Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN STABILITAS POLITIK DI INDONESIA

Disusun Oleh :
Dina Hidayati Nafisah (162300003)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
Kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
DAN STABILITAS POLITIK DI INDONESIA ” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Demokrasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang Kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang Kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan Kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 14 Agustus 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1

A. Latar Belakang ......................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................2
C. Tujuan .................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................3

1. Pengertian Kesejahteraan Masyarakat...................................................................3


2. Pngertian Stabilitas Politik....................................................................................4
3. Kesejahteraan Masyarakat dan Stabilitas Politik di Indonesia..............................5

BAB III PENUTUP ........................................................................................................8

A. Kesimpulan ...........................................................................................................8
B. Saran .....................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesejahteraan sosial dapat dipahami melalui pendekatan teoritis-
konseptual maupun yuridis-kontekstual. Secara konseptual, pembangunan
kesejahteraan sosial berakarkan pembangunan sosial dan berpusatkan pada rakyat.
Dalam konteks Pembangunan Nasional,pembangunan kesejahteraan sosial
merupakan bagian integraldaripembangunankesejahteraan rakyat. Pembangunan
kesejahteraan rakyat selaras dengan konsepsi pembangunan sosial, yang dalam
literature mencakup pembangunan di bidang kesehatan,pendidikan dan perumahan.
Oleh karena itu, di Indonesia pembangunan kesejahteraan sosial memiliki akar baik
secara teoritis-konseptual, yaitu pembangunan sosial berpusatkan pada
rakyat,maupun yuridis-kontekstual yaitu pembangunan kesejahteraan rakyat. Politik
ekonomi untuk kesejahteraan rakyat mendapat ujian cukup serius pada saat ini ketika
pertumbuhan ekonomi dinilai berhasil, tetapi kesejahteraan untuk rakyat bawah
dipertanyakan.
Sejak lama telah diperdebatkan positifnegatifnya dampak demokrasi terhadap
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hal yang sama juga terjadi
perdebatan yang panjang di kalangan sarjanan ilmu pollitik dan ekonomi antara
kaitan demokrasi dengan kesejahteraan. Perdebatan berpangkal pada pertanyaan
apakah demokrasi dapat mengantar ke kesejahteraan? Kesimpulan perdebatan tetap
spekulatif-hipotetikal karena tergantung pada asumsi dasar dan persyaratan yang
harus dipenuhi, agar demokrasi dapat memuluskan jalan mencapai kesejahteraan dan
kemakmuran. Hubungan demokrasi-kesejahteraan tak bersifat linier-kausalistik,
melainkan nonlinier kondisional yang melibatkan banyak faktor,
Seperti pengalaman sejarah, basissosial,struktur masyarakat, pendidikan
penduduk, penegakkan hokum, kemantapan /kelenturan institusi pollitik (alhumami,
2007). Jika prasyarat fundamental tidak terpenuhi, demokrasi akan menyebabkan

1
stagnasi ekonomi, bahkan bisa berubah menjadi katastrofi sosial. Inilah yang
sekarang dialami negara-negara yang berada dalam masa transisi menuju konsulidasi
demokrasi (afrika dan amerika latin). Berbagai studi menunjukkan, sekitar 80 persen
negara-negara berkembang sedang dalam periode transisi untuk memantapkan
demokrasi.
Di negara-negara dengan jumlah penduduk miskin banyak, tingkat pendidikan
rendah, angka buta aksara tinggi, institusi sosialpolitik lemah, organisasi sosial
masyarakat sipil tak berfungsi, maka demokrasi gampang dimanipulasi oleh elite-elite
politik oportunis, yang menawarkan janji-janji populis agar bisa dipilih sebagai wakil
rakyat di parlemen atau pejabat pemerintahan. Namun, setelah terpilih mereka hanya
peduli dengan kepentingan sendiri memperluas kekeuasaan, mencari keuntungan
ekonomi lalu melenggang meninggalkan rakyat berkubang dalam kemiskinan,
kebodohan dan keterbelakangan.

