Di susun oleh :
DEDY KADARISMAN (1622211010)
ILYAS PURNOMO (1622211030)
HUSNUL MUBAROK (1622211029)
KIPTIYAH (1622211034)
1
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “ELASISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN” ini dengan baik. Dan
juga kami berterima kasih pada “Ibu Anindita Trinura N, S.Pd.” selaku Dosen mata
kuliah Teori Ekonomi Mikro 1 yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai ELASTISITAS PERMINTAAN DAN
PENAWARAN. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Memahami Elastisitas permintaan&koefisien elastisitas permintaan.
2. Memahami Bagaimana cara menentukan Elastisitas sepanjang kurva permintaan.
3. Memahami Bagaimana cara menentukan Elastisitas & hasil penjualan.
4. Memahami Bagaimana cara mengetahui Jenis Elastisitas harga yang lain.
5. Memahami Elastisitas penawaran dan koefisien Elastisitas penawaran.
BAB II
4
PEMBAHASAN
5
Dalam Gambar 5.1 ditunjukkan dua kasus yang menggabarkan akibat dua kasus
yang menggambarkan akibat perubahan pnawaran terhadap harga dan jumlah barang
yang diperjualbelikan. Dalam gambaran tersebut terlihat penawaran bergeser ke kiri dan
pergeserannya adalah sama besarnya. Dalam kasus (i) kurva permintaan landai (tidak
terlalu curam) dan dalam kasus (ii) kurva permintaan menurun dengan curam.
Perbedaan dalam kurva permintaan diantara kedua kasus diatas ternyata menimbulkan
akibat yang berbeda terhadap perubahan harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan
walaupun bentuk kurva penawaran adalah sama dan pergeserannya juga bersaman.
Dalam kasus (i) pada mulanya dimisalkan kurva penawaran adalah SS dan kurva
permintaan adalah DD. Maka keseimbangan berada pada titik E. Harga adalah P dan
jumlah barang yang diperjual belikan adalah Q.
Gambar 5.1
6
Apakah manfaat dari kedua kesimpulan diaatas kepada perusahaan dan
pemerintah? Kepada perusahaan faktor tersebut dapat menjadi landasan dalam
menyusun kebijakan penjualannya. Apabila diketahui sifat responsif permintaan apabila
berlaku perubahan harga, dapatlah perusahaan menentukan apakah perlu menaikkan
produksi, atau tidak, untuk menaikkan hasil penjualannya. Kalau permintaan adalah
seperti dalam kasus (i) menaikkan produksi dan penawaran merupakan tindakan yang
bijaksana karena langkah tersebut akan menimbulkan pertambahan dalam hasil
penjualan. Tetapi sekiranya sifat permintaan terhadap reproduksinya adalah seperti
dalam kasus (ii), pertaambahan penawaran akan merugikan perusahaan karna hasil
penjualan akan berkurang.
Kepada pemerintah, kedua kesimpulan diatas dapat menjadi alat untuk
meeramalakan kesuksesan dari kebijakan ekonomi yang akan dilaksakannya. Misalnya
pemerintah ingin mengurangi impor. Kalau permintaan keaas barang impor tersebut
adalah seperti kasus (i) pengurangan impor tidak banyak menaikan harga barang
tersebut. Keadaan iu berarti kenaikan harga yang berlaku tidak berlalu membebankan
konsumen. Sebaliknya, sekiranya permintaan keatas barang impor tersebut adalah seprti
dalam kasus (ii) tindakan pemerintah akan sangat merugikan kenaikan yang tinggi.
Dengan demikian konsumen menanggung beban yang sangat besar sebagai akibat dari
tindakan pemerintah tersebut.
2.2 KOEFISIEN ELASTISITAS PERMINTAAN HARGA
dalam analisis, elastisitas permintaan harga lebih kerap dinyatakan sebagai elastisitas
permintaan. Nilai perbandingan antara persentasi perubahan jumlah diminta dengan
persentasi perubahan harga disebut koefisien elastisitas permintaan. Dibawah ini
diterangkan dua cara untuk menghitung koefisien elastisitas permintaan.
RUMUS UNTUK MENGHITUNG KOEFISIEN ELASTISITAS
Dalam menganalisis akibat perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang
diminta adalah sangat berguna apabila dihitung koefisien elastisitas permintaan, atau E.
Rumus dan cara penghitungannya diuraikan dalam contoh berikut.
