Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

ELASTISITAS DAN APLIKASINYA, RANCANGAN SISTEM


PERPAJAKAN SERTA PENDAPATAN DAN DISKRIMINASI

Oleh Kelompok 4
Jihan Indriani (NPM. 227310501)
Syarifah Balqis Ayuni (NPM. 227310506)
Amalia Rahmadani (NPM. 227310484)
Fitria Belva Clarisa Dalvin (NPM. 227310505)
Naia Putri Malita (NPM. 227310492)

Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Ekonomi


Dosen Pengampu: La Ode Syarfan, S. E., M. Si

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN S1


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya

sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Dan harapan kami semoga

makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,

untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah

agar menjadi lebih baik lagi.

Makalah ini dibuat agar dapat memenuhi tugas “Pengantar Ilmu

Ekonomi”. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat. Karena keterbatasan

pengetahuan kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh

karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................2

1.3 Tujuan .....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Elastisitas dan Aplikasinya......................................................................3

2.2 Rancangan Sistem Perpajakan.................................................................9

2.3 Pendapatan dan Diskriminasi.................................................................17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................29

3.2 Saran ......................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................31

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi

adalah elastisitas. Pemahaman elastisitas dari permintaan dan penawaran

yakni apa yang akan terjadi terhadap permintaan dan penawaran jika ada

perubahan harga, seperti apa bentuk kurva dari masing masing elastisitas.

Secara umum, elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan

derajat kepekaan/respon dari jumlah barang yang diminta/ ditawarkan akibat

perubahan faktor yang mempengaruhinya.

Jumlah permintaan dan penawaran sangat mempengaruhi harga,

karena jika permintaan naik sedangkan penawaran tetap atau sedikit, maka

akan terjadi kelangkaan barang (jika factor-faktor lain dianggap tetap atau

cateris paribus), kelangkaan barang akan mengakibatkan naiknya harga.

Namun sebaliknya jika penawaran banyak sedangkan permintan sedikit, maka

harga akan menjadi murah.

Pajak adalah suatu pemasukan terbesar khusunya di Indonesia, karena

setiap warga indonesia memiliki kewajiban dalam membayar pajak atau

memiliki sebagai bukti penghasilan yang ia dapati selama kerja. Maka dari itu

peran pajak sangat penting untuk negara dan kemajuan negara.

Sistem perpajakan di Indonesia menganut sistem self assesment.

Dengan sistem tersebut Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung

sendiri besarnya pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak. Perhitungan

1
Pajak Penghasilan (PPh) terutang dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri dalam

SPT Tahunan Pajak Penghasilan.

Pajak Penghasilan Pasal 21 atau sering di sebut juga PPH 21

merupakan sebuah pajak penghasilan berupa gaji atau upah karyawan. PPH 21

juga pajak wajib di miliki setiap karyawan atau pekerja . biasanya sering

dimiliki oleh karyawan pabrik atau karyawan yang biaya pajaknya ditangung

oleh sebuah perusahaan.

Dari latar belakang diatas, maka makalah ini akan membahas lebih

dalam lagi tentang Elastisitas Dan Aplikasinya Serta Rancangan Sistem

Perpajakan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud elastisitas dan bagaimana aplikasi dari elastisitas

tersebut?

2. Apa yang dimaksud pajak dan bagaimana rancangan sistem perpajakan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui elastisitas dan bagaimana aplikasi dari elastisitas

tersebut

2. Untuk mengetahui pajak dan bagaimana rancangan sistem perpajakan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ELASTISITAS DAN APLIKASINYA

2.1.1 Pengertian Elastisitas

Elastisitas (elasticity ) adalah ukuran kepekaan jumlah permintaan

atau jumlah penawaran terhadap suatu determinan, yakni faktor penentu

atau faktor pengubah atau faktor yang mempengaruhi permintaan dan

penawaran. Dengan mengetahui besarnya elastisitas dapat diramalkan

perubahan yang akan terjadi di pasar, yaitu bagaimana harga dan jumlah

barang yang diperjualbelikan berubah apabila terjadi perubahan dalam

permintaan dan penawaran.

2.1.2 Elastisitas Permintaan

Besarnya reaksi konsumen terhadap perubahan harga sangat

penting bagi produsen. Tujuan nya adalah agar produsen dapat

menentukan tingkat harga yang menguntungkan. Elastisitas permintaan

adalah ukuran drajat kepekaan permintaan terhadap perubahan harga.

Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah

unit barang yang di beli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang

mempengaruhinya (ceteris paribus).

Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut

elastisitas harga (price elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang

dikaitkan dengan harga barang lain di sebut elastisitas silang (cross

3
elasticity), dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas

pendapatan (income elasticity).

Elastisitas permintaan adalah tingkat perubahan permintaan

terhadap barang/jasa, yang diakibatkan adanya perubahan harga

barang/jasa tersebut. Secara umum dapat dikemukakan bahwa :

1. Apabila permintaan agak datar bentuknya (landai), suatu pergeseran

kurva penawaran akan menimbulkan perubahan harga yang sedikit,

tetapi perubahan jumlah yang diperjualbelikan cukup besar.

2. Tapi, apabila permintaan bentuknya menurun dengan sangat curam,

suatu pergeseran pada kurva penawaran akan menimbulkan perubahan

harga yang sangat besar, tetapi perubahan jumlah yang

diperjualbelikan adalah relatif kecil.

Adapun manfaat dari pernyataan diatas kepada perusahaan dan

pemerintah yaitu, kepada perusahaan faktor tersebut dapat menjadi acuan

dalam menentukan strategi penjualannya. Dengan mengetahui seberapa

besar responsif barang terhadap harga maka perusahaan bisa menentukan

kebijakannya apakah harus menaikkan tingkat produksi atau tidak, jika

yang terjadi adalah sama seperti kasus (i) maka menaikkan atau

menambah produksi adalah langkah yang tepat karena hasil penjualannya

akan besar meski dengan perbedaan harga yang tipis, sedangkan jika

keadaannya sama dengan kasus (ii) menambah jumlah produksi hanya

akan membuat rugi karena penjualannya berkurang karena harga barang

yang mahal.

