Anda di halaman 1dari 83

TUGAS TUGAS RUTIN

Kumpulan tugas – tugas rutin ini diajukan untuk memenuhi tugas kuliah
Pengantar Akuntansi oleh Bapak Charles Fransiscus Ambarita, S.Pd, M.Si

Disusun Oleh :
Veni Oktapiani Putri Harahap
7163341042

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
AKUNTANSI
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas kuliah Pengantar Akuntansi
oleh Bapak Charles Fransiscus Ambarita, S.Pd, M.Si

Disusun Oleh :
Veni Oktapiani Putri Harahap
7163341042

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
PENGERTIAN AKUNTANSI MENURUT PARA AHLI

1. Menurut Warren

Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan


laporan kepada pihak pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan
kondisi perusahaan.

2. Menurut “American Accounting Association”

Akuntansi ialah proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi


ekonomi untuk memungkinkan dilakukannya penilaian dan pengambilan keputusan
secara jelas dan tegas bagi pihak pihak yang menggunakan informasi tersebut.

3. Menurut Soemarso

Akuntansi adalah suatu disiplin yang menyediakan informasi penting sehingga


memungkinkan adanya pelaksanaan dan penilaian jalannya perusahaan secara efisien.
Akuntansi juga dapat definisikan sebagai proses mengidentifikasian, mengukur dan
melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan
yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.

PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Dalam rangka menjalankan aktivitasnya untuk menghasilkan barang dan jasa, perusahaan
akan berinteraksi dengan berbagai pihak. Pihak – pihak yang berhubungan dengan dengan
perusahaan tersebut seringkasli membutuhkan informasi keuangan tentang perusahaan tersebut,
antara lain :

a. Pemilik/ pemegang saham

Pemilik/ pemegang saham adalah orang atau lembaga yang menanamkan uangnya atau
kekayaannya di dalam perusahaan memerlukan informasi mengenai laba usaha yang telah
diperoleh perusahaan.

b. Kreditor

Kreditor adalah orang atau perusahaan yang memberikan pinjaman dana kepada
perusahaan, memerlukan informasi berupa besarnya kekaayaan perusahaan, kemampuan
menghasilkan laba dan perbandingan hutang dengan total kekayaan perusahaan untuk menjamin
bahwa uang yang dipinjamkan dapat dikembalikan perusahaan.

c. Pemerintah

Pemerintah adalah lembaga yang memiliki kewenangan untuk membuat peraturan usaha
memerlukan informasi besarnya laba yang diperoleh dan beban yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan agar dapat menghitung pajak penghasilan perusahaan.

d. Karyawan
Karyawan adalah orang yang bekerja dalam perusahaan memerlukan informasi keuangan
mengenai posisi keuangan dan kemajuan perusahaan untuk mengetahui kelangsungan kerja,
kenaikan gaji dan perbaikan kesejahteraan karyawan.

e. Investor

Investor adalah anggota masyarakat yang mampu/ mempunyai permodalan yang bila
akan menginvestasikan modalnya memerlukan data informasi keuangan perusahaan untuk
mengukur tingkat kemampu – labaan perusahaan. Apabila posisi keuangan perusahaan itu sehat
maka investor mungkin akan menanamkan uangnya perusahaan dengan cara membeli saham.

Bidang-Bidang Spesialisasi Akuntansi

Untuk membarikan informasi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan pihak – pihak
yang memerlukannya dan sebagai akibat perkembangan serya luasnya bidang yang ada dalam
akuntansi, maka terdapat spesialisasi dalam akuntansi yaitu :

a. Akuntansi keuangan
Akuntansi Keuangan adalah bidang akuntansi yang bertugas untuk menjalankan
keseluruhan proses akuntansi sehingga dapat menghasilkan informasi keuangan bagi
pihak eksternal perusahaan.

b. Akuntansi Manajemen
Akuntansi Manajemen adalah bidang akuntansi yang berfungsi untuk
menyediakan data dan informasi bagi pengambilan keputusan manajemen untuk operasi
harian dan perencanaan operasi dimasa mendatang.

c. Akuntansi Biaya
Akuntansi Biaya adalah bidang akuntansi dengan fungsi utama sebagai alat
pengendalian biaya didalam proses produksi yang dilakukan perusahaan. Kegiatan utama
dari bidng ini adalah menyediakan data biaya actual dan biaya perencanaan untuk suatu
perusahaan.

