PENAWARAN”
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam menempuh mata kuliah
Ekonomi Manajerial
Slamet Hidayat, S.E., M.M.
Disusun Oleh:
Aliestya Nikmah Nalieza 41152010180230
Erma Sari 41152010180135
Rhenisa Putri Nagari 41152010180152
Septi Pradina 41152010180247
VII-B2
KATA PENGANTAR
1
Puji dan syukur bagi Allah SWT, Tuhan pemilik segala ilmu. Atas
Kehendak-Nya Alhamdulillahirabbil’alamin kami dapat menyelesaikan makalah
“Elatisitas Harga dan Elastisitas Penawaran” dibuat guna memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Ekonomi Manajerial.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih, semoga makalah
ini dapat memberikan kontribusi positif dan memberikan manfaat dalam hidup
kita nantinya. Sangat disadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari
sempurna, oleh sebab itu kami menerima berbagai kritik dan saran yang
membangun untuk lebih baik kedepannya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kasempurnaan,
untuk itu penulis mengharap sumbangan saran serta kritik yang sifatnya
membangun dari segenap pihak dan atas perhatiannya penulis mengucapkan
terima kasih dengan segala kerendahan hati
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
5
Dalam hukum permintaan jumblah suatu barang yang di minta akan berbanding
terbalik atau berbeda dengan tingkat harga suatu barang. Kenaikan harga suatu
barang akan dapat mempengaruhi jumlah barang yang akan di minta”
6
BAB II
PEMBAHASAN
Mewah vs Kebutuhan
Salah satu faktor yang memengaruhi elastisitas harga adalah kebutuhan primer
dan tersier atau bisa disebut juga dengan pilihan hidup mewah atau sesuai
kebutuhan. Contohnya adalah apabila seseorang mempertimbangkan membeli
kebutuhan tersier yang mereka dapat hidup tanpanya, mereka akan cenderung
lebih sensitif terhadap harga. Biasanya sesuatu yang dibutuhkan atau
kebutuhan primer jauh lebih sulit dipotong dari anggaran belanja, seperti jika
harga susu naik, maka konsumen lebih memilih untuk tidak membeli permen.
Dalam hal ini susu memiliki permintaan yang tidak elastis. Di sisi lain, jika
harga permen naik, maka kemungkinan konsumen akan memilih tidak
membelinya karena tak lagi sesuai dengan anggaran mereka. Dalam hal ini
7
elastisitas harga permen tinggi. Sedangkan dalam skenarionya susu menjadi
kebutuhan pokok dan permen merupakan barang mewah.
Substitusi (Pengganti)
Elastisitas harga juga dipengaruhi oleh kemampuan untuk mengganti barang
dengan produk lainnya. Contohnya toko pizza menaikkan harga
makananannya, maka seseorang lebih memilih membeli makanan di tempat
lain. Contoh tersebut mengartikan bahwa produk yang mudah diganti
memiliki elastisitas harga yang tinggi. Karena alasan inilah persaingan
cenderung menurunkan harga. Dan, produk yang lebih kompetitif kurang
memiliki kendali atas jumlah yang dapat mereka bebankan.
Kejenuhan (Satiation)
Jika konsumen sudah jenuh, maka suatu produk cenderung lebih elastis.
Secara umum, elastisitas harga turun ketika konsumen bergerak ke bawah
kurva permintaan.
8
Kurva permintaan dengan elastisitas = 1 (Elastis uniter)
Karena jumlah permintaan hampir selalu turun jika harga naik, elastisitas
permintaan biasanya bernilai negatif, walaupun para praktisi kadang tidak menulis
tanda negatif tersebut. Permintaan suatu barang dikatakan bersifat elastis jika
elastisitasnya lebih besar dari 1, artinya kenaikan harga sebesar 1% menghasilkan
penurunan permintaan yang lebih besar dari 1%. Sebaliknya,
permintaan inelastis adalah permintaan dengan elastisitas lebih kecil dari 1. Selain
itu, terdapat klasifikasi permintaan elastis sempurna memiliki elastisitas ∞ elastis
uniter (elastitas 1), inelastis sempurna (0) dan elastis sempurna (∞). Segelintir
barang memiliki elastisitas positif, sehingga merupakan anomali hukum
permintaan, misalnya barang-barang yang merupakan simbol status ("Barang
Veblen") atau Barang Giffen.
Dalam teori ekonomi, pendapatan penjual mencapai titik maksimal saat
harga diatur sedemikian rupa sehingga elastisitas permintaannya menjadi uniter.
Elastisitas permintaan juga dapat digunakan untuk memprediksi efek atau beban
yang ditimbulkan oleh pajak terhadap barang tersebut. Terdapat beberapa metide
untuk mengukur elastisitas permintaan di dunia nyata, termasuk analisis data
rekaman penjualan, model-model yang dihasilkan oleh survei konsumen,
serta analisis gabungan dari peringkat acuan konsumen.
