Anda di halaman 1dari 22

PEMAKAIAN DIFERENSIAL DALAM EKONOMI

Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah

“Matematika Ekonomi”

Dosen Pengampu :

Dr. Dedek Kustiawati, M.Pd.

Disusun Oleh :

Imelda Adistia Fanhati (11200170000012)

Yuri Alif Ramadhan (11200170000032)

Lutfia Chanifah (11200170000060)

Raden Yeni Fitriyani (11200170000075)

Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. karena berkat rahmat dan karunia – Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judulu “Pemakaian Diferensial dalam Ekonomi”
dengan tepat waktu.

Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk menambah pengetahuan bagi penulis pada khususnya
dan bagi para pembaca pada umumnya. Selain itu ditujukan untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Matematika Ekonomi.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Dedek Kustiawati, M.Pd. selaku dosen pada
mata kuliah Matematika Ekonomi yang telah memberikan tugas ini serta membimbing kami
dalam penulisan makalan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Jakarta, 18 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1

C. Tujuan ........................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 3

A. Pengertian Elasitas Permintaan ................................................................................... 3

B. Pengertian Elasitas Penawaran .................................................................................... 6

C. Pengertian Elasitas Produksi ....................................................................................... 8

D. Cara Menentukan Biaya Marginal .............................................................................. 8

E. Pengertian Penerimaan Marginal ................................................................................ 9

F. Pengertian Utilitas Marginal ..................................................................................... 10

G. Pengertian Produk Marginal ..................................................................................... 12

H. Pengertian Analisis Keuntungan dan Contohnya ....................................................... 13

I. Model Pengendalian Persediaan................................................................................ 15

J. Hubungan Biaya Marginal dengan Biaya Rata – Rata dan Hubungan Produk Marginal
dengan Produk Rata – Rata .............................................................................................. 16

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 18

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 18

B. Saran ........................................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah konsep
elastisitas. Menurut (Prediansya, 2020) Elastisitas merupakan ukuran sejauh mana pembeli
dan penjual bereaksi terhadap perubahan kondisi yang ada. Kondisi yang dimaksud
berkaitan dengan perubahan harga. Dengan kata lain, elastisitas merupakan derajat
kepekaan permintaan dan penawaran terhadap perubahan harga. Dengan mengunakan
sistem elastisitas permintaan maka produsen dapan mengetahui seberapa basar pengaruh
harga suatu barang yang di pasarkan kepada konsumen. Adapun juga menurut (Maros &
Juniar, 2016) elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel
dengan perubahan variable lainnya.
Secara umum, elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat
kepekaan atau respon dari jumlah barang yang diminta atau ditawarkan akibat perubahan
faktor yang mempengaruhinya. Jumlah permintaan dan penawaran sangat mempengaruhi
harga, karena jikapermintaan naik sedangkan penawaran tetap atau sedikit, maka akan
terjadi kelangkaan barang (jika faktor-faktor lain dianggap tetap atau cateris paribus),
kelangkaan barang akan mengakibatkan naiknya harga. Namun sebaliknya jika penawaran
banyaksedangkan permintan sedikit, maka harga akan menjadi murah. Yang akan kami
bahas dalam makalah ini adalah elastisitas permintaan yg terdapattiga variabel utama yang
mempengaruhi yaitu elastisitas harga dari permintaan dan penawaran, elasitas produksi,
biaya marginal, penerimaan marginal, utilitas marginal, dan produk marginal.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian, jenis-jenis dan faktor yang mempengaruhi elasitas permintaan?


2. Apa pengertian, jenis-jenis dan faktor yang mempengaruhi elasitas penawaran?
3. Apa pengertian dari elasitas produksi ?
4. Bagaimana cara menentukan biaya marginal dan berikan contohnya?
5. Apa pengertian dari penerimaan marginal dan berikan contohnya?
6. Apa pengertian dari utilitas marginal dan berikan contohnya?
7. Apa pengertian dari produk Marginal dan berikan contohnya?
8. Apa pengertian dari Analisis keuntungan dan berikan contohnya?
9. Bagaimana cara model pengendalian ratarata?

1
10. Apa hubungannya biaya marginal dengan biaya Rata-rata, hubungan produk marginal
dengan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui arti, jenis-jenis dan faktor elasitas permintaan


2. Untuk mengetahui arti, jenis-jenis dan faktor elasitas penawaran
3. Untuk mengetahui arti elasitas produksi
4. Untuk mengetahui cara menentukan biaya marginal dan contohnya
5. Untuk mengetahui arti dari penerimaan marginal dan contohnya
6. Untuk mengetahui arti dari utilitas marginal dan berikan contohnya
7. Untuk mengetahui arti dari produk Marginal dan berikan contohnya
8. Untuk mengetahui arti dari Analisis keuntungan dan berikan contohnya
9. Untuk mengetahui dan menentukan cara model pengendalian rata-rata
10. Untuk mengetahui hubungan biaya marginal den biaya rata-rata, hubungan produk
marginal dengan………….