d. Auditing
Auditing adalah bidang akuntansi yang fungsi utamanya adalah untuk
menjalankan pemeriksaan (Audit) atas laporan keuangan yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan.

e. Akuntansi Pajak
Akuntansi Pajak adalah bidang akuntansi yang fungsi utamanya adalah untuk
mempersiapkan data tentang segala sesuatu yang terkait dengan kewajiban dan hak
perpajakan dari setiap transaksi yang dilakukan perusahaan.
f. System Akuntansi
System Akuntansi adalah bidang akuntansi yang terfokus pada aktivitas
mendesain dan mengimplementasikan prosedur dan pengaman data keuangan
perusahaan.

g. Akuntansi Anggaran
Akuntansi Anggaran adalah bidang akuntansi yang memfokuskan diri pada pembuatan
rencana kerja perusahaan dimasa mendatang. Dengan menggunakan data actual dari masa
lalu.

h. Akuntansi Internasional
Akuntansi Internasional adalah bidang akuntansi yang memfokuskan diri pada
persoalan – persoalan akuntansi yang terkait dengan transaksi internasional (melintas
batas Negara) yang dilakukan oleh perusahaan – perusahaab multinasional. Mencakup
bidang ini adalah seluruh upaya memahami hukum dan aturan perpajakan dari setiap
negara adalah bidang akuntansi yang mengkhususkan diri pada pencatatan dimana
perusahaan multinasional beroperasi.

i. Akuntansi Sektor Publik


Akuntansi Sektor Publik dan pelaporan transaksi dari organisasi pemerintah dan
organisasi non profit (Non profit adalah organisasi yang didirikan dengan tujuan bukan
untuk menghasilkan laba usaha.

Daftar Pustaka
Tim Dosen Fakultas Ekonomi. 2016. Pengantar Akuntansi. Medan : Universitas Negeri Medan.

Soemarso, A. H. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta : Selemba Empat.


PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN MENURUT PARA AHLI

1. Menurut Soemarso
Laporan Keuangan merupakan hasil akhir dari siklus akuntansi.

2. Menurut Arfan Ikhsan


Laporan Keuangan adalah Laporan Akuntansi yang menyajikan informasi.

KOMPONEN - KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN

1. Neraca
Neraca adalah suatu laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai keadaan harta,
utang dan modal suatu perusahaan pada saat tertentu. Neraca dapat disajikan dalam bentuk
berbanjar atau horizontal (bentuk scontro) atau dalam bentuk vertikal ke bawah (bentuk staffel).

Bentuk Neraca berbanjar atau horizontal (Bentuk Scontro)

Bentuk Neraca Vertikal Ke Bawah ( Bentuk Staffel)


Dalam mempersiapkan neraca dibutuhkan, oleh karenanya, menyeimbangkan akun aktiva,
kewajiban dan modal pemilik yang telah tersedia.

1. Harta/ Aktiva
Harta merupakan jumlah kekayaan yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan usahanya.
Harta perusahaan ini dapat dibedakan atas kelancaran (Likuiditas) yaitu harta lancar, Investasi
Jangka Panjang, Harta Tetap, Harta Tidak Berwujud, dan Harta – harta lainnya.

- Aktiva Lancar
Harta lancar adalah harta yang berupa uang kas/ bank dan harta yang sangat dekat dengan
uang atau umur pemakaian kurang dari satu tahun. Harta lancar meliputi : Kas, Surat – surat
berharga (efek), Piutang Usaha, Wesel Tagih, Persediaan Barang Dagangan, Perlengkapan dan
Beban dibayar di Muka.

- Investasi Jangka Panjang


Investasi jangka panjang yaitu investasi (penyertaan) dalam bentuk saham, obligasi, atau
surat berharga lainnya. Investasi seperti ini yang bertujuan memperoleh keuntungan pada masa
yang akan datang.

- Harta Tetap
Harta tetap adalah harta berwujud yang digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan, dan
mempnyai waktu/ masa manfaat lebih dari setahun. Harta tetap ini terdiri dari : Peralatan, Tanah,
Gedung, Mesin dan Kendaraan.

- Harta Tidak Berwujud


Harta tidak berwujud yaitu tidak mempunyai wujud fisik tetapi mempunyai nilai uang.
Harta ini mempunyai hak istimewa atau hak hukum dalam jangka panjang. Yang termasuk dalam
harta tak berwujud ini adalah hak dalam jangka panjang. Yang termauk dalam harta tak berwujud
ini adalah hak paten, hak cipta, franchise, good will.

