Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

KONSEP DASAR PERHITUNGAN ELASTISITAS, BENTUK-BENTUK


BADAN USAHA, NILAI & HARGA

Disusun Oleh:
Graciana Christa Onlet
2323713036

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi

PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah mata kuliah Pengantar Ekonomi ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan bimbingan bapak serta saran dan kritik yang membangun dari
bapak demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
BAB 1 Kosep Dasar Perhitungan Elastisitas..................................................................1
1.1 Pengertian Elastisitas.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan.........................................................................................................3
BAB 2 Pembahasan...........................................................................................................4
2.1 Konsep Elastisitas..........................................................................................................4

i
2.2 Macam-macam Konsep Elastisitas................................................................................5
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Elastisitas..............................................................10
2.4 Penerapan Konsep Elastisitas........................................................................................19
BAB 3 Penutup...................................................................................................................26
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................26
Daftar Pustaka...................................................................................................................28

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Elastisitas
Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah
elastisitas. Pemahaman elastisitas dari permintaan dan penawaran yakni apa
yang akan terjadi terhadap permintaan dan penawaran jika ada perubahan harga,
seperti apa bentuk kurva dari masing masing elastisitas. Secara umum, elastisitas
adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan/respon dari
jumlah barang yang diminta/ ditawarkan akibat perubahan faktor yang
mempengaruhinya.
Elastisitas adalah konsep umum yang digunakan untuk mengkuantifikasi
tanggapan dalam satu variabel ketika variabel lain berubah. Elastisitas adalah
bilangan yang menunjukkan berapa persen satu variabel akan berubah, akibat
perubahan pada variabel lain sebesar satu persen. Elastisitas juga dikenal sebagai
sensitivitas. Elastisitas menunjukkan hubungan sebab akibat yang terjadi, dimana
perubahan variabel dependen sebagai akibat dari adanya perubahan pada variabel
independen. Pada saat belajar mengenai teori permintaan dan penawaran, kita
mempelajari arah perubahan jumlah permintaan yang terjadi apabila ada
perubahan harga. Meskipun ada ilustrasi yang menggambarkan kenaikan harga
sebesar X, permintaan akan sejumlah Y. Pada pembahasan permintaan dan
penawaran, hal tersebut hanya sekedar ilustrasi semata. Inti yang kita pelajari pada
topik tersebut yaitu arah perubahan. Ketika harga naik, arah permintaan menurun.
Ketika harga naik, arah penawaran meningkat.
Penggunaan paling umum dari konsep elastisitas ini adalah untuk
meramalkan hal apa yang akan terjadi jika harga barang/jasa dinaikkan.
Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan
sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman
seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan
dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai
contoh, anggaplah biaya produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang
produsen terpaksa menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum permintaan,
tindakan menaikkan harga ini jelas akan menurunkan permintaan. Jika permintaan

1
hanya menurun dalam jumlah yang kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya
produksi sehingga produsen masih akan mendapatkan keuntungan. Namun, jika
peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian besar, maka
bukan keuntungan yang akan diperoleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak
dapat menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini
bahwa produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya
sebelum membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar
kepekaan konsumen atau seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia
mengubah harga sebesar sepuluh persen, dan seterusnya.
Harga keseimbangan pasar ditentukan oleh titik pertemuan antara kurva
permintaan dan kurva penawaran. Dalam kegiatan ekonomi, harga cenderung
bersifat dinamis. Terkadang naik, terkadang juga turun. Hal inilah yang disebut
perubahan harga. Dilansir dari buku Kamus Ekonomi (2012) karya Nurul Oktima,
konsep elatisitas digunakan untuk mengukur seberapa besar reaksi konsumen
terhadap perubahan harga. Selain itu, elastisitas juga digunakan untuk
meramalkan apa yang akan terjadi jika harga barang atau jasa dinaikkan.
Pengetahuan tentang dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah
penting, terutama bagi produsen. Pengetahuan tersebut dapat digunakan sebagai
pedoman, seberapa besar produsen harus merubah harga produknya.
Secara umum, elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan
derajat kepekaan/respon dari jumlah barang yang diminta/ ditawarkan akibat
perubahan faktor yang mempengaruhinya.
Elastisitas memiliki manfaat untuk mengetahui tingkat”kepekaan” variabel
dependen terhadap variabel yang berstatus independen. Sebagai misal, elastisitas
dapat menunjukkan tingkat sensitivitas (kepekaan) umlah barang yang diminta
terhadap perubahan harga sebesar satu persen. Dengan demikian seorang
produsen akan dapat mengukur seberapa jauh barang dagangannya akan berkurag
(dalam %) apabila harganya dinaikkan dengan x persen.
Bagi seorang pengusaha, elastisitas sangat bermanfaat untuk dijadikan alat
pertimbangan bagi pengambilan keputusan.misalnya pengusaha tersebut
mengetahui bahwa elastisitas permintaan atas barang dagangannya bersifat issal.
Artinya pengusaha tersebut berhadapan dengan pembeli yang issalve terhadap

2
perubahan harga. Dengan kata lain, ia tahu bahwa apabila ia menaikkan harga
sebesar 1%, maka konsumen akan mengurangi jumlah pembeliannya lebih dari
1%. Oleh karena itu, maka ia akan sangat berhati-hati untuk menaikan harga,
bahkan sebaliknya ia mungkin lebih beruntung apabila memutuskan untuk
menurunkan harag saja (misal 1%), yang akan berakibat pada perubahan
(peningkatan) jumlah yang diminta lebih besar dari 1%. Dengan cara itu ia dapat
meningktkan revenue totalnya.maka dari itu,kami akan membahas lebih lanjut
tentang konsep elastisitas.
1.2 Konsep Elastisitas
Elastisitas merupakan derajat kepekaan kuantitas yang diminta (atau
ditawarkan) terhadap salah satu faktor yang mempengaruhi fungsi permintaan
(atau penawaran). Oleh karena itu, elastisitas biasanya digunakan untuk
menjelaskan respons atau perubahan kuantitas yang diminta jika harga,
pendapatan, atau faktor-faktor lainnya berubah. Derajat kepekaan kuantitas yang
diminta terhadap perubahan harga atau faktor-faktor lainnya tersebut penting
karena hal-hal tersebut mempengaruhi kesetabilan harga-harga di pasar.Elastisitas
dapat juga diartikan sebagai rasi yang digunakan untuk mengukur perubahan
jumlah yang diminta atau yang ditawarkan sebagai akibat perubahan faktor yang
memepengaruhi.

