Disusun oleh :
KELOMPOK 6
Windi Florinda (F1E221005)
Fajar Santoso (F1E221067)
Fauzan Akbar (F1E221023)
Dzaki Nizar Hanafi (F1E221039)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Islam dan Kesejahteraan Ummat” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Dosen pengampu, Eva Iryani, S.Pd.I.,M.Pd.I pada mata kuliah agama islam.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang konsep
dan peran ummat dalam mewujudkan masyarakat madani bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa, penulisan dan aspek
lainnya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi
lebih baik lagi di masa mendatang.
Kelompok D
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
menjadi sistem Ekonomi alternatif yang mampu mengingatkan
kesejahteraan umat, disamping sistem ekonomi kapitalis dan sosialis yang
telah terbukti tidak mampu meningkatkan kesejahteraan umat. Ekonomi
Islam dibangun atas dasar agama Islam, karenanya ia merupakan bagian
tak terpisahkan (integral) dari agama Islam. Sebagai derivasi dari agama
Islam, Ekonomi Islam akan mengikuti agama Islam dalam berbagai
aspeknya. Islam adalah sistem kehidupan (way of life), dimana Islam telah
menyediakan berbagai perangkat aturan yang lengkap bagai kehidupan
manusia termasuk dalam bidang Ekonomi.
Dalam berbagai literatur Ilmu Ekonomi konvensional dapat
disimpulkan bahwa tujuan manusia memenuhi kebutuhannya atas barang
dan jasa adalah untuk mencapai kesejahteraan (well being). Manusia
menginginkan kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidupnya, dan untuk
inilah ia berjuang dengan segala cara untuk mencapainya.
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Civil society berasal dari proses sejarah masyarakat Barat. Cicero yang
memulai menggunakan istilah Societas Civilis dalam filsafat politiknya, yang
berarti komunitas politik yang beradap, dan didalamnya termasuk masyarakat
kota yang memiliki kode hukum tersendiri. Masyarakat madani merupakan
konsep yang merujuk pada masyarakat yang pernah berkembang di Madinah
pada zaman Nabi Muhammad SAW, yaitu masyarakat yang mengacau pada
nilai-nilai kebijakan umum, yang disebut al-khair.
6
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan secara umum masyarakat
madani atau civil society dapat diartikan sebagai suatu corak kehidupan
masyarakat yang terorganisir, mempunyai sifat kesukarelaan, keswadayaan,
kemandirian, namun mempunyai kesadaran hukum yang tinggi.
Menurut A.S Hikam ada empat ciri utama dari masyarakat mandani, yaitu
sebagai berikut :
7
3. Keterbukaan.
4. Partisipasi seluruh anggota masyarakat.
5. Penentuan kepemimpinan melalui pemilihan.
8
serta patuh pada aturan atau ketentuan hukum tertentu dan segala bentuk tatanan
kemasyarakatan yang telah disepakati oleh suatu masyarakat di daerah tersebut.
Konsep umum menjelaskan bahwa masyarakat madani atau civil society atau al-
mujtama' al-madani berpedoman pada pola hidup masyarakat yang berkeadilan
dan berperadaban.
Madani pertama kali berasal dari bahasa Arab dari terjemahan al-mujtama al-
madany. Kemudian dicetuskan oleh Naquib al-Attas, seorang guru besar sejarah
dan peradaban Islam dari Malaysia yang mengambil istilah tersebut dari
karakteristik masyarakat Islam yang diaktulisasikan Rasulullah di Madinah
dengan fenomena saat ini. istilah tersbeut kemudian dibawa oleh Anwar Ibrahim,
Deputi Perdana Menteri dalam Festival Istiqlal September 1995.
Konsep masyarakat madani menurut prespektif Islam sudah diatur dalam Al-
Quran yang dibagi menjadi 3 jenis yait masyarakat terbaik (khairah ummah),
masyarakat seimbang (ummatan wasathan) dan masyarakat moderat (ummah
muqtashidah). Berikut adalah kutipan ayat yang mengatur ketiga jenis istiilah
tersebut :
9
petunjuk dan Allah tidak akan menyiakan imanmu. Allah Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang."
3. Ummah Muqtasidah dalam QS Al-Maidah 5:66, yaitu :
Artinya : "Dan mereka menjalankan Taurat, Injil dan Al-Quran yang
diturunkan Tuhannya, mereka mendapat makanan dari atas mereka dan
dari bawah. Diantara mereka ada golongan pertengaham. Dan alangkah
buruk yang dikerjakan mereka."