RUMUS PENGHITUNGAN
Koefisien elastisitas permintaan adalah suatu angka penunjuk yang menggambarkan
sampai berapa besarkah perubahan jumlah barang diminta apabil dibandingkan
dengan perubahan harga. Koefisien elastisitas permintaan dihitung dengan
menggunakan rumus dibawah ini:
Persentasi perubahan jumlah barang yang diminta
Ed = persentasi perubahan harga
Misalnya harga berubah dari P menjadi P1 dan jumlah barang yang diminta berubah dari
Q menjadi Q1. Dengan pemisah ini rumus diatas dapat dicatakan sebagai berikut:
Q1 – Q
Ed = Q
P1 – P
P
7
Dengan rumus yang telah diterangkan diatas sekarang dapatlah dihitung besarnya
koefisien elastisitas permintaan, atau dengan singkat elastisitas permintaan, apabila
diketahui beasarnya perubahan harga dan perubahan jumlah yang diminta. Untuk tujuan
ini perhatikanlah ddua contoh berikut, yaitu: (i) kasus harga meningkat (ii) kasus harga
menurun.
KASUS HARGA MENURUN
Misalkan kita ingin mengetahui besarnya koefisien elastisitas misalkan dari
permintaan ke atas beras. Didapati bahwa pada waktu harga besar adalah Rp 4000
sekilogram, jumlah beras yang dibeli konsumen adalah 10000 kg; dan pada waktu harga
Rp 3000 sekilogram, jumlah beras yang akan dibeli 15000 kg. Dengan menggunakan
rumus yang telah diterangkan, dan dengan menggantikan nilai-nilai di atas dalam
rumus tersebut, dapatlah elastisitas permintaan beras yang dihitung. Nilai koefisien
elastisitas yang diperoleh adalah :
Ternyata nilai yang diperoleh adalah negtif. Ini merupakan keadaan yang slalu
akan terjadi. Nilai yang negatif disebabkan karna harga dan jumlah barang yang diminta
mengalami perubahan ke arah yang berbalikan. Penurunan harga menaikkan
pemintaan, manakala kenaikan harga menurunkan permintaan. Didalam menghitung
kedalam koefisien elastisitas, tanda negatif itu biasanya di abaikan. Berarti nilai
koefisien elastisitas permintaan beras di atas adalah 2. Apakah makna dari nilai
tersebut? Nilai tersebut berarti bahwa perubahan harga sebanyak 1 persen menimbulkan
perubahan permintaan sebanyak 2%. Dalam contoh di atas, pengurangan harga
sebanyak 25 persen (Rp 1000 / Rp 4000) menambah permintaan sebanyak 50% (5000
kg/10000 kg)
KASUS HARGA MENINGKAT
Di dalam penghitungan di atas dimisalkan bahwa harga mengalami penurunan
dari Rp 4000 menjadi Rp 3000, oleh sebab itu permintaan telah bertambah dari 10000
kg menjadi 15000 kg. Bagaimanakah kalau perubahan tersebut dipandang dari sudut
yang sebaliknya ? yaitu dimisalkan harga naik dari Rp 3000 menjadi Rp 4000, dan oleh
karenannya permintaan berkurang dari 15000 kg menjadi 10000 kg? Kalau perubahan
harga dan permintaan dipandang secara ini, elastisitas permintaan ke atas beras adalah:
8
KESIMPULAN
Perhitungan yang belakangan ini menunjukkan bahwa koefisien elastisitas yang
kedua adalah yang berbeda dengan yang pertama. Keadaan seperti itu adalah keadaan
yang selalu berlaku. Walaupun rumus dan cara perhitungan yang digunakan dalam
perhitungan yang digunakan dalam menentukan besarnya koefisien elastisitas adalah
sama dengan sebelumnya (bedanya hanya pada mulanya dlihat perubahan itu sebagai
suatu proses penurunan harga dan sesudah itu sebagai proses kenaikan harga),
perhitungan akan memperoleh koefisien elastistisitas yang berbeda. Jelaskan bahwa
rumus untuk menghitung koefisien elastisitas yang telah diterangkan diatas adalah
kurang memuaskan. Oleh karna kelemahan yang baru saja diterangkan, dibuat cara
perhitungan yang lain.
CARA MENGHITUNG KOEFISIEN ELASTISITAS YANG DISEMPURNAKAN
Cara yang digunakan untuk memperbaiki kelemahan diatas adalah dengan
menggunakan nilai titik-tengah (nilai diatara sebelum perubahan dan sesudah
perubahan) daripada harga dan jumlah yang diminta didalam menghitung persentasi
perubahan harga dan persentasi perubahan jumlah yang diminta. Kalau dimisalkan
harga berubah dari P menjadi P1 dan jumlah barang yang diminta berubah dari Q
menjadi Q1; berdasarkan kepada prinsip perhitungan yang baru rumus yang
disempurnakan untuk mencari koefisien elastisitas berubah menjadi sebagai berikut:
Dengan menggunakan rumus diatas dibawah ini dihutung kembali koefisien elastisitas
permintaan beras.