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Elasitas Permintaan

Permintaan adalah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah barang
yang diminta karena akibat adanya perubahan harga. Selain itu permintaan merupakan
rasio antara presentase perubahan jumlah barang yang diminta terhadap persentase
perubahan. Elasitas permintaan merupakan elasitas harga permintaan dengan suatu
koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah barang yang diminta akibat
adanya perubahan harga. Fungsi permintaan ini dapat dinyatakan dengan Q 𝑑 = 𝑓(𝑃) maka
elastisitas permintaannya

%∆𝑄𝑑 𝐸𝑄𝑑 𝑙𝑖𝑚 ∆𝑄𝑑 /𝑄𝑑 𝑑𝑄𝑑 𝑃


ηd = = = = 𝑥
%∆𝑃 𝐸𝑃 ∆𝑃 → 0 ∆𝑃/𝑃 𝑑𝑃 𝑄𝑑

Besarnya reaksi konsumen terhadap perubahan harga sangat penting bagi produsen.
Tujuannya adalah agar produsen dapat menentukan tingkat harga yang menguntungkan.
Elastisitas permintaan adalah ukuran derajat kepekaan permintaan terhadap perubahan
harga. Elastisitas permintaan adalah suatu alat atau konsep yang digunakan
untukmengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang di beli sebagai
akibatperubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (ceteris paribus). Dalam hal ini
pada dasarnya ada tiga variable pertama yang mempengaruhi, maka dikenal tiga elastisitas
permintaan, elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas
harga (price elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga
barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan
pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity). Ada beberapa jenis dan
faktor yang mempengaruhi elasitas permintaan yaitu:
a. Jenis-jenis elasitas permintaan
1. Permintaan Tidak Elastis Sempurna: Elastisitas = 0.
Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian,
kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun
harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah. Contoh barang
yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik
terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas).

3
2. Permintaan Tidak Elastis: Elastisitas < 1.
Permintaan tidak elastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada
perubahan permintaan. Nilai E < 1, artinya perubahan harga hanya diikuti
perubahan. Presentase perubahan kuantitas permintaan < dari presentase perubahan
harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk
kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap
membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karena, meskipun bisa
dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung tidak akan sebesar kenaikan harga
yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan
menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras
memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang).
3. Permintaan Uniter Elastis: Elastisitas = 1.
Artinya perubahan harga diikuti oleh perubahan jumlah permintaan yang sama.
Presentase perubahan kuantitas permintaan presentase perubahan harga. Contoh
produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis
permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan
tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki
permintaan uniter elastis.
4. Permintaan elastis: elastisitas > 1.
Presentase perubahan kuantitas permintaan > presentase perubahan harga. Ini sering
terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian,
makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan
mudah menemukan barang penggantinya. Permintaan elastis terjadi jika perubahan
permintaan lebih besar dari perubahan harga.E >1, artinya perubahan harga sedikit
saja, akan diikuti jumlah permintaan dalam jumlah yang lebih besar.
5. Permintaan elastis sempurna atau elastisitas tak terhingga.
Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di
pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0.
Dengan demikian, kurvanya berbentuk horizontal. Contoh produk yang
permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang atau jasa yang
bersifat komoditi, yaitu barang atau jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama
meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang
berbeda. Permintaan Inelastis Sempurna (E = 0) perubahan harga tidak