10
3) Asas kebersamaan yaitu anggota masyarakat memiliki hak dan
kewajiban sama kepada Negara
4) Asas keadilan yaitu setiap warga negara memiliki kedudukan sama di
hadapan hukum dimana hukum harus ditegakkan
5) Asas perdamaian yakni warga negara hidup berdaampingan tanpa
perbedaan suku, agama dan ras
6) Asas musyawarah yaitu semua permasalah yang terjadi di negara
tersebut diselesaikan melalui dewan syura
1) Islam humanis
Islam yang humanis berarti bahwa ajaran Islam yang diberikan oleh
Rasulullah adalah kompatibel dengan fitrah manusia. Allah berfirman
dalam QS Al-Rum ayat 30 yang artinya : "Maka hadapkan wajah dengan
lurus pada agama Allah, tetap berada pada fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia sesuai dengan fitrahnya.
Tidak ada yang berubah pada fitrah Allah, tetapi manusia tidak
mengetahuinya." Oleh karena itu, ajaran Islam yang disampaikan oleh
Rasulullah mudah diterima oleh nalar dan naluri umat manusia.
2) Islam Moderat
Islam moderat adalah keseimbangan ajaran Islam yang diterapkan dalam
berbagai kehidupan manusia baik secara vertikal maupun horizontal.
Kemoderatan inin yang membuat ajaran Islam berbeda dengan ajaran
lainnya.Dalam sejarahnya, karakteristik ini diaplikasikan sempurna dalam
diri manusia. Jadi, kemoderatan adalah salah satu karakteristik
fundamental agama Islam sebagai agama yang sangat kompatibel dengan
naluri dan fitrah manusia.Dari asas kemoderatan inilah, konsepsi
kemasyarakatn menjadi konsep yang utuh untuk membangun masyarakat
yang memegang teguh nilai-nilai dan kemormaan dalam Islam.
3) Islam Toleran
Kata toleran di dalam ajaran Islam berkaitan dengan penganut agama
Islam sendri dan penganut agama lain. Apabila dikaitkan dengan kaum
muslimin, maka toleran berarti kelonggaran, kemudahan dan fleksibilitas
Islam. Sebab pada hakikatnya ajaran Islam mudah sekali untuk
disampaikan dan diaktulisasikan kepada umat manusia.
11
1. Free public sphere (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat memiliki
akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak melakukan
kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat,
berkumpul, serta mempublikasikan informasikan kepada publik.
2. Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip
demokrasi . Demokratisasi dapat terwujud melalui penegakkan pilar- pilar
demokrasi yang meliputi: Lembaga swadaya masyarakat (LSM), pers yang
bebas, supremasi hukum, perguruan tinggi, dan partai politik.
3. Toleransi, yaitu kesediaan individu untuk menerima pandangan-
pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda dalam masyarakat, sikap
saling menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang
dilakukan oleh orang/kelompok lain.
4. Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan mayarakat
yang majemuk disertai dengan sikap tulus, bahwa kemajemukan sebagai
nilai positif dan merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
5. Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang
proporsiaonal antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu
terhadap lingkungannya.
6. Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih
dari rekayasa, intimidasi, ataupun intervensi penguasa/pihak lain,
sehingga masyarakat memiliki kedewasaan dan kemandirian berpolitik yang
bertanggungjawab.
7. Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya
keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang
memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali.
12
5. Sebagai pengembangan masyarakat melalui upaya peningkatan
pendapatan dan pendidikan rakyat.
6. Sebagai advokasi bagi masyarakt yang “teraniaya”, tidak berdaya
membela hak-hak dan kepentingan mereka (masyarakat yang terkena
pengangguran, kelompok buruh, TKI, TKW yang digaji atau di PHK
secara sepihak, di siksa bahkan di bunuh oleh majikannya dan lain-
lain).
7. Sebagai kontrol terhadap negara .
8. Menjadi kelompok kepentingan (interest group) atau kelompok penekan
(pressure group) dalam rangka menegakkan kebenaran dan keadilan.
13
Salah satu aspek penting yang terkait dengan hubungan antara manusia
adalah ekonomi. Ekonomi Islam memiliki prinsip yang bersumber dari Al-quran
dan Al-hadits. Prinsip tersebut bersifat abadi seperti prinsip tauhid, adil, maslahat,
kebebasan dan tangung jawab, persaudaraan, dan sebagainya. Prinsip ini menjadi
landasan kegiatan ekonomi islam yang secara teknis operasional selalu
berkembang dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan
peradaban yang dihadapi manusia.
Artinya: “Dan janganlah kamu sekalian makan atau melakukan interaksi ekonomi
di antara kamu dengan jalan yang bathil ”.
a) Tauhid
Tauhid merupakan pondasi utama seluruh ajaran Islam, dengan demikian
tauhid menjadi dasar seluruh konsep dan aktivitas umat Islam, baik di bidang
ekonomi, politik, sosial maupun budaya. Tauhid menekankan bahwa:
Harta benda yang kita miliki adalah sebagai amanah dari Allah sebagai
pemilik hakiki. Kita harus memperoleh dan mengelolanya dengan baik
(at-thayyiba) dan mencari karunia Allah (ibtigha min fadhlilla).