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai yang baru dari koefisien
elastisitas berada dintara dua angka yang dihitung dengan dua cara yang terdahulu
diterangkan. Rumus yang baru diatas dinamakan rumus titik-tengah dan elastisitas
dinamakan elastisitas arc.
9
2.3 KURVA PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PERMINTAAN
Seperti yang ditunjukkan dalam contoh yang berikut, sepanjang suatu kurva
ermintaan nilai koefisien yang elastisitas berbeda. Walaupun demikian dalam analisis
umum, kurva permintaan digolongkan kepada golongan elastis atau tidak elastisitas
berdasarkan bentuk dari kurva tersebut.
ELASTISITAS SEPANJANG KURVA PERMINTAAN GARIS LURUS
Dalam satuan kurva permintaan yang berbentuk garis lurus, koefisien lastisitasnya
adalah bebeda-beda diberbagai ingkat harga. Untuk melihat buktinya perhatikan contoh
yang dikemukakan dalam tabel 5.1 dan selanjutnya digambarkan dalam Gambar 5.2
dalam tabel 5.1 dikemukakan daftar permintaan terhadap buah manggis di dalam
sesuatu pasar. Selanjutnya berdasar kepada angka-angka dalam Tabel 5.1, dalam
gambar 5.2 dilukiskan kurva permintaan terhadap manggis di pasar tersebut. Dalam
Tabel 5.1 juga dihitung koefisien elastisitas permintaan untuk empat perubahan harga
berikut:
Apabila harga berubah dari Rp 1000 menjadi Rp 800 (keadaan I).
Apabila harga berubah dan Rp 800 menjadi Rp 600 ( keadaan II).
Apabila harga berubah dan Rp 600 menjadi Rp 400 (keadaan III).
Apabila harga berubah dari Rp 400 menjadi Rp 200 (keadaan IV).
10
Tabel 5.2 Kurva permintaan dan koefisien elastisitas permintan manggis
Hasil perhitungan ini dihubungkan dengan bagian yang sesuai pada kurva
permintaan DD pada Gambar 5.2. jelas kelihatan bahwa pada bagian yang lebih tinggal,
nilai koefisien elastisitas permintaan lebih besar.
TINGKAT ELASTISITAS PERMINTAAN
Nilai koefesien elastisitas di antara nol dan tak terhingga. Elastisitas adalah nol
apabila perubah harga tidak akan mengubah jumlah yang diminta,yaitu yang diminta
tetap saja jumlahnya walaupun harga mengalami kenaikan atau menurunkurva
permintaan yang koefisien elastisitasnya bernilai nol bentuknya adalah sejajar dengan
sumber tegak. jadi bentuknya adalah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 5.3 (i).
Kurva permintaan yang seperti itu adalah kurva permintaan yang dinamakan tidak
elastis sempurna.
Koefisien elastisitas permintaan ternilai tidak terhingga apabila pada suatu harga
tertentu pasar sanngu membeli semua barang yang ada dipasar. Berapapu banyaknyya
barang yang ditawarkan oleh para penjual pada harga tersebut, semuanya akan dapat
dijua. Kuva permintan yang koefisien elastisitasnya adalah tidak terhingga berbentuk
sejajar dengan sumber datar dan sifat permintaan itu dikenal sebagai elastis sempurna.
Gambar (ii) mengemukakan satu contoh kurva permintaan yang bersifat elastis
sempurna. Satu lagi kurva permintaan yang berbentuk istimea adalah seperti yang
ditnjukkan dalam Gambar 5.3(iii) kurva itu mempunyai koefisien elastisitas permintan
sebesar 1 dan lazim disebut kurva permintaan yang elastisitasnya bersifat elastis uniter.
Pada umumnya sifat permintaan terhadap kebanyakan barang adalah seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 5.3 (iv) dan (v). Permintaan yang terdapat dalam Gambar
5.3 (iv) adalah permintaaan yang bersifat tidak elastis. Kita mengatakan suatu
permintaan adalah bersifat tidak elastis apabila koefisien elastisitas permintaan tersebut
adalah diantara di antara nol dan satu. Koefisien permintaan mempunyai nilai yang
demikian apabila persentasi perubahan harga adalah lebih besar dari pada persentasi
perubahan jumlah yang diminta. Kurva peeermintaan yang terdapat dalam Gambar 5.3
(v) adalah bersifat elastis yaitu kurva itu menggambar bahwa apabila harga berubah
maka permintaan akan mengalami perubahan dengan persentasi yang melebihi
persentasi perubahan harga. Nilai koefisien elastisitas dari permintaan yang bersifat
easti adalah lebih besar dari satu.
