Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PROSES BELAJAR KEBUDAYAAN SENDIRI DAN PENGENALAN KEBUDAYAAN


ASING

DISUSUN OLEH :
IDWAR IMANULLAH_D1A021439
IIS MAWADAH_D1A021440
IJLAL RIFKY HAYEZI_D1A021441
ILHAM RACHMADHAN_D1A021442
ILNY IGASTIARUTAMI_D1A021444
IMAM PRIATNA_D1A021445
IMANIKA SRIMULYANDARI_D1A021446
IMAYATUL FITRI_ D1A021447
INAS MECILITA_D1A021448
INTAN SYAKIRA WAINSARAH_D1A021449

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM


UNIVERSITAS MATARAM
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul proses belajar
mengenai kebudayaan sendiri dan kebudayaan asing.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah antropologi budaya. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan atau
pengetahuan mengenai proses belajar budaya sendiri dan budaya asing.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Muh. Alfian Fallahiyan, SH.I., M.H.,
selaku dosen mata kuliah antropologi budaya yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa kami masih awam mengenai hal ini dan makalah kami masih belum
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 19 Seeptember 2021

Kelompok 5
 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1

DAFTAR ISI...................................................................................................................................2

BAB I...............................................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................3

1.3 Tujuan...............................................................................................................................3

BAB II.............................................................................................................................................4

2.1 Proses Belajar Kebudayaan Sendiri..................................................................................4

2.2 Proses Pengenalan Unsur Kebudayaan Asing..................................................................5

BAB III............................................................................................................................................7

3.1 Simpulan...........................................................................................................................7

3.2 Saran..................................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dikaruniai naluri dan akal pikiran.
Dalam perkembangannya manusia akan terus mengembangkan akal pikirannya karena
jika hanya dengan naluri, manusia tidak bisa mempertahakankan hidupnya. Hal itulah
yang membuat manusia termasuk dalam makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial,
kehidupan manusia dalam bermasyarakat tidak pernah lepas dari kebudayaan dan adat
istiadat. Salah satu ciri dari makhluk sosial adalah melakukan interaksi dengan sesama.
Karena prsoses interaksi tersebut terus berkelanjutan, maka akan mengakibatkan
munculnya suatu kebiasaan atau kebudayaan.
Kebudayaan tidak akan bisa hilang karena manusia terus berkembang. Manusia
yang terus berkembang menyebabkan kebudayaan akan terus berkembang juga. Selain
menjadi pencipta terbentuknya suatu kebudayaan, manusia juga berperan sebagai pelaku
yang melestarikan kebudayaan. Kebudayaan bisa diperoleh melalui proses belajar dari
masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Suatu kebudayaan yang terus dilestarikan
membuat budaya tersebut akan terus dipelajari oleh masyarakat secara turun temurun.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep proses belajar suatu kebudayaan itu?
2. Bagaimana proses belajar budaya sendiri?
3. Bagaimanakah proses pengenalan unsur budaya asing?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi tentang proses belajar suatu kebudayaan
2. Mengetahui bagaimana proses belajar mengenai budaya sendiri
3. Mengetahui proses dan apa itu pengenalan unsur-unsur budaya asing
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Belajar Kebudayaan Sendiri
Menurut Koentjaraningrat, terdapat tiga konsep proses belajar kebudayaan sendiri, yaitu
internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing
prosesnya, yaitu:
1. Internalisasi
Proses internalisasi merupakan proses panjang sejak seorang individu dilahirkan
sampai ia meninggal. Individu belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala perasaan
hasrat, nafsu, dan emosi yang diperlukan. 1 Manusia memiliki bakat yang sudah terkandung
dalam gennya untuk mengembangkan berbagai macam emosi atau perasaan, tetapi wujud
pengaktifannya sangat dipengaruhi oleh berbagai stimulasi yang berada di lingkungan
sekitarnya baik lingkungan sosial dan budaya.
Perasaan pertama yang diaktifkan dalam kepribadian seorang bayi ketika dilahirkan
adalah perasaan puas dan tidak puas karena lingkungan yang berbeda dengan kandungan
ibunya.
Perasaan ketidakpuasaan yang dirasakan oleh bayi yang baru lahir adalah jika ia
merasa lapar dan dingin maka pasti akan menangis. Sedangkan perasaan puas yang
dirasakan adalah ketika merasa kenyang dan hangat bayi akan tertidur dengan lelap.
Setiap hari dalam kehidupannya yang berlalu, selalu bertambah pengalaman untuk
mendapatkan perasaan baru dan belajar merasakan kegembiraan, simpati, keamanan, rasa
bersalah dan yang lain. Melalui proses internalisasi inilah yang kemudian terbentuk menjadi
bagian dari kepribadian individu.
2. Sosialisasi
Sosialisasi mencakup interaksi sosial dan tingkah laku sosial sehingga sosialisasi
merupakan mata rantai yang penting diantara sistem sosial. Dalam buku dasar-dasar
sosialisasi karya Sutaryo, sosialisasi merupakan suatu proses bagaimana orang tersebut
menentukan tanggapan serta reaksinya. Sosialisasi ditentukan oleh lingkungan sosial,
ekonomi dan kebudayaan di mana individu tersebut berada .
Selain itu sosialisasi juga ditentukan dari interaksi pengalaman-pengalaman serta
kepribadiannya. Dengan sosialisasi, manusia sebagai makhluk biologis menjadi manusia
yang berbudaya, cakap menjalankan fungsinya dengan tepat sebagai individu dan sebagai
anggota kelompok.
Berikut macam sosialisasi yang dibagi menjadi dua, yaitu :