Manusia dapat berhubungan langsung dengan Allah. Ekonomi Islam
adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan. Sistem ini bertitik tolak
14
dari Allah, bertujuan akhir kepada Allah, dan menggunakan sarana
yang tidak lepas dari syari’at Allah
b) Keadilan
Prinsip keadilan merupakan pilar penting dalam ekonomi Islam,
penegakkan keadilan telah ditekankan oleh Al-Qur’an sebagai misi utama
para nabi yang diutus oleh Allah. Tujuan keadilan sosiol ekonomi dan
pemerataan pendapatan atau kesejahteraan, dianggap sebagai bagian tak
terpisahkan dari moral Islam.
15
Artinya: “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu
dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela
dan menyesal” (Qs. Al-isra: 29).
Sistem ekonomi yang lain seperti negara Uni Soviet mencoba menerapkan
sistem ekonomi sosialis, pemerintahannya mengusahakan pemerataan ekonomi
penduduk dengan menguasai dan mengontrol semua sumber daya alam,
industriindustri penting, perbankan, dan sarana publik. Tujuan akhir dari sistem
ini adalah kesejahteraan yang merata dalam masyarakat tanpa ada hirarki kelas
sosial. Namun, sebelum cita-cita tersebut tercapai, sistem sosialis runtuh karena
16
perselisihan antar pimpinan dan korupsi di dalam tubuh pemerintah itu sendiri.
Dengan kata lain, sistem ini belum berhasil memeratakan kesejahteraan rakyat
malah memperburuk rakyat ke dalam kemiskinan, hal ini dapat terjadi karena
dominasi pemerintah yang berlebihan yang membuat roda perekonomian tidak
berkembang.
Sistem ekonomi Islam dan kesejahteraan dalam tulisan ini hadir mencari
celah kemungkinan untuk mewujudkan kembali kesejahteraan masyarakat dengan
pengaplikasikan sistem ekonomi Islam dengan optimalisasi instrumen ekonomi
Islam. Kita akan segera mengetahui bagaimana kesejahteraan masyarakat dapat
meningkat, kesenjangan serta kecemburuan sosial dapat diredam. Sistem ekonomi
Islam akan membimbing masyarakat dan dunia menuju kemakmuran (hayatan
toyyibah) dunia dan akhirat.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep masyarakat madani menurut islam adalah bangunan politik
yang: demokratis, partisipatoris, menghormati dan menghargai publik
seperti: kebebasan hak asasi, partisipasi, keadilan sosial, menjunjung
tinggi etika dan moralitas. Ciri utama Masyarakat Madani Indonesia
adalah demokrasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
masyarakat yang mempunyai faham keagamaan yang berbeda-beda,penuh
toleransi, menegakkan hukum dan peraturan yang berlaku secara konsisten
dan berbudaya.
Manfaat yang diperoleh dengan terwujudnya masyarakat madani
ialah terciptanya tatanan masyarakat yang lebih terbuka. Di samping itu,
dengan terwujudnya Masyarakat Madani, maka persoalan-persoalan besar
bangsa Indonesia seperti: konflik-konflik suku, agama, ras, etnik,
golongan, kesenjangan sosial, kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan
pembagian "kue bangsa" antara pusat dan daerah, diharapkan dapat
mewujudkan kesejahteraan lahir batin bagi seluruh rakyat, sehingga
kekhawatiran akan terjadinya disintegrasi bangsa dapat dicegah.
Strategi membangun masyarakat madani di Indonesia dapat
dilakukan dengan integrasi nasional dan politik, reformasi sistem politik
demokrasi, pendidikan dan penyadaran politik, melalui masyarakat sipil
yang mengejewantah dalam berbagai wadah sosial politik di masyarakat,
seperti organisasi keagamaan, organisasi profesi, organisasi komunitas,
media dan lembaga pendidikan, dan sejenisnya. Dalam konteks ini, maka
peran umat Islam amat menentukan dalam artian memberikan kontribusi
nyata bagi pembentukan tatanan yang kondusif.
3.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Hamim, Thoha. 2000. Islam dan Civil society (Masyarakat Madani): Tinjauan
tentang Prinsip Human Rights, Pluralism dan Religious Tolerance.
Dalam Ismail SM dan Abdullah Mukti, Pendidikan Islam,
Demokratisasi dan Masyarakat Madani. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tim Icce UIN Jakarta. 2000. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat
Madani. Prenada Media: Jakarta.
https://www.kompasiana.com/maghfirofatichatul1450/5ef52a56097f365f823dc51
2/konsep-masyarakat-madani-dalam-perspektif-islam?page=1\
https://ejournal.iaingawi.ac.id/index.php/almabsut/article/download/142/96#:~:tex
t=Sistem%20ekonomi%20Islam%20memberikan%20kesejahteraan,yaitu%20tauh
id%2C%20syariah%20dan%20akhlak.
19