11
JENIS-JENIS ELASTISITAS PERMINTAAN
Elastisitas permintaan terdiri dari 5 jenis yaitu :
Permintaan Inelastis Sempurna
Permintaan Elastis Sempurna
Permintaan Unitary
Permintaan Inelastis
Permintaan Elastis
Penjelasan selengkapnya tentang jenis elastisitas permitaan simak dibawah bawah ini
sebagai berikut :
a. Permintaan Tidak Elastis Sempurna
Jenis permintaan ini terjadi jika persentase perubahan permintaan sebesar 0%
sedang persentase perubahan harga sebesar A%. Dengan kata lain meskipun harga
berubah X%, permintaan tetap tidak berubah ( 0% ). Permintaan ini ditunjukkan dengan
koefisien elastisitas permintaan ( Ed ) yang besarnya sama dengan 0, diperoleh dari Ed
= 0, barang yang sifat permintaannya inelastis sempurna ialah barang yang memiliki
harga murah dan relatif tidak penting, seperti ketumbar dam merica.
b. Permintaan Elastis Sempurna
Jenis permintaan ini bisa terjadi jika persentase perubahan permintaan sebesar A%
tetapi persentase perubahan harga sebesar 0% ( tidak ada perubahan ) dengan kata lain
meskipun harga tidak berubah, permintaan mengalami perubahan sebesar X%.
Permintaan ini ditunjukkan dengan koefisien ( Ed ) yang besarnya misalnya, barang
yang bersifat permintaannya elastis sempurna ialah BBM ( Bahan Bakar Minyak )
seperti bensin, minyak tanah dan sebagainya.
c. Permintaan Uniter
Jenis ini terjadi bila persentase perubahan permintaan sama dengan persentase
perubahan harga. Dengan kata lain harga yang berubah A% diikuti perubahan
permintaan sebesar A% juga. Permintaan unitary ditunjukkan dengan koefisien ( Ed )
yang besarnya sama dengan 1 ( Ed = 1 ) permintaan ini terjadi pada berbagai macam
barang pada saat tertentu secara kebetulan.
d. Permintaan Tidak Elastis
Jenis ini terjadi apabila persentase perubahan permintaan lebih kecil dari
persentase perubahan pada harga. Dengan kata lain harga yang berubah sebesar A%
ternyata diikuti perubahan permintaan kurang A%. permintaan inelastis ditunjukkan
dengan koefisien yang besarnya kurang dari 1 ( Ed<1 ). Suatu barang yang memiliki
sifat permintaan inelastis ialah barang kebutuhan pokok, contohnya seperti beras,
jagung dan sebagainya.
e. Permintaan Elastis
Jenis ini terjadi apabila persentase perubahan permintaan lebih besar dari
persentase perubahan dari harga. Dengan kata lain, dalam harga yang berubah A%
diikuti dengan perubahan permintaan lebih dari A%. permintaan elastisitas ini
ditunjukkan dengan koefisien ( Ed ) yang memiliki besarnya lebih dari 1 ( Ed>1 ).
Sebuah barang yang sifat permintaannya elastis ialah barang-barang sekunder dan
tersier ( mewah ) serta barang yang mempunyai substitusi atau pengganti.
12
Gambar 5.3
Jenis-jenis elastisitas permintaan
13
Permintaan terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang pengganti
adalah bersifat tidak elastis, karena (i) kalau harga naik para pembelinya sukar
memperoleh barang pengganti dan oleh karenanya harus tetap membeli barang tersebut,
oleh sebab itu permintaannya tidak banyak berkurang, dan (ii) kalau harga turun
permintaannya idak banyak bertambah karena tidak banyak tambahan pembeli yang
pindah dari membeli barang yang bersaingan dengannya. Dari uraian diatas dapatlah
dibuat rumusan berikut : semakin banyak jenis barang pengganti terhadap sesuatu
barang, semakin elastis sifat permintaannya.
PRESENTASI PENDAPATAN YANG DIBELANJAKAN
Besarnya bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli suatu barang dapat
mempengaruhi elastisitas pendapatan terhadap barang tersebut. Perhatikanlah sikap
orang dalam membeli barang-barang yang sangat murah harganya, seperti misalnya
minuman ringan. Kalau seseorang itu sudah menyukai suatu jenis minuman ringan
tertentu, kenaikan harga minuman ringan tidak akan banyak mempengaruhi banyak
permintaannya. Ia akan tetap membeli jenis minuman ringan yang sama, oleh karena
pengeluarannya untuk minuman ringan merupakan bagian yang relatif kecil dari
pendapatannya.
