Disusun Oleh :
Dina Hidayati Nafisah (162300003)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
Kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
DAN STABILITAS POLITIK DI INDONESIA ” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Demokrasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang Kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang Kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan Kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ...........................................................................................................8
B. Saran .....................................................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesejahteraan sosial dapat dipahami melalui pendekatan teoritis-
konseptual maupun yuridis-kontekstual. Secara konseptual, pembangunan
kesejahteraan sosial berakarkan pembangunan sosial dan berpusatkan pada rakyat.
Dalam konteks Pembangunan Nasional,pembangunan kesejahteraan sosial
merupakan bagian integraldaripembangunankesejahteraan rakyat. Pembangunan
kesejahteraan rakyat selaras dengan konsepsi pembangunan sosial, yang dalam
literature mencakup pembangunan di bidang kesehatan,pendidikan dan perumahan.
Oleh karena itu, di Indonesia pembangunan kesejahteraan sosial memiliki akar baik
secara teoritis-konseptual, yaitu pembangunan sosial berpusatkan pada
rakyat,maupun yuridis-kontekstual yaitu pembangunan kesejahteraan rakyat. Politik
ekonomi untuk kesejahteraan rakyat mendapat ujian cukup serius pada saat ini ketika
pertumbuhan ekonomi dinilai berhasil, tetapi kesejahteraan untuk rakyat bawah
dipertanyakan.
Sejak lama telah diperdebatkan positifnegatifnya dampak demokrasi terhadap
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hal yang sama juga terjadi
perdebatan yang panjang di kalangan sarjanan ilmu pollitik dan ekonomi antara
kaitan demokrasi dengan kesejahteraan. Perdebatan berpangkal pada pertanyaan
apakah demokrasi dapat mengantar ke kesejahteraan? Kesimpulan perdebatan tetap
spekulatif-hipotetikal karena tergantung pada asumsi dasar dan persyaratan yang
harus dipenuhi, agar demokrasi dapat memuluskan jalan mencapai kesejahteraan dan
kemakmuran. Hubungan demokrasi-kesejahteraan tak bersifat linier-kausalistik,
melainkan nonlinier kondisional yang melibatkan banyak faktor,
Seperti pengalaman sejarah, basissosial,struktur masyarakat, pendidikan
penduduk, penegakkan hokum, kemantapan /kelenturan institusi pollitik (alhumami,
2007). Jika prasyarat fundamental tidak terpenuhi, demokrasi akan menyebabkan
1
stagnasi ekonomi, bahkan bisa berubah menjadi katastrofi sosial. Inilah yang
sekarang dialami negara-negara yang berada dalam masa transisi menuju konsulidasi
demokrasi (afrika dan amerika latin). Berbagai studi menunjukkan, sekitar 80 persen
negara-negara berkembang sedang dalam periode transisi untuk memantapkan
demokrasi.
Di negara-negara dengan jumlah penduduk miskin banyak, tingkat pendidikan
rendah, angka buta aksara tinggi, institusi sosialpolitik lemah, organisasi sosial
masyarakat sipil tak berfungsi, maka demokrasi gampang dimanipulasi oleh elite-elite
politik oportunis, yang menawarkan janji-janji populis agar bisa dipilih sebagai wakil
rakyat di parlemen atau pejabat pemerintahan. Namun, setelah terpilih mereka hanya
peduli dengan kepentingan sendiri memperluas kekeuasaan, mencari keuntungan
ekonomi lalu melenggang meninggalkan rakyat berkubang dalam kemiskinan,
kebodohan dan keterbelakangan.
2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yakni:
1. Apakah Kesejahteraan Masyarakat itu?
2. Bagaimana yang dimaksud Stabilitas Politik?
3. Bagaimana Kesejahteraan Masyarakat dan Stabilitas Politik di Indonesia ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui berbagai aspek kesejahteraan masyarakat dan stabilitas
politik, serta bagaimana kesejahteraan masyarakat dan stabilitas politik di Indonesia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
tertentu dan kondisi dimana tercukupinya kebutuhan jasmai dan rohani (Todaro dan
Stephen C.smith).
Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, kesejahteraan sosial yaitu kondisi
yang menunjukkan terpenuhinya kebutuhan material,spiritual dan sosial warga negara
agar dapat hidup layak serta mampu menggembangkan diri. Untuk melihat tingkat
kesejahteraan suatu masyarakat atau kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah ada
beberapa indikator yang dapat 13 dijadikan ukuran, yaitu tingkat pendapatan
keluarga,komposisi pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan pengeluaran
untuk konsumsi pangan dan non-pangan ,tingkat pendidikan keluarganya, dan tingkat
kesehatan keluarga (BPS Indonesia 2014).