- Harta Lain – lain


Harta lain lain adalah harta yang tidak dapat digolongkan kepada salah satu jenis harta diatas,
misalnya mesin – mesin yang tidak digunakan lagi dan bangunan yang sedang dikerjakan.
2. Utang/ Kewajiban
Utang adalah pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan oleh perusahaan pada masa yang
akan datang. Pengorbanan untuk masa yang akan datang ini terjadi akibat kegiatan usaha.
Kewajiban ini dalam akuntansi disebut utang, yang dibedakan atas utang lancar, dan utang
jangka panjang.

- Utang Lancar
Utang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi kurang dari setahun. Utang lancar
antara lain utang usaha atau utang dagang. Wesel bayar, biaya yang masih harus dibayar dan
pendapatan diterima dimuka.

- Utang Jangka Panjang


Utang jangka panjang adalah kewajiban/ utang yang jangka waktu pelunasannya lebih
dari satu tahun. Utang ini timbul karena perluasan perusahaan untuk membeli peralatan peralatan
baru atau mesin – mesin baru. Yang termasuk utang jangka panjang adalah : utang bank, utang
hipotik dan utang obligasi.

- Utang Lain – Lain


Utang ini adalah utang yang tidak termasuk utang lancar maupun utang jangka panjang.
Misalnya utang kepada direksi dan utang kepada pemegang saham.

3. Modal
Modal adalah hak pemilik perusahaan atas sebagian harta perusahaan. Modal adalah
selisih antara harta dengan hutang. Akun modal dalam perusahaan perseorangan disertai dengan
nama pemilik, dan akun modal pada perusahaan persekutuan disertai dengan nama para sekutu,
dan akhirnya akun modal dalam perusahaan perseroan terbatas dinamakan modal saham.

2. Laporan Laba- Rugi


Laporan Laba Rugi adalah catatan sistematis mengenai hasil operasi perusahaan dalam
satu periode tertentu. Laporan Laba Rugi dapat disusun dalam dua bentuk yaitu : (1) Bentuk
multiple step (Bertahap); dan single step (Langsung).

Bentuk Multiple Step


Bentuk Single Step

Unsur – Unsur Laporan Laba – Rugi

- Pendapatan
Pendapatan adalah hasil yang diperoleh perusahaan. Pendapatan dapat dibedakan atas :
Pendapatan Usaha dan Pendapatan diLuar Usaha.

- Beban – beban
Beban adalah pengorbanan yang terjadi selama melaksanakan kegiatan usaha untuk
memperoleh pendapatan. Beban dapat dibedakan atas : Beban usaha dan Beban Lain – lain.

- Laba/ Rugi Bersih


Laba/ Rugi bersih adalah angka saldo laba/ rugi yang tercantum paling bawah, yang mana
berasal dari perhitungan antara saldo – saldo pos pendapatan dan pos – posbeban selama satu
tahun.
3. Laporan Perubahan Modal
Laporan Perubahan Modal adalah laporan berisikan informasi mengenai hal hal yang
berkaitan dengan perubahan modal dalam satu periode akuntansi. Perubahan modal disebabkan
oleh dua hal sebgai berikut : (1) Laba atau Rugi perusahaan; dan (2) Pengambilan modal oleh
pemilik (Prive).

Unsur-unsur laporan perubahan modal:


1. Modal awal
Modal awal adalah jumlah modal di awal periode akuntansi. Tiap terjadi transaksi
yang mempengaruhi modal maka transaksi tersebut akan selalu dicatat ke dalam akun
pembantu modal.

2. Laba/ Rugi Bersih


Laba/ Rugi bersih adalah angka saldo laba/ rugi yang tercantum paling bawah,
yang mana berasal dari perhitungan antara saldo – saldo pos pendapatan dan pos –
posbeban selama satu tahun.

3. Setoran (Penarikan) Pemilik / Prive


Tata Letak akun prive lazim menyatu dan terletak di bawah modal. Akun prive
berfungsi juga sebagai akun pembantu modal (sementara). Oleh karena itu, akun prive
(pembantu modal selain laba/rugi) pada akhir periode harus diperhitungkan ke modal.