Tetapi perhatikanlah permintaan terhadap barang-barang yang agak mahal
seperti radio, sepeda motor dan televisi. Sebelum memutuskan apakah jenis radio, atau
sepeda motor, atau televisi yang akan dibeli, orang akan membandingkan harga dari
berbagai jenis radio, atau sepeda motor, atau televisi yang ada. Harga akabn memainkan
peranan yang cukup menentukan dalam melakukan pilihan tersebut. Perbedaan harga
dapat menyebabkan orang membatalkan untuk membeli barang dari suatu merek
tertentu dan membeli merek lain yang lebih murah. Berdasarkan pengamatan seperti itu
dapat dikatakan : semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli
suatu barang, semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.
JANGKA WAKTU ANALISIS
Jangka waktu didalam mana permintaan terhadap suatu barang diamati juga
mempunya pengaruh terhadap elastisitas. Semakin lama jangka waktu dimana
permintaan itu dianalisis, semakin elastis sifat permintaan suatu barang. dalam jangka
waktu yang singkat permintaan bersifat lebih tidak elastis kerena perubahan-perubahan
pasar belum diketahui oleh pembeli. Oleh sebab itu mereka cenderung untuk meminta
barang-barang yang biasa dibelinya walaupun harganya mengalami kenaikan.
14
2.4 ELASTISITAS PERMINTAAN DAN HASIL PENJUALAN
Dalam analisis yang terdahulu telah dinyatakan bahwa perbedaan elastisitas
menyebabkan kuantitan penjualan yang semakin besar belum tente menghasilkan hasil
penjualan yang semakin banyak. Dalam uraian dibawah ini secara contoh angka dan
secara grafik ditunjukkan sifat hubungan diantara analisis permintaan dengan hasil
penjualan yang diterima penjual.
KAITAN ANTARA PERUBAHAN HARGA DAN HASIL PENJUALAN
Hasil penjualan adalah pendapatan yang diterima oleh para penjual dari
pembayaran terhadap barang yang dibeli para konsumen. Nilainya adalah sama dengan
harga dikalikan dengan jumlah barang yang dibeli pembeli. kalau harga berubah maka
hasil penjualan dengan sendirinya akan berubah. Bagaimanakah sifat perkaitan antara
perubahan harga dengan hasil penjualan? Adakah kenaikan harga akan selalu
menyebabkan juga kenaikan dalam hasil penjualan? Ternyata sifat perkaitannya tidak
seperti itu. Sifat perkaitan yang demikian hanya benar apabila permintaan adalah tidak
elastis. Untuk permintaan yang bersifat elastis kenaikan harga akan menyebabkan
penurunan dalam hasil penjualan. Untuk membuktikan kebenaran pernyataan ini
perhatikan daftar permintaan yng terdapat dalam tabel 5.1.
Diatas harga Rp 600 koeifisien elastisitas permintaan untuk manggis, seperti
ditunjukkan dalam tabel 5.1 dan Gambar 5.2 adalah lebih besar dari pada satu. Dengan
demikian pada harga Rp 600 dan lebih tinggi dari Rp 600 permintaan manggis adalah
elastis. Seterusnya perhatikan pula bagaimana hasil penjualan berubah apabila harga
manggis naik dari Rp. 600 menjadi Rp 800 dan kemudian menjadi Rp 1000. Pada waktu
harga Rp 600 jumlah manggis yang diminta adalah 6000, berarti hasihasil penjualan
berjumlah Rp 3,6 juta. kalau harga Rp 800 jumlah manggis yang akan dibeli adalah
4000, maka hasil penjualan berjumlah 3,2 juta. Setelah harga mencapai Rp 1000, maka
hanya sebanyak 2000 manggis akan dibeli para penggemarnya dan oleh karenanya hasil
penjualan hanya mencapai Rp 2 juta. Angka-angka hasil penjualan diatas menunjukkan
bahwa kalau koefisien elastisitas melebihi satu (permintaan bersifat elastis), kenaikan
harga akan mengurangi hasil penjualan.
Selanjutnya perhatikan keadaan yang selebihnya, yaitu sekiranya harga adalah di
antara Rp 200 dan Rp 600. Kalau harga manggis hanya mencapai Rp 200 sebanyak
10000 buah akan diminta para pembeli dan ini mewujudkan hasil penjualan sebanyak
Rp 2 juta. Kalau harga bertambah menjadi Rp 400 jumlah barang yang diminta
berjumlah 8000 dan dengan demikian hasil penjualan mencapai 3,2 juta. Telah
ditunjukkan diatas bahwa apabila harga mencapai Rp 600 maka hasil penjualan yang
diperoleh berjumlah Rp 3,6 juta. Jelas terlihat dari penghitungan ini bahwa diantara
harga Rp 200 dan Rp 600, apabila harga naik hasil penjualan akan bertambah tinggi.