4
mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian,kurvanya berbentuk vertikal.
Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun hargayang ditawarkan,
kuantitas barang atau jasa tetap tidak berubah. Contoh barang yang permintaannya
tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus,kuantitas yang
tersedia tetap terbatas).
b. Faktor mempengaruhi elasitas permintaan
Tingkat kebutuhan apabila kebutuhan terhadap suatu barang sangat penting, maka
perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah permintaan, maka permintaan terhadap
barang ini bersifat inelastisitas, sebaliknya bila kebutuhan terhadap suatu barang kurang
penting, maka permintaan bersifat elastisitas. Banyaknya barang pengganti yang
tersedia. Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti, permintaan
yang cenderung untuk bersifat elastis. Maksudnya, perubahan harga yang kecil saja
akan menimbulkan perubahan yang besar terhadap permintaan. Pada waktu harga naik
para pembeli akan merasa enggan membeli barang tersebut, mereka lebih suka
menggunakan barang-barang lain sebagai penggantinya, yang harganya tidak
mengalami perubahan. Sebaliknya pada waktu harga turun, para pembeli melihat bahwa
barang tersebut lebih mudah daripada barang-barang penggantinya dan beramai-ramai
membeli barang tersebut dan ini menyebabkan permintaannya bertambah dengan cepat.
Presentasi pendapatan yang dibelanjakan, besarnya bagian pendapatan yang digunakan
untuk membeli sesuatu barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap
barang tersebut. Semakin lama jangka waktu di mana permintaan itu dianalisis, semakin
elastis sifat permintaan suatu barang. Dalam jangka waktuyang singkat permintaan
besifat lebihtidak elastis karena perubahan-perubahan yang baru terjadi dalam pasar
belumdiketahui oleh permbeli. Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak
elastis, dimana konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit
mencari substitusinya. Akibatnya, kenaikan harga cenderung tidak menurunkan
permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah cenderung elastis, dimana
barang mewah bukanlahsebuah kebutuhan dan substitusinya lebih mudah dicari.
Akibatnya, kenaikan hargaakan menurunkan permintaan. Tradisi Apabila
pemakaian sesuatu barang sudah menjadi tradisi walaupun berapa punnaiknya harga,
orang akan tetap membelinya, maka permintaan ini bersifat inelastis, tetapi apabila
tidak didasarkan tradisi permintaan akan bersifat elastis. Mode ini juga mempengaruhi
permintaan terhadap sesuatu barang, apabila barang tersebut sudah dicenderungi oleh
masyarakat, maka berapapun naiknya harga akant etap dibeli. Maka permintaan akan

5
bersifat inelastis demikian sebaliknya. Perubahan harga dan barang ini yang diminta,
Hal ini akan mempengaruhi golongan lain untuk meminta barang tersebut, sehingga
permintaan menjadi elastis.
1. Ada beberapa faktor yang menentukan elastis harga permintaan, yaitu:
a. Tersedia atau tidaknya barang pengganti dipasar.
b. Jumlah pengguna atau tingkat kebutuhan dari barang tersebut.
c. Jenis barang dan pola preferensi konsumen.
d. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga atau
priode waktu penggunaan barang tersebut.
e. Kemampuan relative anggaran untuk mengimpor barang
2. Elastisitas akan besar bilamana:
a. Terdapat banyak barang subtitusi yang baik
b. Harga relative tinggi
c. Ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain
3. Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana:
a. Benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
b. Barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-
harga yang rendah
c. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang yang subtitusi

B. Pengertian Elasitas Penawaran

Elastisitas penawaran yaitu presentase perubahan jumlah barang yangditawarkan akibat


terjadinya perubahan harga itu sendiri. koefisien elastisitas penawaran adalah angka yang
menunjukkan perbandingan antara perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan
perubahan harganya. Besar kecilnya koefisiene lastisitas penawaran dapat dihitung dengan
rumus sebagai berkut:

%∆Q s EQ s lim ∆Q s /Qs dQ s P


ηs = = = = x
%∆P EP ∆P → 0 ∆P/P dP Qs

Adapun jenis-jenis dan faktor yang mempengaruhi elasitas penawaran yaitu:


a. Jenis-jenis Elasitas Penawaran
1. Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas = 0.
Penawaran tidak dapat ditambah pada tingkat harga berapapun, sehingga kurva
penawaran (S) akan terlihat vertikal.

6
2. Penawaran tidak elastis : elastisitas < 1.
Perubahan penawaran lebih kecil dari perubahan harga, artinya perubahan harga
mengakibatkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran.
3. Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1.
Perubahan penawaran sama dengan perubahan harga.
4. Penawaran elastis : elastisitas > 1.
Perubahan penawaran lebih besar dari perubahan harga, artinya perubahan harga
mengakibatkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran.
5. Penawaran elastis sempurna: Elastisitas tak terhingga
Perusahaan dapat menyuplai berarapun kebutuhan pada satu tingkat harga tertentu.
Perusahaan mampu menyuplai pada biaya per unit konstan dan tidak ada limit
kapasitas produksi.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran
1. Barang hasil pertanian bersifat inelastis karena sukar untuk dikurangi atau
ditambah dengan segera bila terjadi perubahan harga sebaliknya barang hasil
industri lebih bersifat elastis.
2. Dalam jangka pendek, jika terjadi perubahan harga maka produsen sulit untuk
mengubah barang yang ditawarkan sehingga penawarannya bersifat inelastis.
Sebaliknya dalam jangka pendek dimana produsen mampu mengubah biaya tetap
maka sifat penawarannya lebih elastis.
3. Munculnya atau menghilangnya produk saingan.
4. Adanya terobosan untuk membuat barang baru.
Ada dua faktor yang dikatakan sangat penting didalam menentukan elastisitas
penawaran, yaitu: sifat dari perubahan biaya produksi dan jangka waktu dimana
penawaran tersebut dianalisis. Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu,
apabila harga berubah, para ahli ekonomi membedakan tiga waktu atau masa bagi
produsen dalam rangka menyesuaikan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan
perubahan harga tersebut. Adapun tiga waktu tersebut adalah:
a. Tiga immediate Run/ Momentary Period/ M,arket Period, suatu priode waktu yang
sangat pendek, dimana jumlah barang yang terdapat dipasar tidak dapat dirubah,
yaitu hanya sebanyak yang ada dipasar, kurva penawarannya in elastis sempurna.
b. The short run, adalah suatu priode waktu yang cukup panjang bagi suatu perusahaan
untuk memproduksi barang, tetapi tidak cukup panjang untuk mengembangkan