4
Koefisien Elastisitas Permintaan Harga

Ukuran yang menunjukkan seberapa banyak jumlah permintaan

atas suatu barang berubah mengikuti perubahan harga barang tersebut.

Ukuran ini dinyatakan sebagai persentase perubahan kuantitas

permintaan dibagi dengan persentase perubahan harga. Elastisitas

harga dari permintaan selalu memiliki tanda negatif, hal ini mengingat

bahwa kuantitas permintaan suatu barang selalu memiliki hubungan

negatif dengan harganya (law of demand ). Secara umum, dalam

penyebutan besaran elastisitas tanda negatifnya dihilangkan begitu saja,

sehingga yang ditampilkan adalah bilangan positif (angka atau nilai

absolut).

Elastisitas Permintaan terbagi menjadi:

1. Elastisitas Harga

Untuk barang – barang yang habis pakai dalam waktu kurang dari satu

tahun (bahan tidak tahan lama), elastisitas harga lebih besar dalam

jangka panjang dibanding jangka pendek. Ada dua penyebab :

a. Konsumen membutuhkan waktu yang mengubah kebiasaan

mereka. Misalnya, konsumen biasa minum sirup yang banyak

(lebih dari 3 gelas), sulit mengubah itu dalam jangka pendek

mengalami penurunan yang relatif sedikit di bandng dalam jangka

panjang

b. Kadang-kadang permintaan terhadap suatu barang bekaitan dengan

barang lain, yang perubahan nya baru terlihat dalam jangka

5
panjang. Misalnya, harga BBM naik, maka konsumen segera

megurangi penggunaan kendaraan, tetapi konsumen tidak dapat

mengubah jumlah stock bahan bakar kendaraan nya.

2. Elastisitas Permintaan Silang

Adalah ukuran tanggapan kuantitas suatu barang yang diminta

terhadap perubahan dalam harga barang lain. Nilai elastisitas silang

berkisar antara tak hingga yang negatif sampai yang tak terhingga

positif. Barang-barang penggenap elastisitas silangnya bernilai negatif,

artinya misalkan jika harga barang Y naik, maka jumlah permintaan

barang X menurun, begitu pula sebaliknya.

3. Elastisitas Pendapatan

Elastisitas pendapatan dalam jangka panjang bagi barang nondurabel

lebih besar dibanding jangka pendek. Sebaliknya bahan durabel,

elastisitas pendapatan dalam jangka pendek lebih besar daripada

jangka panjang.

Faktor Penentu Elastisitas Permintaan

1. Jumlah barang subtitusi yang tersedia di pasar. Suatu barang yang

memiliki barang substitusi yang banyak akan memiliki permintaan

yang elastis. Jika P naik, maka permintaan menurun dengan % yang

lebih besar, karena konsumen akan membeli barang substitusi dan

sebaliknya. Suatu barang yang tidak memiliki barang substitusi

(sedikit) akan memiliki permintaan yang tidak elastis. Perubahan harga

tidak membawa dampak terhadap penurunan/kenaikan permintaan

6
barang, karena pasar tidak menyediakan barang substitusi bagi

konsumen.

2. Potensi pendapatan yang dibelanjakan Semakin besar bagian

pendapatan yang digunakan untuk membeli suatu barang, maka

semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.

3. Jangka waktu analisis permintaan. Analisis permintaan terhadap suatu

barang dalam jangka waktu yang relatif lama menjadikan permintaan

terhadap barang tersebut bersifat elatis, karena pasar mengalami

perubahan dalam waktu yang relatif lama. Analisis permintaan

terhadap suatu barang dalam jangka waktu yang relatif singkat

menjadikan permintaan terhadap barang tersebut bersifat tidak elatis,

karena pasar sulit mengalami perubahan dalam waktu yang relatif

pendek.

2.1.3 Elastisitas Penawaran

Sebelumnya, telah diterangkan mengenai bahwa perubahan harga

akan merrubah jumlah penawaran. Oleh sebab itu, konsep elastitisitas juga

dapat digunakan untuk menerangkan perubahan penawaran, jika elastisitas

pemintaan digunakan untuk mengukur responsif permintaan yang

ditimbulkan oleh perubahan harga, maka elastisitas penawaran mengukur

responsif penawaran sebagai akibat perubahan harga.

Elastisitas Penawaran (Es) adalah analogi logika yang sama dengan

elastisits permintaan. Angka yang menujukkan berapa persen jumlah

barang yang ditawarkan berubah, bila harga barang berubah satu persen.

7
Dapat dikaitkan dengan faktor-faktor lain yang dianggap

mempengaruhinya, ex: tangkai bunga, tingkat upah, harga bahan baku dan

harga bahan.

Faktor-Faktor yang Menentukan Elastisitas Penawaran

1. Jenis Produk

Kurva penawaran produk pertanian umumnya inelastis, sebab

produsen tidak mampu memberikan respons yang cepat terhadap

perubahan harga.

2. Sifat Perubahan Biaya Produksi

Penawaran akan bersifat inelastis bila kenaikan penawaran hanya dapat

dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Bil

penawaran dapat di tamabah dengan pengeuaran yan tidak terlalu

tinggi, penawaran akan bersifat elastis. Apakah biaya produksi akan

meningkat dengan akan meningkat dengan cepatatau lamabat apabila

produksi ditambah, tergantung pada beberapa faktor, antara lain:

a. Tingkat kapasitas perusahaan. Apabila kapasitasnya telah

mencapai tingkat yang tinggi, investasi baru harus dilakukan untuk

menambah produksi. Dalam keadaan ini kurva penawaran akan

menjadi inelastis

b. Kemudahan memperoleh faktor-faktor produksi. Penawaran akan

menjadi inelastis apabila faktor-faktor produksi yng di perlkan

untuk menaikkan produksi sulit di peroleh.

