Anda di halaman 1dari 16

BERPIKIR KOMPUTASIONAL

Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah

“Pengembangan Keterampilan Berpikir Matematik”

Dosen Pengampu :

Dr. Dedek Kustiawati, M.Pd.

Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd.

Disusun Oleh :

Nurti Qomarisyahda (11200170000056)

Lutfia Chanifah (11200170000060)

Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. karena berkat rahmat dan karunia – Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Berpikir Komputasional” dengan tepat
waktu.

Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk menambah pengetahuan bagi penulis pada
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Selain itu ditujukan untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Pengembangan Keterampilan Berpikir Matematik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Dedek Kustiawati, M.Pd. dan Ibu Dr.
Gelar Dwirahayu, M.Pd. selaku dosen pada mata kuliah Pengembangan Keterampilan
Berpikir Matematik yang telah memberikan tugas ini serta membimbing kami dalam
penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 10 Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2

1.3 Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

2.1 Pengertian Berpikir Komputasional............................................................................3

2.2 Indikator Berpikir Komputasional...............................................................................4

2.3 Butir Soal dan Indikator Berpikir Komputasional.......................................................6

BAB III PENUTUP..................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan................................................................................................................11

3.2 Saran..........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memasuki revolusi industri 5.0 pada abad 21 dimana kemajuan pesat teknologi dan
perkembangan zaman telah terjadi. Hal demikian menjadi tantangan bagi sektor
pendidikan yang diharapkan mampu memberikan kerangka pendidikan yang strategis
dan dinamis sesuai dengan perkembangan abad yang ada agar dapat berdaya saing secara
global (Cahdriyana & Richardo, 2020). Dengan begitu siswa harus mampu memiliki
kemampuan untuk menyeimbangkan pendidikan dengan kemajuan yang ada, salah
satunya yaitu kemampuan berpikir komputasi atau Computational Thinking (CT) yang
dipandang oleh ahli (Ansori, 2020) mampu menopang sektor pendidikan di abad 21
sekarang ini.
Kemampuan berpikir komputasi adalah keterampilan dasar yang dibutuhkan semua
orang untuk membaca, menulis, dan berhitung. Berpikir komputasional memiliki
hubungan dengan pembelajaran, karena siswa diminta untuk berpikir secara rekrusif
(Chan et al., 2020) yaitu kemampuan berpikir untuk menyelesaikan permasalahan yang
memiliki keteraturan pola dalam proses pengerjaan dan perhitungan secara logis.
Berpikir komputasional merupakan teknik berpikir untuk memecahkan masalah
kompleks dengan menyederhanakan permasalahan yang diberikan menjadi bagian-
bagian kecil yang mudah untuk diselesaikan. Berpikir komputasional dapat menjadi
salah satu solusi untuk memudahkan siswa mendapatkan keputusan dan menyelesaikan
masalah matematika.
Berpikir komputasi tidak hanya digunakan untuk bidang ilmu komputer saja, namun
dapat diimplementasikan pada berbagai disiplin ilmu lain (Yadav et al., 2014) salah
satunya matematika. Matematika ialah bidang ilmu yang tepat untuk mengembangkan
kemampuan berpikir komputasi, karena matematika melatih siswa untuk berpikir
menyelesaikan suatu pola permasalahan secara logis. Berpikir Komputasi melibatkan
kemampuan kognitif pada pembelajaran matematika dan membentuk keterampilan siswa
untuk berpikir tingkat tinggi. Sejalan dengan eksperimen yang dilakukan oleh (Bailey &
Borwein, 2011) bahwa memperkenalkan praktik berpikir komputasi pada matematika
adalah hal penting.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan berpikir komputasional?


2. Apa saja indikator terkait dengan berpikir komputasional?
3. Seperti apa contoh butir soal dari indikator kemampuan berpikir komputasional?