Rumus Elastisitas Ekonomi :


Ed = delta Q / delta P dikali dengan P/Q
Penggunaan paling umum dari konsep elastisitas ini adalah untuk
meramalkan apa yang akan terjadi jika harga barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan
mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah
penting. Bagi produsen pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa
besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan
seberapa besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh,
anggaplah biaya produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang produsen
terpaksa menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum permintaan, tindakan
menaikkan harga ini jelas akan menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya
menurun dalam jumlah yang kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya produksi
sehingga produsen masih mendapatkan keuntungan. Namun, jika peningkatan

3
harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian besar, maka bukan
keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat
menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa
produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya
sebelum membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar
kepekaan konsumen atau seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia
mengubah harga sebesar sepuluh persen, dan seterusnya.
1.3 Macam-Macam Konsep Elastisitas
Ukuran yang dipakai untuk mengukur derajat kepekaan digunakan rasio/
perbandingan persentase perubahan kuantitas barang yang diminta atau barang
yang ditawarkan dengan persentase perubahan faktor-faktor yang menyebabkan
kuantitas barang itu berubah. Penyebab kuantitas suatu barang yang diminta/
ditawarkan bisa berubah dapat dikelompokkan dalam tiga hal :
1. Harga barang itu sendiri.
2. Harga barang lain.
3. Income atau pendapatan.
Jika dikaitkan dengan penyebab kuantitas suatu barang bisa berubah, maka
kita mengenal 3 (tiga) macam elastisitas, yaitu :

1. Elastisitas Harga (Price Elasticity), membahas perbandingan/ratio


persentase perubahan kuantitas suatu barang yang diminta atau yang
ditawarkan dengan persentase perubahan harga barang itu sendiri.
2. Elastisitas Silang (Cross Elasticity), membahas perbandingan/ratio
persentase perubahan kuantitas suatu barang (barang X) yang diminta
atau yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga barang lain
(barangY).
3. Elastisitas Pendapatan/Income, membahas perbandingan/ratio persentase
perubahan kuantitas suatu barang yang diminta atau yang ditawarkan
dengan persentase perubahan income/pendapatan.
Dari ketiga macam elastisitas di atas, kita hanya akan mempelajari secara
mendalam pada elastisitas harga saja. Elastisitas harga bisa dibedakan menjadi 2
macam yaitu :

4
1. Elastisitas Harga dari Permintaan (Price Elasticity of Demand) atau yang
lebih dikenal sebagai Elastisitas Permintaan.
2. Elastisitas Harga dari Penawaran (Price Elasticity of Supply) atau lebih
dikenal dengan Elastisitas Penawaran.
Elastisitas permintaan sebagaimana kita ketahui pada umumnya konsumen
peka/sensitive terhadap perubahan harga. Ketika terjadi perubahan harga (baik
harga naik atau harga turun) akan mempengaruhi keputusan konsumen dalam
pembelian.Ukuran kepekaan konsumen inilah yang disebut dengan elastisitas
harga dari permintaan atau sering disebut elastisitas permintaan disimbolkan Ed.
Pengertian elastisitas permintaan elastisitas permintaan (Ed) diartikan
sebagai derajat kepekaan perubahan kuantitas barang yang diminta yang
disebabkan karena perubahan harga barang itu sendiri. Pengertian lain, Elastisitas
permintaan sering diartikan sebagai perbandingan persentase perubahan kuantitas
barang yang diminta dengan persentase perubahan harga barang itu sendiri. Besar
kecilnya elastisitas permintaan diukur dengan tingkat Koefisien elastisitas.
Jenis-jenis elastisitas permintaan berdasarkan besar kecilnya tingkat
koefisien elastisitas permintaannya, elastisitas permintaan dapat dibedakan
menjadi 5 (lima) macam:
1. Permintaan inelastis sempurna (Ed = 0).Permintaan inelastis sempurna terjadi
jika tidak ada perubahan jumlahyang diminta meskipun ada perubahan harga,
atau Qd = 0, meskipun  Pada. Secara matematis % Qd = 0, berapapun
%P. Dengan kata lain perubahan harga sebesar apapun sama sekali tidak
berpengaruh terhadap jumlah yang diminta. Kasus permintaan inelastis
sempurna terjadi bilakonsumen dalam membeli barang tidak lagi
memperhatikan harganya, melainkan lebih memperhatikan pada seberapa
besar kebutuhannya. Contohnya pembelian garam dapur oleh suatu keluarga
atau pembelian obat ketika sakit. Konsumen membeli garam atau obat lebih
mempertimbangkan berapa butuhnya, bukan pada berapa harganya.
2. Permintaan inelastis (Ed < 1). Permintaan inelastis kalau perubahan harga
kurang begitu berpengaruh terhadap perubahan kuantitas barang yang
diminta. Dengankata lain kalau persentase perubahan jumlah yang diminta
relatif lebih kecil dibanding persentase perubahan harga. Secara matematis