3. Jangka Waktu

8
Jangka waktu juga dapat mempengaruhi besarnya elastisitas

penawaran. Jika waktu nya satu tahun atau kuran, kita berbicara

tentang elastisitas jangka pendek. Bila lebih dari satu tahun, kita

berbicara elastisitas jangka panjang.

2.2 RANCANGAN SISTEM PERPAJAKAN

2.2.1 Pengertian Pajak

Pengertian pajak menurut Soeparman Soemahamidjaja “Pajak

merupakan iuran wajib yang dipungut berdasarkan norma-norma hukum”.

(Suparnyo, 2012). Menurut Rochmat Soemitrodalam yang dikemukakan

oleh (Ernawati, 2019) Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas Negara

berdasarkan Undang-undang yang dapat dipaksakan tanpa mendapat jasa

timbal.

Sistem perpajakan suatu negara terdiri dari 3 (tiga) unsur, yakni tax

law, tax policy, dan tax administration. Ketiga unsurtersebut saling

menunjang satu sama lain, tak bisa dipisahkan. Ketiga unsur tersebut harus

sama kuat dan sama stabil sehingga dapat menopang sistem perpajakan.

Apabila salah satu unsur lemah, maka sistem perpajakan tidak stabil dan

akan dapat mengarah pada keruntuhan. Ketiga unsur tersebut juga

bergantung satu sama lain untuk bergantung satu sama lain untuk

mencapai suatu sistem perpajakan yang stabil.

Sistem perpajakan dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau

satu kesatuan yang terdiri dari unsur tax law, tax policy, dan tax

administration, yang saling berhubungan satu sama lain, bekerja sama

9
secara harmonis untuk mencapai tujuan atau target perolehan penerimaan

pajak bagi negara secara optimal. Kualitas administrasi merupakan faktor

yang sama pentingnya dengan kualitas hukum pajak dan kualitas

kebijakan perpajakan.

1. Tax Law

Dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan pengertian hukum

pajak adalah keseluruhan peraturan yang mengatur hubungan hukum

antara pemerintah sebagai pemungut pajak dengan rakyat sebagai

wajib pajak. Hukum pajak merupakan landasan kerja bagi pemerintah

mempunyai peranan yang sangat dominan dan penting, sebab inti

hakikat hukum administrasi negara menurut Sjachran Basah adalah

dimungkinkan administrasi negara (pemerintah) untuk menjalankan

fungsinya dan melindungi warga (termasuk wajib pajak) terhadap

sikap tindak administrasi negara (dalam arti mengatur kehidupan

warganya dalam mengeluarkan ketetapan-ketetapan yang

menimbulkan akibat hukum bagi objek yang diaturnya) serta

melindungi pemerintah itu sendiri.

2. Tax Policy

Pengertian kebijakan negara yang dikemukakan oleh Harol D.

Lasswell dan Abraham Kaplan, memberi pengertian kebijakan negara

sebagai a projected program of goals, values and practices, suatu

program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktik-praktik yang terarah

(Marsuni, 2006).

10
3. Tax Administration

Menurut A. Dunsire, administrasi diartikan sebagai arahan,

pemerintahan, kegiatan, implementasi, mengarahkan, penciptaan

prinsip-prinsip implementasi kebijakan, kegiatan melakukan analisis,

menyeimbangkan dan mempresentasikan keputusan, pertimbangan-

pertimbangan kebijakan, sebagai pekerjaan individual dan kelompok

dalam menghasilkan barang dan jasa publik, dan sebagai arena bidang

kerja akademik dan teoretis. Selanjutnya, administrasi merupakan

suatu proses dinamis dan berkelanjutan yang digerakkan dalam rangka

mencapai tujuan dengan cara memanfaatkan orang dan material

melalui koordinasi dan kerja sama. Definisi tersebut di atas

menunjukkan beberapa batasan istilah administrasi bukan hanya

sebatas kegiatan ketatausahaan yang berkaitan dengan pekerjaan

mengatur berkas, membuat laporan administratif, dan sebagainya.

Menurut Sophar Lumbantoruan (1997), administrasi perpajakan (tax

administration) adalah cara-cara atau prosedur pengenaan dan

pemungutan pajak. Administrasi pajak dalam arti sebagai prosedur

meliputi tahapan-tahapan antara lain pendaftaran wajib pajak,

penetapan pajak, dan penagihan pajak. Tahapan-tahapan yang tidak

solid dapat merupakan sumber kecurangan (tax evasion). Laporan

Bank Dunia menyatakan bahwa: "Poor tax administration undermines

the effectiveness of the desired tax structure and raises distortion. A

poor designed tax structure makes administration more difficult".

11
2.2.2 Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan Pasal 21 menurut Rahman yang dikemukakan

oleh (Susan, 2008) merupakan iuran pajak penghasilan yang dilakukan

oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri berupa gaji, upah, honorium,

tunjangan, dan pembayaran lain. Pajak Penghasilan menurut Pasal 1 UU

No 36 Tahun 2008 yang dikemukakan oleh (Sahilatua & Noviari, 2013)

Pajak Penghasilan merupakan pajak yang dikenakan terhadap Subjek

Pajak atas penghasilan yang diterima dan diperolehnya dalam tahun pajak.

Objek Pajak Penghasilan

Pasal 3 huruf (f) dalam PER-32/PJ/2015 terdapat beberapa objek pajak

yang termuat di dalamnya, tetapi kami sebagai penulis hanya berfokus

pada objek pajak peserta kegiatan.

2.2.3 Kebijakan Perpajakan

Kebijakan perpajakan dirumuskan oleh Lauddin Marsuni, sebagai

berikut:

1. Suatu pilihan atau keputusan yang diambil oleh pemerintah dalam

rangka menunjang penerimaan negara dan menciptakan kondisi

ekonomi yang kondusif.