4. Laporan arus kas


Laporan arus kas diatur dalam PSAK No. 2. Arus kas dapat berasal dari aktivitas operasi,
aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.

 Aktivitas Operasi.
o Arus kas dari aktivitas operasi terdiri atas :
o Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.
o Penerimaan kas dari loyalti, komisi dan pendapatan lain.
o Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
o Pembayaran kas kepada karyawan.
o Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi (premi, anuitas, dan
manfaat asuransi lain).
o Penerimaan Kembali Pajak Penghasilan
o Penerimaan dari pembayaran kontrak untuk transaksi usaha.

 Aktivitas Investasi
Arus kas dari aktivitas investasi terdiri atas :
o Pembayaran untuk membeli aktiva tetap
o Penerimaan dari penjualan aktiva tetap.
o Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.
o Pembayaran uang muka dan pinjaman kepada pihak lain.
o Pembayaran sehubungan dengan kontrak jangka panjang.
 Aktivitas Pendanaan
Arus kas dari aktivitas pendanaan terdiri atas :
o Penerimaan dari emisi atau penerbitan saham atau instrumen modal lain.
o Pembayaran kepada pemegang saham untuk membeli kembali saham.
o Penerimaan dari emisi obligasi atau pinjaman jangka panjang
o Pelunasan pinjaman
o Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha.

Laporan arus kas dapat disusun dengan dua cara : (1) meode langsung (direct method) :
dan metode tidak langsung (Indirect method). Laporan arus kas menggunakan metode
langsung disusun dengan memperhatikan perubahan yang terjadi pada kas dari aktivitas
operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Laporan arus kas menggunakan metode
tidak langsung disusun mulai dari laba bersih dan dilanjutkan dengan melihat faktor – faktor
penyesuaian terhadap kas, antara lain :

1. Elemen bukan kas seperti depresiasi atau penghapusan


2. Kenaikan atau penurunan aktiva lain – lain
3. Konversi aktiva usaha dari bisnis akrual terhadap basis kas
DAFTAR PUSTAKA

TIM DOSEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERi MEDAN. 2016. PENGANTAR AKUNTANSI. Medan :
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

Adji, Wahyu. Suwerli dan Suratno. EKONOMI Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Penerbit
Erlangga, 2007.
TRANSAKSI KEUANGAN PERUSAHAAN

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas kuliah Pengantar Akuntansi oleh

Bapak Charles Fransiscus Ambarita, S.Pd, M.Si

Disusun Oleh :

Veni Oktapiani Putri Harahap

7163341042

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
Definisi Transaksi Keuangan Menurut Para Ahli

Menurut Soemarso
Transaksi (Transaction) adalah kejadian atau situasi yang mempengaruhi posisi keuangan
perusahaan dan oleh karena itu harus dicatat.

Jenis Jenis Transaksi Keuaangan Dalam Perusahaan

Transaksi Keuangan yang terjadi menurut pihak yang melakukannya terdiri dari :

a. Transaksi Keuangan Intern (Kejadian)


Transaksi keuangan seperti itu terjadi di dalam perusahaan itu sendiri, tanpa melibatkan
pihak luar perusahaan. Misalnya, pemakaian perlengkapan dan pembelian harta tetap.

b. Transaksi Keuangan Ekstern (Transaksi)


Transaksi keuangan seperti ini terjadi antara perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Misalnya, Pembelian perlengkapan dan pembelian harta tetap.

Transaksi Keuangan menurut sumber transaksi yang berhubungan dengan modal dan transaksi
yang berhubungan dengan operasi perusahaan.

a. Transaksi Modal
Transaksi modal adalah transaksi yang berhubungan dengan modal perusahaan, misalnya
penyetoran modal.

b. Transaksi Usaha
Transaksi usaha adalah transaksi yang berhubungan dengan operasi perusahaan, misalnya
penjualan barang dagangan dan pembelian barang dagangan (dalam usaha perdagangan).

Contoh Analisa Suatu Transaksi


Transaksi atau sekelompok transaksi yang sama selama bulan pertama
(Januari 200A) Keguatan PO Ali diuraikan dibawah ini. Transaksi transaksi itu
dicatat dalam bentuk tabelaris mengikuti persamaan akuntansi. Agar lebih mudah
diingat pencatatan dengan cara yang diuraikan dibawah ini disebut pencatatan
dengan teknik tabelaris.