5
%Qd < %P. Permintaan Inelastis atau sering disebut Permintaan yang
tidak peka terhadap harga, misal harga berubah naik 10% maka perubahan
permintaannya akan turun kurang dari 10%. Elatisitas kurang dari satu
biasanya terjadi pada barang-barang kebutuhan pokok seperti beras, gula,
pupuk, bahan bakar dan lain-lain.
3. Permintaan Elastis Uniter (Ed = 1). Permintaan Elastis Uniter kalau
perubahan harga pengaruhnya sebanding terhadap perubahan kuantitas barang
yang diminta. Dengan kata lain persentase perubahan jumlah yang diminta
sama dengan persentase perubahan harga. Jadi kalau harga berubah turun
sebesar 10% maka kuantitas yang diminta juga akan berubah dalam hal ini
akan naik sebesar10%. Secara matematis %Qd = %P. Permintaan yang
elastis uniter atau yang elastis proporsional atau yang Ed tepat = 1 sulit
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, kalaupun terjadi sebenarnya
hanyalah secara kebetulan.
4. Permintaan Elastis (Ed > 1). Permintaan Elastis kalau perubahan harga
pengaruhnya cukup besarterhadap perubahan kuantitas barang yang diminta.
Dengan kata lainpersentase perubahan jumlah yang diminta relatif lebih besar
daripersentase perubahan harga. Jadi kalau harga turun 10% maka
kuantitasbarang yang diminta akan mengalami kenaikan lebih dari 10%.
Secaramatematis %Qd > %P. Permintaan yang elastis atau atau peka
terhadapharga (Ed >1) dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari biasanya
terjadipada barang-barang mewah, seperti mobil, alat-alat elektronik,
pakaianpesta dan lain-lain.
5. Permintaan Elastis Sempurna (Ed = ). Permintaan Elastis Sempurna terjadi
jika ada perubahan jumlah yangdiminta meskipun tidak ada perubahan harga,
atau Qd = Ada perubahan,meskipun P = 0 (Tidak ada perubahan harga).
Secara matematis %Qd= Ada, %P = 0. Kasus permintaan elastis sempurna
terjadi pada bilapermintaan suatu barang dapat berubah-ubah meskipun harga
barangtersebut tetap. Contoh kasus ini bisa terjadi pada berbagai produk,
yangjelas kalau permintaan akan produk tersebut bisa berubah-ubah
walaupunharga produk itu tetap.

6
Pengertian elastisitas penawaran sebagaimana kita ketahui pada umumnya
konsumen sensitive terhadapperubahan harga, tetapi disisi lain produsenpun
sensitive terhadap perubahanharga. Ketika terjadi perubahan harga (baik harga
naik atau harga turun) akanmempengaruhi keputusan produsen dalam
berproduksi. Ukuran kepekaanprodusen terhadap perubahan harga inilah yang
disebut dengan elastisitas hargadari penawaran atau sering disebut elastisitas
penawaran disimbolkan Es.
Elastisitas penawaran (Es) diartikan sebagai derajat kepekaan
perubahan kuantitas barang yang ditawarkan yang disebabkan karena
perubahan harga barang itu sendiri. Pengertian lain, Elastisitas penawaran
sering diartikan sebagai perbandingan persentase perubahan kuantitas
barang yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga barang itu
sendiri. Besar kecilnya elastisitas penawaran diukur dengan tingkat koefisien
elastisitas penawaran.
Jenis-jenis elastisitas penawaranberdasarkan besar kecilnya tingkat koefisien
elastisitaspenawarannya, elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5
macam yaitu :
1. Penawaran inelastis sempurna (Es = 0). Penawaran inelastis sempurna terjadi
jika tidak ada perubahan jumlahyang ditawarkan meskipun ada perubahan
harga, atau Qs = 0, meskipunP ada. Secara matematis %Qs = 0,
berapapun perubahan dalam %P.Dengan kata lain perubahan harga sebesar
apapun sama sekali tidakberpengaruh terhadap jumlah yang
ditawarkan.Kasus penawaran inelastik dalam kenyataan agak sulit ditemui
dalamkehidupan sehari-hari, kalaupun ada biasanya pada produk/barang-
baranghasil pertanian misalnya jumlah produksinya sudah tidak mungkin
ditambahatau sulit ditambah walaupun harga terus-menerus menaik.
Jumlahpenawaran kelapa di suatu daerah ketika musim kemarau sangat
sedikitdan tergantung/dipengaruhi dari faktor alam, walaupun harga tinggi
maka
jumlah yang ditawarkan tetap relatif terbatas.
2. Penawaran inelastis (Es < 1). Penawaran inelastis kalau perubahan harga
kurang begituberpengaruh terhadap perubahan kuantitas barang yang

7
ditawarkan.Dengan kata lain kalau persentase perubahan jumlah yang
ditawarkanrelatif lebih kecil dibanding persentase perubahan harga. Secara
matematis%Qs < %P. Penawaran inelastis atau sering disebut penawaran
yangtidak peka terhadap harga, misal harga berubah naik 10% maka
perubahanpenawarannya akan naik kurang dari 10%.Elatisitas penawaran
kurang dari satu biasanya terjadi pada barang-baranghasil pertanian, karena
barang-barang produk pertanian tidak mudah untukmenambah atau
mengurangi produksinya dalam jangka pendek.
3. Penawaran elastis uniter (Es = 1). Penawaran elastis uniter kalau perubahan
harga pengaruhnyasebanding terhadap perubahan kuantitas barang yang
ditawarkan. Dengankata lain persentase perubahan jumlah yang ditawarkan
sama denganpersentase perubahan harga. Jadi kalau harga berubah turun
sebesar 10%maka kuantitas yang ditawarkan juga akan berubah dalam hal ini
akanturun sebesar 10%. Demikian juga kalau harga naik 10% maka jumlah
barang yang dtawarkan akan naik sebesar 10%. Secara matematis
%Qd = %P. Penawaran yang elastis uniter atau elastis proporsional
atau Es tepat = 1 sulit ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, kalaupun
terjadi sebenarnya hanyalah secara kebetulan.
4. Penawaran elastis (Es > 1). Penawaran elastis kalau perubahan harga
pengaruhnya cukup besarterhadap perubahan kuantitas barang yang
ditawarkan. Dengan kata lainpersentase perubahan jumlah yang ditawarkan
relatif lebih besar daripersentase perubahan harga. Jadi kalau harga turun 10%
maka kuantitasbarang yang ditawarkan akan mengalami penurunan lebih dari
10%, dansebaliknya kalau harga naik 10% maka kuantitas barang yang
ditawarkanakan mengalami kenaikkan lebih dari 10%. Secara matematis
%Qd >%P. Penawaran yang elastis atau peka terhadap harga (Es >1)
dapatditemukan dalam kehidupan sehari-hari biasanya terjadi pada barang
hasilindustri yang mudah ditambah atau dikurangi produksinya.
5. Penawaran elastis sempurna (Ed = ). Penawaran elastis sempurna terjadi jika
ada perubahan jumlah yangditawarkan meskipun tidak ada perubahan harga,
atau Qs = Adaperubahan, meskipun P = 0. Secara matematis %Qs = Ada,
%P = 0.Kasus penawaran elastis sempurna terjadi pada bila penawaran

8
suatubarang dapat berubah-ubah meskipun harga barang tersebut tetap.
Contohkasus ini bisa terjadi pada berbagai produk, yang jelas kalau
penawaranakan produk tersebut bisa berubah-ubah walaupun harga produk
itu tetap,sehingga kurva penawarannya sejajar dengan sumbu X atau Q.

1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas


Konsep elastisitas dibagi menjadi dua yaitu elastisitas permintaan dan
elastisitas permintaan. Ada beberapa factor yang mempengaruhi kedua factor
tersebut, berikut faktor-faktor yang mempengaruhinya
1. Elastisitas Permintaan.
 Tingkat kebutuhan
Apabila kebutuhan terhadap suatu barang sangat penting, perubahan harga
tidak mempengaruhi jumlah permintaan, maka permintaan terhadap barang ini
bersifat inelastic, sebaliknya bila kebutuhan terhadap suatu barang kurang
penting, maka permintaan bersifat elastic.
 Banyaknya barang pengganti yang tersedia.
Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti,
permintaanyya cenderung untuk bersifat elastis. Maksudnya, perubahan harga
yang kecil saja akan menimbulkan perubahan yang besar terhadap permintaan.
Pada waktu harga naik para pembeli akan merasa enggan membeli barang
tersebut, mereka lebih suka menggunakan barang-barang lain sebagai
penggantinya, yang harganya tidak mengalami perubahan. Sebaliknya pada
waktu harga turun, para pembeli melihat bahwa barang tersebut lebih mudah
daripada barang-barang penggantinya dan beramai-ramai membeli barang
tersebut dan ini menyebabkan permintaannya bertambah dengan cepat.
 Persentasi pendapatan yang dibelanjakan.
Besarnya bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu barang
dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut.
 Jangka waktu analisis.
Semakin lama jangka waktu di mana permintaan itu dianalisis, semakin
elastis sifat permintaan suatu barang. Dalam jangka waktuyang singkat

9
permintaan besifat lebih tidak elastis karena perubahan-perubahan yang baru
terjadi dalam pasar belum diketahui oleh permbeli.
 Produk mewah versus kebutuhan.
Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana
konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari
substitusinya. Akibatnya, kenaikan harga cenderung tidak menurunkan
permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah cenderung elastis,
dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih
mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan.
 Tradisi
Apabila pemakaian sesuatu barang sudah menjadi tradisi walaupun berapa
pun naiknya harga, orang akan tetap membelinya, maka permintaan ini bersifat
inelastic, tetapi apabila tidak didasarkan tradisi permintaan akan bersifat
elastic.
 Mode
Mode juga mempengaruhi permintaan terhadap sesuatu barang, apabila
barang tersebut sudah digandrungi oleh masyarakat, maka berapapun naiknya
harga akan tetap dibeli. Maka permintaan akan bersifat inelastic demikian
sebaliknya.
 Perubahan harga dan barang yang diminta
Hal ini akan mempengaruhi golongan lain untuk meminta barang tersebut,
sehingga permintaan menjadi elastis.
Elastisitas silang menunjukan hubungan antara jumlah barang yang di minta
terhadap perubahan harga barang lain yang mempunyai hubungan dengan
barang tersebut. Hubungan tersebut dapat bersifat pengganti, dapat pula bersifat
pelengkap.

Ket:
EXA : Elastisitas Silang
∆Qx : Perubahan Jumlah barang X yang di minta

10
Qx : Jumlah barang X yang di minta
∆PA : Perubahan Harga barang A
PA : Perubahan harga A
Elastisitas silang berhubungan dengan karakteristik kedua produk, yaitu :
Barang komplementer : jika Ec < 0 ( negatif).
Kenaikan harga barang Y akan menyebabkan penurunan jumlah barang X
yang diminta. Contoh produk komplementer misalnya bensin dan mobil (mobil
tidak dapat digunakan tanpa bensin). Jika harga bensin naik, permintaan akan
mobil akan cenderung turun.
Barang Substitusi : jika Ec > 0 ( positif)
Kenaikan harga barang Y akan menyebabkan kenaikan jumlah barang X
yang diminta. minyak tanah dan kayu bakar, beras berkualitas sama mereak A
dan B.
Tabel. . Intrepetasi Elastisitas Silang

Ket :
Qx = Jumlah Permintaan terhadap barang X
PA = Harga Barang A
Elastisitas pendapatan (Ey) adalah prosentase perubahan kuantitas barang
yang diminta akibat terjadinya perubahan pendapatan.

Ket:
Ey : Elastisitas Pendapatan
∆Qx : Perubahan jumlah barang yang diminta
Qx : Jumlah barang yang diminta
∆Y : Perubahan Pendapatan
Y : Pendapatan

11
Nilai elastisitas pendapatan adalah :
 Ey < 0 Artinya sifat barang X di mata konsumen adalah barang yang kurang
bernilai (inferior). Barang inferior adalah barang yang apabila pendapatan
konsumen semakin meningkat, maka proporsi pengeluaran terhadap barang
tersebut semakin menurun.
 b. 0 < Ey < 1 Artinya sifat barang X dimata konsumen adalah barang normal
atau kebutuhan pokok. Barang normal ini mempunyai sifat apabila
pendapatan konsumen meningkat maka permintaan terhadap barang normal
juga meningkat tetapi dengan presentase yang lebih rendah, atau sebaliknya.
 c. Ey > 1 Artinya sifat barang X dimata konsumen adalah barang
superior(barang mewah). Barang superior adalah barang yang apabila
pendapatan konsumen meningkat, maka permintaan terhadap barang tersebut
juga meningkat dengan presentase yang lebih tinggi.