2. Suatu tindakan pemerintahan dalam rangka memungut pajak, guna

memenuhi kebutuhan dana untuk keperluan negara.

3. Suatu keputusan yang diambil pemerintah dalam rangka meningkatkan

penerimaan negara dari sektor pajak untuk digunakan menyelesaikan

kebutuhan dana bagi negara.

12
Kebijakan perpajakan dalam rangka menunjang penerimaan negara

ditempuh dalam bentuk:

1. Perluasan dan peningkatan wajib pajak,

2. Perluasan objek pajak,

3. Penyempurnaan tarif pajak,

4. Penyempurnaan administrasi perpajakan.

Kebijakan perpajakan adalah bagian yang tidak dapat dilepaskan

dari kebijakan ekonomi atau kebijakan pendapatan negara (fiscal policy).

Kebijakan perpajakan merupakan suatu cara atau alat pemerintah di

bidang perpajakan yang memiliki suatu sasaran tertentu atau untuk

mencapai suatu tujuan tertentu di bidang sosial dan ekonomi. Kebijakan

perpajakan bisa menunjang perkembangan ekonomi dan sosial suatu

negara.

2.2.4 Sistem Pemungutan Pajak

Ada beberapa cara untuk memungut pajak yang disebut pajak yang

disebut sebagai stelsel atau sistem, yang dalam hal ini dibedakan

berdasarkan beberapa cara, sebagai berikut:

1. Menurut Waktu Pemungutan

Menurut waktu pemungutannya, pajak dapat dibedakan menjadi dua,

Pertama, voorheffing yaitu pemungutan pajak yang dilakukan pada

awal tahun pajak. Kedua, naheffing yaitu pemungutan pajak yang

dilakukan pada akhir tahun pajak.

Tahun Pajak

13
Tahun pajak sama dengan tahun takwim, misalnya 1 Januari 2000 - 31

Desember 2000). Tahun pajak bisa juga sama dengan tahun buku,

misalnya 1 April 2000 - 31 Maret 2001). Contohnya sebagai berikut:

a. Tanggal 1 Januari 2000 - 31 Desember 2000 merupakan tahun

pajak tahun 2000. Jika pemungutannya dilakukan dengan cara

voorheffing maka pajak dipungut mulai tanggal 1 Januari 2000,

sedangkan jika pemugutannya dilakukan dengan cara naheffing

maka pajak dipungut mulai tanggal 1 Januari 2001.

b. Tanggal 1 April 2000 - 31 Maret 20001 merupakan tahun pajak

tahun 2000. Jika pemungutannya dilakukan dengan voorheffing

maka pajak dipungut mulai tanggal 1 April 2000, sedangkan jika

pemungutannya dilakukan dengan naheffing maka pajak dipungut

mulai tanggal 1 April 2001.

2. Menurut Dasar Penetapan Pajak

Menurut dasar penetapan pajaknya, dikenal 3 (tiga) stelsel/sistem

sebagai berikut.

a. Stelsel/Sistem Fiktif (Anggapan)

Dalam sistem fiktif ini, pemungutan pajak didasarkan pada suatu

fiksi hukum atau anggapan tertentu, karena itu dalam sistem ini

memakai cara pemungutan pajak voorheffing. Sistem ini

sebenarnya kurang sesuai dengan keadaan sesungguhnya,

walaupun dasarnya adalah anggapan, namun anggapan ini tidak

serta merta ngawur dan sembarangan. Oleh karena itu, dasar yang

14
dipergunakan sebagai pegangan adalah keadaan yang mendekati

sebenarnya, yaitu dengan memakai cara menganggap bahwa

penghasilan yang diterima seseorang wajib pajak sama besarnya

untuk setiap tahun pajak. Dengan demikian, begitu tahun pajak

sudah berakhir dan dapat diketahui besarnya penghasilan wajib

pajak yang bersangkutan, maka sudah dapat ditentukan pajak untuk

tahun berikutnya. Misalnya gaji, upah honorarium tetap, pensiun,

bunga, hasil sewa (tanah dan bangunan) dan sebagainya, dianggap

sama besar dengan 12 kali sumber tetap.

b. Stelsel/Sistem Riil (Nyata)

Dalam sistem riil/nyata ini pemungutan pajak dinyatakan atas

keadaan atau penghasilan yang nyata, yaitu penghasilan yang

diterima/diperoleh sebenarnya dalam tahun pajak yang

bersangkutan. Dengan demikian, penghasilan ini baru mungkin

diketahui pada akhir tahun sehingga pajaknya baru dipungut

setelah berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan. Hal itu berarti

pemungutan pajaknya dilakukan dengan cara naheffing

(pemungutan di belakang). Kebaikan sistem ini adalah pajak yang

dipungut pada wajib pajak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya

sehingga nilai keadilannya cukup tinggi, sedangkan kelemahannya

adalah pajak baru dapat dipungut setelah tahun pajak yang

bersangkutan berakhir sehingga uang yang masuk ke kas negara

harus menunggu berakhirnya tahun pajak.

15
c. Stelsel/Sistem Campuran

Sistem campuran ini pada dasarnya merupakan kombinasi antara

sistem anggapan dan sistem nyata, sekaligus merupakan upaya

untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan dari kedua sistem

tersebut. Dalam sistem campuran ini, pada awal tahun besarnya

utang pajak yang dikenakan pada wajib pajak dihitung berdasarkan

sistem anggapan sehingga pada awalnya tahun itu sudah dapat

dikenakan surat ketetapan pajak fiktif. Setelah tahun pajak

berakhir, utang pajak dikoreksi dan disesuaikan dengan keadaan

yang sebenarnya dengan memakai sistem nyata, pada saat itulah

dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak final. Jika besarnya pajak

menurut kenyataan lebih besar daripada pajak menurut anggapan,

maka wajib pajak harus menambah, begitu juga sebaliknya, jika

lebih kecil kelebihannya dapat diminta kembali. Sistem tersebut

diterapkan dalam Pajak Penghasilan.