1
Prof. Dr. Koentjaraningrat, 2015, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta, Rineka Cipta, hlm. 185
 Sosialisasi Primer menurut Peter L. Berger dan Luckmann
mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama individu semasa
kecil dengan belajar menjadi keluarga atau anggota masyarakat.
 Sosialisasi Sekunder yaitu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisai primer
menjadi anggota masyarakat (keluarga), yang memperkenalkan individu kedalam
kelompok tertentu dalam masyarakat.
Selain itu, dalam proses terjadinya sosialisasi terdapat syarat-syarat yang berlaku, yaitu:

Individu harus diberikan keterampilan yang kelak dibutuhkan untuk kehidupannya
nanti di masyarakat.
 Individu harus cakap berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan
kemampuannya seperti membaca, menulis, dan berbicara.
 Individu harus dibiasakan dengan nilai-nilai dan norma yang berada di sekitarnya.
3. Enkulturasi
Enkulturasi adalah proses sosial yang dilakukan oleh seorang individu dalam
mempelajari dan menyesuaikan pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem sosial
terkait norma, tatanan sosial dan peraturan-peraturan yang hidup dalam sifat
kebudayaannya.2
Proses enkulturasi terjadi ketika mereka bergaul dengan masyarakat dari mulai anak-
anak hingga tua. Proses enkulturasi mula-mula terjadi di dalam lingkungan keluarganya,
kemudian dari teman-teman sepermainannya. Melalui proses tersebut seseorang belajar
menghormati satu sama lain dan lambat laun akan sadar mengenai hak dan kewajiban
dirinya sendiri maupun orang lain. Dengan kata lain ia siap untuk masuk ketengah-tengah
masyarakat dan bisa berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat.
Beberapa fungsi dari enkulturasi adalah sebagai berikut :
 Memberikan pengetahuan kepada seseorang terkait dengan budaya yang dimiliki.
 Mampu memperkecil adanya berbagai jenis konflik sosial lantaran sebelumnya
didorong dengan pengetahuan yang baik.
 Menumbuhkan kecintaan terhadap dirinya sendiri serta kebiasaan yang dilakukan.

2.2 Proses Pengenalan Unsur Kebudayaan Asing


Dengan berkembangnya era globalisasi, masyarakat lokal tentunya akan mengalami
perubahan-perubahan yang dapat memengaruhi kebudayaan lokal yang mereka miliki. Ini
terjadi karena proses dari pengenalan budaya asing tidak akan luput oleh suatu kelompok
masyarakat. Tidak bisa dihindari bahwa kebudayaan asing akan sampai pada masyarakat
kita saat ini, namun tentunya masuknya kebudayaan tersebut tidak selamanya berbentuk
negatif. Berikut bentuk proses pengenalan kebudayaan asing yang terjadi dimasyarakat:

2
Prof. Dr. Koentjaraningrat, 2015, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta, Rineka Cipta, hlm. 189
1. Asimilasi
Asimilasi budaya adalah penggabungan dua kebudayaan yang menyebabkan hilangnya
karakteristik kebudayaan aslinya sehingga menimbulkan satu kebudayaan baru. Asimilasi
budaya juga bisa dikatakan sebagai bentuk-bentuk perubahan sosial. Suatu asimilasi budaya
biasanya ditandai dengan usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan antara satu individu atau
kelompok. Untuk mencapai tujuan tersebut, di dalam proses asimilasi budaya terdapat usaha
untuk mempererat kesatuan perilaku, sikap dan juga perasaan dengan cara lebih
memperhatikan tujuan dan kepentingan bersama.
Hasil dari sebuah proses asimilasi budaya adalah semakin berkurangnya batas-batas
perbedaan antara individu satu dengan individu lainnya dan juga hilangnya perbedaan antara
satu kelompok dengan kelompok lainnya. Selanjutnya hasil dari asimilasi budaya ini
menyebabkan satu individu harus menyesuaikan keinginan pribadi dengan keinginan
kelompok. Hal ini juga berlaku terhadap kelompok, dimana satu kelompok harus
menyesuaikan dengan kelompok yang lainnya.
Asimilasi budaya ini dapat terbentuk jika terdapat beberapa persayaratan atau faktor
seperti:
 Adanya dua atau lebih kelompok yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
 Adanya pergaulan atau interaksi sosial antara individu satu dengan yang lainnya
dan juga kelompok satu dengan kelompok lainnya dalam masa yang relatif lama.
 Adanya perubahan dan penyesuaian kebudayaan dari masing-masing kelompok.

2. Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul di mana suatu kelompok manusia
dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.
Kemudian kebudayaan asing itu akan lambat laun diterima dan diolah ke dalam
kebudayaannya sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan terhadap
kelompok tersebut atau kelompok itu sendiri.
Dalam hal ini terdapat perbedaan antara bagian kebudayaan yang sukar berubah dan
terpengaruhi oleh unsur-unsur kebudayaan asing, dengan bagian kebudayaan yang mudah
berubah dan terpengaruhi oleh unsur-unsur kebudayaan asing, contohnya :
 Sistem nilai-nilai budaya.
 Keyakinan keagamaan yang dianggap keramat.
 Beberapa adat yang sudah dipelajari sangat dini dalam proses sosialisasi dalam
individu warga masyarakat.
 Beberapa adat yang mempunyai fungsi yang terjaring luas dalam masyarakat.
Bentuk dari terjadinya akulturasi di masyarakat adalah apabila ditemukannya unsur
baru atau unsur baru tersebut dipinjam dari kebudayaan lain dan bahkan apabila
ditemukannya unsur-unsur kebudayaan yang ada tidak lagi cocok dengan lingkungan,
lalu ditinggalkan atau bahkan diganti dengan yang lebih baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Proses belajar kebudayan sendiri ternyata telah kita jalani dari awal kita lahir ke
dunia sebagai manusia. Berawal dari keluarga sebagai kelompok sosial pertama yang
menerima setiap individu baru hingga akhirnya secara dinamis beralih pada cakupan
kelompok sosial yang berskala lebih besar. Beberapa proses seperti Internalisasi, Sosialisasi
bahkan Enkulturasi akhirnya menjadi wadah yang tepat bagi setiap individu untuk
mempelajari kebudayaannya sendiri yang ada ditengah-tengah masyarakat.
Hingga proses masuknya kebudayaan asing membuat kita harus mengenali dan
menyaring mana dampak yang membawa sisi positif maupun negatif. Dengan mengenali
proses Asimilasi dan Akulturasi maka setiap individu mampu membedakan perbedaan apa
saja yang dapat memengaruhi kebudayaan lokal yang ada. Apakah dengan masuknya
kebudayaan asing semua kebudayaan lokal akan berubah drastismatau berkembang menjadi
sebuah budaya baru yang bernilai besar bagi lapisan sosial masyarakat. Itulah tujuan kita
semua mengapa harus mempelajari dan memahami setiap proses dan komponen yang ada
didalamnya sebagai hal yang berkaitan dengan sistem kebudayaan bangsa. Semoga dari apa
yang telah kami sampaikan melalui tugas makalah ini, teman-teman dapat mengambil
manfaat dari apa yang kami jabarkan sebelumnya.

3.2 Saran
Hendaknya kita sebagai penerus bangsa mendalami dan berusaha memahami setiap
hal yang berkaitan dengan pengetahuan mengenai warisan negara seperti kebudayaan ini.
Belajar mengetahui setiap proses yang terjadi dimasyarakat dan ikut serta dalam
mewujudkan segala hal yang berdampak positif. Tetap menjaga dan melestarikan warisan
budaya yang ada dan dengan hati-hati memilah mana dari kebudayaan asing yang tidak
dapat menghilangkan identitas kebudayaan lokal terdahulu.
DAFTAR PUSTAKA

1) https://media.neliti.com/media/publications/62927-ID-akulturasi-dan-asimilasi-
dalam-konteks-i.pdf
2) https://m.liputan6.com/hot/read/4562100/asimilasi-adalah-peleburan-sifat-asli-
pahami-faktor-penghambat-dan-pendorongnya
3) Prof. Dr. Koenjaraningrat, 2015, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta, Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai