DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
3.2. Saran..........................................................................................................26
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tentang “Analisis
Sensivitas / Elastisitas Kurva Permintaan”. Penulisan makalah ini merupakan salah
satu tugas yang diberikan dalam matakuliah Ekonomi Manajerial di Universitas
Tanjungpura.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan makalah ini.
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen
kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
Kelompok 3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana permintaan terhadap suatu komoditas?
2. Bagaimana kuantitas komoditas pada kurva permintaan pasar?
3. Apa yang dimaksud dengan analisis elastisitas permintaan, elastisitas harga
dan elastisitas harga silang?
4. Bagaimana permintaan yang dihadapi oleh perusahaan?
5. Apa saja faktor yang memengaruhi elastisitas permintaan terhadap harga?
6. Bagaimana perkembangan Electronic Commerce?
1.3. Tujuan
1. Untuk menjelaskan dan menganalisis permintaan terhadap suatu komoditas
2. Untuk menjelaskan kurva permintaan pasar untuk suatu komoditas
3. Untuk menjelaskan bagaimana analisis elastisitas permintaan, elastisitas
harga dan elasrisitas harga silang
4. Untuk menjelaskan permintaan yang dihadapi oleh perusahaan
5. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi elastisitas permintaan
terhadap harga
6. Untuk menjelaskan perkembangn Electronic Commerce
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Permintaan adalah salah satu aspek terpenting ekonomi manajerial, karena
perusahaan tidak akan ada dan berkembang jika permintaan yang cukup akan hasil
produksinya tidak ada atau tidak dapat diciptakan. Atau dengan kata lain, suatu
perusahaan dapat memiliki teknis produksi yang paling efisien dan manajemen
yang sangat efektif, tetapi tanpa adanya permintaan yang dapat menutup, paling
tidak semua biaya pruduksi dan biaya penjualan dalam jangka panjang, perusahaan
tersebut tidak akan dapat bertahan hidup.
Jadi, elastisitas permintaan adalah ukuran besarnya respons jumlah
permintaan suatu barang terhadap perubahan variable yang mempengaruhi,
dihitung sebagai perubahan persentase jumlah permintaan dibagi dengan perubahan
persentase variable yang mempengaruhi atau dengan kata lain perbandingan (rasio)
antara persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase
perubahan harga. Hal-hal yang mempengaruhi permintaan konsumen yaitu, harga
dari komiditasi tersebut, Pendapatan Konsumen, harga dari barang yang
berhubungan (substitusi & komplementer serta selera konsumen.
Dengan demikian elastisitas permintaan mengukur derajat kepekaan
perubahan jumlah yang diminta terhadap perubahan harga. Elastisitas permintaan
sangat penting dalam pembuaatan keputusan managerial, karena tingkat elastisaitas
ini menggunakan sensitivitas dari permintaan konsumen terha-dap perubahan
harga. Informasi ini sangat penting bagi manager yang berada dalam bisnis total,
agar mampu membuat keputusan berkaitan dengan strategi penerapan harga
produk.
4
pasar, yang merupakan sumber permintaan terhadap suatu produk yang dihadapi
oleh sebuah perusahaan. Analisis yang ada berlaku secara umum dan mengacu pada
hampir semua jenis komoditas (barang atau jasa).
Permintaan akan suatu komoditas timbul karena keinginan konsumen dan
kemampuannya (dari hasrat dan keinginan yang didukung dengan pendapatan)
untuk membeli suatu komoditas. Teori permintaan kosumen (consumer demand
theory) mempostulatkan bahwa jumlah komoditas yang diminta merupakan suatu
fungsi dari atau bergantung pada harga komoditas tersebut, pendapatan konsumen,
harga komoditas yang berhubungan (komplementer atau substitusi) dan selera
konsumen.