Transaksi A (Penyetoran modal oleh pemilik)


Transaksi permulaan PO Ali adalah penyetoran modal oleh Ali sahab sebesar
Rp. 4.000. Akibat transaksi ini adalah bertambahnya aktiva perusahaan dalam
bentuk kas sebesar Rp. 4.000. Pada sisi lain, modal bertambah, dengan jumlah
yang sama. Dengan adanya transaksi ini, persamaan akuntansi PO Ali menjadi
sebagai berikut :

Aktiva Kewajiban + Modal


Transaksi =
Kas Modal Ali

(a) + 4.000 + 4.000

Harap dicatat bahwa persamaan tersebut hanya bersangkutan dengan


perusahaan, yaitu PO Ali. Harta pribadi Ali Sahab seperti rumah dan rekening bank
serta utang – utang pribadinya tidak dicatat dalam persamaan. Perusahaan
dianggap sebagai suatu kesatuan usaha yang terpisah, dengan uang kas sebesar Rp.
4.000 dan modal sebesar Rp. 4.000.
Transaksi B (Perolehan Pinjaman)
PO Ali meminjam uang kepada Bank sebesar Rp. 5.000. Akibat transaksi ini,
persamaan akuntansi menjadi sebagai berikut :
Aktiv
Kewajiban + Modal
Transaksi a =
Kas + Modal Ali

Saldo Awal 4.000 4.000


(b) + 5.000 + 5.000
Saldo Akhir 9.000 5.000 4.000

Akibat transaksi tersebut diatas, uang kas dalam perusahaan bertambah


dengan Rp. 5.000, sehingga menjadi Rp. 9.000 Di lain pihak muncul utang bank
sebesar Rp. 5.000.

Transaksi C (Pembelian Kendaraan)


Transaksi PO Ali selanjutnya adalah pembelian mobil mobil dan peralatan
lain. Untuk itu dikeluarkan uang sebesar Rp. 7.400. Transaksi ini mengubah
komposisi aktiva, tetapi tidak mengubah jumlahnya. Unsur dalam persamaan
sebelumnya adalah sebagai berikut :

Kewajiba
Aktiva + Modal
Transaksi n
Kas + Kendaraan Utang Bank Modal Ali

Saldo Awal 9.000 5.000 4.000


(c) -7.400 + 7.400
Saldo Akhir 1.600 7.400 5.000 4.000

Transaksi D (Pembelian Perlengkapan)


Selama bulan itu PO Ali membeli secara kredit dari berbagai inveransir, oli,
minyak rem, dan bermacam – macam perlengkapan lain seharga Rp. 65. Pembelian
semacam ini biasa disebut pembelian kredit dan kewajiban yang ditimbulkan
disebut utang dagang (accoiunts payable). Seperti halnya pinjaman yang diberikan
dalam bentuk uang, Pembelian secara kredit pada hakikatnya juga merupakan
penyediaan dana oleh kreditur. Dalam praktik, Pembelian ini harus dicatat untuk
setiap transaksi. Perlu dibuat catatan terpisah untuk masing – masing kreditur.
Pengaruh kelompok transaksi ini adalah bertambahnya aktiva dan utang masing
masing sebesar Rp. 65 seperti terlihat dibawah ini :

Saldo
1.600 7.400 5.000 4.000
Awal
(d) +65 + 65
Saldo
1.600 65 7.400 5.000 65 4.000
Akhir
Transaksi E (Pengambilan Utang)
Selama bulan itu utang yang dibayar adalah sebesar Rp. 30. Akibat dari
transaksi ini adalah berkurangnya aktiva dan utang. Pengaruhnya terhadap
persamaan akuntansi adalah sebagai berikut :

Transaksi Aktiva = + Modal


Kas + Perleng = Kendara Utan + Utang + Modal
kapan an g Dagan Ali
Bank g

Transaksi F (Penerimaan Pendapatan)


Tujuan utama pemilik perusahaan adalah menambah modal dengan jalan
memperoleh laba. Bagi PO Ali, bearti bahwa penjualan jasa harus melebihi beban
yang terjadi. Jumlah yang dibebankan kepada langganan untuk barang dan jasa
yang dijual disebut “Pendapatan”. Istilah lain yang digunakan untuk jenis – jenis
pendapatan tertentu, adalah penjualan untuk penjualan barang dagang atau jasa.
Pendapatan upah atau jasa untuk ongkos yang diminta oleh seorang dokter dari
pasiennya. Pendapatan sewa untuk penyewaan rumah dan harta lainnya. PO Ali
menyebut pendapatan yang diperolehnya dengan pendapatan jasa angkutan.