7
kapasitas atau masuk pasar bagi perusahaan baru, sehingga output hanya dapat
dikembangkan sebatas kapasitas yang ada, bentuk kurva penawaran unity.
c. The long run, adalah suatu priode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru
untuk masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan
untuk mengembangkan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan
diri dengan perubahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis.

C. Pengertian Elasitas Produksi

Elasitas Produksi adalah elastisitas yang mengukur kepekaan perubahan produksi suatu
barang berkaitan dengan perubahan input yang digunakan untuk memproduksi barang
tersebut (Wantara, 1995). Input produksi meliputi (1) tenaga kerja (TK), (2) tanah (T), (3)
modal (M), dan entrepreunership (E). Hubungan berbagai input untuk menghasilkan
output (Q) membentuk suatu fungsi produksi, dan dapat dirumuskan sebagai: Q = f(TK,
T, M, E). Dalam jangka panjang, keempat input produksi dapat mempengaruhi output
(produk) secara interaktif, tetapi dalam jangka pendek analisis lebih difokuskan pada
interaksi input tenaga kerja dan modal dengan mengasumsikan input modal sudah given
(dilambangkan dengan M).

D. Cara Menentukan Biaya Marginal

Dalam istilah ekonomi, kata marginal berhubungan dengan tingkat perubahan atau
penurunan pertama (derivatif). Marginal cost merupakan tingkat perubahan dari biaya
total (total cost) terhadap perubahan satu unit produk yang dihasilkan.
Biaya marginal (marginal cost) adalah pertambahan atau pengurangan biaya total karena
bertambahnya atau berkurangnya satu unit output, biaya marginal menurun sejalan dengan
meningkatnya volume produksi.
Biaya marginal adalah bagian dari biaya produksi. Contoh biaya marginal bisa dilihat
dalam proses produksi. Dalam proses produksi, beberapa sumber daya tetap konstan
terlepas dari berapa banyak permintaan tambahan yang diterima. Sumber daya tersebut
meliputi biaya tetap, overhead, administrasi, dan penjualan.
Sementara itu, sumber daya tambahan mungkin diperlukan guna meningkatkan kecepatan
produksi untuk memenuhi permintaan tambahan. Biaya yang digunakan untuk membeli
dan merawat sumber daya ini adalah biaya variabel yang berubah seiring dengan
perubahan waktu volume produksi. Contohnya termasuk biaya bahan baku dan tenaga
kerja.

8
Misalnya Ibu Fia memiliki usaha produksi kue kering. Setiap hari memproduksi 20 kue
dengan 2 mesin pembuat kue dan 3 karyawan. Menjelang lebaran, ada permintaan
tambahan sebanyak 20 kue perhari. Maka, demi mempercepat proses produksi, Ibu Fia
menambah 3 karyawan baru dan membeli 1 mesin kue lagi. Adapun dapur yang digunakan
untuk berproduksi tidak diperluas.
Dalam contoh sederhana ini, jumlah tenaga kerja dan mesin yang bertambah termasuk
biaya variabel. Biaya marginal dihitung dari seberapa banyak biaya tambahan untuk
membayar tenaga kerja baru dan membeli mesin baru tersebut. Biaya ini menambah total
biaya produksi. Sementara itu, biaya dapur yang tetap tidak mempengaruhi biaya produksi.
Sehingga biaya marginal dapat dirumuskan sebagai berikut :
△ TC
𝑀𝐶 =
△Q
Keterangan : MC : Marginal cost (biaya marginal
△TC : Perubahan biaya total
△Q : Perubahan total unit
Dari contoh kasus toko kue Ibu Dewi di atas, misalnya total biaya produksi sebelum ada
permintaan tambahan adalah Rp 5.000.000 untuk membeli bahan baku dan membayar
upah tenaga kerja. Ketika ada permintaan tambahan, ada tambahan biaya bahan baku Rp
200.000 dan upah tenaga kerja Rp 1.000.000. Berarti ada perubahan total biaya produksi
sebesar Rp 5.000.000 + (Rp 200.000 + Rp 1.000.000) = Rp 6.200.000.
Adapun jumlah produksi yang awalnya 20 bertambah setelah ada permintaan tambahan
sebanyak 50. Jadi perubahan jumlah produksinya sebesar 50-20 = 30.
Dengan demikian, biaya marginalnya adalah Rp 6.200.000/30 = Rp 206.667.
Maka, demi memaksimalkan profit, Ibu Dewi mesti menjual kue seharga lebih dari Rp
206.667 per unit.

E. Pengertian Penerimaan Marginal

Penerimaan adalah hasil yang diperoleh perusahaan dari penjualan barang produksi.
Konsep yang paling penting dalam penerimaan adalah Total Revenue (TR), Average
Revenue (AR), dan Marginal Revenue (MR).
Penerimaan marginal (marginal revenue) adalah kenaikan atau penurunan penerimaan
sebagai akibat dari penambahan atau pengurangan satu unit output. MR merupakan
penurunan penerimaan total (TR) terhadap unit output (Q). Kondisi yang diharapkan
perusahaan adalah saat biaya marginal sama dengan penerimaan marginal (MC = MR).

9
Contoh :
Pada pasar persaingan sempurna, seorang produsen memiliki fungsi penerimaan TR =
100Q. Tentukan :
a. Fungsi penerimaan marginalnya
b. Fungsi penerimaan rata – ratanya
c. Total penerimaannya, apabila menjual 5 unit

Penyelesaian :

a. Fungsi penerimaan marginal (MR)


△ TR
𝑀𝑅 = = 100
△Q
b. Fungsi penerimaan rata – rata (AR)
𝑇𝑅 100𝑄
𝐴𝑅 = = = 100
𝑄 𝑄
c. Jika Q = 5 maka TR = 100.5 = 500

F. Pengertian Utilitas Marginal

Marginal utility (MU) / utilitas marginal/tamabahan kepuasan/tambahan nilai guna adalah


tambahan kepuasan yang diperoleh dengan menambah satu satuan barang/jasa yang
dikonsumsi. Utilitas marginal merupakan perupabahan utilitas total yang terjadi karena
tambahan yang dikonsumsi (Paulus Kurniawan & Made Kembar Sri Budhi, 2015).
Perubahan dalam Utilitas Total
Utilitas Marginal =
Perubahan dalam Kuantitas

Utilitas Total merupakan jumlah dari total kepuasan individu yang terjadi dari
mengonsumsi jumlah tertentu. Marginal utility atau utilitas marginal berhubungan dengan
kebutuhan manusia. Tetapi kebutuhan manusia tidak memiliki batasan, sehingga dalam
memenuhi kebutuhan manusia perlu membuat keputusan dalam menentukan pilihan mana
yang akan dia ambil supaya tercapai kepuasan yang maksimal.

Untuk contoh, misal hari ini cuaca cerah dimusim panas dan kita sangat haus
karena baru saja jogging sejauh empat mil. Kemudian kita minum segelas air dingin.Gela
s pertama terasa begitu segar, dan sangat membantu menghilangkan dahagakita; gelas
kedua tidak terasa sesegar gelas pertama tadi, tapi masih cukup enak;gelas ketiga lumayan
enak; dan setelah gelas keempat kita berhenti. Dari contoh ini dapat diketahui bahwa total

10
utility merupakan kepuasan total yang diperoleh dari mengkonsumsi empat gelas air
tersebut. Sedangkan marginal utility dari gelas yang ketiga misalnya, yaitu adanya
perubahan dalam total utility karena mengonsumsi gelas yang ketiga (Neneng Ela
Fauziyyah, n.d.).

a. Hukum Utilitas Marginal yang Semakin Menurun

“Tambahan kepuasan yang akan diperoleh seseorang dari mengkonsumsi satu barang
akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus-menerus menambah
konsumsinya pada barang tersebut” (Kennedy, 2016).

Hukum ini dapat dilihat dari grafik utilitas total berikut ini:

Lalu tambahan kepuasan (marginal utility, MU) dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik diatas terlihat bahwa semakin banyak barang/jasa dikonsumsi pada suatu
periode tertentu, semakin menurun tambahan kepuasan/marginal utility (MU).

11
b. Maksimalisasi Utilitas

Para konsumen harus memutuskan secara spesifik kombinasi pada barang yang akan
menghasilkan utilitas terbesar. Untuk memaksimalkan utilitas, konsumen harus
menghabiskan uang sedemikian rupa untuk menyakinkan bahwa setiap uang yang
dikeluarkan akan sesuai dengan jumlah besaran utilitas marjinal dari produk
barangnya.

G. Pengertian Produk Marginal

Produk marjinal dikenal juga sebagai “produk tambahan”. Namun dalam teori ekonomi,
kata “tambahan” biasanya diganti dengan kata “marjinal”. Produk marjinal dari suatu
produksi adalah output atau produk ekstra yang dihasilkan oleh tambahan satu unit faktor
produksi tersebut, dimana faktor produksinya yang lain tetap konstan .
Produk marjinal tenaga kerja merupakan tambahan output yang didapat bila anda
menambahkan satu unit tenaga kerja, sedangkan input lainnya konstan. Begitu juga dengan
produk marjinal tanah yang merupakan perubahan total output karena adanya tambahan
satu unit tanah dimana input yang lain tetap konstan. Demikian seterusnya untuk tiap
faktor produksi.
Produktivitas marjinal merupakan pedoman bagi tetapan harga input faktor produksi
secara kompetitif, baik untuk tenaga kerja yang terdidik atau tidak. Tiap kualitas tanah,
barang modal, pupuk ataupun input yang lainnya.
Jadi dapat disimpulkan produk marjinal adalah tambahan output atau produk total akibat
tambahan satu satuan tenaga kerja atau tambahan satu faktor produksi variabel. Sedangkan
Produktivitas Marginal dari suatu input adalah mengukur seberapa besar tambahan output
yang dihasilkan apabila suatu input variabel bertambah dengan satu unit sedangkan input
yang lain tetap.
a. Persamaan dari Produk Marginal
Persamaan dari produk marjinal adalah perbandingan antara perubahan produk total
dengan perubahan jumlah tenaga kerja yang digunakan

∆𝐓𝐏
𝐌𝐏 =
∆𝐋

Keterangan:

12
MP : Produk Marjinal
∆TP : Perubahan produk total/output
∆L : Perubahan tenaga kerja/input
Fungsi produk total yang non linier pada umumnya terbentuk fungsi kubik sehingga
produk marginalnya akan membentuk fungsi kuadrat yang titik ekstrim (maksimum)
tepat pada saat kurva produk total berada pada titik belok (kedudukan ini menunjukkan
hukum penambahan hasil yang semakin berkurang). Produk totak mencapai puncaknya
ketika produk marginalnya nol. Sesudah itu kedudukan ini, produk total menurun
bersamaan produk marginal negatif (dibawah sumbu x). produk marginal negatif
menunjukkan penambahan penggunaan masukan atau input yang bersangkutan justru
akan mengurangi produk total. Jika produk total ingin ditingkatkan makan jumlah
masukan yang digunakan harus dikurangi.
Contoh soal tentang produk marginal :
Pada bulan Agustus 2021 jumlah tenaga kerja perusahaan mobil di Indonesia sejumlah
178.865 dan outputnya sebesar 85.681.487. sedangkan jumlah tenaga kerja bulan Juli
2021 sebesar 179.995 serta outputnya 86.605.054. hitunglah produk marginal pada
bulan Agustus 2021!
Penyelesaian:
∆TP
MP =
∆L
86.605.054 − 85.681.487
=
179.995 − 178.865

923576
=
1130

= 817

H. Pengertian Analisis Keuntungan dan Contohnya

Tujuan dari suatu perusahaan adalah memperoleh keuntungan. Produksi dari suatu
perusahaan dilakukan dengan baik dan efisien guna meningkatkan keuntungan. Pengertian
keuntungan (laba) menurut Sunaryo (Bintang, 2019) merupakan selisih antara total
pendapatan dengan total biaya yang merupakan insentif bagi produsen untuk melakukan
produksi. Untuk mengetahui keuntungan total dapat dilakukan dengan mengurangi
penerimaan total (TR) dengan biaya total (TC) , atau dapat ditulis dengan rumus sebagai
berikut :

13
𝜋 = 𝑅 − 𝐶 = 𝐹(𝑄)

Analisis keuntungan adalah sebuah proses untuk mengetahui tingkat produksi yang akan
memberikan keuntungan maksimum atau menimbulkan kerugian maksimum. Analisis
keuntungan dapat dilakukan dengan pendekatan diferensial. Untuk memperoleh
keuntungan yang maksimum, produsen bekerja dalam kondisi dimana MR
(Penerimaan/pendapatan Marginal) = MC (Biaya Marginal), hal ini dikarenakan baik
penerimaan marginal maupun biaya marginal merupakan fungsi dari jumlah keluaran yang
dihasilkan atau terjual. Dari sini dapat dibentuk suatu fungsi yaitu fungsi keuntungan (𝜋)
sebagai berikut :

𝜋 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝜋 ′ = 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑀𝑅 = 𝑀𝐶

1) 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝜋 ′′ < 0 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝜋 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

2) 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝜋 ′′ > 0 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝜋 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

Contoh(Sari, 2014):

Diketahui : Fungsi Permintaan P = 1000 – 2Q dan fungsi biaya

𝐶 = 𝑄3 − 59 𝑄2 + 1315𝑄 + 2000

Ditanya :

a. Berapakah produk yang harus diproduksi dan dijual sehingga dapat diperoleh laba
yang maksimum?

b. Berapakah laba maksimum tersebut?