2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yakni:
1. Apakah Kesejahteraan Masyarakat itu?
2. Bagaimana yang dimaksud Stabilitas Politik?
3. Bagaimana Kesejahteraan Masyarakat dan Stabilitas Politik di Indonesia ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui berbagai aspek kesejahteraan masyarakat dan stabilitas
politik, serta bagaimana kesejahteraan masyarakat dan stabilitas politik di Indonesia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

I.  PENGERTIAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Kesejahteraan masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam


paradigma pembangunan ekonomi, pembangunan ekonomi dikatakan berhasil jika
tingkat kesejahteraan masyarakat semkin baik. kesenjangan dan ketimpangan dalam
kehidupan masyarakat di akibatkan oleh keberhasilan pembangunan ekonomi yang
tanpa disertai peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dalam istilah umum, sejahtera yaitu suatu keadaan yang menunjuk ke kondisi
yang baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam
keadaan sehat dan damai.Sedangkan di dalam kamus bahasa indonesia sejahtera di
artikan dengan aman sentosa,makmur,dan selamat atau terlepas dari segala gangguan.
Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembagunan Keluarga Sejahtera di sebutkan bahwa , keluarga
sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah ,mampu
memenuhi kebutuhan hidup spiritual maupun rmateriil yang layak, bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa,memiliki hubungan yang baik, sepemikiran ,selaras dan
seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Untuk
mendefinisikan kesejahteraan rumusan multidimensi harus digunakan, dan dimensi-
dimensi tersebut meliputi standar hidup material (pendapatan, konsumsi, kekayaan),
kesehatan, pendidikan (Stighlitz,2011)
Menurut Badrudin (2012) Kesejahteraan masyarakat yaitu suatu kondisi yang
menunjukkan tentang keadaan kehidupan masyarakat yang dapat dilihat dari standar
kehidupan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat yaitu suatu keadaan terpenuhinya
kebutuhan dasar yang terlihat dari rumah yang layak, tercukupinya kebutuhan akan
sandang (pakaian) dan pangan (makanan),pendidikan,dan kesehatan, atau keadaan
dimana seseorang mampu memaksimalkan utilitasnya pada tingkat batas anggaran

4
tertentu dan kondisi dimana tercukupinya kebutuhan jasmai dan rohani (Todaro dan
Stephen C.smith).
Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, kesejahteraan sosial yaitu kondisi
yang menunjukkan terpenuhinya kebutuhan material,spiritual dan sosial warga negara
agar dapat hidup layak serta mampu menggembangkan diri. Untuk melihat tingkat
kesejahteraan suatu masyarakat atau kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah ada
beberapa indikator yang dapat 13 dijadikan ukuran, yaitu tingkat pendapatan
keluarga,komposisi pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan pengeluaran
untuk konsumsi pangan dan non-pangan ,tingkat pendidikan keluarganya, dan tingkat
kesehatan keluarga (BPS Indonesia 2014).

II.  PENGERTIAN STABILITAS POLITIK

Yang dimaksud dengan stabilitas politik adalah pemerintahan yang berfungsi


dengan baik sementara ketidakstabilan politik merupakan kecenderungan keruntuhan
pemerintahan baik karena konflik atau maraknya persaingan berbagai partai politik
(Andriamahery dan Zhou, 2018). Keadaan politik suatu negara yang stabil dapat
meningkatkan kepercayaan negara mitra dagang untuk melakukan kegiatan
perdagangan.
Stabilitas adalah suatu kondisi dari sebuah sistem yang
komponennyacenderung ke dalam, atau kembali kepada suatu hubungan yang sudah
mantap.Stabilitas sama dengan tiadanya perubahan yang mendasar atau kacau di
dalamsuatu sistem politik, atau perubahan yang terjadi pada batas-batas yang
telahdisepakati atau telah ditentukan(Plano et al. 1989).Sedangkan kata politik
secara etimologis berasal dari bahasa Yunani/Latinyaitu politicus dan politicos
‘relating to citizen’(Muchtar 1999).Politik juga berasal dari katapolis (Negara Kota).
Dari kata ini muncul beberapa kata seperti polities (NegaraKota), politikos
(Kewarganegaraan), politike tehne (Kemahiran Politik), politikeepisteme (Ilmu
Politik). secara terminoligis banyak para ahli yang memberi artipolitik dalam bahasa

5
yang berbeda, sehingga ada banyak arti yang melekat pada kata politik, seperti power
(Kekuasaan), Justice (Keadilan), order (TatananMasyarakat). Pada dasarnya politik
adalah power (kekuasaan).
Proses politik adalah rentetan peristiwa yang hubungannya satu sama lain
didasarkan atas kekuasaan, dimana politik adalah perjuangan untuk memperoleh
kekuasaan atau masalah-masalahpelaksanaan dan kontrol kekuasaan(Isjwara
1986).Stabilitas politik dapat dipahami sebagai kondisi dimana tidak ada
timbulnyaperubahan mendasar atau apa yang revolusioner dalam sistem
politik(pemerintah), atau perubahan yang terjadi pada batas-batas yang
telahditentukan(Plano 1985).Menurut Harold Crouch(1982)stabilitas politik di
tandai dengan dua hal, Pertama, adanya pemerintahan yang stabil dalam arti dapat
memerintah bertahun-tahun atau dapat menjalankan programnya sesuai dengan
batas-batas yang telahditentukan. Kedua,sistem pemerintahan stabil, dalam arti
sistem tersebut mampumenerima perubahan-perubahan yang terjadi dalam
masyarakat dengan tidakmerubah sistem pemerintahan yang ada.
Sedangkan menurut Arbi Sanit(1982), secara teoritis Stabilitas politik
ditentukanoleh tiga variabel yang saling berkaitan, yaitu perkembangan ekonomi
yangmemadai, perkembangan pelembagaan baik struktur maupun proses politik
danpartisipasi politik. Perkembangan ekonomi meliputi adanya tingkat
pertumbuhan yang cukup dalam masyarakat. Sedangkan pelembagaan politik
mengarah padapengertian tidak timbulnya konflik antara kekuatan-keuatan
politik. Dan partisipasi politik lebih mengacu pada konsep partisipasi menurut
pola pemerintahan dalam mana bentuk partisipasi lebih bersifat ‘mobilized’(Sanit
1982).

III. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN STABILITAS POLITIK DI


INDONESIA

6
Cukup sering terjadi, pada saat-saat mengalami krisis ekonomi, tidak sedikit
orang yang kehilangan kepercayaan dan kesabarannya pada demokrasi. Proses
pengambilan kebijakan politik dalam sistem demokrasi memang seringkali dianggap
menjadi biang keladi kemandegan, kurang efektif dan dianggap kurang produktif bagi
kebutuhan-kebutuhan ekonomis yang memerlukan keputusan yang serba cepat di
bidang produksi dan penanaman modal (investasi). Pada kondisi seperti inilah banyak
kalangan yang tergoda untuk mengembalikan proses politik yang mengandalkan
kepada KHARISMA ORANG KUAT, bukan pada SISTEM POLITIK YANG
KUAT. Padahal stabilitas politik yang mengandalkan pada kekuatan orang tertentu
sangat rentan pada goncangan-goncangan kepentingan politik serta rawan
penyalahgunaan kekuasaan atau KKN. Ada sebuah pendapat yang menarik mengenai
keterkaitan antara demokrasi dan pembangunan ekonomi.