Pengaruh elastisitas harga terhadap permintaan produk primer. Elastisitas


harga terhadap permintaan mempunyai hubungan negatif (apabila harga naik
maka permintaan turun). Hukum permintaan terhadap barang primer adalah in
elastis dan in elastis sempurna karena semakin banyak produsen yang meminta
barang primer maka semakin naik harga, tetapi apabila semakin sedikit yang
meminta maka harga akan turun dan tidak dalam jumlah yang signifikan turun
sedikit daripada permintaan terhadap barang tersebut. Apabila in elastis
sempurna maka konsumen tetap membeli barang itu berapapun harganya.
Pengaruh elastisitas harga terhadap permintaan produk sekunder.
Elastisitas harga terhadap permintaan mempunyai hubungan negatif (apabila
harga naik maka permintaan turun). Hukum permintaan terhadap barang
sekunder adalah elastisitas uniter karena harga dan kuantitas produk yang

12
diminta berubah dalam permintaan yang sama, produk sekunder adalah
kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer terpenuhi.
Pengaruh elastisitas harga terhadap permintaan produk tersier. Elastisitas
harga terhadap permintaan mempunyai hubungan negatif (apabila harga naik
maka permintaan turun). Hukum permintaan terhadap barang tersier adalah
elastis, pengertian produk tersier sendiri adalah produk yang diinginkan oleh
konsumen setelah produk sekunder telah dipenuhi (barang mewah). Permintaan
barang tersier disebut elastis karena setiap kenaikan yang terjadi pada harga
barang tersebut akan menurunkan permintaan konsumen terhadap produk
tersebut, sebaliknya apabila terjadi penurunan yang terjadi pada harga barang
tersebut akan menaikkan permintaan konsumen terhadap produk tersebut.
2. Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran (Es) yaitu presentase perubahan jumlah barang yang
ditawarkan akibat terjadinya perubahan harga itu sendiri. koefisien elastisitas
penawaran adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara perubahan
jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan harganya. Besar kecilnya
koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dengan rumus sebagai berkut ;

Ket :
ΔQS :Perubahan bahan jumlah penawaran
ΔP : Perubahan harga barang
P : Harga barang mula-mula
QS : Jumlah penawaran mula-mula
Es : Elastisitas penawaran
Berikut jenis-jenis elastisitas penawaran
 Penawaran elastis (Es > 1 )

13
Perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif besar terhadap
penawaran, atau Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan
jumlah penawaran yang lebih besar.

 Penawaran Inelastis ( E < 1 )


Perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan penawaran, atau
persentase perubahan penawaran barang lebih kecil dari persentase perubahan
harga.

 Penawaran Uniter elastis ( E = 1 )


Elastisitas penawaran dimana persentase perubahan jumlah produk yang
ditawarkan sama dengan persentase perubahan harga produk.

 Penawaran Inelastis sempurna ( E = 0 )


Inelastis sempurna adalah elastis yang bernilai nol, artinya berapa pun
harganya, jumlah produk yang ditawarkan tetap.

14
 Penawaran Elastis Sempurna (E = ~)
Penawaran elastis sempurna terjadi jika perubahan penawaran tidak
dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga, sehingga kurva penawaran akan
sejajar dengan sumbu Q atau X.

Ada dua faktor yang dikatakan sangat penting didalam menentukan


elastisitas penawaran,yaitu :
 Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi.
Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan
cenderung tidak elastis apabila salah satu dari hal-hal berikut terjadi
 Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika
produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata
minimal, maka penambahan satu unit produksi akan menambah biaya
rata-rata dan mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak
ekonomis.
 Kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas
akan memerlukan pabrik/mesin baru, misalnya, yang membutuhkan
investasi besar. Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang
terjadi adalah sebaliknya.
 Jangka waktu analisis.

15
Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berubah,
para ahli ekonomi membedakan tiga waktu atau masa bagi produsen dalam
rangka menyesuaikan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan perubahan
harga tersebut. Adapun tiga waktu tersebut adalah:
 Immediate Run/ Momentary Period/ Market Period, suatu priode waktu
yang sangat pendek, dimana jumlah barang yang terdapat dipasar tidak
dapat dirubah, yaitu hanya sebanyak yang ada dipasar. Dalam waktu
satu/beberapa hari saja semua input tetap. Oleh karena itu, para
produsen/penjual tidak dapat segera menambah jumlah yang ditawarkan,
meskipun konsumen bersedia membayar harga yang tinggi. Jumlah
barang yang ditawarkan tergantung dari banyaknya persediaan yang ada
pada saat itu. Pada jangka waktu yang sangat singkat, penjual/produsen
tidak dapat menambah penawarannya, sehingga penawaran menjadi tidak
elastis sempurna.
 The short run, Diartikan jangka waktu yang cukup untuk memungkinkan
para produsen menambah jumlah produksinya dengan jalan menambah
input variabel (dengan bekerja lebih keras/lama, mempergunakan lebih
banyak bahan dsb). Tetapi tidak cukup lama untuk memperbesar
kapasitas produksi yang ada (areal pertanian, modal tetap seperti
bangunan pabrik, mesin-mesin, dll). Dalam keadaan demikian penawaran
dapat elastis, dapat juga inelastis, tergantung jenis barang dan proses
produksinya. Kapasitas produksi tidak dapat ditambah dalam jangka
pendek, namun perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan
kapasitas yang tersedia dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi
yang ada. Hasilnya, penawaran dapat dinaikkan dalam prosentase yang
relatif kecil, sehingga penawaran tidak elastis.
 The long run, adalah Dalam jangka waktu yang cukup lama tersebut para
produsen dapat menambah kapasitas produksi dengan menambah modal
tetap (pabrik baru, mesin-mesin, perluasan areal pertanian, dsb) untuk
menyesuaikan produksi dengan permintaan masyarakat.Makin lama
jangka waktu, makin elastis penawaran.Dalam jangka panjang,
perkembangan teknik produksi di sektor industri dan produksi secara

16
besar-besaran malah dapat menyebabkan harga turun, sehingga barang-
barang yang dulu dipandang barang mewah dan mahal menjadi barang
kebutuhan biaya yang terbeli juga oleh orang banyak (misalnya, radio
transistor, kalkulator, dsb). Produksi dan jumlah penawaran barang lebih
mudah dinaikkan dalam jangka panjang, sehingga penawaran lebih
bersifat elastis.
Selain itu juga terdapat faktor lain yang mempengaruhi elastisitas
penawaran yaitu Stok persediaan dan Kemudahan substitusi faktor
produksi/input, seperti :
 Stok persediaan. Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. Ini
karena produsen dapat segera memenuhi kenaikan permintaan dengan
persediaan yang ada.
 Kemudahan substitusi faktor produksi/input.Semakin tinggi mobilitas mesin
(atau kapital lainnya) dan tenaga kerja, semakin elastis penawaran. Semakin
elastis mobilitas kapital dan tenaga kerja, semakin mudah produsen
memenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena kapital dan tenaga
kerja lebih fleksibel, sehingga dapat ditambah atau dikurangi sewaktu-waktu
dibutuhkan.
Elastisitas harga terhadap penawaran produk primer mempunyai hubungan
positif (apabila harga naik maka penawaran naik). Hukum penawaran terhadap
barang primer adalah elastisitas sempurna berapapun kuantitasnya, konsumen
tetap membeli berapa pun barang yang ditawarkan.
Elastisitas harga terhadap penawaran produk sekunder mempunyai
hubungan positif (apabila harga naik maka penawaran naik). Hukum penawaran
terhadap barang sekunder adalah elastisitas uniter karena harga dan kuantitas
produk yang ditawarkan berubah dalam permintaan yang sama.
Elastisitas harga terhadap penawaran produk tersiermempunyai hubungan
positif (apabila harga naik maka penawaran naik). Hukum penawaran terhadap
barang tersier adalah elastis, penawaran barang tersier disebut elastis karena
setiap kenaikan yang terjadi pada harga barang tersebut akan menaikkan
penawaran produsen terhadap produk tersebut, sebaliknya apabila terjadi

17
penurunan yang terjadi pada harga barang tersebut akan menurunkan penawaran
terhadap produk tersebut.
1.5 Penerapan Konsep Elastisitas

Penerapan konsep dari elasisitas adalah untuk meramalakan apa yang akan
barang atau jasa dinaikkan pengetahuan mengenai seberapa dampak perubaahan
harga terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen, perubahan ini
digunakan sebagai pedoman seberapa bessar ia harus mengubah harga
produknya. Hal inin sngat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan
penjualan yang akan diperoleh.Surplus konsumen adalah nilai kerelaan pembeli
untuk membayar suatu barang dikurangi harga barang tersebut yang sebenarnya.
Surplus konsumen dapat dihitung dengan meencari luas daerah dibawah kurva
permintaan dan diatas harga. Surplus produsen adalah nilai kerelaan penjual
untuk member suatu barang dikurangi harga barang tersebut yang sebenarnya.
Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam
permasalahandi bidang ekonomi. Konsep elastisitas seringdipakaisebagai dasar
analisisekonomi, sepertidalam menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan
pajak, maupun distribusi kemakmuran. Terbagi menjadi 3 konsep yaitu:
1. Price elasticity of Demand (Elastisitas harga dari permintaan)
Elastisitaspermintaanadalahtingkatperubahan permintaan terhadap
barang/ jasa, yang diakibatkan perubahan harga barang/jasa tersebut. Besar
atau kecilnya tingkat perubahantersebut dapat diukurdengan angka-angka
yang disebut koefisien elastisitas permintaan. Adalah mengukur persentase
perubahan jumlah barang yg diminta akibatperubahan jumlah harga barang
tersebut.
2. Income elasticity of Demand (Elastisitas pendapatan dari permintaan)
Elastisitas permintaan adalah mengukur persentase perubahan
permintaan terhadap suatu barang yangdiakibatkanoleh perubahan
pendapatan konsumen.
3. Cross elasticity of Demand (Elastisita silang dari permintaan)
Elastisitas permintaan adalah mengukur persentase perubahan
permintaan terhadap suatu barang yangdi akibatkan oleh perubahanbarang
lain.

18
Konsep elastisitas juga diterapkan pada elastisitas dan tarif pajak. Elastisitas
merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan
di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis
ekonomi, seperti dalam menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak,
maupun distribusi kemakmuran. Dalam bidang perekonomian daerah,konsep
elastisitas dapat digunakan untuk memahami dampak dari suatu kebijakan.
Sebagai contoh, pemerintah daerah dapat mengetahui dampak kenaikan pajak
atau subsidi terhadap pendapatan daerah, tingkat pelayanan masyarakat,
kesejahteraan penduduk, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan investasi, dan
indikator ekonomi lainnya dengan menggunakan pendekatan elastisitas. Selain
itu, konsep elastisitas dapat digunakan untuk menganalisis dampak kenaikan
pendapatan daerah terhadap pengeluaran daerah atau jenis pengeluaran daerah
tertentu. Dengan kegunaannya tersebut, alat analisis inidapat membantu
pengambil kebijakan dalam memutuskan prioritas dan alternatif kebijakan
yang memberikan manfaat terbesar bagi kemajuan daerah.
Elastisitas dapat mengukur seberapa besar perubahansuatu variabel
terhadap perubahan variabel lain. Sebagai contoh, elastisitas Y terhadap X
mengukur berapa persen perubahan Y karena perubahan X sebesar 1 persen.
Elastisitas Y terhadap X= % perubahan Y / % perubahan X Elastisitas
Permintaan (Price Elasticity of Demand).
Penggunaan konsep elastisitas dalam perumusan kebijakan di daerah konsep
elastisitas dapat digunakan untuk beragam kebutuhan analisis di daerah. Terkait
kebijakan pembiayaan daerah, konsep elastisitas dapat berguna dalam
menentukan sektor mana atau aktivitas mana yang dapat memberikanhasil yang
paling signifikan atau yang menimbulkan biaya paling minimal. Dengan
demikian, tidak terjadi pemborosan pembiayaan dan efisiensi pembiayaan
daerah dapat tercipta. Dalam penyediaan pelayanan publik di daerah,
pemerintah dapatmenggunakan analisis elastisitas untuk mengetahui seberapa
besar dampak peningkatan pengeluaran publik disuatu sektor terhadap
peningkatan penerimaan (pajak dan retribusi) sektor tersebut. Sebagai penyedia
barang dan jasapublik, pemerintah daerah dapat pula menganalisis
dampakkenaikan tarif layanan umum terhadapberbagai faktor,misalnyaterhadap

19
pendapatandaerah. Di sisi lain, konsep elastisitas juga dapatberguna untuk
mengukur dampak kebijakan subsidi terhadap peningkatankualitas kehidupan
masyarakat di daerah.
Hasil analisis menggunakan konsep elastisitas juga dapat digunakan sebagai
dasar atau ukuran dalam perencanaan, utamanya terkait target yang ingin
dicapai. Dengan mengetahuielastisitas suatuvariabel daerah terhadap variabel
lainnya, pemerintah daerah dapat menentukan target berdasarkan elastisitas
tersebut sekaligus menyusun langkah-langkah danstrategi yang akan dilakukan
untuk mencapai target tersebut. Dengan demikian, kebijakanstrategi dan
prioritas pembiayaan daerah pun menjadi lebih efisien dan efektif.
Tarif pajakpara penjual dan pembeli mengalami penurunan. Pajak
memperbesar harga yang harus dibayar pembeli, sekaligus menurunkan
pendapatan yang seharusnya diterima oleh para penjual. Namun untuk
memahami sepenuhnya dampak-dampak yang ditimbulkan oleh pengenaan
pajak terhadap kesejahteraan ekonomi para pelaku pasar, kita harus
membandingkan besarnya penurunan kesejahteraan penjual dan pembeli itu
dengan jumlah yang diterima pemerintah.
Jika pajak dibebankan terhadap para pembeli, kurva permintaan akan
bergeser kebawah sebesar pajak tersebut. Sedangkan jika pajak itu dibebankan
pada para penjual, maka hal tersebut akan menggeser kurva penawaran ke atas
sebesar pajak itu. Dalam kedua kasus ini, pengenaan pajak itu sama-sama
menaikkan harga yang harus dibayar pembeli, sedangkan pendapatan yang
diterima produsen dari penjualan produknya menjadi berkurang. Artinya,
pengenaan pajak itu selalu akan mengurangi surplus total bagi pembeli dan
penjual. Itulah yang disebut dengan “beban baku” (deadweight loss) pajak.
Akibat dari adanya beban pajak ini, kuantitas barang yang terjual akan turun,
lebih rendah daripada tingkatannya seandainya beban pajak itu tidak ada. Dalam
kalimat lain, pemberlakuan pajak terhadap suatu jenis barang akan
mengakibatkan pasar barang tersebut menyusut.
Namun dengan pajak inilah pemerintah membiayai berbagai program dan
jasa pelayanan umum, mengadakan polisi untuk keamanan, pendidikan, dan
menyediakan bantuan langsung kepada masyarakat miskin.

20
Untuk melihat sejauh mana dampak-dampak pengenaan pajak
terhadapkesejahteraan ekonomi, terlebih dahulu kita harus mengetahui situasi
kesejahteraan masyarakat yang bersangkutan sebelum pemerintahannya
memberlakukan pajak.
Setelah pemerintah mengenakan pajak, harga yang harus dibayar
menjadimeningkat, sehingga surplus konsumen menyusut. Sedangkan harga atau
pendapatan yang diterima penjual juga berkurang. Sehingga terciptalah
pendapatan pajak bagi pemerintah.
Kini kita dapat melihat dampak pengenaan pajak dengan
membandingkankondisi kesejahteraan sebelum dan sesudah pajak. Pajak
mengakibatkan surplus konsumen turun, dan penyusutan surplus produsen.
Pendapatan pajak yang semula tidak ada tercipta. Jelaslah bahwa pajak
mengakibatkan kerugian bagi penjual dan pembeli, dan di sisi lain memberikan
keuntungan bagi pemerintah.
Untuk memperoleh gambaran tambahan mengapa pajak menimbulkan
beban baku, simaklah contoh berikut ini. Joe bekerja sebagai pembersih rumah
Jane dengan upah $100 per minggu. Biaya oportunitas atas waktu Joe adalah
$80. Sedangkan nilai kebersihan rumah bagi Jane adalah $120. Dengan
demikian, Jane dan Joe sama-sama memperoleh keuntungan $20, sedangkan
surplus totalnya adalah $40. Kemudian andaikan pemerintah menerapkan pajak
sebesar $50 per minggu kepada para pembersih rumah. Upah maksimal yang
mau dibayarkan Jane adalah $120, dan Joe sulit menerima upah itu karena
setelah dipotong pajak ia hanya akan memperoleh $70, yang lebih rendah dari
biaya oportunitasnya. Demikian pula sebaliknya, upah minimum yang
diinginkan Joe adalah $130 (biaya oportunitas pluspajak), dan Jane tidak akan
mau membayarnya karena melampaui nilai yang diberikannya untuk kebersihan
rumahnya yang hanya $120. Kesepakatan pun takkan tercapai sehingga Joe kini
harus menganggur sedangkan Jane harus rela hidup dirumah yang berantakan.
Pengenaan pajak itu mengakibatkan Joe dan Jane dirugikan $40
yangseharusnya menjadi surplus total mereka. Sedangkan di pihak lain
pemerintah tidak memperoleh pendapatan apa-apa karena kesepakatan antara
Joe dan Jane tidak terjadi. $40 itulah yang merupakan beban baku yang

21
ditimbulkan oleh pajak, yang merugikan penjual dan pembeli di pasar. Dari
analisis ini kita dapat menarik satu kesimpulan lagi mengenai pajak sebagai
sumber beban baku : pajak mengakibatkan beban baku karena menghalangi
penjual dan pembeli meraih keuntungan perdagangan. Pajak menimbulkan
beban baku karena pajak mendorong perubahan perilaku para penjual dan
pembeli sedemikian rupa hingga mengganggu efisiensi pasar.
Penerapan pajak mengakibatkan kenaikan harga yang harus dibayar
pembeli, sehingga mereka pun mengurangi konsumsi atau pembeliannya. Pajak
itu sekaligus menurunkan pendapatan yang seharusnya diterima penjual,
sehingga mereka mengurangi produksinya.
Tarif pajak dimana pun biasanya sering berubah-ubah. Para pembuat
kebijakan di tingkat lokal, provinsi, negara bagian hingga tingkat federal atau
nasional, seringkali tergoda untuk menaikkan atau menurunkan tarif pajak demi
memacu perekonomian sekaligus memperbesar pendapatan pemerintah.
Pendapatan pajak (tax revenue) yang diterima pemerintah adalah
hasilperkalian antara tarif pajak dengan jumlah penjualan. Jika tarif pajak masih
sajadinaikkan, maka tidak akan ada pendapatan baru dari pajak, bahkan
pendapatan yangada akan turun, karena masyarakat akan terus
menekan/mengurangi pembelian atau penjualannya.
Penggunaan kurva permintaan untuk mengukur surplus konsumen.Surplus
konsumen, yaitu kelebihan atau perbedaan antara kepuasan total atautotal utility
(yang dinilai dengan uang) yang dinikmati konsumen darimengkonsumsikan
sejumlah barang tertentu dengan pengorbanan totalnya (yangdinilai dengan
uang) untuk memperoleh atau mengkonsumsikan jumlah barangtersebut.
 Teori Perilaku Konsumen
Menerangkan perilaku pembeli dalam menggunakan dan
membelanjakanpendapatanyang diperolehnya, yaitu :Alasan para pembeli /
konsumen untuk membeli lebih banyak barang pada hargayang lebih rendah
akan mengurangi pembelian pada harga yang tinggi.Bagaimana seseorang
konsumen menentukan jumlah dan komposisi dari barangyang akan dibeli
dari pendapatan yang diperolehnya.Nilai guna (utility) adalah kepuasan atau
kenikmatan yang diperolehseseorang dari mengkonsumsi barang-barang. Jika