Kelebihan Pendapatan atas beban disebut laba bersih (net income). Apabila
beban melebihi pendapatan yang dihasilkan, maka kelebihan itu merupakan rugi
bersih (net loss). Laba atau rugi bersih tidak perlu ditetapkan untuk suatu jangka
waktu tertentu, misalnya per bulan atau per tahun.

Selama bulan pertama kegiatannya, PO Ali memperoleh pendapatan jasa


angkutan sebesar Rp. 800. Diterima tunai. Pengaruh transaksi ini adalah
bertambahnya kas sebesar Rp. 800 dan bertambahnya pendapatan untuk jumlah
yang sama. Pendapatan ini juga dapat dianggap sebagai penambahan atas modal
sebesar Rp. 800. Beban diperlukan sebagai pengurang atas pendapatan, dengan
demikian akan mengurangi modal. Dalam persamaan akuntansi pengaruh
penerimaan kas untuk jasa yang diberikan adalah sebagai berikut :

Transaksi G (Pembayaran Beban)


Beban yang dibayar selama sebulan adalah sebagai berikut : gaji sopir dan
kernet Rp. 175, bensin Rp. 50, makanan dan minuman sebesar Rp. 25 dan serba –
serbi Rp. 50. Total beban adalah Rp. 300. Pengaruh transaksi ini adalah
berkurangnya kas dan modal, seperti yang digambarkan berikut ini :
Transaksi H (Pengakuan Beban)
Pada akhir bulan, nilai perlengkapan yang masih tersisa adalah kegiatan Rp.
25. Ini berarti sejumlah Rp 40 (Rp 65 – Rp 25) telah dipakai dalam kegiatan
perusahaan. Pemakaian perlengkapan untuk kegiatan usaha merupakan salah satu
dari transaksi intern. Walaupun tidak berhubungan dengan pihak luar, Kejadian ini
perlu dicatat. Pengurangan atas perlengkapan dan modal sebesar Rp 40 ini
digambarkan sebagai berikut :

Transaksi I (Pengembalian Utang)


Ali Shab mengangsur pinjaman kepa bank sebesar Rp 150. Pengaruh dari transaksi
ini adalah uang kas berkurang sebesar Rp 150 dan utang bank berkurang sejumlah
yang sama. Akibat dari transaksi ini terhadap persamaan akuntansi adalah sebagai
berikut :

Transaksi J (Pengambilan Pribadi)


Pada akhir bulan, Ali Sahab mengambil uang Rp 100 dari perusahaan untuk
keperluan pribadinya. Transaksi ini menyebabkan turunnya kas dan modal, adalah
kebalikan dari penanaman modal dalam perusahaan oleh pemilik. Saldo awal pada
periode akuntansi, Pengaruh pengambilan uang Rp 100 sebagai berikut :

Catatan – catatan yang dibuat PO Ali tersebut diatas diikhtisarkan dalam


bentuk tabelaris. Setiap transaksi ditandai dengan huruf dan saldo tiap – tiap pos
diperlihatkan segera setelah terjadinya transaksi. Pengamatan berikut (yang berlaku
untuk semua jenis usaha) perlu diperhatikan :
1. Pengaruh setiap transaksi dapat dinyatakan dalam penambahan dan/atau
pengurangan dua atau lebih pos dalam persamaan akuntansi.
2. Persamaan akuntansi harus selalu seimbang.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Fakultas Ekonomi. 2016. Pengantar Akuntansi. Medan : Universitas Negeri Medan.

Soemarso, A. H. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta : Selemba Empat.


PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas kuliah Pengantar Akuntansi


oleh Bapak Charles Fransiscus Ambarita, S.Pd, M.Si

Disusun Oleh :
Veni Oktapiani Putri Harahap
7163341042

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
Pengertian Persamaan Dasar Akuntansi

Persamaan dasar akuntansi dapat digunakan untuk melihat pengaruh semua transaksi
yang dilakukan perusahaan terhadap posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu. Dengan
persaan akuntansi setiap saat kita dapat mengetahui pergerakan kondisi keuangan suatu
perusahaan akibat berbagai transaksi yang dilakukannya.