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah tersebut, dapat ditentukan tujuan masalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian dari berpikir komputasional


2. Mengetahui indikator yang terkait dengan berpikir komputasional
3. Mengetahui contoh butir soal yang berkaitan dengan kemampuan berpikir
komputasional

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Berpikir Komputasional

Berpikir komputasional pertama kali dipopulerkan oleh seorang ilmuan komputer


bernama Seymour Papert pada tahun 1980 (Angeli & Giannakos, 2020; Harangus &
Kátai, 2018; Hunt dkk., 2019). Beberapa negara maju mulai memperkenalkan pemikiran
komputasional pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama
(Città dkk., 2019; Durak & Saritepeci, 2018; Román-González dkk., 2017). Kebijakan
ini diberlakukan untuk melatih siswa sejak dini dalam berpikir komputasional, dan
sebagai solusi terhadap kesulitan guru dalam melakukan inovasi pada pendekatan
pembelajaran monoton yang biasa digunakan selama ini (Nuraisa dkk., 2019; Wing &
Stanzione, 2016).
Berpikir komputasional didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan mental abstrak
yang meliputi proses penalaran seperti abstraksi, dekomposisi, pemetaan 16 pola,
pengenalan pola, pemikiran algoritma, otomasi, pemodelan, simulasi, penilaian,
pengujian, dan generalisasi (Città dkk., 2019). Berpikir komputasional juga merupakan
proses pemecahan masalah menggunakan logika secara bertahap dan sistematis yang
tidak hanya penting dalam proses pemrograman komputer, tetapi juga sangat diperlukan
untuk siswa pada berbagai disiplin ilmu (Aho, 2012; Sung dkk., 2017; Wing, 2006).
Berpikir komputasional sangat dibutuhkan untuk membantu dan memudahkan siswa
dalam memecahkan masalah matematika (Lee dkk., 2014; Sung dkk., 2017), karena
proses berpikir komputasional melibatkan berbagai keahlian dan teknik yang dapat
melatih siswa merumuskan masalah dengan menjabarkan masalah tersebut menjadi
bagian – bagian yang kecil yang mudah dipecahkan, sehingga membuat siswa menjadi
kreatif (Angeli & Giannakos, 2020; Basawapatna dkk., 2011; Wing, 2006).
Berpikir komputasional dapat memudahkan siswa mendapatkan keputusan dan
menyelesaikan masalah matematika (Ioannidou dkk., 2011; Lee dkk., 2014). Oleh karena
itu, beberapa negara maju mulai memperbarui kurikulum pendidikan di Sekolah Dasar
dan Sekolah Menengah Pertama untuk memperkenalkan berpikir komputasional kepada
siswa (Città dkk., 2019; Yadav dkk., 2017). Hal ini didasarkan atas keyakinan bahwa
berpikir komputasional menjadi salah satu solusi yang mampu merangsang siswa untuk
berpikir secara logis, terstruktur dan kreatif (Drijvers, 2019; Selby, 2013).

3
2.2 Indikator Berpikir Komputasional

1. Indikator berpikir komputasional menurut Selby dan Woollard


Menurut Selby dan Woollard, terdapat 5 indikator yang mendasari berpikir
komputasional, yaitu:
a. Berpikir algoritma, merupakan suatu proses berpikir untuk mendapatkan solusi
melalui Langkah-langkah yang terdefinisi dengan jelas
b. Evaluasi, merupakan proses untuk memastikan apakah algoritma penyelesaian yang
digunakan sesuai dengan tujuan, berbagai properti algoritma perlu dievaluasi
termasuk apakah benar, cukup cepat, ekonomis dalam penggunaan sumber daya,
mudah digunakan orang, dan sebagainya
c. Dekomposisi, merupakan cara berpikir yang berfokus pada bagian dari masalah,
algoritma, proses, dan sistem. Bagian-bagian yang terpisah kemudian dapat dipahami,
diselesaikan, dikembangkan dan dievaluasi secara terpisah.
d. Abstraksi, merupakan cara lain untuk membuat masalah atau sistem lebih mudah
dipikirkan. Abstraksi melibatkan penyembunyian detail dan menghilangkan
kerumitan yang tidak perlu sehingga masalah menjadi lebih sederhana tanpa
kehilangan apapun yang penting
e. Generalisasi, merupakan cara cepat menyelesaikan masalah baru berdasarkan masalah
sebelumnya yang telah kita selesaikan. Kita dapat menggunakan algoritma beberapa
pemecahan masalah tertentu dan mengadaptasinya untuk memecahkan masalah baru
yang serupa

2. Indikator berpikir komputasional menurut Angeli dkk.


Dalam kerangka kurikulum berpikir komputasional yang dikembangkan oleh Angeli
dkk., terdapat 5 indikator berpikir komputasional siswa, yaitu:
a. Abstraksi, merupakan kemampuan untuk memutuskan informasi apa dari suatu objek
yang harus disimpan yang harus diabaikan sehingga siswa dapat membuat
model/representasi untuk memecahkan masalah.
b. Generalisasi, merupakan kemampuan untuk merumuskan solusi secara umum dengan
cara mengidentifikasi pola pada pemecahan masalah yang terdahulu sehingga dapat
diterapkan pada masalah yang berbeda.
c. Dekomposisi, merupakan kemampuan untuk memecah masalah yang kompleks
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang lebih mudah dipahami dan diselesaikan.