22
kepuasan itu makin tinggi, makamakin tinggi pula nilai gunanya (utility-
nya).Pendekatan teori perilaku konsumen yaitu :
 Pendekatan Nilai Guna (Utility) Kardinal, dianggap manfaat atau
kenikmatanyang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara
kuantitatif.
 Pendekatan Nilai Guna (Utility) Ordinal, manfaat atau kenikmatan
yangdiperoleh masyarakat dari mengkonsumsi barang-barang tidak
dikuantifikasi.
 Teori Nilai Guna
Kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari
mengkonsumsibarang semakin tinggi, maka makin tinggi pula nilai gunanya
(utilitynya). Terbagiatas :
 Nilai Guna Total (Total Utility/TU) : jumlah seluruh kepuasan yang
diperolehdari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu.
 Nilai Guna Marginal (marginal Utility/MU)
:pertambahan/pengurangankepuasan sebagai akibat dari
penambahan/pengurangan penggunaan suatu unitbarang tertentu.Hipotesis
utama teori nilai guna : hukum nilai guna marginal yang semakinmenurun,
menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang akan diperoleh
seseorangdari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi lebih sedikit
apabila orangtersebut terus menambah konsumsinya atas barang tersebut.
Penggunaan kurva penawaran untuk mengukur surplus produsen.Misalnya,
ketika anda ingin mengecat rumah anda, maka anda akan mencaritukang cat,
anda mendapati empat tukang yang bersedia yakni Mary, Louise,Georgia, dan
Paman anda sendiri. Agar mendapat harga termurah, maka andamengadakan
lelang.Pada prinsipnya, keempat tukang cat itu mau menjual jasanya asalkan
hargayang mereka terima lebih besar daripada biaya pengecatan.
Di sini istilah biaya(cost) adalah nilai segala sesuatu yang harus
dikorbankan penjual dalammemproduksi suatu barang. Di dalamnya harus
tercakup semua pengeluaran (untukmembeli cat, kuas, sewa tangga, dll), serta
nilai waktu yang mereka habiskan untukmengecat rumah anda.

23
 Surplus produsen (producers surplus)di sebuah pasar mempelajari
keuntungan yang diterima oleh penjual/produsen dari partisipasi mereka di
suatu pasar:
 Biaya dan kesediaan menjualkorbankan penjual dalam memproduksi suatu
barang.
 Penggunaan kurva penawaran untuk mengukur surplus produsenpenawaran,
harga yang ditunjukkan oleh kurva penawaran sama dengan
meninggalkan pasar begitu harga mengalami penurunan l dan 7.4 (skedul
penawaran)di suatu pasar.
 Bagaimana harga yang lebih tinggi meningkatkan surplus produsen. Harga
tinggi untuk setiap barang atau jasa yang mereka produksikan.produsen
menerima pendapatan lebih banyak dan sebagian lagi karena adanya
produsen/penjual baru yang ikut berpartisipasi di pasar setelah harga
meningkat.

24
BAB 2
BENTUK-BENTUK BADAN USAHA
2.1 Pengertian Badan Usaha
Keputusan mengenai pemilihan bentuk kepemilikan bisnis (bentuk badan
usaha) merupakan langkah awal dalam menjalankan suatu aktifitas bisnis. Konsep
dasar mengenai bentuk badan usaha atau kepemilikan bisnis bersumber pada
UUD’45 Pasal 33 yang menjelaskan mengenai Konsep Demokrasi Ekonomi.
Dalam konsep Demokrasi Ekonomi terdapat adanya jaminan kebebasan berusaha
bagi seluruh warga negara RI dengan memperhatikan adanya batasanbatasan
tertentu.
Sebagai amanat udnang undang dasar 1945 pasal 33 ayat 1 s/d 3
pemerintah secara aktif ikut campur tangan untuk membatasi peranan swasta
(adanya monopoli oleh pemerintah) khususnya untuk jenis bidang usaha strategis,
yaitu :
1. Jenis usaha vital yang memiliki peranan penting dalam
perekonomian negara (sebagai sumber penghasil devisa)
dikuasai oleh pemerintah cq. Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) antara lain Minyak (Pertamina), Gas (Perushn Gas
Negara), Hasil-hasil Pertambangan (PT.Aneka Tambang,
PT.Tambang Timah).
2. Jenis usaha yang menguasai hajat hidup orang banyak, misal
usaha kelistrikan ( PLN), transportasi kereta api (PT.KAI dulu
PJKA), Pos (PT.Pos Indonesia), dan Telekomunikasi
(PT.Telkom Indonesia, PT.Indosat).

25
DAFTAR PUSTAKA

 https://id.wikipedia.org/wiki/Elastisitas_(ekonomi)
 http://novikarlina10.blogspot.com/2010/03/elastisitas-dan-macam-macam-
elastisitas.html
 https://forzanapoli777.blogspot.com/2015/10/makalah-elastisitas.html
 https://nanopdf.com/download/file-825_pdf
 http://makalahwindy.blogspot.com/2014/04/konsep-elastisitas.html

26
27

Anda mungkin juga menyukai