan pelayanan, antara hukum dan
hak asasi manusia, serta antara efektifitas dan tanggung jawab bernegara.
A. PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA DAN IDEOLOGI LIBERAL
Pancasila adalah ideologi bagi Republik Indonesia dan juga dasar yang mengatur pemerintahan
negara. Dikaji secara ilmiah, kedudukan dan fungsi Pancasila memiliki pengertian yang luas, baik
dalam kedudukannya sebagai dasar negara, sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai ideologi
negara, dan sebagai kepribadian bangsa. Ideologi pancasila juga bersifat terbuka. Artinya,
ideologi pancasila dapat menyesuaikan diri seiring kemajuan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai
dasarnya.
Menurut Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia
secara turun-temurun yang sekian abad lamanya terpendam kebudayaan Barat. Dengan
demikian, Pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa
Indonesia.
Akan tetapi, ideologi Pancasila juga memiliki kelemahan yaitu dapat menimbulkan multitafsir
yang menjadi ancaman bagi integritas bangsa.
Liberalisme adalah sebuah paham atau sebuah pandangan yang menghendaki adanya kebebasan
dan kemerdekaan individu pada segala aspek kehidupan. Liberalisme berasaskan pada
kebebasan dan kesetaraan hak. Intinya, paham liberalisme mengidamkan suatu masyarakat yang
bebas dengan pandangannya masing-masing, tanpa harus ada intervensi dari pemerintah dan
agama. Sementara John Locke mengatakan bahwa liberalisme merupakan hak asasi manusia
yang mencangkup hak hidup, kemerdekaan, dan hak milik (life, liberty and property) termasuk di
dalamnya hak politik.
1. Menumbuhkan sikap inisiatif dan kreatifitas masyarakat dalam menata kegiatan ekonomi.
Masyarakat tidak perlu menunggu instruksi dari pemerintah.
2. Masing–masing individu bebas memiliki sumber daya produksi. Dengan hal tersebut,
diharapkan masyarakat dapat aktif berkontribusi dalam perekonomian nasional.
3. Kegiatan ekonomi yang sepenuhnya diserahkan pada masyarakat menimbulkan
persaingan untuk maju.
4. Menghasilkan produk – produk berkualitas tinggi.
1. Sulit menerapkan pemerataan pendapatan antar individu akibat persaingan yang sangat
ketat dan bersifat bebas.
2. Pemilik sumber daya produksi dapat melakukan eksploitasi secara besar–besaran
terhadap golongan pekerja, sehingga jurang pemisah antara yang kaya dan miskin akan
terus melebar.
3. Sering muncul sistem monopoli yang membawa kerugian pada masyarakat.
4. Gejolak dalam perekonomian sering terjadi.
Negara-negara penganut liberalisme adalah Amerika Serikat, Perancis, Belanda, dan Inggris.
Sebenarnya, Jepang pun dapat dikatakan penganut liberalisme. Perdagangan Jepang yang terus
berkembang terutama dalam bidang teknologi membuat paham liberal mulai masuk ke Jepang.
1. Liberalisme
Demokrasi liberal.
Hukum untuk melindungi individu.
Dalam politik mementingkan individu.
2. Pancasila
Demokrasi pancasila.
Hukum untuk menjunjung tinggi keadilan dan keberadaan individu dan masyarakat.
Aspek Ekonomi
1. Liberalisme
Swasta mendominasi
Kapitalisme
Monopolisme
Persaingan bebas
2. Pancasila
Aspek Agama
1. Liberalisme
2. Pancasila
Keunggulan dan kelemahan masing-masing ideologi membuat kita berpikir ideologi mana
yang lebih baik. Kita juga mengetahui bahwa Pancasila memiliki banyak keunggulan
dibandingkan dengan ideologi lainnya. Meskipun terdapat kelemahan di dalamnya, hal itu dapat
kita kurangi dengan menjunjung jiwa Bhinneka Tunggal Ika dan menjaga empat pilar kebangsaan
yang Indonesia miliki. Kelemahan ini dapat kita jadikan pengingat untuk membawa Pancasila
menjadi lebih baik lagi.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa Di dunia ini ada tiga kutub
kekuatan besar ideologi (pedoman hidup) yang telah ada sejak dulu dan tetap dipertahankan hingga saat
ini oleh pengikutnya masing-masing. Sebuah paradigma (pola pikir) tersebut meliputi Paradigma Sosial
Komunis, Paradigma Liberalisme Kapitalis, dan Paradigma Islam.
Pancasila adalah ideologi bagi Republik Indonesia dan juga dasar yang mengatur
pemerintahan negara. Dikaji secara ilmiah, kedudukan dan fungsi Pancasila memiliki pengertian
yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar negara, sebagai pandangan hidup bangsa,
sebagai ideologi negara, dan sebagai kepribadian bangsa. Ideologi pancasila juga bersifat terbuka.
Artinya, ideologi pancasila dapat menyesuaikan diri seiring kemajuan zaman tanpa kehilangan
nilai-nilai dasarnya.
Liberalisme adalah sebuah paham atau sebuah pandangan yang menghendaki adanya
kebebasan dan kemerdekaan individu pada segala aspek kehidupan. Liberalisme berasaskan
pada kebebasan dan kesetaraan hak. Intinya, paham liberalisme mengidamkan suatu masyarakat
yang bebas dengan pandangannya masing-masing, tanpa harus ada intervensi dari pemerintah
dan agama
2. SARAN
Semoga dengan pembuatan makalah ini dapat menambah wawasan kita Tentang perbandingan
ideologi Negara di dunia. Saya tau dalam membuat makalah ini jauh dari kesempurnaan untuk itu
saya meminta saran dan kritik yang bersifat membangun baik dari Dosen Pengampu dan juga
teman-teman mahasiswa/I untuk memberikan saran dan kritik. Semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?client=firefox-b-
d&q=PERBANDINAGN+IDEOLOGI+NEGARA+DI+DUNIA
https://www.google.com/search?client=firefox-b-
d&q=PERBANDINGAN+IDEOLOGI+PANCASILA+DAN+IDEOLOGI+LIBERAL