4
d. Algoritma, merupakan kemampuan untuk merancang langkah demi Langkah tindakan
untuk memecahkan masalah serta menempatkan Langkah tersebut dalam urutan yang
benar.
e. Debugging, merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, menghapus, dan
memperbaiki kesalahan

3. Indikator berpikir komputasional menurut Google


Terdapat empat komponen utama dalam kemampuan berpikir komputasional menurut
google, yaitu:
a. Dekomposisi, merupakan kemampuan untuk memecah masalah menjadi sub masalah.
b. Pengenalan Pola, merupakan kemampuan untuk melihat persamaan, perbedaan,
properti, atau tren dalam data.
c. Abstraksi, merupakan kemampuan untuk mengekstrak detail yang tidak perlu dan
menggeneralisasi yang diperlukan untuk mendefinisikan konsep atau ide secara
umum.
d. Berpikir Algoritma, merupakan kemampuan untuk membangun proses langkah demi
langkah yang dapat diulang untuk memecahkan masalah tertentu.

4. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat lima


indikator utama dalam berpikir komputasional, yaitu:
a. Dekomposisi, merupakan tindakan pemecahan sistem ke dalam komponen yang lebih
kecil. Melalui pemecahan sistem, setiap bagian dapat dikembangkan dan
diintegrasikan dalam proses selanjutnya. Dengan dekomposisi suatu masalah yang
kompleks bisa lebih mudah dipecahkan, dipahami, serta sistem besar lebih mudah
dirancang
b. Pengenalan pola, merupakan kegiatan yang berkaitan dengan mengidentifikasi pola,
persamaan dan koneksi. Hal ini dikarenakan dengan cara melihat apakah suatu
persoalan memiliki kesamaan dengan persoalan yang pernah diselesaikan serta
mengidentifikasi perbedaannya.
c. Abstraksi, merupakan proses pengurangan objek ke dalam esensinya sehingga hanya
komponen yang penting saja yang direpresentasikan. Abstraksi merupakan
kemampuan untuk menghilangkan detail dari situasi tertentu untuk menemukan suatu
solusi. Berpikir komputasional menggunakan abstraksi Ketika menyelesaikan masalah
kompleks, hal ini bertujuan guna memodelkan aspek yang relevan

5
d. Berpikir algoritma, merupakan kemampuan untuk berpikir dalam kerangka urutan dan
aturan sebagai cara untuk memecahkan masalah atau memahami situasi. Berpikir
algoritma perlu dilakukan ketika suatu permasalahan yang serupa harus diselesaikan
berulang kali
e. Evaluasi, merupakan tindakan untuk memastikan bahwa solusi yang dilakukan, baik
algoritma, sistem, atau proses merupakan hal yang tepat. Hal yang perlu diperhatikan
saat evaluasi diantaranya kecepatan kinerja, efisiensi dan efektivitas dari suatu
algoritma, kemungkinan jika terdapat kesalahan serta kemungkinan adanya algoritma
lain yang lebih baik dan sebagainya

2.3 Butir Soal dan Indikator Berpikir Komputasional

Indikator Indikator Soal Butir Soal


Dekomposisi Siswa dapat Situasi 1
menguraikan data Gubernur DKI Jakarta akan mengadakan kongres
dan masalah menjadi pelajar tingkat provinsi. Kongres diikuti oleh 240
lebih sederhana pelajar yang merupakan perwakilan dari 6 kota di
sehingga mudah provinsi DKI Jakarta. Setiap kota mengirim
dipecahkan jumlah perwakilan pelajar yang sama.
Panitia penyelenggara menyediakan meja
berbentuk persegi Panjang untuk kongres tersebut.
Setiap meja dapat menampung satu orang di tepi
pendeknya dan dua orang di tepi panjangnya
seperti gambar dibawah ini

Supaya diskusi berjalan dengan efisien, panitia


berencana mengatur tempat duduk membentuk
segi empat dengan kursi hanya berada pada
kelilingnya. Gambar dibawah ini menunjukkan
bagaimaana meja dapat diatur untuk jumlah orang

6
yang berbeda

4 meja 6 meja
12 kursi 16 kursi

8 meja

Perhatikan pernyataan berikut!


