DISUSUN OLEH:
Segala puji bagi Allah SWT atas berkah dan inayah-Nya penulisan
makalah dengan judul “Islam dan Kesejahteraan Sosial” ini dapat di selesaikan
dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan alam
Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan
sampai kepada zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita
selesainya makalah ini dapat mendorong dan membantu para mahasiswa/i dalam
sehingga kami berharap adanya kritik dan saran yang akan membangun dari
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
C. Tujuan ......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Islam.......................................................................................3
A. Kesimpulan .............................................................................................11
B. Saran........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hidup di muka bumi ini, setiap orang tua pasti mengharapkan kesejahteraan bagi
kesejahteraan spiritual, orang tua selalu berusaha untuk mencukupi kebutuhan hidup
keluarganya, mereka akan bekerja keras, membanting tulang, mengerjakan apa saja
perlindungan dan kenyamanan bagi keluarganya dari berbagai macam gangguan dan
yang ditegaskan oleh Ibnu Khaldun (1994: 45) dalam bukunya Muqaddimah bahwa
“Manusia adalah makhluk sosial”, manusia akan membutuhkan orang lain dalam
dikonsumsi.
yang bernyawa sebagaimana yang tersebut dalam Surat Hud ayat 6 “Dan tidak ada
1
namun jaminan itu tidak diberikan dengan tanpa usaha, sebagaimana yang telah
dijelaskan Allah dalam Surat Ar Ra’d ayat 11 “Sesungguhnya Allah tidak merubah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri”.
batang tubuh UUD 1945 dan telah menjabarkannya dalam Bab perekonomian
nasional dan kesejahteraan social dalam pasal 33 UUD 1945 dengan menegaskan
bahwa Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara, sayangnya
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
4. Untuk mengetahui kesejahteraan dalam pandangan Al-Qur’an dan Hadist
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Islam
Islam (bahasa Arab: ٱِإْل ْس اَل م, translit. al-’Islām) adalah sebuah agama (Din,
Qur'an, sebuah teks agama yang diimani oleh umat Muslim sebagai kitab suci
(kitabullah) dan firman langsung dari Tuhan (muslim menyebutnya sebagai Allah)
seperti yang diwahyukan kepada Muhammad, nabi Islam yang utama dan terakhir.
[5] Pada 2020, Islam diperkirakan dianut oleh 1,9 miliar orang di seluruh dunia
yang berarti aman, sentosa, makmur dan selamat, (Poerwadarminta, 1999: 887) atau
dapat diartikan sebagai kata atau ungkapan yang menunjuk kepada keadaan yang
baik, atau suatu kondisi dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya berada dalam
keadaan sehat, damai dan makmur. Dalam arti yang lebih luas kesejahteraan adalah
terbebasnya seseorang dari jeratan kemiskinan, kebodohan dan rasa takut sehingga
dia memperoleh kehidupan yang aman dan tenteram secara lahiriah maupun
batiniah.
3
spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga
negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan
Kamus Besar Indonesia adalah aman, sentosa, damai, makmur dan selamat
2020). Pengertian ini sejalam dengan pengertian Islam yang berarti selamat,
4
sentosa, aman dan damai (Wahidah, 2018). Dari pengertiannya ini dapat
diketahui bahwa masalah kesejahteraan sosial sejalan dengan missi Islam itu
sendiri. Misi inilah yang sekaligus menjadi misi kerasulan Nabi Muhammad
SAW, sebagaimana dinyatakan dalam ayat yang berbunyi : Artinya: Dan tidalah
kamu mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.
2. Kedua dilihat dari segi kandungannya, terlihat bahwa seluruh aspek ajaran Islam
sesama manusia (habl min Allah wa habl min al-Nas). Demikian pula anjuran
beriman selalu diiringi dengan ajuran melakukan amal salih yang didalamnya
pokok yakni rukun Islam, seperti mengucapkan dua kalimah syahadat, shalat,
puasa, zakat dan haji sangat berkaitan dengan kesejahteraan sosial (Tahkim,
2016). Orang yang mengucapkan dua kalimah syahadat adalah orang yang
komitmen bahwa hidupnya hanya akan berpengan pada pentunjuk Allah dan
Rasul-Nya, karena tidak mungkin orang mau menciptakan ketenangan, jika tidak
ada komitmen iman dalam hati nya. Demikian pula ibadah shalat (khususnya
memperhatikan nasib orang lain (Suparman, 2015). Ucapan salam pada urutan
5
yang biasa dirasakan oleh orang lain yang berada dalamkekurangan (Mufaizin,
2018). Demikian pula dengan ibadah haji dan umrah, diharapkan agar ia
Kemudian dalam zakat, tampak jelas unsur kesejahteraan sosialnya lebih kuat
lagi.