Persamaan akuntansi pada prinsipnya merupakan kesamaan antara aktiva (asset/Harta)


dengan hak terhadap ekuitas/ modal (equity).

Komponen – Komponen (Perangkat) Persamaan Akuntansi

Komponen-komponen dalam Persamaan Akuntansi :

1. Aktiva (Assets)

Aktiva merupakan jumlah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan untuk menjalankan
usahanya. Aktiva perusahaan ini dapat dibedakan atas kelancara (likuiditas) yaitu Aktiva lancar,
investasi jangka panjang, Aktiva tetap, Aktiva tidak berwujud, dan Aktiva - Aktiva lainnya.

a. Aktiva lancar (Current assets)


Aktiva lancar adalah harta yang berupa uang kas/ bank dan harta yang sangat dekat dengan
uang atau umur pemakaian kurang dari satu tahun. Harta lancar meliputi : kas, surat – surat
berharga (efek), Piutang usaha, wesel tagih, Persediaan barang dagangan, Perlengkapan, dan
Beban dibayar dimuka.

b. Aktiva tetap (Fixed assets)


Aktiva adalah harta berwujud yang digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan, dan
mempunyai waktu/masa manfaat lebih dari setahun. Harta tetap ini terdiri dari : Peralatan, tanah,
gedung, mesin dan kendaraan.

c. Investasi Jangka Panjang


Investasi Jangka Panjang yaitu investasi (penyertaan) dalam bentuk saham, obligasi, atau
surat berharga lainnya. Investasi seperti ini yang bertujuan memperoleh keuntungan pada masa
yang akan datang.

d. Aktiva tidak berwujud


Aktiva tidak berwujud yaitu Aktiva yang tidak mempunyai wujud fisik tetapi
mempunyai nilai uang. Harta ini mempunyai hak istimewa atau hak hukum dalam jangka
panjang. Yang termasuk dalam Aktiva tak berwujud ini adalah hak paten, hak cipta, franchise,
good will.

e. Aktiva Lain – lain


Aktiva lain – lain adalah harta yang tidak dapat digolongkan kepada salah satu jenis harta
diatas, misalnya mesin – mesin yang tidak digunakan lagi dan bangunan yang sedang dikerjakan.

2. Kewajiban (Liabilities)

Kewajiban adalah pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan oleh perusahaan pada masa
yang akan datang. Pengorbanan untuk masa yang akan datang ini terjadi akibat kegiatan usaha.
Kewajiban ini dalam akuntansi disebut utang, yang dibedakan atas utang lancar dan utang
jangka panjang.

a. Kewajiban Jangka Pendek


Kewajiban lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi kurang dari satu tahun. Utang lancar
antar lain utang usaha atau utang dagang. Wesel bayar, biaya yang masih harus dibayar.

b. Kewajiban Jangka Panjang


Utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun.
Utang ini timbul karena perluasan perusahaan untuk membeli peralatan – peralatan baru atau
mesin – mesin baru. Yang termasuk utang jangka panjang adalah : utang bank, utang hipotik, dan
hutang obligasi.

3. Modal (equity)
Modal adalah hak pemilik perusahaan atas sebagian harta perusahaan. Modal adalah selisih
antara harta dengan utang, Akun modal dalam perusahaan perseorangan disertai dengan nama
pemilik, dan akun modal dalam perusahaan perseroan terbatas dinamakan modal saham.

4. Pendapatan
Pendapatan adalah hasil yang diperoleh perusahaan. Pendapatan dapat dibedakan atas
pendapatan usaha dan pendapatan diluar usaha.

5. Beban
Beban adalah pengorbanan yang terjadi selama melaksanakan kegiatan usaha untuk
memperoleh pendapatan. Beban dapat dibedakan atas : Beban usaha dan Beban lain – lain.

Konsep Persamaan Dasar Akuntansi

Persamaan akuntansi menunjukkan posisi keuangan perusahaan. Transaksi yang terjadi


dalam perusahaan dapat mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. Pengaruh transaksi dapat
berupa penambahan atau pengurangan beberapa komponen persamaan akuntansi. Perubahan
komponen persamaan akuntansi dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Perubahan aktiva diikuti dengan perubahan aktiva lain dalam jumlah yang sama.
2. Perubahan aktiva diikuti dengan perubahan kewajiban atau sebaliknya dalam jumlah
yang sama.
3. Perubahan aktiva diikuti dengan perubahan ekuitas dalam jumlah yang sama.
4. Perubahan aktiva diikuti dengan perubahan utang dan ekuitas dalam jumlah yang sama.