(1) Kongres diikuti oleh 240 pelajar yang
berasal dari 6 kota di DKI Jakarta
(2) Pengaturan meja oleh panitia hanya
membentuk persegi
(3) Tidak boleh terdapat kursi pada bagian
dalam pengaturan meja
(4) Jumlah meja dan kursi yang diatur oleh
panitia membentuk suatu pola
Dari pernyataan tersebut, pernyataan yang benar
adalah…

Jawaban
Diketahui:
- Kongres diikuti oleh 240 pelajar yang
berasal dari 6 kota di DKI Jakarta
- Setiap kota memiliki jumlah perwakilan
yang sama
- Panitia menyediakan meja berbentuk
persegi Panjang
- Setiap meja menampung satu orang di tepi

7
pendek
- Setiap meja menampung dua orang di tepi
Panjang
- Panitia menyediakan kursi hanya pada
sekeliling meja
Jadi, pernyataan yang tepat adalah (1), (3), dan (4)
Pengenalan Siswa dapat Berdasarkan situasi 1, identifikasilah pola
pola mengidentifikasi pengaturan meja dan kursi yang dilakukan oleh
pola umum dari panitia!
persamaan/perbedaan
yang ditemukan Jawaban
dalam permasalahan
yang diberikan Pola ke- Jumlah Jumlah
meja kursi
1 4 12
2 6 16
3 8 20
4 10 24
… … …
Abstraksi Siswa dapat Dari situasi 1, susunlah rumusan pola jumlah meja
menemukan objek (Um) dan jumlah kirsi (Uk) pada pengaturan tempat
penting untuk duduk kongres pelajar tersebut!
membuat
model/representasi Jawaban
dalam memecahkan Diketahui:
masalah - Meja
a = 4, b = 2
um = a + (m-1)b
um = 4 + (m-1)2
um = 4 + 2m -2
um = 2 + 2m
- Kursi
a = 12, b = 4

8
uk = a + (k-1)b
uk = 12 + (k-1)4
uk = 12 + 4k - 4
uk = 8 + 4k

jadi, um = 2 + 2m dan uk = 8 + 4k

Berpikir Siswa dapat Situasi 2


algoritma Menyusun urutan Pulau bahari merupakan daerah yang kaya dengan
Langkah-langkah sumber daya maritim. Pada tahun 1997 pulau ini
yang benar untuk hanya memiliki dua pemukiman kecil ditepi
mendapatkan solusi pantai dan satu jalan untuk menghubungkan dua
dari suatu masalah pemukiman tersebut. Tidak lama kemudian, lebih
banyak orang menetap di pulau ini sehingga pada
tahun 2005 sebuah pemukiman didirikan beserta
dua jalan tambahan sebagai akses penghubung
dengan pemukiman lainnya. Seiring berjalannya
waktu, perkembangan ekonomi pulau bahari
semakin meningkat diikuti dengan jumlah
penduduk yang bertambah banyak. Sebuah
pemukiman Kembali dibangun, serta tiga akses
jalan tambahan pada tahun 2013.

1997 2005

2013

Tahun 2045 pulau bahari ditargetkan menjadi

9
salah satu sentra penghasil ikan laut terbesar di
Indonesia. Untuk mendukung hal ini, dinas tata
kota berkomitmen untuk konsisten melakukan
pembangunan pemukiman dan jalan secara
berkala.

Tentukanlah terdapat berapa jalan penghubung


yang dibangun di pulau bahari pada tahun 2029
dan 2037!

Jawaban
Tahun 1997 = 1 Jalan
+2
Tahun 2005 = 3 Jalan +1
+3
Tahun 2013 = 6 Jalan +1
+4
Tahun 2021 = 10 Jalan +1
+5
Tahun 2029 = 15 Jalan +1
+6
Tahun 2037 = 21 Jalan
+1
Tahun 2045 = 28 Jalan +7

Evaluasi Siswa dapat Dari situasi 2, Jika pembangunan pemukiman dan


menganalisis jalan dilakukan secara konsisten, diprediksi pada
kesalahan pada solusi tahun 2045 akan ada 9 pemukiman nelayan dan 27
dan proses jalan penghubung di pulau bahari.
pemecahan suatu Apakah anda setuju dengan prediksi tersebut? Jika
masalah tidak, tentukan berapa jumlah pemukiman dan
jalan penghubung yang seharusnya!