Dalam bentuk fungsi, dapat dituliskan sebagai berikut :
Qd = f (P , I, P , T)
x x y
(tahun, bulan, minggu, hari atau satuan unit waktu yang lainnya)
Px = Harga perunit komoditas X
I = Pendapatan Konsumen
Py = Harga komoditas yang berhubungan (substitusi atau komplementer)
T = Selera konsumen
5
tidak akan banyak dibeli oleh konsumen pada saat pendapatannya meningkat.
Sebagai contoh, pada saat konsumen meningkat, mereka biasanya akan
mengonsumsi lebih sedikit hotdog, dan hamburger, dan makanan “murah” lainnya
disebut barang-barang inferior (inferior goods). Kebanyakan barang termasuk
barang normal, sehingga kita akan lebih banyak membicarakan barang ini dalam
analisis kita selanjutnya.
Kuantitas komoditas yang diminta oleh individual juga bergantung pada
harga dari berbagai komoditas yang berhubungan. Individu akan membeli lebih
banyak suatu komoditas tertentu jika harga dari komoditas substitusinya meningkat
atau jika harga dari komoditas komplementernya menurun. Sebagai contoh, seorang
konsumen akan membeli banyak kopi jika harga teh meningkat (substitusi kopi)
atau jika harga gula menurun (komplementer kopi), karena kemudian harga
secangkir kopi dengan gula menjadi lebih murah. Lebih penting lagi, kuantitas
komoditas yang dibeli oleh individu sangat bergantung pada selera. Sebagai contoh,
sekararang ini konsumen kebanyakan memilih jenis daging yang tidak berlemak
karena meningkatnya kekhawatiran tentang tingkat kolesterol dalam darah dan
berat badan (perubahan selera).
Teori permintaan konsumen mempostulatkan bahwa kuantitas komoditas
yang diminta per satuan periode akan meningkatkan jika harganya berkurang,
pendapatan konsumen meningkat, adanya kenaikan dalam harga barang substitusi
dan penurunan harga barang komplementarinya, serta dengan peningkatan dalam
selera terhadap komoditas yang dibicarakan. Pada sisi lain, kuantitas komoditas
yang diminta akan menurun dengan perubahan-perubahan sebaliknya.
6
Figur 3-1
7
(substitusi effect). Sebagai tambahan, pada saat harga suatu komoditas menurun,
seorang konsumen akan dapat membeli komoditas tersebut dalam jumlah yang
lebih banyak dengan pendapatan tertentu (pendapatan riil mereka akan meningkat).
Hal ini disebut sebagai efek pendapatan (income effect). Sehingga penurunan pada
Px menyebabkan peningkatan Qdx (sehingga dx mempunyai kemiringan yang
negatif) karena pengaruh dari efek substitusi dan efek pendapatan.
Jika berbagai faktor yang dianggap konstan dalam penggambaran
perubahan suatu kurva permintaan berubah, makan seluruh kurva tersebut akan
bergeser. Kurva permintaan individual akan bergeser ke arah kanan atas (sehingga
permintaan individu meminta lebih banyak komoditas dalam setiap harganya) jika
pendapatan konsumen meningkat, jika harga komoditas substitusi meningkat atau
harga komoditas komplementer menurun, dan jika selera konsumen komoditas
tersebut meningkat. Ini menghasilkan d’x dalam figur 3-1. Dengan perubahan
sebaliknya , dx akan bergeser ke kiri, katakan menjadi d”x3. Untuk membedakan
antara pergerakan di sepanjang suatu kurva permintaan tertentu (sebagai akibat dari
perubahan harga komoditas yang bersangkutan) dalam pergeseran dari permintaan
(sebagai akibat dari perubahan pendapatan, harga komoditas yang berhubungan,
dan selera), maka kita akan menyebut yang pertama sebagai perubahan dalam
kuantitas yang diminta (change in the quantity demanded) dan yang kedua
sebagai perubahan permintaan (change in demand).