Dalam tabel 5.1 dan gambar 5.2 telah ditunjukkan bahwa diantara harga Rp 200 dan Rp
600 koefisien elastisitas permintaan adalah lebih kecil dari pada satu. Berarti permintaan
bersifat tidak elastis, dan ternyata hasil penjualan bertambah apabila harga naik. Dari
keadaan ini dapat dibuat kesimpulan bahwa apabila permintaan bersifat tidak elastis
maka kenaikan harga akan menyebabkan kenaikan hasil penjualan.
15
PEMBUKTIAN SECARA GRAFIK
Membuktikan bahwa (i) Kalau permintaan adalah elastis, kenaikan harga akan
menyebabkan hasil penjualan berkurang (atau sebaliknya kalau harga turun hasil
penjualan bertambah) dan jika permintaan tidak elastis, kenaikan harga akan
menyebabkan hasil penjualan bartambah (atau sebaliknya jika harga turun maka hasil
penjualannya berkurang) dapat juga dilakukan dengan menggunakan grafik. Perhatikan
gambar 5.4 dimana dibandingkan dua jenis permintaan yang pertama adalah permintaan
terhadap barang X dan yang kedua adalah permintaan terhadap barang Y. Permintaan
terhadap barang adalah bersifat elastis dan permintaan terhadap barang Y bersifat tidak
elastis.
Terlebih dahulu akan diperhatikan perubahan terhadap hasil penjualan barang X
sekiranya harga bertambah tinggi. Pada mulanya misalkan harga adalah P. Pada harga
ini hasil penjualan adalah: OP x OQ = OQBP. Sesudah itu dimisalkan harga naik
menjadi P1. Harga yang baru ini mengurangi permintaan dari Q menjadi Q1. Hasil
penjualan pada yang baru ini adalah: OP x Q1 = OQ1AP1. Kalau dibandingkan Q1QBC
dengan PCAP1 jelas kenyataannya bahwa Q1QBC adalah yang lebih besar. Dengan
demikian OQBC adalah lebih besar dari pada OQ1AP1 dan berarti hasil penjualan pada
waktu harga mencapai P adalah lebih besar dari pada sewaktu harga adalah P 1 keadaan
tersebut menunjukkan bahwa oleh karna permintaan terhadap barang X adalah elastis,
kenaikan harga dari p menjadi P1 telah mengurangi hasil penjualanbarang tersebut.
erdasarkan kepada kedua contoh yang baru saja diterangkan diatas dapat pula
kita mengambil satu kesimpulan lain, yaitu: apabila elastisitas permintaan adalah
uniter (Ed = 1), perubahan harga (bertambah tinggi atau menurun) tidak akan
mengubah hasil penjualan.
16
Elastisitas permintaan silang
Koefesien yang menunjukkan sampai dimana besarnya perubahan permintaan
terhadap sesuatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang
lain dinamakan elastisitas permintaan silang atau dengan ringkas elastisitas
silang. apabila perubahan barang Y menyebabkan permintaan barang X berubah, maka
sifat perhubungan diantara keduanyadigambarkan oleh elastisitas silang. besarnya
elastisitas silang (Ec) dapat dihitung dengan rumus:
Persentasi perubahan jumlah barang X yang di minta
Ec =
Persentasi perubahan harga barang Y
Nilai elastisitas silang berkisar antara tak terhingga yang negatif kepada tak
terhingga yang positif. Barang-barang penggenap elastisitas silangnya bersifat negatif,
jumlah barang X yang diminta berubah kearah yang bertentangan dengan perubahan
barang Y. Kalau harga Y naik, maka jumlah permintaan terhadap barang X berkurang;
sebaliknya Kalau harga Y turun, maka jumlah permintaan terhadap barang X
bertambah.contoh dari perkaitan yang seperti ini sifatnya dapat dilihat dalam perkaitan
harga kopi dan gula. Apabila harga kopi naik (dan permintaan terhadap kopi berkurang),
perubahan ini dapat mempengaruhi permintaan terhadap gula.
Nilai elastisitas silang untuk barang- barang pengganti adalah positif, yaitu
permintaan terhadap sesuatu barang berubah kearah yang bersamaan dengan harga
barang penggantinya. Kedua-duanya akan sama-sama mengalammi kenaikan atau
penurunan. Mobil dan bus kota adalah contoh dari barang yang dapat saling
menggantikan. Kalau harga mobil meningkat, permintaan terhadap mobil berkurang;
tetapi sebaliknya permintaan terhadap angkutan bus kota semakin bertambah karna
orang lebih banyak lagi yang bersedia naik bus kota untuk bepergian.