5
yang berbeda, sehingga ada banyak arti yang melekat pada kata politik, seperti power
(Kekuasaan), Justice (Keadilan), order (TatananMasyarakat). Pada dasarnya politik
adalah power (kekuasaan).
Proses politik adalah rentetan peristiwa yang hubungannya satu sama lain
didasarkan atas kekuasaan, dimana politik adalah perjuangan untuk memperoleh
kekuasaan atau masalah-masalahpelaksanaan dan kontrol kekuasaan(Isjwara
1986).Stabilitas politik dapat dipahami sebagai kondisi dimana tidak ada
timbulnyaperubahan mendasar atau apa yang revolusioner dalam sistem
politik(pemerintah), atau perubahan yang terjadi pada batas-batas yang
telahditentukan(Plano 1985).Menurut Harold Crouch(1982)stabilitas politik di
tandai dengan dua hal, Pertama, adanya pemerintahan yang stabil dalam arti dapat
memerintah bertahun-tahun atau dapat menjalankan programnya sesuai dengan
batas-batas yang telahditentukan. Kedua,sistem pemerintahan stabil, dalam arti
sistem tersebut mampumenerima perubahan-perubahan yang terjadi dalam
masyarakat dengan tidakmerubah sistem pemerintahan yang ada.
Sedangkan menurut Arbi Sanit(1982), secara teoritis Stabilitas politik
ditentukanoleh tiga variabel yang saling berkaitan, yaitu perkembangan ekonomi
yangmemadai, perkembangan pelembagaan baik struktur maupun proses politik
danpartisipasi politik. Perkembangan ekonomi meliputi adanya tingkat
pertumbuhan yang cukup dalam masyarakat. Sedangkan pelembagaan politik
mengarah padapengertian tidak timbulnya konflik antara kekuatan-keuatan
politik. Dan partisipasi politik lebih mengacu pada konsep partisipasi menurut
pola pemerintahan dalam mana bentuk partisipasi lebih bersifat ‘mobilized’(Sanit
1982).
6
Cukup sering terjadi, pada saat-saat mengalami krisis ekonomi, tidak sedikit
orang yang kehilangan kepercayaan dan kesabarannya pada demokrasi. Proses
pengambilan kebijakan politik dalam sistem demokrasi memang seringkali dianggap
menjadi biang keladi kemandegan, kurang efektif dan dianggap kurang produktif bagi
kebutuhan-kebutuhan ekonomis yang memerlukan keputusan yang serba cepat di
bidang produksi dan penanaman modal (investasi). Pada kondisi seperti inilah banyak
kalangan yang tergoda untuk mengembalikan proses politik yang mengandalkan
kepada KHARISMA ORANG KUAT, bukan pada SISTEM POLITIK YANG
KUAT. Padahal stabilitas politik yang mengandalkan pada kekuatan orang tertentu
sangat rentan pada goncangan-goncangan kepentingan politik serta rawan
penyalahgunaan kekuasaan atau KKN. Ada sebuah pendapat yang menarik mengenai
keterkaitan antara demokrasi dan pembangunan ekonomi.
7
Pertama, perlunya peningkatan KEMANDIRIAN EKONOMI NASIONAL
dalam membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan nasional. Ketergantungan
ekonomi yang cukup besar selama beberapa dekade terhadap bantuan dana luar
negeri untuk membiayai pembangunan harus dibenahi karena cenderung menjadi
penghambat bagi upaya peningkatan demokrasi ekonomi. Pemerintah yang
demokratis diharapkan mampu melakukan upaya-upaya inovatif yang sungguh
sungguh dan berkelanjutan untuk meningkatkan mobilisasi dana dari dalam negeri
sendiri. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih sangat bergantung pada
pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia secara besar-besaran perlu pula
dikonsentrasikan pada upaya peningkatan produktifitas dan efisiensi. Selain itu, peran
APBN yang selama ini cenderung masih menjadi andalan dalam membiayai
pembangunan nasional harus lebih diimbangi oleh sumber-sumber swasta dan
masyarakat luas.
8
polarisasi kekuatan politik sipil masih cenderung ke arah menguatnya ikatan-ikatan
politik yang bersifat kurang rasional serta lebih banyak mengutamakan sentimen-
sentimen keagamaan yang sempit dan simbolsimbol kedaerahan yang bersifat
ekslusif. Hal ini cenderung ini tidak mendukung kehidupan demokrasi politik secara
modern dan efektif dalam melayani kepentingan-kepentingan masyarakat sipil secara
luas. Destabilitas politik dapat mudah sekali dipicu oleh pertentangan dari berbagai
kelompok-kelompok yang seringkali kurang rasional secara politik. Pertentangan
ataupun konflik antara parpol dan organisasi masyarakat yang berorientasi pada
ikatan tradisional seringkali bertentangan dengan kepentingan nasional yang
memerlukan stabilitas politik dan petumbuhan ekonomi yang sehat. Padahal stabilitas
politik merupakan salah satu kunci dari pemulihan perekonomian dan selanjutnya
pengembangan sistem perekonomian yang promasyarakat banyak. Amandemen
terhadap perundang-undangan Pemilu dan 5 Partai Politik merupakan salah jalan
yang perlu ditempuh dalam proses rasionalisasi kehidupan politik nasional.