Penyelesaian :

a. Fungsi pendapatan : R = P . Q

R = (1000 – 2Q). Q

R = 1000Q – 2Q2

Fungsi biaya : 𝐶 = 𝑄3 − 59 𝑄2 + 1315𝑄 + 2000

Fungsi laba : 𝜋 = 𝑅 − 𝐶

𝜋 = (1000Q – 2Q2) – (𝑄3 − 59 𝑄2 + 1315𝑄 + 2000)

14
𝜋 = − 𝑄3 + 57𝑄2 − 315𝑄 − 2000

Laba maksimum : 𝜋 ′ = 0

𝜋 ′ = − 3𝑄2 + 114𝑄 − 315 = 0 (bagi dengan negatif 3)

𝜋 ′ = 𝑄2 − 38𝑄 + 105 = 0

(Q – 3) (Q – 35) = 0

Sehingga diperoleh Q1 = 3 dan Q2 = 35

𝜋 ′′ = −6𝑄 + 114

Untuk Q1 = 3 didapatkan 𝜋 ′′ = −6(3) + 114 = 96 > 0

Berarti jika diproduksi output sebanyak 3, maka labanya akan minimum

Untuk Q2 = 35 didapatkan 𝜋 ′′ = −6(35) + 114 = −96 < 0

Berarti jika diproduksi output sebanyak 35, maka labanya akan maksimum

∴ Jadi agar memperoleh laba yang maksimum maka produk yang harus diproduksi
dan dijual sebanyak 35 buah.

b. Laba maksimum yang akan diperoleh :


𝜋𝑚𝑎𝑥 = − (35)3 + 57(35)2 − 315(35) − 2000 = 13.925

I. Model Pengendalian Persediaan

Dalam suatu perusahaan pengendalian persediaan sangatlah penting. Hal ini dikarenakan
apabila persediaan terlalu banyak maka biaya penyimpanan akan meningkat dan apabila
persediaan terlalu sedikit maka akan kekurangan persediaan barang untuk diproduksi atau
dijual. Pengendalian persediaan berusaha menyeimbangkan antara menjalankan produksi
besar dengan biaya pemeliharaan persediaan. Model pengendalian persediaan bertujuan
untuk meminimalkan total biaya persediaan. Pengendalian persediaan dapat dirumuskan
dengan,

2𝐶1 𝐷
𝑄=√
𝐶2

Keterangan ;

15
Q = jumlah pesenan optimal

C1 = Biaya pemesanan per unit barang per periode

C2 = Biaya penyimpanan per unit barang per periode

D = Kebutuhan barang per periode

Contoh :

Berdasarkan pengalamannya, seorang kontraktor kecil membutuhkan 100 karung kecil


per setiap bulan. Boaya pengadaan atau pemesanan Rp. 1.250,00 setiap kali pesan,
sedangkan biaya penyimpanan Rp. 400,00 per karung per minggu. Jika ia
menginginkan biaya total persediaan minimun dengan cara membagi kebutuhan 100
karung pasir per bulan atas beberapa kali kedatangan dengan jumlah yang sama, berapa
jumlah pemesanan yang optimal?

Penyelesaian :

D = 100, C1 = 1250 C2 = 400

2𝐶1 𝐷 2(1250)(100)
𝑄=√ ==√ = √625 = 25
𝐶2 400

Jadi, jumlah pesanan yang optimal adalah 25 kaung pasir setiap kali pesan. Berarti
kebutuhan per bulan dibaginya menjadi D/Q = 100/25 = 4 kali kedatangan. Jadi pesanan
untuk kebutuhan bulanan dilakukan secara mingguan.