Elastisitas permintaan pendapatan
Koefisien yang menunnjukkan sampai dimana besarnya perubahan permintaan
terhadap sesuatu barang akibat dari pada perubahan pendapatan
pembeli dinamakan elastisitas permintaan pendapatan atau secara ringkas elastisitas
pendapatan. Besarnya elastisitas pendapatan (Ey) dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus berikut:
17
Elastisitas pendapatan dikatakan tidak elastis apaila koefisien elastisitasnya adalah
kurang dari satu, yaitu apabila perubahan pendapatan menimbulkan perubahan yang
kecil saja terhadap jumlah yang diminta. Elastisitas pendapatan dikatakan elastis apabila
perubahan pendapatan menimbulkan pertambahan permintaan yang lebih besar daripada
perubahan pendapatan. Berbagai jenis makanan dan hasil pertanian mempunyai
elastisitas pendapatan yang kurang elastis, yaitu pertambahan permintaannya
berkembang lebih lambat daripada pertambahan pendapatan. Barang-barang tahan lama
dan mewah adalah lebih elastis kalau dibandingkan dengan barang makanan dan
pertanian.
2.5 ELASTISITAS PENAWARAN
Elastisitas permintaan mengukur responsif permintaan yang ditimbulkan oleh
perubahan harga. Sedangkan elastisitas penawaran mengukur responsif penawaran
sebagai akibat perubahan harga.
Koefisien elastisitas penawaran
Koefisien elastesitas penawaran dapat dihitung dengan rumus:
Persentasi perubahan jumlah barang yang di tawarkan
Es=
Persentasi perubahan harga
18
Gambar 5.5
Elastisitas Penawaran
Tidak elastis sempurna (kurva penawarannya sejajar sumbu tegak) wujud apabila
penjual sama sekali tidak dapat menambah penawarannya walaupun harga bertambah
tinggi. Gambar 5.5 (i) dan (ii) menggambarkan bentuk dari elastis penawaran yang
elastis sempurna (S0) dan tidak elastis sempurna (S1). kurva penawaran yang tidak
elastis, elastisnya uniter dan elastis, ditunjukkan dalam kurva (iii) dan (v). Kurva
penawaran elastisitas uniter (S3) apabila kurva tersebut bermula dari titik 0. Kurva
penawaran tidak elastisv(S4) apabila perubahan harga menimbulkan perubahan harga
yang relatif kecil terhadap penawaran. Dan kurva penawaran elastis (S5) apabila
perubahan harga menyebabkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran
Dua faktor dapat dianggap merupakan dua faktor yang sangat penting di dalam
menentukan elastisitas penawaran, yaitu sebagai berikut: Sifat biaya perubahan
produksi, dan Jangka waktu dimana penawaran tersebut dianalisis.
Sifat biaya perubahan produksi
Bagaimana biaya produksi akan berubah sekiranya harus dilakukan pertambahan
produksi, sangat besar pengaruhnya kepada elastisitas penawaran. Penawaran akan
bersifat elastis apabila kenaikan penawaran hanya dapat dilakukan dengan
mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Tetapi kalau penawaran dapat ditambah dengan
mengeluarkan biaya tambahan yang tidak terlalu besar, penawaran akan bersifat elastis.
Apakah biaya produksi meningkat dengan cepat atau akan mengalami
pertambahan yang sedikit saja, apabila produksi ditambah, tergantung kepada banyak
faktor. Salah satu faktor terpentingnya adalah sampai dimana tingkat penggunaan
kapasitas alat produksi yang dimiliki perusahaan. Apabila kapasitasnya telah mencapai
tingkat yang tinggi, investasi baru haruslah dilakukan untuk menambah produksi.
Dalam keadaan ini kurva penawaran akan menjadi tidak elastis, terutama apabila faktor-
faktor prodksi yang diperlukan untuk menaikkan produksi sangat sukaruntuk diperoleh.
19
Jangka Waktu
Didalam menganalisis pengaruh waktu kepada elastisitas penawaran, biasanya
dibedakan tiga jenis jangka waktu, yaitu : Masa amat singkat, jangka pendek dan
jangka panjang
1. Masa amat singkat
Yang dimaksud dengan amat singkat adalah jangka waktu dimana para penjual
tidak dapat menambah penawarannya. Dengan demikian penawarannya bersifat tidak
elastis sempurna. Keadaan ini ditunjukkan dalam gambar 5.6 (i). Misalkan pada
mulanya jumlah barang yang diperjual belikan adalah Q. Seterusnya permintaan, yaitu
dari DD menjadi D1D1. dalam masa yang sangat singkat jumlah barang tidak dapat
ditambah, maka harga mengalami kenaikan yang tinggi (dari P menjadi P1)
Di tunjukkan pada kurva sebagai berikut:
2. Jangka pendek
Di dalam jangka pendek kapasitas alat-alatproduksi yang ada tidak dapat
ditambah. Tetapi setiap perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas
yang tersedia itudengan cara menggunakan faktor-faktor produksi, termasuk barang
modal, secara lebih intensif. antara lain caranya ialah memperpanjang jam kerja
memperbaiki manajemen produksi, menggunakan tenaka kerja yang lebih efektif dan
sebagainya. usaha ini akan dapat menambah produksi barang yang ditawarkan. Tetapi
perubahan itu tidak terlalu besar. Keadaan ini ditunjjukkan dalam gambar 5.6 (ii). Karna
produksi dapat ditambah dari Q menjadi Q1 maka kenaikan permintaan dari DD menjadi
DD1 tidak menaikkan harga sebesar seperti yang berlaku dalam masa yang amat singkat.
Di tunjukkan dalam kurva sebagai berikut:
20
3. Jangka panjang
Produksi dan jumlah barang yang ditawarkan dapat dengan mudah di tambah
dalam jangka panjang. Oleh karenanya penawaran bersifat elastis, yaitu seperti yang
ditunjukkan dalam gambar5.6 (iii). Dapat dilihat bahwa barang yang diperjual belikan
bertambah sebesar QQ1 karna permintaan bertambah dari DD menjadi DD1.
Pertambahan ini adalah jauh lebih besar dari pertambahan jangka pendek. Oleh
karenanya pertambahan penawaran yang cukup besar tersebut kenaikan harga – dari P
menjadi P1 adalah lebih kecil dari pada dalam keadaan jangka waktu yang amat singkat
dan jangka pendek
ditunjukkan dalam kurva sebagai berikut:
21
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Setiap perubahan harga akan mengubah kuantitas yang diminta, akan tetapi
sampai dimana setiap perubahan harga akan menimbulkan perubahan tersebut, berbeda
di antara satu barang ke barang yang lainnya. Ada yang menimbulkan perubahan
kuantitas yang besar, tetapi ada pula perubahan kuantitasnya sangat kecil. Elastisitas
permintaan dan peawaran merupakan ukuran yang menunjukkan sampai dimana
kuantitas yang diminta atau di tawarkan akan mengalami perubahan sebagai akibat dari
suatu perubahan harga.
Elastisitas permintaan dibagi menjadi 3 yaitu: elastisitas permintaan harga,
elastisitas permintaan silang, dan elastisitas permintaan pendapatan. Faktor utama yang
menentukan elastisitas permintaan harga adalah; (i) setiap perubahan harga akan
mewujudkan dua nilai elastisitas, dan untuk menghindari kelemahan ini elastisitas dapat
dihitung menggunakan rumus titik tengah, (ii) sepanjang garis lurus nilai elastisitasnya
berbeda dan (iii) tingkat elastisitas dapat dibedakan menjadi 5 golongan yaitu: elastis,
tidak elastis, elastis uniter, tidak elastis sempura, dan elastis sempurna.
Faktor utama yang mrnentukan elastisitas permintaan harga adalah: (i) banyaknya
barang pengganti yang tersedia, (ii) persentasi pendapatan yang di belanjakan, dan (iii)
jangka waktu analisis.
3.2 SARAN
Interaksi antara permintaan dan penawaran akan menciptakan keseimbangan
harga pasar, apabila pada harga keseimbangan jumlah barang yang di minta konsumen,
sama persis dengan jumlah yang di tawarkan produsen, secara grafis keseimbangan
pasar bisa tercapai apabila kurva permintaan dan penawaran berpotongan, titik
perpotongan tersebut di sebut titik keseimbangan.
3.3 PENUTUP
Sebagai penutup, Besar harapan kami bahwa makalah kami yang berjudul
“Eastisitas Permintaan Dan Penawaran” dapat berfungsi bagi kita.
Jika ada kesalahan dalam penyusunan,baik itu penulisan, isi, judul, diatas. Kami mohon
maaf kepada pembaca, pelihat dan pendengar makalah ini. Dan tidak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu kami menyelesaikan
makalah ini. Semoga jerih payah kami selama penyusunan makalah ini tidaklah sia-sia.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan bantuan dari semua pihak kami
mengucapkan terima kasih .
22
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono, (ed). Micro ekonomi / teori pengatar, Jakarta: Rajawali pers,
2010
Bayu Pramutoko, SE.,MM. Micro Ekonomi / pengantar ilmu ekonomi,
Surabaya: Jenggala pustaka utama, 2012
http://google_search/elastisitas_permintaan_dan_penawaran_pada_tingkat_harg
a/doFT996JKkf00y=id40005jklt?pht
23