8
permintaan dx, kurva permintaan untuk komoditas X menjadi DX (lihat bagian
bawah Figur 3-2). DX mempunyai bentuk yang sama dengan dx, tetapi skalanya
secara horizontal mengacu kepada ratusan unit dari komoditas X.4
Kurva permintaan pasar suatu untuk suatu komoditas menunjukkan
berbagai kuantitas yang diminta dari suatu komoditas disuatu pasar per satuan
periode waktu tertentu (ΩDX) pada berbagai tingkat alternatif harga dari
komoditas tersebut, dengan menganggap hal-hal lainnya konstan. Kurva
permintaan pasar untuk suatu komoditas (sama seperti kurva permintaan
individual) mempunyai kemiringan yang negatif, menunjukkan bahwa antara
harga dan kuantitas yang diminta mempunyai hubungan yang terbalik. Yaitu,
kuantitas komoditas yang diminta akan meningkat pada saat harga turun dan
sebaliknya kuantitas komoditas yang diminta akan turun jika harga naik.
Hal-hal yang dianggap konstan dalam penggambaran kurva permintaan
pasar adalah : jumlah konsumen dalam pasar (N) pendapatan konsumen (I),
harga komoditas yang (substitusi atau koplementer) berhubungan (P y), dan
selera (T).
Figur 3-2
Perubahan dalam salah satu hal tersebut akan menyebabkan kurva permintaan
pasar suatu komoditas akan bergeser ke arah yang sama (dan sebagai akibatnya)
dengan kurva permintaan individual.
Sehingga kita dapat menuliskan fungsi permintaan pasar (market deman
function) untuk komoditas X sebagai berikut :
9
QD = f (P ,N, I, P , T)
x x y
waktu (tahun, bulan, minggu, hari, atau satuan unit waktu yang lainnya)
P = Harga perunit komoditas X
x
T = Selera konsumen
10
persaingan sempurna, dengan bentuk organisasi pasar yang dikenal dengan
“oligopoli”dan “persaingan monopolistik”. Dalam oligopoli (oligopoly), hanya
terdapat sedikit perusahaan di dalam industri, memproduksi barang yang homogen
atau terstandardisasi (contoh : semen, baja dan kimia), atau barang yang heterogen
atau terdiferensiasi (contoh : mobil, rokok dan minuman ringan). Karakteristik
utama dari ologopoli adalah ketergantungan yang muncul di antara sesama
perusahaan. Karena hanya terdapat sedikit perusahaan dalam industri, maka
penetuan harga, iklan, dan tindakan promosi lainnya dari setiap perusahaan akan
sangat memengaruhi perusahaan lainnya di dalam industri dan mengakibatkan
timbulnya pemalsuan dan pembalasan. Ini merupakan bentuk yang sangat umum
dalam organisasi pasar dalam sektor produksi di perekonomian , dimana efisiensi
membutuhkan produksi (operasi) dengan skala besar.
Jenis organisasi pasar yang sangat umum lainnya adalah persaingan
monopolistik (monopolistic competition). Disini, banyak perusahaan yang menjual
produk yang heterogen atau terdiferensiasi. Seperti namanya, persaingan
monopolistik memiliki sifat monopoli dan juga persaingan sempurna. Elemen
persaingannya timbul dari kenyataan bahwa terdapat banyak perusahaan dalam
industri. Elemen monopolinya timbul karena produk setiap perusahaan sedikit atau
banyak berbeda dengan produk dari perusahaan yang lainnya dalam industri. Oleh
karena itu, perusahaan yang bersangkutan mempunyai kekuasaan tertentu terhadap
harga yang akan dikenakannya (perusahaan menghadapi kurva permintaan yang
mempunyai kemiringan negatif). Tetapi, karena produk yang dihasilkan oleh
perusahaan lainnya dalam industri tersebut mempunyai kemiripan, maka derajat
kekuasaan setiap perusahaan terhadap tingkat harga yang akan digunakan terhadap
produk yang akan mereka jual, sangatlah terbatas. Artinya, setiap perusahaan
menghadapi kurva permintaan walaupun mempunyai kemiringan yang negatif,
cenderung datar, sehingga peningkatan harga akan mengakibatkan penurunan yang
sangat besar dalam penjualan. Bentuk organisasi pasar ini sangat umum dalam
sektor jasa perekonomian perhatikan pompa bensin dan tempat cukur yang banyak
terdapat dalam suatu area, masing-masing menjual produk atau jasa yang sama
tetapi tidak identik.