3. Menurut yang Menetapkan Pajaknya

Menurut yang menetapkan pajaknya, maka sistem pemungutan pajak

dibagi manjadi 3 (tiga), yaitu official assessment system, self

assessment system, dan with holding system.

a. Official Assessment System

Official assessment system adalah suatu sistem pemungutan pajak

yang memberikan wewenang kepada pemerintah (fiscus) untuk

menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

16
b. Self Assessment System

Self assessment system adalah suatu sistem pemungutan pajak

yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan

sendiri besarnya pajak yang terutang.

c. With Holding System

With holding sytem adalah suatu pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiscus dan bukan wajib

pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang

terutang oleh wajib pajak.

2.3 PENDAPATAN DAN DISKRIMINASI

2.3.1 Pengertian Pendapatan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja

(usaha atau sebagainya). Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen

adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain

dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba.

Pendapatan seseorang juga dapat didefinisikan sebagai banyaknya

penerimaan yang dinilai dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan

seseorang atau suatu bangsa dalam periode tertentu. Reksoprayitno

mendefinisikan: “Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total

penerimaan yang diperoleh pada periode tertentu”. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pendapatan adalah sebagai jumlah penghasilan yang

diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu

sebagai balas jasa atau faktor-faktor produksi yang telah disumbangkan.

17
Pendapatan masyarakat adalah penerimaan dari gaji atau balas jasa

dari hasil usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah tangga

dalam satu bulan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sedangkan pendapatan dari usaha sampingan adalah pendapatan tambahan

yang merupakan penerimaaan lain dari luar aktifitas pokok atau pekerjaan

pokok. Pendapatan sampingan yang diperoleh secara langsung dapat

digunakan untuk menunjang atau menambah pendapatan pokok.

Soekartawi menjelaskan pendapatan akan mempengaruhi

banyaknya barang yang dikonsumsikan, bahwa sering kali dijumpai

dengan bertambahnya pendapatan, maka barang yang dikonsumsi bukan

saja bertambah, tapi juga kualitas barang tersebut ikut menjadi perhatian.

Misalnya sebelum adanya penambahan pendapatan beras yang

dikonsumsikan adalah kualitas yang kurang baik, akan tetapi setelah

adanya penambahan pendapatan maka konsumsi beras menjadi kualitas

yang lebih baik.

Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya

suatu daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat dikatakan

bahwa kemajuan dan kesejahteraan tersebut akan rendah pula. Kelebihan

dari konsumsi maka akan disimpan pada bank yang tujuannya adalah

untuk berjaga-jaga apabila baik kemajuan dibidang pendidikan, produksi

dan sebagainya juga mempengaruhi tingkat tabungan masyarakat.

Demikian pula hanya bila pendapatan masyarakat suatu daerah relatif

18
tinggi, maka tingkat kesejahteraan dan kemajuan daerah tersebut tinggi

pula.

Tinggi rendahnya pengeluaran sangat tergantung kepada

kemampuan keluarga dalam mengelola penerimaan atau pendapatannya.

Selain itu pengalaman berusaha juga mempengaruhi pendapatan. Semakin

baiknya pengalaman berusaha seseorang maka semakin berpeluang dalam

meningkatkan pendapatan. Karena seseorang atau kelompok memiliki

kelebihan keterampilan dalam meningkatkan aktifitas sehingga pendapatan

turut meningkat. Usaha meningkatkan pendapatan masyarakat dapat

dilakukan dengan pemberantasan kemiskinan yaitu membina kelompok

masyarakat dapat dikembangkan dengan pemenuhan modal kerja,

ketepatan dalam penggunaan modal kerja diharapkan dapat memberikan

kontribusi terhadap pengembangan usaha sesuai dengan yang diharapkan

sehingga upaya peningkatan pendapatan masyarakat dapat terwujud

dengan optimal.

Seperti halnya yang dikemukakan oleh Toweulu bahwa “Untuk

memperbesar pendapatan, seseorang anggota keluarga dapat mencari

pendapatan dari sumber lain atau membantu pekerjaan kepala keluarga

sehingga pendapatannya bertambah”.

2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

Menurut Sammuelsson dan Nordhaus, ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pendapatan:

1. Lama Usaha

19
Dengan meningkatkan tingkat pengalaman, keterampilan dan keahlian,

seseorang perlu mengembangkan bidang suatu perusahaan dalam

jangka waktu tertentu. Berbagai keterampilan seseorang meluas ke

fisik (kekuatan), mental (kecerdasan, perangkap), dan sifat-sifat yang

dapat menentukan sejauh mana produktivitas sepadan dengan

pendapatan.

2. Intensitas/ Jam Kerja

Dalam dunia kerja, kekuatan dan jam kerja orang sangat beragam.

Orang yang cenderung bekerja keras memaksimalkan waktu mereka di

tempat kerja dan mengurangi waktu henti. Berbeda dengan mereka

yang bekerja dengan keahliannya, mereka cenderung bekerja sesuai

dengan kemampuannya dan dapat membagi waktu antara bekerja dan

istirahat.

3. Perbedaan jenis pekerjaan (okupasi)

Beberapa profesi yang membutuhkan banyak pengalaman dan risiko

menerima imbalan yang lebih besar daripada profesi yang

membutuhkan sedikit spesialisasi.

4. Perbedaan pendidikan

Modal manusia merupakan investasi waktu dan uang untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan

pelatihan. Berinvestasi untuk meningkatkan keterampilan tidak hanya

bermanfaat bagi individu tetapi juga masyarakat. Pendidikan

sebenarnya menghasilkan imbalan (penghasilan) yang proporsional.

20
5. Faktor lainnya

Faktor lain yang mempengaruhi pendapatan adalah diskriminasi.