Biaya totalnya perbulannya dapat dihitung dengan :

𝐶1𝐷 𝐶2𝑄 1250 ×100 400 × 25


𝐶= + = + = 10.000 𝑟𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ.
𝑄 2 25 2

J. Hubungan Biaya Marginal dengan Biaya Rata – Rata dan Hubungan Produk
Marginal dengan Produk Rata – Rata

Biaya Marginal adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan akibat adanya tambahan
output yang diproduksi sebanyak satu unit, sedangkan biaya rata-rata adalah jumlah biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan satu unit output. Hubungan antara
keduanya dipergunakan untuk menunjukkan bagaimana perusahaan memaksimumkan
keuntungan (Digdewiseiso, n.d.).Hubungan antara biaya marginal dengan biaya rata-rata
adalah biaya rata-rata akan meningkat dalam kuantitas ketika biaya marginal lebih besar

16
dari pada biaya rata-rata dan pada saat biaya rata-rata mencapai nilai minimumnya maka
biaya marginal sama dengan biaya rata-rata minimun tersebut. Andaikan biaya total
dinyatakan dengan C = f (Q), maka:
Biaya marginal : MC =C = dC /dQ
Biaya rata – rata : AC = C/Q
Syarat AC minimun ialah bahwa derivatif pertamanya = 0
Pada posisi AC minimun : MC = AC
Hubungan produk marginal dengan produk rata-rata yaitu produk marginal sama dengan
produk rata – rata pada saat produk rata – rata mencapai posisi ekstrimnya. Andaikan biaya
total dinyatakan dengan P = f (x), maka :
Biaya marginal : MP = P’ = dP / dx
Biaya rata – rata : AP = p / x
Pada posisi AP maksimum : MP = AP

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Elasitas permintaan merupakan elasitas harga permintaan dengan suatu koefisien yang
menjelaskan besarnya perubahan jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan
harga. Elastisitas penawaran yaitu presentase perubahan jumlah barang yangditawarkan
akibat terjadinya perubahan harga itu sendiri. Elasitas Produksi adalah elastisitas yang
mengukur kepekaan perubahan produksi suatu barang berkaitan dengan perubahan
input yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut. Biaya marginal (marginal
cost) adalah tambahan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit tambahan
output. Penerimaan marginal (marginal revenue) adalah besarnya perubahan pada
penerimaan apabila produsen menjual satu unit tambahan output atau barang. Marginal
utility (MU) / utilitas marginal/tamabahan kepuasan/tambahan nilai guna adalah
tambahan kepuasan yang diperoleh dengan menambah satu satuan barang/jasa yang
dikonsumsi. Produk marjinal dikenal juga sebagai “produk tambahan”. Analisis
keuntungan adalah sebuah proses untuk mengetahui tingkat produksi yang akan
memberikan keuntungan maksimum atau menimbulkan kerugian maksimum.

B. Saran

Interaksi antara permintaan dan penawaran akan menciptakan keseimbanganharga


pasar, apabila pada harga keseimbangan jumlah barang yang di minta konsumen,sama
persis dengan jumlah yang di tawarkan produsen, secara grafis keseimbangan pasar bisa
tercapai apabila kurva permintaan dan penawaran berpotongan, titikperpotongan
tersebut di sebut titik keseimbangan

18
DAFTAR PUSTAKA

Bintang, I. dan. (2019). MATEMATIKA BISNIS KEUNTUNGAN MAKSIMUM.

Digdewiseiso, K. (n.d.). Ekonomi Manajerial.

Kennedy, P. S. J. (2016). Modul Ekonomi Mikro Pasar. Fakultas Ekonomi Universitas


Kristen Indonesia, 0–29. http://repository.uki.ac.id/1396/1/8.Modul KKNI Ekonomi
Mikro_Pasar5.pdf

Marginal_Product. (n.d.).
Maros, H., & Juniar, S. (2016).

Neneng Ela Fauziyyah. (n.d.). UTILITAS MARGINAL DALAM PERILAKU KONSUMEN.

Paulus Kurniawan, & Made Kembar Sri Budhi. (2015). PENGANTAR EKONOMI MIKRO
DAN MAKRO (Monica Bendatu (ed.)).
https://books.google.com/books?hl=id&lr=&id=rJ2ACwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR3&d
q=utilitas+marginal+dan+contohnya&ots=U0ZtJ27tYc&sig=pl48grw3pnY-
shCyn0iaO0rRstc

Prediansya, M. A. W. (2020). PENGARUH PERUBAHAN HARGA PERMINTAAN


TERHADAP KEBUTUHAN HANDSANITIZER AKIBAT TERJADINYA COVID-19
Mochamad Afan Wahyu Prediansya Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Muhamadiyah Sidoarjo Email : Muhammadafanwahyu@gmail.com. Jurnal Ekonomi,
1(1), 1–18.
Rahman, M., & Utomo, C. (2017). Analisis Biaya dan Permintaan dalam Penetapan Harga
Pokok Penjualan Unit Apartemen Puncak Darmahusada. Jurnal Teknik ITS, 6(1).
Sari, B. (2014). Diktat Bahan Ajar Matematika Ekonomi Dan Bisnis. In Mitra Wacana
Media.

19

Anda mungkin juga menyukai