Ketiga, penegakan supremasi hukum, yang pada satu sisi berarti memperkuat
independensi lembaga peradilan dan membersihkan lembagalembaga penegakan
hukum dari KKN. Pada sisi lain, penegakan supremasi hukum bermakna melakukan
reformasi sistem hukum dan perundang-undangan nasional serta memperkuat
kepastian hukum bagi semua pihak yang memerlukannya. Konstitusi dan perundang-
undangan sudah harus mampu merumuskan perimbangan antara penguasaan negara
atas perekonomian dan swasta, terutama dalam hal industri-industri vital dan
strategis, atau kalau tidak dikuasai namun diregulasi secara memadai untuk
mengoptimalkan fungsi sosial. Sedangkan untuk swasta nasional dan asing, kepastian
hukum dan aturan main mesti dijalankan secara konsisten dan berkeadilan.
Konsolidasi demokrasi tanpa adanya dukungan supremasi hukum merupakan sesuatu
yang hampir mustahil dilakukan. Salah satu sasaran dari konsolidasi demokrasi dalam
jangka panjang adalah terwujudnya negara hukum (rechtsstaat). Kegagalan menarik
investasi asing serta tingginya biaya ekonomi karena korupsi, produktivitas dan
9
efisiensi yang rendah, berawal dari tidak adanya kepastian hukum, diperparah oleh
sistem hukum dan perundangundangan yang seringkali bertentangan satu sama
lainnya. Tidak adanya kepastian hukum juga mengakibatkan terjadinya tindakan-
tindakan diskriminasi dan manipulasi hukum dalam menangani kasus-kasus sengketa
ekonomi dan niaga serta kasus-kasus korupsi berskala besar maupun kecil. Hukum
harus mampu menjamin keadilan untuk semua orang yang menjadi subyek hukum
(JUSTICE FOR ALL) di wilayah NKRI, termasuk para investor asing yang
menanamkan modalnya di negeri ini.
10
kokoh dan mandiri. Diplomasi internasional yang pro-aktif sangat diperlukan dalam
mempromosikan potensi-potensi ekonomi Indonesia di luar negeri. Kelemahan
diplomasi Indonesia selama ini sudah banyak menyebabkan kerugian dan kekalahan
dalam memperjuangkan kepentingan nasional serta banyak menyebabkan
kesengsaraan yang tidak perlu bagi warganegara Indonesia di luar negeri. Sebagai
contoh, masalah sengketa pulau di daerah perbatasan yang gagal dimenangkan serta
tragedi terusirnya ratusan ribu TKI serta perlindungan hukum yang lemah atas
pekerja Indonesia di luar negeri adalah karena lemahnya diplomasi. 7 Selain itu,
kekuatan diplomasi pada satu pihak diharapkan mampu menumbuhkan keyakinan
pada para calon investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, dan pada lain
pihak meyakinkan dunia internasional bahwa stabilitas politik Indonesia merupakan
juga jaminan terhadap stabilitas politik regional dan internasional. Oleh karena itu,
dukungan internasional pada konsolidasi demokrasi di Indonesia merupakan suatu
keharusan bagi keamanan internasional
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harapan publik terhadap stabilitas politik nasional agaknya amat
dominan dalam menentukan keputusan-keputusan ekonominya khususnya dalam
pengimplementasian desentralisasi fiskal. Maka apapun agendanya, upaya ke
arah perbaikan sistem politik hendaknya terus diarahkan pada
pengembalian kepercayaan publik atas kejelasan arah politik dalam negeri yang
kondusif dan berpihak bagi bekerjanya kembali berbagai mekanisme
perekonomian melalui aktivitas-aktivitas yang produktif. Oleh karenanya situasi
politik yang stabil dan kondusif merupakan prasyarat utama dan tiket menuju
pemulihan ekonomi secara menyeluruh dan berkelanjutan. Pada akhirnya
stabilitas politik nantinya akan koheren terhadap pelaksanaan desentralisasi
fiskaldi daerah. Tentunya hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi
penyelenggara negara dan stake holderterkait untuk membawa arus perpolitikan
tersebut sinergi dengan desentralisasi fiskal supaya bermuara pada terciptanya
good governance di daerah.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila terdapat kesalahan mohon memakluminya, karena kami adalah hamba Allah
yang tak luput dari salah khilaf, alfa dan lupa.
12
DAFTAR PUSTAKA
13