Amartya Sen, seorang pemenang Nobel Ekonomi beberapa tahun lalu,


berdasarkan berbagai studi dan observasinya merumuskan kesimpulan penting
mengenai peran demokrasi dalam mencegah kehancuran ekonomi. Menurut
pengamatan Sen, meskipun tidak ada jaminan bahwa demokrasi dipastikan akan
memberikan kemakmuran, namun berbagai 3 bencana kemiskinan dan kelaparan
cenderung lebih mampu diatasi dalam suatu demokrasi, dibandingkan sistem otoriter.
Ini dikarenakan para pemimpin negara dan tokoh politik umumnya lebih sadar akan
tanggung jawabnya pada masyarakat yang memilihnya. Oleh karena demokrasi
menekankan pentingnya mekanisme perwakilan, pengawasan dan proses politik yang
representatif, maka bolehlah dikatakan, bahwa stabilitas politik yang dicapai dalam
suatu demokrasi akan lebih berkelanjutan (sustainable) dibandingkan dengan
stabilitas politik dalam sistem yang bersifat otoriter

Sehubungan dengan perlunya stabilitas politik yang lebih berkelanjutan itulah,


maka ada beberapa hal pokok berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat dengan
pertumbuhan ekonomi dan investasi.

7
Pertama, perlunya peningkatan KEMANDIRIAN EKONOMI NASIONAL
dalam membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan nasional. Ketergantungan
ekonomi yang cukup besar selama beberapa dekade terhadap bantuan dana luar
negeri untuk membiayai pembangunan harus dibenahi karena cenderung menjadi
penghambat bagi upaya peningkatan demokrasi ekonomi. Pemerintah yang
demokratis diharapkan mampu melakukan upaya-upaya inovatif yang sungguh
sungguh dan berkelanjutan untuk meningkatkan mobilisasi dana dari dalam negeri
sendiri. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih sangat bergantung pada
pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia secara besar-besaran perlu pula
dikonsentrasikan pada upaya peningkatan produktifitas dan efisiensi. Selain itu, peran
APBN yang selama ini cenderung masih menjadi andalan dalam membiayai
pembangunan nasional harus lebih diimbangi oleh sumber-sumber swasta dan
masyarakat luas.

Perekonomian dan pelaku-pelaku ekonomi dalam sebuah demokrasi yang


terkonsolidasi tidak dapat dikelola berdasarkan ekonomi komando, namun sebaliknya
tidak dapat diserahkan sepenuhnya pada mekanisme pasar yang murni. Ekonomi
komando seringkali mengakibatkan timbulnya rasa ketidakadilan dan ketidak-
efisienan dalam perekonomian. Sebaliknya perekonomian yang sepenuhnya mengacu
pada mekanisme pasar yang murni dapat menjadi sebab timbulnya ketidakadilan yang
meluas, yang pada gilirannya menjadi sebab kegagalan pasar. Oleh karena itu, untuk
mendukung terciptanya rasa keadilan dan efisiensi, serta menjamin berjalannya
perekonomian seperti yang diharapkan, diperlukan demokrasi yang terkonsolidasi.
Dengan demikian, perlu dilakukan pemberdayaan kekuatan-kekuatan ekonomi
masyarakat secara berkelanjutan dengan dukungan kuat dari parlemen dan
pemerintah, dengan menerapkan strategi bersama yang sekaligus pro pada
kemandirian ekonomi nasional.

Kedua, perlu dimulainya proses rasionalisasi politik nasional secara serius,


terkoordinasi dan terlembaga. Dewasa ini, sejak berakhirnya Orde Baru pada 1998,

8
polarisasi kekuatan politik sipil masih cenderung ke arah menguatnya ikatan-ikatan
politik yang bersifat kurang rasional serta lebih banyak mengutamakan sentimen-
sentimen keagamaan yang sempit dan simbolsimbol kedaerahan yang bersifat
ekslusif. Hal ini cenderung ini tidak mendukung kehidupan demokrasi politik secara
modern dan efektif dalam melayani kepentingan-kepentingan masyarakat sipil secara
luas. Destabilitas politik dapat mudah sekali dipicu oleh pertentangan dari berbagai
kelompok-kelompok yang seringkali kurang rasional secara politik. Pertentangan
ataupun konflik antara parpol dan organisasi masyarakat yang berorientasi pada
ikatan tradisional seringkali bertentangan dengan kepentingan nasional yang
memerlukan stabilitas politik dan petumbuhan ekonomi yang sehat. Padahal stabilitas
politik merupakan salah satu kunci dari pemulihan perekonomian dan selanjutnya
pengembangan sistem perekonomian yang promasyarakat banyak. Amandemen
terhadap perundang-undangan Pemilu dan 5 Partai Politik merupakan salah jalan
yang perlu ditempuh dalam proses rasionalisasi kehidupan politik nasional.

Ketiga, penegakan supremasi hukum, yang pada satu sisi berarti memperkuat
independensi lembaga peradilan dan membersihkan lembagalembaga penegakan
hukum dari KKN. Pada sisi lain, penegakan supremasi hukum bermakna melakukan
reformasi sistem hukum dan perundang-undangan nasional serta memperkuat
kepastian hukum bagi semua pihak yang memerlukannya. Konstitusi dan perundang-
undangan sudah harus mampu merumuskan perimbangan antara penguasaan negara
atas perekonomian dan swasta, terutama dalam hal industri-industri vital dan
strategis, atau kalau tidak dikuasai namun diregulasi secara memadai untuk
mengoptimalkan fungsi sosial. Sedangkan untuk swasta nasional dan asing, kepastian
hukum dan aturan main mesti dijalankan secara konsisten dan berkeadilan.
Konsolidasi demokrasi tanpa adanya dukungan supremasi hukum merupakan sesuatu
yang hampir mustahil dilakukan. Salah satu sasaran dari konsolidasi demokrasi dalam
jangka panjang adalah terwujudnya negara hukum (rechtsstaat). Kegagalan menarik
investasi asing serta tingginya biaya ekonomi karena korupsi, produktivitas dan

9
efisiensi yang rendah, berawal dari tidak adanya kepastian hukum, diperparah oleh
sistem hukum dan perundangundangan yang seringkali bertentangan satu sama
lainnya. Tidak adanya kepastian hukum juga mengakibatkan terjadinya tindakan-
tindakan diskriminasi dan manipulasi hukum dalam menangani kasus-kasus sengketa
ekonomi dan niaga serta kasus-kasus korupsi berskala besar maupun kecil. Hukum
harus mampu menjamin keadilan untuk semua orang yang menjadi subyek hukum
(JUSTICE FOR ALL) di wilayah NKRI, termasuk para investor asing yang
menanamkan modalnya di negeri ini.

Keempat, yang tidak kurang penting adalah diwujudkannya penyelenggaraan


negara secara transparan dan akuntabel, serta partisipasi 6 politik secara nyata dari
masyarakat terhadap perumusan-perumusan kebijakan publik. Aparatur negara
diharapkan memiliki standar kemampuan minimal yang dibutuhkan untuk
melaksanakan program-program pemerintah terpilih, bersih dari korupsi, dan efektif
dalam melaksanakan tugas profesinya, berdasarkan asas the right man on the right
place. Baik aparatur birokrasi sipil maupun militer harus dapat mempertanggung
jawabkan pekerjaannya berdasarkan prinsipprinsip good governance dan ketentuan
perundang-undangan serta hukum positif. Konsekuensi sebagai pelayan masyarakat
(public servant) adalah perlunya netralitas dalam politik. Hal ini tentu bukan berarti
para pejabat publik dan birokrasi kehilangan hak politik sebagai warganegara.
Aparatur birokrasi diharapkan memiliki dan dapat menggunakan hak suaranya secara
penuh dalam memilih wakil-wakilnya di parlemen dan memilih kepala
negara/pemerintahan. Aparatur penyelenggaraan negara diharapkan tidak merangkap
pekerjaan profesi politik dalam sistem kepartaian pada saat sedang menduduki
jabatan di birokrasi.

Kelima, yang seringkali agak diremehkan, padahal sangat menentukan


terciptanya stabilitas politik dan eksistensi demokrasi yang kuat adalah perlunya
politik luar negeri dan kerjasama internasional yang lebih terfokus pada upaya
mendukung pemulihan dan pengembangan sistem perekonomian nasional yang lebih

10
kokoh dan mandiri. Diplomasi internasional yang pro-aktif sangat diperlukan dalam
mempromosikan potensi-potensi ekonomi Indonesia di luar negeri. Kelemahan
diplomasi Indonesia selama ini sudah banyak menyebabkan kerugian dan kekalahan
dalam memperjuangkan kepentingan nasional serta banyak menyebabkan
kesengsaraan yang tidak perlu bagi warganegara Indonesia di luar negeri. Sebagai
contoh, masalah sengketa pulau di daerah perbatasan yang gagal dimenangkan serta
tragedi terusirnya ratusan ribu TKI serta perlindungan hukum yang lemah atas
pekerja Indonesia di luar negeri adalah karena lemahnya diplomasi. 7 Selain itu,
kekuatan diplomasi pada satu pihak diharapkan mampu menumbuhkan keyakinan
pada para calon investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, dan pada lain
pihak meyakinkan dunia internasional bahwa stabilitas politik Indonesia merupakan
juga jaminan terhadap stabilitas politik regional dan internasional. Oleh karena itu,
dukungan internasional pada konsolidasi demokrasi di Indonesia merupakan suatu
keharusan bagi keamanan internasional

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harapan publik terhadap stabilitas politik nasional agaknya amat
dominan dalam menentukan keputusan-keputusan ekonominya khususnya dalam
pengimplementasian desentralisasi fiskal. Maka apapun agendanya, upaya ke
arah perbaikan sistem politik hendaknya terus diarahkan pada
pengembalian kepercayaan publik atas kejelasan arah politik dalam negeri yang
kondusif dan berpihak bagi bekerjanya kembali berbagai mekanisme
perekonomian melalui aktivitas-aktivitas yang produktif. Oleh karenanya situasi
politik yang stabil dan kondusif merupakan prasyarat utama dan tiket menuju
pemulihan ekonomi secara menyeluruh dan berkelanjutan. Pada akhirnya
stabilitas politik nantinya akan koheren terhadap pelaksanaan desentralisasi
fiskaldi daerah. Tentunya hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi
penyelenggara negara dan stake holderterkait untuk membawa arus perpolitikan
tersebut sinergi dengan desentralisasi fiskal supaya bermuara pada terciptanya
good governance di daerah.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila terdapat kesalahan mohon memakluminya, karena kami adalah hamba Allah
yang tak luput dari salah khilaf, alfa dan lupa.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anugerah, B. O. Y. (2020). Urgensi Pengelolaan Pendengung (Buzzer) Melalui


Kebijakan Publik Guna Mendukung Stabilitas Politik Di Indonesia. Jurnal
Kajian Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, 8(3), 391–407.
Hastuti, P. (2018). Desentralisasi fiskal dan stabilitas politik dalam kerangka
pelaksanaan otonomi daerah di indonesia. Simposium Nasional Keuangan
Negara, 785–787.
Syawie, M. (2011). Pertumbuhan Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat. Sosio
Informa, 16(02), 125–132. ejournal.kemsos.go.id
Waluya, B. (2016). Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Berbasis
Masyarakat Untuk Mengatasi Masalah Pengangguran. Jurnal Geografi Gea,
9(1). https://doi.org/10.17509/gea.v9i1.1683

13

Anda mungkin juga menyukai