9
pengaruhnya cukup besar. Barang-barang yang merupakan pos pengeluaran
kecil cendering memiliki permintaan inelastis.
Kebutuhan
Semakin penting kebutuhan akan suatu barang, permintaan cenderung menjadi
inelastis karena pembeli akan membelinya tanpa memperdulikan harga.
Contohnya adalah obat insulin bagi mereka yang membutuhkan.
Durasi
Umumnya, semakin lama perubahan harga barang bertahan, elastisitas akan
semakin tinggi, karena konsumen memiliki waktu dan kesediaan untuk
mengubah perilaku konsumsinya. Sebagai contoh, jika harga bahan bakar
minyak (BBM) naik, dalam jangka pendek konsumen akan tetap
membutuhkannya dan membelinya dengan jumlah yang sama. Namun, jika
harga yang tinggi bertahan lama, konsumen akan mencari cara untuk
mengurangi kebutuhan BBM-nya, misalnya dengan menggunakan kendaraan
umum, atau membeli kendaraan yang lebih hemat BBM.
Loyalitas merek
Loyalitas terhadap suatu merek dapat mengurangi sensitivitas terhadap
perubahan harga, sehingga permintaan menjadi inelastis. Loyalitas ini dapat
terjadi karena kebiasaan atau karena adanya penghalang untuk berganti merek.
Pembayar
Jika pembelian dibayar oleh pihak lain, permintaan menjadi cenderung
inelastis, misalnya pengeluaran dinas yang ditanggung perusahaan atau
negara.
Barang yang adiktif
Barang-barang yang bersifat adiktif atau dapat
menyebabkan kecanduan cenderung memiliki permintaan inelastis, karena
konsumen yang sudah kecanduan akan "terpaksa" untuk membelinya
sekalipun harganya berubah drastis. Contohnya adalah rokok, minuman keras,
atau heroin.
Luasnya definisi barang yang diukur
Nilai elastisitas suatu barang tergantung kepada definisi barang yang diukur.
Misalnya, suatu menu makanan di sebuah rumah makan (definisi sempit)
memiliki elastisitas tinggi karena banyaknya substitusi (yaitu jenis makanan
lain atau rumah makan lain), sedangkan jika yang diukur makanan secara
umum (definisi luas), elastisitasnya kecil karena tidak ada penggantinya.
10
2.2.3 Contoh elastisitas permintaan
Koefisie
Elastisitas Keterangan Contoh
n
11
Sebagai contoh, jika sepeda motor memiliki elastisitas permintaan sebesar
2, maka sepeda motor tersebut dikelompokan sebagai barang elastis karena nilai
elastisitasnya lebih dari 1. Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah permintaan
atas sepeda motor sangat dipengaruhi oleh besarnya harga yang ditawarkan.
Untuk barang-barang normal, penurunan harga akan berakibat pada
peningkatan jumlah permintaan. Permintaan terhadap sebuah barang dapat
dikatakan inelastis bila jumlah barang yang diminta tidak dipengaruhi oleh
perubahan harga. Barang dan jasa yang tidak memiliki substitusi biasanya
tergolong inelastis. Permintaan terhadap antibiotik, misalnya, dikatakan sebagai
permintaan inelastis karena tidak ada barang lain yang dapat menggantikannya.
Daripada mati terinfeksi bakteri, pasien biasanya lebih memilih untuk membeli
obat ini berapapun biayanya. Sementara itu, semakin banyak sebuah barang
memiliki barang substitusi, semakin elastis barang tersebut.
Meskipun permintaan inelastis sering diasosiasikan dengan barang
"kebutuhan," banyak juga barang yang bersifat inelastis meskipun konsumen
mungkin tidak "membutuhkannya." Permintaan terhadap garam, misalnya,
menjadi permintaan inelastis bukan karena konsumen sangat membutuhkannya,
melainkan karena harganya yang sangat murah.
12
Pajak memengaruhi elastisitas dan keseimbangan pasar
13
Jumlah barang yang ditawarkan, dalam jangka pendek, berbeda dengan
jumlah barang yang diproduksi, karena sebuah perusahaan biasanya tidak
langsung menawarkan semua produknya ke konsumen, melainkan menyimpan
sebagian produknya untuk dijual dikemudian hari (atau biasa disebut sebagai stok
barang). Meskipun demikian, dalam jangka panjang, jumlah barang yang
ditawarkan dianggap sama dengan jumlah barang yang diproduksi.
Selain metode tersebut di atas, ada dua cara lagi untuk menghitung elastisitas
harga penawaran, yang keduanya menggunakan kurva penawaran.
Kita dapat menghitung elastisitas pada titik tertentu pada kurva penawaran, yang
dikenal sebagai elastisitas titik atau antara dua harga, yang dikenal sebagai
elastisitas busur.
Rumus untuk menghitung elastisitas titik penawaran adalah:
Ep= (dq/dp)×(p/q)
Di sini dq/dp adalah kemiringan kurva penawaran.