kekhalifahan yang dilakukan oleh Nabi Adam AS (Hafid, 2019). sebagian pakar,
Quran (hal. 127), menyatakan bahwa kesejahteraan sosial yang didambakan al-
Quran tercermin di Surga yang dihuni oleh Adam dan istirinya, sesaat sebelum
bahwa sebelum Adam dan istirinya diperintahkan turun kebumi, mereka terlebih
dan Hawa, sehingga bayang-bayang surga itu diwujudkan di bumi, serta kelak
Kesejateraan surgawi ini dilukiskan antara lain dalam firman-Nya yang berbunyi
: Artinya: hai adam sesungguhnya ini (iblis ) adalah musuh bagimu dan bagi
tidak akan kelaparan di sini (surga), tidak pula akan telanjang, dan
6
Thaha, 20:117-119). Dari ayat ini jelas bahwa pangan, sandang, dan papan yang
diistilahkan dengan tidak lapar, dahaga telanjang dan kepanasan semuanya telah
4. Keempat, di dalam ajaran Islam terdapat pranat dan lembaga yang secara
wakaf dan sebagainya. Semua bentuk pranata sosial dan berupaya mencari
yang pelu dicatat, adalah bahwa berbagai bentuk pranat ini belum merata
dilakukan oleh umat Islam, dan belum pula efektif dalam mewujudkan
kesejahteraan sosial. kebutuhan air bersih menjadi sangat penting, dan menjadi
Jusmiana, A., & Alam, S. (2020, July). Hal ini mungkin disebabkan belum
munculnya kesadaran yang merata serta pengelolaannya yang baik. Untuk itulah
Lembaga Amil Zakat (LAZ) tingkat Nasional. Berhasilkan konsep ini dalam
media seperti sekarang ini dakwah menjadi salah satu kebutuhan kesejahteraan
7
dari perjuangan mewujudkan dan menumbuh suburkan aspek-aspek akidah dan
etika pada diri pribadi, karena dari diri pribadi yang seimbang akan lahir
kesejahteraan sosial (Arsyam, 2020). Masyarakat Islam pertama lahir dari Nabi
Pribadi ini melahirkan keluarga yang seimbang seperti Khadijah, Ali bin Abi
Thalib, Fatimah Az-Zahra, dan lain-lain. Selain itu ajaran Islam menganjurkan
agar tidak memanjakan orang lain, atau kreatifitas orang lain, sehingga orang
2020). Bantuan keuangan baru boleh diberikan apabila seseorang ternyata tidak
pemeluknya menuju kepada kebahagiaan hidup yang hakiki, oleh karena itu Islam
akhirat, dengan kata lain Islam (dengan segala aturannya) sangat mengharapkan
8
Menurut Imam Al-Ghazali kegiatan ekonomi sudah menjadi bagian dari
kewajiban social masyarakat yang telah ditetapkan oleh Allah Swt, jika hal itu tidak
dipenuhi, maka kehidupan dunia akan rusak dan kehidupan umat manusia akan
binasa. Selain itu, Al-Ghazali juga merumuskan tiga alasan mengapa seseorang
keluarganya dan Ketiga, Untuk membantu orang lain yang sedang membutuhkan
terpenuhinya kebutuhan seseorang yang bersifat materi, kesejahteraan yang oleh Al-
Ghazali dikenal dengan istilah (al-mashlahah) yang diharapkan oleh manusia tidak
bisa dipisahkan dengan unsur harta, karena harta merupakan salah satu unsur utama
dalam memenuhi kebutuhan pokok, yaitu sandang, pangan dan papan (Karim, 2008:
318).
ayat 3-4, “Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini
lapar dan mengamankan mereka dari rasa takut” berdasarkan ayat di atas, maka
kita dapat melihat bahwa indicator kesejahteraan dalam Al-Qur’an ada tiga, yaitu
9
menyembah Tuhan (pemilik) Ka’bah, menghilangkan lapar dan menghilangkan rasa
takut.
Ayat lain yang menjadi rujukan bagi kesejahteraan terdapat dalam Al-Qur’an
surat An-nisaa’ ayat 9 yang artinya adalah “Dan hendaklah takut kepada Allah
lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu
Ayat di atas juga didukung oleh sebuah hadits Rasulullah Saw. Yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw. Bersabda “Kaya
bukanlah karena kebanyakan harta, tetapi kaya adalah kaya jiwa” (HR. Muslim,
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mana salah satunya adalah terpenuhinya kebutuhan seseorang yang bersifat materi,
diharapkan oleh manusia tidak bisa dipisahkan dengan unsur harta, karena harta
merupakan salah satu unsur utama dalam memenuhi kebutuhan pokok, yaitu
B. Saran
lebih banyak lagi tentang “Islam dan Kesejahteraan Sosial”. Semoga makalah ini
bermanfaat dan memudahkan kita dalam mempelajari semua hal terkait materi
pembahasan tersebut.
11
DAFTAR PUSTAKA
Arsyam, M., Nurfatimah, N., Sainuddin, I. H., S, Jusmiana, A., & Alam, S. (2020, July
Hajar S, I. (2014). Sistem Pengelolaan Bimbingan Manasik Haji-Umrah pada PT. Al-
Makassar).
12
Kholis, N. (2015). Kesejahteraan Sosial Di Indonesia Perspektif Ekonomi Islam.
Mufaizin, M. (2018). Kearifan Syariat dan Hikmah dalam Puasa. Al-Insyiroh: Jurnal
Sainuddin, I. H., S. (2020, August 7). Aktivitas Dakwah di Masa New Normal.
Suparman, D. (2015). Pembelajaran ibadah shalat dalam perpektif psikis dan medis.
AYAT 36). EKSISBANK: Ekonomi Syariah dan Bisnis Perbankan, 2(2), 31-35.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Islam
13
14