Jawaban
Tidak setuju, karena pada tahun 2045 diprediksi
akan ada 8 pemukiman nelayan dan 28 jalan
penghubung di pulau bahari. Hal tersebut
dikarenakan pemukiman bertambah 1 setiap 8
tahun, dari 2013 sampai 2045 selisih 32 tahun dan
bertambah 4 pemukiman dengan 7 jalan
tambahan. Sehingga prediksi pemukiman pada

10
tahun 2045 sebanyak 8 pemukiman dengan 28
jalan penghubung.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berpikir komputasional merupakan proses pemecahan masalah dengan


menggunakan logika secara bertahap dan sistematis yang tidak hanya penting dalam
proses pemrograman komputer, tetapi juga sangat diperlukan untuk siswa pada
berbagai disiplin ilmu. Berpikir komputasional sangat dibutuhkan untuk membantu
dan memudahkan siswa dalam memecahkan masalah matematika, karena proses
berpikir komputasional melibatkan berbagai keahlian dan teknik yang dapat melatih
siswa merumuskan masalah dengan menjabarkan masalah tersebut menjadi bagian –
bagian yang kecil yang mudah dipecahkan, sehingga membuat siswa menjadi kreatif.
Terdapat lima indikator berpikir komputasional, yaitu: 1) Dekomposisi; 2) Pengenalan
pola; 3) Abstraksi; 4) Berpikir algoritma; dan 5) Evaluasi

3.2 Saran

Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna karena keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis. Masih terdapat banyak
kekurangan dalam pembuatan makalah ini, oleh karena itu penulis meminta kritik dan
saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki kesalahan tersebut dan tidak
mengulangi kesalahan tersebut di masa yang akan datang

12
DAFTAR PUSTAKA

Dalam, M., Abad, P., & Setyautami, C. (2020). Fungsi Berpikir Komputasional , Kritis Dan.
April.

Gunawan. (2021). Transformasi Proses Berpikir Komputasional Siswa Sekolah Menengah


Atas Pada Pemecahan Masalah Matematika Melalui Refleksi. 3(2), 6.

Herlina Budiarti, T. W. (2022). Analisis Berpikir Komputasional Siswa dalam Menyelesaikan


Masalah Matematika. Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 12, No. 4, 1102-1107.

Lestari, S., & Roesdiana, L. (2023). Analisis Kemampuan Berpikir Komputasional Matematis
Siswa Pada Materi Program Linear. 4(2), 178–188.

Luthfiyani Indah Putri Rahmadhania, S. M. (2021). Kemampuan Komputasional Siswa


Dalam Memecahkan Masalah Matematika SMP Melalui Digital Project Based
Learning Ditinjau Dari Self Efficacy. PRISMA, Vol. 4, 289-297.

M. Gunawan Supiarmo, T. d. (2021). Proses Berpikir Komputasional Siswa Dalam


Menyelesaikan Soal Pisa Konten Change And Relationship Berdasarkan Self-
Regulated Learning. Jurnal Numeracy, Vol. 8, No. 1, 58-72.

Muhammad Rijal Kamil, A. I. (2021). Analisis kemampuan berpikir komputasional


matematis Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cikampek pada materi pola bilangan .
AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, Vol. 12, No. 2, 259-270.

Putri, Y. F. (2022). Pengembangan Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Komputasional


Matematis Siswa Smp. UIN Jakarta, 1-127.

Richardo, R. A. (2020). Berpikir Komputasi Dalam Pembelajaran Matematika. LITERASI,


Volume XI, No. 1, 50-56.

Rijal Kamil, M., Ihsan Imami, A., Prasetyo Abadi, A., Matematika, P., & Singaperbangsa
Karawang, U. (2021). Analisis kemampuan berpikir komputasional matematis Siswa
Kelas IX SMP Negeri 1 Cikampek pada materi pola bilangan. 12(2), 259–270.

13

Anda mungkin juga menyukai