Dalam diskriminasi dan pengucilan suatu profesi tertentu, mereka

berperan dalam menentukan besarnya pendapatan yang diperoleh.

2.3.3 Beberapa Faktor yang Menentukan Keseimbangan Upah

Para pekerja berbeda dalam banyak hal. Pekerjaan juga memiliki

karakteristik yang berbeda-beda, baik dari upah yang dibayarkan maupun

atribut moneter mereka. Karakteristik pekerja dan pekerjaan memengaruhi

penawaran tenaga kerja, permintaan tenaga kerja, dan keseimbangan upah.

1. Perbedaan yang menyeimbangkan

Penawaran tenaga kerja untuk pekerjaan-pekerjaan yang mudah,

menyenangkan dan aman lebih banyak dibandingkan dengan

penawaran kerja untuk pekerjaan yang sulit, membosankan, dan

berbahaya. Akibatnya, pekerjaan-pekerjaan yang “baik” akan

cenderung memiliki keseimbangan upah yang lebih rendah

dibandingkan dengan pekerjaan-pekerjaan “buruk”. Para ekonom

menggunakan istilah perbedaan yang menyeimbangkan (compensating

differential) untuk mengacu pada perbedaan upah yang muncul dari

ciri-ciri yang tidak berhubungan dengan uang (nonmoneter), dari

perbedaan yang berbeda. Perbedaan yang menyeimbangkan umum

terjadi dalam dunia ekonomi. contohnya adalah sebagai berikut :

a. Para penambang batu bara dibayar lebih tinggi dibandingkan

dengan pekerjaan lainnya dengan tingkat pendidikan yang sama.

21
Upah mereka yang tinggi memberikan kompensasi bagi mereka

untuk pekerjaan tambang batu bara yang kotor dan berbahaya, juga

masalah kesehatan jangka panjang yang sering dialami oleh para

pekerja tambang batu bara.

b. Para pekerja yang bekerja pada malam hari di pabrik dibayar lebih

besar dibandingkan dengan mereka yang bekerja di pabrik tersebut

pada siang hari. Upah yang lebih tinggi memberikan kompensasi

bagi mereka untuk bekerja pada malam hari dan tidur pada siang

hari, gaya hidup yang tidak diinginkan oleh kebanyakan orang.

2. Modal manusia

Modal manusia (human capital) adalah akumulasi investasi yang

melekat pada diri para pekerja. Jenis modal manusia yang paling

penting adalah pendidikan. Seperti seluruh bentuk modal, pendidikan

mewakili pengeluaran suatu sumber daya pada satu titik dalam satu

waktu untuk meningkatkan produktivitas pada masa yang akan datang.

Namun demikian, tidak seperti investasi dalam bentuk modal lainnya,

investasi dalam pendidikan terikat pada orang tertentu dan hubungan

inilah yang menjadikannya modal manusia. Tidak mengejutkan, para

pekerja dengan lebih banyak modal manusia di atas rata-rata

memperoleh lebih banyak pemasukan dibandingkan dengan para

pekerja yang hanya memiliki sedikit modal manusianya.

3. Kemampuan, upaya, dan kesempatan

22
Seberapa pentingkah faktor kemampuan, upaya, dan kesempatan d

alam menentukan upah? Sulit untuk dikatakan, karena faktor

kemampuan, upaya, dan kesempatan sulit diukur. Namun, bukti tidak

langsung menyatakan bahwa faktor-faktor tersebut sangat penting.

4. Suatu pandangan alternatif terhadap pendidikan : pemberian sinyal

Menurut pandangan teori modal manusia, pendidikan membuat para

pekerja bekerja lebih produktif. Menurut pandangan teori pemberian

sinyal, pendidikan dikorelasikan dengan kemampuan alami. Namun,

kedua pandangan tersebut secara radikal memiliki perbedaan prediksi

pada akibat kebijakannya yang mengarah pada peningkatan perolehan

pendidikan. Menurut pandangan modal manusia, peningkatan tingkat

pendidikan para pekerja akan menaikkan produktivitas para pekerja

begitu pula upahnya. Menurut pandangan pemberian sinyal,

pendidikan tidak meningkatkan produktivitas pekerja sehingga

kenaikkan tingkat pendidikan para pekerja tidak akan mempengaruhi

upah mereka.

5. Fenomena bintang

Bintang yang muncul di pasaran memiliki dua karakteristik sebagai

berikut :

a. Setiap konsumen ingin menikmati barang yang diberikan oleh

produsen terbaik.

23
b. Barang tersebut diproduksi dengan teknologi yang memungkinkan

produsen terbaik untuk memenuhi keinginan setiap konsumennya

dengan biaya yang rendah.

6. Upah di atas keseimbangan: peraturan upah minimum, serikat pekerja,

dan upah efisiensi

Upah diatas keseimbangan, entah diakibatikan oleh hukum upah

minimum, serikat pekerja, entah upah efisiensi, memiliki efek yang

sama pada pasar tenaga kerja. Secara khusus, mendorong upah berada

di atas tingkat keseimbangan meningkatkan kuantitas tenaga kerja

yang ditawarkan dan mengurangi jumlah permintaan tenaga kerja.

Hasilnya adalah kelebihan pegawai atau pengangguran.

2.3.4 Pengertian Diskriminasi

Diskriminasi adalah tindakan, sikap, atau perilaku yang dilakukan

oleh seseorang atau satu golongan untuk menyudutkan golongan lain.

Biasanya diskriminasi dilakukan oleh satu golongan dengan populasi lebih

besar ke golongan lain yang populasinya jauh lebih sedikit atau yang biasa

kita sebut dengan istilah minoritas.

Istilah diskriminasi berasal dari bahasa Inggris, discrimination

yang digunakan pertama kali pada abad ke-17. Akar kata diskriminasi

berasal dari bahasa latin yaitu discriminant. Serapan kata ini menjelaskan

tentang pelaku yang menyudutkan korban minoritas, dengan perlakuan

yang berbeda.

24
Perilaku, sikap, dan tindakan menyudutkan ini sendiri dipicu oleh

perbedaan besar di antara dua golongan tersebut. Entah perbedaan suku,

budaya, warna kulit, status sosial hingga agama. Diskriminasi yang

dibiarkan begitu saja bisa menyebabkan terjadinya suatu konflik.

Diskriminasi paling sering terjadi di negara-negara homogen, di

mana mayoritas penduduknya berasal dari ras yang sama dengan

kebiasaan hidup yang sama persis satu sama lain. Maka dari itu, dengan

banyaknya persamaan, sehingga tidak jarang membuat penduduk negara

homogen merasa lebih superior dari penduduk negara lainnya.

Mereka merasa bahwa derajatnya jauh lebih tinggi ketimbang

orang-orang yang berbeda dengannya. Akibat pola pikir ini, ketika ada

orang asing dengan warna kulit yang berbeda berkunjung, mereka akan

diperlakukan dengan cara yang berbeda dari orang lokal.

Perilaku diskriminasi ini sendiri bisa terjadi di mana-mana

terutama di fasilitas umum, seperti pasar swalayan, restoran, bus, alat

transportasi, dan sebagainya. Selain itu, yang namanya fasilitas umum,

biasanya selalu dipenuhi oleh banyak orang.

Di Indonesia sendiri, pengertian diskriminasi sudah dijelaskan

dalam Undang-Undang No 39 Tahun 1999 mengenai Hak Asasi Manusia.

Dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa diskriminasi adalah

setiap pembatasan atau pengucilan yang didasarkan pada agama, suku, ras,

etnik, status sosial, golongan, kelompok, jenis kelamin, keyakinan politik,

status ekonomi, dan bahasa. Jika dibiarkan, diskriminasi ini dapat

25
berakibat pada berkurangnya populasi sebuah kelompok, bahkan tidak

diakuinya sebuah kelompok atau etnis dalam sebuah negara.

2.3.5 Penyebab Diskriminasi

Penyebab diskriminasi adalah prasangka berdasarkan konsep

identitas, dan kebutuhan untuk mengidentifikasi diri dengan kelompok

tertentu. Hal ini dapat menimbulkan perpecahan, kebencian bahkan

dehumanisasi pada orang lain karena memiliki identitas yang berbeda.

Prasangka muncul karena agresi. Suatu kelompok akan melakukan

agresi jika usahanya utnuk memeroleh kekuasaan terhalang. Tindakan

diskriminasi dapat berkembang menjadi sumber penindasan.

Selain itu, diskriminasi merupakan sikap yang berkembang karena

adanya stereotip yang berkembang pada masyarakat. Stereotip adalah citra

kaku tentang kelompok ras atau budaya lain tanpa memperhatikan

kebenaran citra tersebut.

Stereotip yang tidak benar harus dihindari dan dijauhkan dari

masyarakat agar tidak terjadi diskriminasi dan penindasan terhadap suatu

golongan.

2.3.6 Kajian Ekonomi Diskriminasi

Sumber perbedaan upah lainnya adalah diskriminasi. Diskriminasi

(discrimination) muncul ketika pasar menawarkan kesempatan berbeda

pada individu yang sama yang berbeda ras, kelompok etnis, jenis kelamin,

usia, atau karakteristik pribadi lainnya. Diskriminasi merefleksikan

anggapan sebagian masyarakat terhadap kelompok masyarakat tertentu.

26
1. Mengukur diskriminasi pasar tenaga kerja

Penelitian perbedaan upah di antara kelompok-kelompok tertentu tidak

membuat kesimpulan yang jelas mengenai meratanya diskriminasi

dalam pasar tenaga kerja. Kebanyakan pakar ekonomi percaya bahwa

beberapa perbedaan upah yang terobservasi disebabkan oleh

diskriminasi, namun tidak ada konsensus berapa banyak. Satu-satunya

kesimpulan mengenai para pakar ekonomi mana yang ada dalam

konsensus adalah yang negatif: karena sebagian perbedaan rata-rata

upah diantara kelompok kerja mencerminkan perbedaan dalam modal

manusia dan karakteristik pekerjaan, mereka dengan sendirinya tidak

menjelaskan apa pun mengenai berapa banyak diskriminasi yang ada

di pasar tenaga kerja.

2. Diskriminasi oleh pemberi kerja

Pemilik bisnis yang hanya peduli pada keuntungan berada pada posisi

beruntung ketika bersaing dengan mereka yang memedulikan

diskriminasi. Akibatnya, perusahaan-perusahaan yang tidak

diskriminatif cenderung perusahaan yang diskriminatif. Dengan cara

ini, pasar-pasar kompetitif memiliki penawar alami untuk pengguna

jasa pekerja yang diskriminatif.

3. Diskriminasi oleh pelanggan dan pemerintah

Pasar kompetitif memiliki penetralisasi alamiah untuk diskriminasi

yang dibuat oleh perusahaan. Masuknya perusahaan dalam pasar yang

hanya memedulikan keuntungan cenderung menghilangkan

27
diskriminasi perbedaan upah. Perbedaan upah ini muncul dalam pasar

kompetitif hanya ketika para konsumen rela membayar lebih tinggi

guna mempertahankan praktik diskriminasi atau ketika pemerintah

mewajibkannya.

2.3.7 Jenis Diskriminasi

Berdasarkan jenis, ada 4 diskriminasi yang kasusnya ditemukan

dalam kehidupan sehari-hari. Berikut penjelasan tentang jenis

diskriminasi:

1. Jenis kelamin

Terdapat perbedaan sikap yang membedakan sesama manusia,

berdasarkan perbedaan jenis kelamin. Misal perbedaan antara

perempuan dan laki-laki dalam bidang pekerjaan.

2. Ras

Beberapa negara dan daerah, terdapat diskriminasi ras atau rasisme.

Diskriminasi ras terjadi karena suatu ras tertentu merasa lebih unggul,

superior, dan lebih hebat sampai mengatur ras lainnya.

3. Rasial

Diskriminasi rasial terjadi pada kelompok masyarakat tertentu, karena

adanya perbedaan warna kulit.

4. Diskriminasi Sosial

Terjadi perlakuan berbeda terhadap sesama manusia berdasarkan

kedudukan sosial.

28
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Elastisitas permintaan dan penawaran merupakan ukuran yang

menunjukkan sampai dimana kuantitas yang diminta atau ditawarkan akan

mengalami perubahan sebagai akibat dari suatu perubahan harga. Elastisitas

permintaan dapat dibedakan kepada tiga konsep berikut : elastisitas

permintaan harga, elastisitas permintaan silang, dan elastisitas permintaan

pendapatan. Elastisitas permintaan harga menunjukkan sampai dimana

kuantitas akan mengalami perubahan apabila harga berubah. Elastisitas

29
permintaan silang mengukur sampai dimana kuantitas akan berubah apabila

harga barang lain mengalami perubahan. Faktor yang menentukan elastisitas

permintaan dan penawaran adalah : jumlah barang substitusi, potensi

pendapatan, daya tahan produk, kapasitas produksi industri dan jangka waktu

analisis.

Menurut Rochmat Soemitrodalam yang dikemukakan oleh (Ernawati,

2019) Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-

undang yang dapat dipaksakan tanpa mendapat jasa timbal. Sistem perpajakan

suatu negara terdiri dari 3 (tiga) unsur, yakni tax law, tax policy, dan tax

administration. Ketiga unsurtersebut saling menunjang satu sama lain, tak bisa

dipisahkan. Ketiga unsur tersebut harus sama kuat dan sama stabil sehingga

dapat menopang sistem perpajakan. Apabila salah satu unsur lemah, maka

sistem perpajakan tidak stabil dan akan dapat mengarah pada keruntuhan.

Ketiga unsur tersebut juga bergantung satu sama lain untuk bergantung satu

sama lain untuk mencapai suatu sistem perpajakan yang stabil.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja

(usaha atau sebagainya). Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen

adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain

dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba.

Diskriminasi adalah tindakan, sikap, atau perilaku yang dilakukan oleh

seseorang atau satu golongan untuk menyudutkan golongan lain. Biasanya

diskriminasi dilakukan oleh satu golongan dengan populasi lebih besar ke

30
golongan lain yang populasinya jauh lebih sedikit atau yang biasa kita sebut

dengan istilah minoritas.

Penyebab diskriminasi adalah prasangka berdasarkan konsep identitas,

dan kebutuhan untuk mengidentifikasi diri dengan kelompok tertentu. Hal ini

dapat menimbulkan perpecahan, kebencian bahkan dehumanisasi pada orang

lain karena memiliki identitas yang berbeda.

3.2 Saran

Kami berharap dengan adanya makalah ini mahasiswa dapat

mengetahui lebih banyak lagi tentang “ELASTISITAS DAN APLIKASINYA,

RANCANGAN SISTEM PERPAJAKAN SERTA PENDAPATAN DAN

DISKRIMINASI”. Semoga makalah ini bermanfaat dan memudahkan kita

dalam mempelajari semua hal terkait materi pembahasan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Nurfadilla Nur. (2021). Elastisitas Permintaan Dan Penawaran. Program

Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Univeristas

Islam Negeri Alauddin Makassar

Rahmadani, R., Safirah, A., & Faza, R. (2021). Analisa Dan Perancangan Sistem

Informasi Perpajakan Perhitungan Pajak Penghasilan (PPH 21) Bagi

Peserta Kegiatan Di Kecamatan Cimahi Utara. Fair Value: Jurnal Ilmiah

Akuntansi dan Keuangan, 4(5), 1667-1679.

31
Gregory, N. Mankiw, Euston Quah, dan Peter Wilson. 2014. Pengantar Ekonomi

Mikro. Jakarta: Salemba Empat.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hlm. 185

BN. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), hlm.

230

Reksoprayitno, Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi, (Jakarta: Bina Grafika,

2004), hlm. 79

Soekartawi, Faktor-faktor Produksi, (Jakarta: Salemba Empat, 2002), hlm. 132

Mahyu Danil, “Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi pada Pegawai

Negeri Sipil di Kantor Bupati Kabupaten Bireuen”, Journal Ekonomika

Universitas Almuslim Bireuen Aceh, Vol. IV No. 7: 9.

Sudarman Toweulu, Ekonomi Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo, 2001), hlm. 3

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-diskriminasi/

https://osf.io/tkp9z/download

https://tantiqistinaa.wordpress.com/2013/10/14/konsep-elastisitas-dan-

aplikasinya-kelas-1eb30-kelompok-5/

http://repository.ubharajaya.ac.id/1420/2/201310225201_Sandi%20Susanto_BAB

%20I.pdf#

http://abdulkadir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/362/2018/01/BAB-IV-

kapita-selekta-perpajakan.pdf

http://etheses.iainkediri.ac.id/3603/3/931348115_bab2.pdf

https://pancasrikandisatupemuda.wordpress.com/2018/04/14/bab-19/

32
https://katadata-co-id.cdn.ampproject.org/v/s/katadata.co.id/amp/safrezi/berita/

61cc090b8efe4/pengertian-diskriminasi-berserta-contohnya-di-

lingkungan-sosial?

amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM

%3D#amp_tf=Dari

%20%251%24s&aoh=16840438566761&referrer=https%3A%2F

%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fkatadata.co.id

%2Fsafrezi%2Fberita%2F61cc090b8efe4%2Fpengertian-diskriminasi-

berserta-contohnya-di-lingkungan-sosial

https://www.bola.com/ragam/read/4993030/pengertian-diskriminasi-penyebab-

dan-jenis-jenisnya

33

Anda mungkin juga menyukai