11
Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan perusahaan pada pasar atau
industri tertentu dapat berupa ekspektasi terhadap harga dan promosi dari
perusahaan yang lainnya dalam industri (terutama dalam oligopoli), ketersediaan
kredit, tipe barang yang dijual dan lain-lain. Kurva permintaan terhadap suatu
produk yang dihadapi oleh suatu perusahaan akan bergeser ke kanan (sehingga
penjualan perusahaan meningkat pada tingkat harga tertentu) jika konsumen
memperkirakan harga akan meningkat di masa mendatang, jika perusahaan sukses
dalam kampanye iklannya, atau jika perusahaan memperkenalkan atau
meningkatkan intensif kreditnya untuk menstimulasi pembelian produknya. Pada
sisi lain, kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan akan bergeser ke kiri jika
konsumen memperkirakan harga menurun di masa datang atau jika pesaing
menurunkan harga mereka, suskse dalam kampanye iklan mereka sendiri, atau
mereka memperkenalkan intensif kredit.
Fungsi permintaan yang dihadapi oleh suatu perusahaan (demand function by a
firm), yaitu :
Qx = α0 + α1 PX + α2N + α3I + α4Py + α5T +…
Qd = Kuantitas komiditas X persatuan waktu yang dihadapi oleh perusahaan
x
T = Selera konsumen
12
N = Rata2 bergerak 2 tahunan untuk populasi totalamerika serikat, dalam jutaan
I = Pendapatan personal disposable riil perkapita, dalam ribuan dolar
Pw = Harga kentang putih riil (dolar per hundredweight) yang diterima petani
T = Trend waktu (t = 1 untuk tahun 1949, t=2 untuk tahun 1950, sampai t= 24
untuk tahun 1972)
13
inverse dari kemiringan ini dinyatakan dalam unit ukuran. Sehingga dengan hanya
mengganti harganya dari dolar ke sen saja akan mengubah nilai ∆Q / ∆P dalam
kelipatan seratus. Lebih lanjut, dengan perbandingan perubahan kuantitas dengan
perubahan harga antara komoditas menjadi tidak berarti. Untuk menghindari hal
ini, kita gunakan elastisitas permintaan harga.
Rumus:
∆𝑄/𝑄 ∆𝑄 𝑃
EP = = x
∆𝑃/𝑃 ∆𝑃 𝑄
Secara Kalkulus
𝜕𝑄 𝑃
EP = x
𝜕𝑃 𝑄
Figur 3-4
14
𝑃
EP = 𝛼1 𝑥 𝑄
Keterangan :
P = Harga Komoditas
Q = Jumlah Komoditas yang di Minta
𝛼 = Koefisien Estimasi (∆Q/ ∆P)
Secara umum, elastisitas dari kurva permintaan yang dihadapi oleh suatu
perusahaan terhadap harga (nilai absolut dari Ep) lebih besar daripada nilai
elastisitas harga kurva permintaan pasarnya terhadap harga, karena perusahaan
menghadapi persaingan dari komoditas yang serupa dari perusahaan pesaing
lainnya, sementara substitusi dari barang industri jenis tersebut sangat sedikit,
jika dapat dikatakan, ada yang berasal dari industri lainnya.
15
Yaitu :
TR = P x Q
∆TR 1
MR = atau MR dapat dicari MR = P (1+ )
∆Q Ep
Keterangan :
TR = Total Revenue (penerimaan total)
P = Harga
Q = Kuantitas
MR = Marginal Revenue (pendapatan marginal)
Kesimpulan:
TR meningkat selama Ep > 1
TR Maksimum ketika Ep = 1
TR Menurun saat Ep < 1
MR Positif selama TR meningkat
MR Negatif selama TR Menurun
MR = 0 saat TR maksimum
16
setelahnya. MR positif selama TR meningkat; MR sama dengan nol saat TR
maksimum, dan MR negatif pada saat TR menurun.