Rumus untuk menghitung elastisitas busur penawaran adalah:
Ep= [(q1 – q2)/( q1 + q2)] × [( p1 + p2)/(p1 – p2)]
14
Dimana:
Ep = Elastisitas penawaran
Δq = Perubahan jumlah yang ditawarkan
q = Jumlah yang ditawarkan
Δp = Perubahan harga
p = Harga
15
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran antara lain:
Akses barang. Bahan-bahan yang digunakan untuk menciptakan barang
sewajarnya terjangkau agar penjual dapat menjualkan barangnya kepada
pembeli dengan mudah. Akses bahan yang susah akan mengakibatkan
harga barang yang ditawarkan semakin meningkat.
Jumlah barang di pasar. Semakin banyak barang di pasar akan
mengakibatkan perubahan harga barang yang ditawarkan.
Teknologi yang semakin maju dapat meningkatkan produksi barang yang
akan ditawarkan ataupun menghasilkan bahan-bahan yang mudah diakses.
Daya tahan barang. Setiap barang memiliki daya tahan waktu yang
berbeda-beda. Semakin lama daya tahan barangnya, semakin elastis.
Sedangkan semakin cepat daya tahan barangnya, semakin inelastis.
Waktu. Semakin panjang waktu yang diperlukan untuk menyesuaikan
keseimbangan pasar, maka semakin elastis permintaan suatu barang.
16
Untuk komoditi dengan elastisitas unit penawaran, perubahan kuantitas yang
ditawarkan dari suatu komoditi persis sama dengan perubahan harganya.
Dengan kata lain, perubahan harga dan penawaran komoditi itu secara
proporsional sama satu sama lain. Untuk menunjukkan, elastisitas penawaran
dalam kasus seperti itu sama dengan satu. Selanjutnya, kurva penawaran
elastis kesatuan melewati titik asal.
Pasokan Elastis Sempurna
Suatu barang dengan penawaran elastis sempurna memiliki elastisitas tak
terhingga. Dalam kasus seperti itu, penawaran menjadi nol bahkan dengan
sedikit penurunan harga dan menjadi tak terbatas dengan sedikit kenaikan
harga. Ini menunjukkan fakta bahwa pemasok komoditas semacam itu
bersedia memasok sejumlah komoditas dengan harga lebih tinggi. Kurva
penawaran elastis sempurna adalah garis lurus yang sejajar dengan sumbu X.
Inelastis sempurna adalah elastis yang bernilai nol, artinya berapa pun
harganya, jumlah produk yang ditawarkan tetap.
17
Elastisitas penawaran dapat dikatakan inelastis jika persentase perubahan
jumlah produk yang ditawarkan lebih kecil dari persentase perubahan
harga produk.
3. Penawaran elastis uniter ( Elastisitas = 1 )
Elastisitas
penawaran dimana persentase perubahan jumlah produk yang ditawarkan
sama dengan persentase perubahan harga produk.
4. Penawaran Elastis ( Elastisitas > 1 )
Elastisitas
penawaran bisa dikatakan elastis jika persentase perubahan jumlah produk
yang ditawarkan lebih dari persentase perubahan harga produk.
18
5. Penawaran Elastis Sempurna (Elastisitas = )
Dalam beberapa
pasar, elastisitas penawaran tidak lagi tetap melainkan bervariasi di
sepanjang kurva penawaran. Kurva di bawah ini menunjukkan kasus
umum untuk sebuah industri dimana perusahaan memiliki pabrik dengan
kapasitas produksi yang terbatas.
19
2.4.1 Pengertian Elastisitas Silang
20
Permintaan dan harga barang A tidak akan mempempengaruhi perubahan
permintaan dan harga barang B. contoh barangnya yaitu permintaan gula tidak
akan mempengaruhi permintaan beras. Jadi, menurut para ekonom elastisitas
silang adalah pengukuran perubahan respon jumlah permintaan satu barang
terhadap perubahan harga barang lain, yang berarti : Jika hasil elastisitas
silang positif menunjukkan hubungan kedua barang adalah subtitusi karena
pada saat harga barang A naik, maka permintaan barang B akan meningkat
pula. Sedangkan elastisitas silang negatif menunjukkan hubungan kedua
barang adalah komplemen karena permintaan barang A akan mengalami
peningkatan jika harga barang B turun. Jika elastisitas positif menunjukkan
kedua barang adalah subtitusi karena pada saat barng A naik maka barang B
juga ikut naik. Jika elastisitas silang negative menunjukkan kedua barang
adalah komplemen karena ketika permintaan barang A naik maka harga
barang B turun.
21
BAB III
KESIMPULAN
22
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Elastisitas_penawaran
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Elastisitas_permintaan
https://wikimedia.org/api/rest_v1/media/math/render/svg/209091ea87233
b14fed7da9b7693299e5d438d3
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/07/elastisitas-penawaran
bagian-2-macam.html
23