Hubungan diatas (gambar 3-5) Ep, TR, MR, dan P berlaku untuk perusahaan
dan industri pada jenis organisasi pasar yang manapun. Jika perusahaan adalah
pesaing sempurna dalam pasar produk, mereka akan menghadapi kurva permintaan
yang horizontal atau elastis sempurna. Maka perubahan dalam penerimaan total
sebagai hasil penjualan setiap tambahan 1 unit produk (pendapatan marginal)
adalah sama dengan harganya.
Figur 3-5
17
Sepanjang permintaan adalah elastis terhadap harga (yaitu, sampai dengan
300 unit output), penurunan harga akan meningkatkan penerimaa total (TR), dan
pendapatan marginal (MR) adalah positif. Pada Q=300, permintaan adalah elastis
uniter terhadap harga, TR maksimum, dan MR = 0. Ketika permintaan adalah
inelastis terhadap harga (yaitu, ketika output lebih besar daripada 300), penurunan
harga akan mengurangi TR, dan MR negatif.
Figur 3-6
Sebagai contoh, pada figur 3-6, jika perusahaan menjual 3X, TR-nya
= $12. Jika perusahaan menjual 4X, TR=$16. Sehingga, MR = P = $4, dan
kurva permintaan serta kurva pendapatan marginal yang dihadapi oleh
perusahaan saling berhimpit. Pada sisi yang lain, jika perusahaan menghadapi
kurva permintaan vertikal (jadi, jumlah komoditas yang diminta adalah tetap
tanpa memedulikan harganya), Ep=0 sepanjang kurva permintaan. Ini sangat
jarang terjadi dalam dunia nyata.
18
2.3.4. Faktor yang Memengaruhi Elastisitas Permintaan terhadap Harga
Elastisitas permintaan terhadap harga pada suatu komoditas sangat
bergantung dari ketersediaan substitusi untuk komoditas tersebut juga
terhadap jangka waktu yang diperlukan kuantitas komoditas yang diminta
untuk memberikan responnya terhadap perubahan harga. Ukuran elastisitas
permintaan terhadap harga makin besar jika makin dekat atau makin banyak
jumlah komoditas yang mampu mensubstitusinya.
Secara umum, makin sempit suatu komoditas didefinisikan, makin
besar harga elastisitas permintaan karena makin banyak jumlah komoditas
yang melakukan substitusi. Jika suatu komoditas diterangkan sedemikian
rupa hingga menjadikannya mempunyai substitusi yang dekat, makan
elastisitas permintaan pada harganya akan menjadi lebih besar dan mungkin
mendekati tak terhingga. Elastisitas permintaan terhadap harga akan
menjadi lebih besar jika konsumen membutuhkan waktu yang lebih
lamauntuk merespons perubahan harganya. Alasannya adalah bahwa
konsumen biasanya membutuhkan waktu untuk mempelajari ketersediaan
substitusi dan melakukan penyesuaian pembeliannya terhadap perubahan
harga komoditas. Oleh karena itu, untuk perubahan harga tertentu, respons
dalam kuantitas yang diminta akan menjadi lebih besar pada jangka panjang
dibandingkan pada jabgka pendek, sehingga elastisitas permintaan terhadap
harganya menjadi lebih besar pada jangka panjang dibandingkan jangka
pendek.
19
termasuk harga. Elastisitas permintaan titik terhadap pendapatan
ditunjukkan oleh :
∆𝑄/𝑄 ∆𝐼 𝑄
EI = = x
∆𝐼/𝐼 ∆𝑄 𝐼
Perlu dicatat bahwa nilai dari nilai dari ∆𝑄𝑥 /𝑃𝑦 diberikan oleh a4, koefisien
estimasi dari PY. Oleh karena itu, rumus elastisitas permintaan silang titik
terhadap harga dapat ditulis ulang sebagai berikut :
𝑃𝑦
Ei = 𝛼1 𝑥
𝑄𝑥
20
Elastisitas permintaan silang busur terhadap harga dengan rumus :
∆𝑄𝑥 𝑃𝑦2 +𝑃𝑦1 /2 𝑄𝑥2−𝑄𝑥1 𝑃𝑦2 +𝑃𝑦1
Ei = x = x
∆𝑃𝑦 (𝑄𝑥2 +𝑄𝑥1 )/2 𝑃𝑦2 −𝑃𝑦1 𝑄𝑥2 +𝑄𝑥1
Dimana angka kecil 1 dan 2 mengacu kepada timgkat awal dan tingkat baru dari
pendapatan dan kuantitas atau sebaliknya.
Jika nilai dari EXY positif, maka komoditas X dan Y adalah substitusi karena
peningkatan PY menyebabkan peningkatan QX karena X disubstitusikan untuk
menggantikan Y dalam konsumsi. Disisi lain, jika EXY negatif, komoditas X dan Y
adalah komplementer karena kenaikan dalam PY mendorong pengurangan dalam
QY dan QX.
21
mempunyai keinginan untuk memperbaiki produknya atau beralih ke jajaran
produk baru yang permintaannya lebih elastis terhadap pendapatan. Jadi perusahaan
harus, pertama, mengidentifikasi semua variabel penting yang memengaruhi
permintaan produk yang ia jual. Lalu, perusahaan yang mendapatkan estimasi efek
marginal dari perubahan semua variabel tersebut terhadap permintaan. Perusahaan
tersebut akan menggunakan informasi ini untuk mengestimasi elastisitas
permintaan dari produk yang ia jual terhadap semua variabel fungsi permintaan.
Hal ini sangat penting untuk keputusan manajerial yang optimal pada jangka
pendek dan dalam perencanaan untuk pertumbuhan pada jangka panjang.
22
2.8. ELECTRONIC COMMERCE
Sejak pertengahan tahun 1990-an, internet sudah memberikan sumbangan
kepada meningkatnya perdagangan elektronik atau bisnis elektronik dan
merevolusi segala macam bentuk hubungan bisnis tradisional. Electronic
commerce (e-commerce) berarti produksi, periklanan, penjualan, dan distribusi
produk dan jasa dari perusahaan ke perusahaan dan dari perusahaan ke konsumen
melalu internet. Ini dangat mengurangi batasan waktu dan jarak antara penjual dan
pembeli. Dalam e-commerce, tidak ada perjalanan menuju bangunan toko
tradisional, tidak ada salesman, tidak ada pesanan, tidak ada mesin hitung, hanya
situs web. Ini menawarkan keuntungan yang sangat besar bagi penjual dan pembeli
yang menunjukkan perubahan yang medasar dalam cara membeli dan penjual
melakukan interaksi di pasar. Kenikmatan yang paling besar dirasakan oleh
konsumen adalah kenyamanan memiliki akses setiap saat untuk masuk dalam tokoh
maya dan mampu melakukan beberapa perbandingan dalam berbelanja dalam biaya
yang minimal dan dengan usaha yang minimal pula. E-commerce bahkan
memberikan mafaat lebih besar lagi bagi penjual dengan mengurangi secara tajam
biaya penjualan dan pengadaan input, menyusun rantai pasokan dan logistik, dan
mengatur kembali manajemen hubungan pelanggan.
Produsen dan penjual telah menemukan bahwa koneksi online dengan
konsumen pada suatu sisi, serta perusahaan pelanggan, dan pemasok disisi yang
lain, telah menyebabkan penurunan biaya pelaksaan bisinis yang sangat tajam,
pemotongan waktu untuk memberikan jawaban, dan perluasaan jangkauan
penjualan. E-commerce juga menyediakan tantangan bagi para penjual di internet.
Salah satu yang paling serius muncul dari kemapuan konsumen untuk melakukan
perbandiangan belanja dalam internet yang cenderung benar-benar menekan
margin laba dalam banyak industri. Tantangan yang lainnya bagi para penjual ritel
tradisional yang belum memasuki cara penjualan secara online atau belum
sepenuhnya mengintengrasikannya dengan cara berdagang tradisional adalah
bahwa pemasok akan memasarkan produknya sendiri secara langsung lewat
internet, tidak hanya menurunkan bisnis para penjual detail tradisional tetapi juga
usaha mereka untuk berjualan di internet. Metode penjualan yang baru, seperti
lelang, juga menjadi terkenal di internet. Model lelang lewat internet yang
23
berkembang dengan pesat memungkina pembeli bersedia menawarkan harga yang
mereka bayar untuk suatu jenis barang atau jasa tertentu, dimana situs web
memfasilisikan upaya mempertemukan mereka dengan penjual. Sebagai contoh,
priceline.com menggunakan teknik ini untuk menjual tiket pesawat, kamar hotel,
rental mobil, rekreasi, pendanaan rumah, dan bahkan mobil. Jenis lelang ini juga
menyebar ke pembelian bahan mentah, komponen elektronik, dan barang-barang
pribadi, bahkan sekarang membuka kesempatan baru bagi perusahaan kecil dan
menengan yang belum ada sebelumnya. E-commerce juga meningkatkan jenis
bisnis baru yang disebut Infomediares, yaitu suatu perusahaan yang mengumpulkan
informasi dari konsumen dan mengembangkan profil konsumen secara rinci untuk
dijual ke bisnis yang lain untuk kegunaan pemasaran bisnis lain tersebut.
Namun demikian, e-commerce bukan tanpa masalah. Salah satunya,
meskipun Web menjadikan Internet lebih mudah digunakan dan ratusan perusahaan
sedang mengembangkan pernati lunak tersebut, menemukan segudang informasi
yang kita inginkan di internet dapat menjengkelkan. Meskipun e-commerce dari
perusahaan-perusahaan terus tumbuh dengan cepat, e-commerce perusahaan ke
konsumen tampaknya sedikit tersendat setelah hal tersebut menjadikan hiruk pikuk
dan tumbuh pesat di pertengahan terakhir tahun 1990-an ketika hanya beberapa
perusahaan e-commerce yang melonjak di pasar, hanya untuk menghadapi
kegagalan spektakuler. Hal tersebut menjadikan semakin jelas terlihat bahwa e-
commerce perusahaan ke konsumen sekarang menyederhanakan saluran penjualan
lainnya, sepanjang sisi bagian toko, strip malls dan pengiriman katalog pemesanan.
Untuk meyakinkan, e-commerce perusahaan ke konsumen kemungkinan akan terus
tumbuh lebuh cepat daripada perdagangan tradisional, tetapi hari-hari pada saat
tumbuh dengan pesat tampaknya terlalu berlebihan.
24
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
25
Elastisi tas permintaan silang dari komoditas X terhadap Y (EXY) mengukur
persentase perubahan permintaan komoditas X dibagi perubahan harga komoditas
Y, dengan memegang konstan semua variabel lainnya dalam fungsi permintaan,
termasuk harga dan pendapatan. Untuk analisis permintaan, pertama-tama
perusahaan harus mengidentifikasi semua variabel penting yang memengaruhi
permintaan produk yang mereka jual. Dengan menggunakan analisis regresi
(dibahas dalam Bab 4), perusahaan dapatmenghasilkan estimasi yang dapat
dipercaya tentang efek dari suatu perubahan setiap variabel ini terhadap permintaan
produknya.
3.2. SARAN
Dengan adanya makalah ini, semoga kalian dapat memahami dan mengerti
tentang Analisis Sensivitas / Elastisitas Kurva Permintaan dalam matakuliah
Ekonomi Manajerial ini, selain itu kami dari kelompok 3 juga mengharapkan
kritikan dari kalian semua, agar dapat membangun atau untuk menyempurnakan
pembuatan makalah yang selanjutnya.
26
DAFTAR PUSTAKA
27