Bentuk – Bentuk Persamaan Dasar Akuntansi

1. Keseimbangan Antara Aktiva dan Equitas

AKTIVA = EKUITAS/ MODAL

2. Harta Sama Dengan Utang Ditambah Modal

HARTA = UTANG +MODAL

Dalam operasinya, perusahaan memperoleh pendapatan dan menanggung beban.


Pendapatan adalah kenaikan harta yang diperoleh dari hasil penjualan barang atau jasa.
Sedangkan beban adalah penurunan harta, karena merupakan pengorbanan untuk memperoleh
pendapatan.
Pendapatan mempunyai sifat menambah modal, sedangkan beban mempunyai sifat
mengurangi modal. Dengan demikian pendapatan dan beban akan mempengaruhi keadaan modal
dalam perasamaan dasar akuntansi, dicatat dalam komponen modal. Namun, untuk
pengembangan akuntansi pencatatan pendapatan dan beban dapat dipisahkan dari modal.
Sehingga bentuk persamaan dapat dinyatakan sebagai berikut:

HARTA = UTANG +MODAL+ PENDAPATAN - BEBAN


Daftar Pustaka
TIM DOSEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERi MEDAN. 2016. PENGANTAR AKUNTANSI. Medan :
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.
AYAT JURNAL PENYESUAIAN
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN JURNAL PENYESUAIAN

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dilakukan untuk menyesuaikan akun akun yang
belum menunjukkan saldo yang benar.

Tujuan diadakannya penyesuaian adalah agar laporan keuangan yang disampaikan pada
akhir periode akuntansi yang meliputi neraca, laba rugi, dan laporan perubahan ekuitas sesuai
dengan keadaan sebenarnya.

B. JENIS JENIS AKUN YANG HARUS DISESUAIKAN

Menurut Niswongers, dkk ada dua bagian pos yang memerlukan penyesuaian. Bagian
pertama adalah pos penangguhan (defernal). Pos penangguhan ditandai dengan pencatatan
transaksi sedemikian rupa sehingga menunda atau menangguhkan pengakuan beban (biaya) atau
pendapatan. Pos yang termasuk pos penangguhan adalah sebagai berikut :

A. Beban yang ditangguhkan (deferred expenses) atau Beban di muka (Prepaid


expenses).
Beban yang ditangguhkan (deferred expenses) atau Beban di muka (Prepaid expenses)
merupakan pos yang sejak awal dicatat sebagai aktiva, tetapi diharapkan menjadi beban
dikemudian hari atau selamanya periode normal perusahaan. Pos lain adalah perlengkapan dan
asuransi dibayar dimuka yang membutuhkan penyesuaian pada akhir periode akuntansi. Contoh
lain adalah iklan dibayar dimuka dan bunga dibayar dimu.

B. Pendapatan yang ditangguhkan (deffered revenues) atau pendapatan diterima


dimuka.
Pendapatan yang ditangguhkan (deffered revenues) atau pendapatan diterima dimuka
merupakan pos yang sejak awalnya dicatat sebagai kewajiban, tetapi diharapkan menjadi
pendapatan di kemudian hari atau selama periode normal bisnis. Contoh akun pendapatan yang
ditangguhkan adalah sewa diterima dimuka, uang langganan majalah yang diterima penerbit, dan
honor tahunan kantor pengacara.

C. Beban actual atau kewajiban actual (accrued expense).


Beban actual atau kewajiban actual (accrued expense), yaitu beban yang telah terjadi, tetapi
belum dicatat dalam akun. Contoh akunnya adalah utang gaji kepada karyawan.

D. Pendapatan actual atau aktiva actual.


Pendapatan actual atau aktiva actual adalah pendapatan yang telah dihasilkan tetapi belum
dicatat dalam akun. Contoh honor atas jasa yang telah disediakan oleh lembaga pendidikan atau
pengacara tetapi belum ditagih.

E. Unsur – unsur Estimasi.


Unsur – unsur Estimasi adalah beban yang penentuan jumlahnya berdasarkan estimasi.
Contoh : beban penyusutan dan beban piutang tak tertagih.

C. CONTOH JURNAL PENYESUAIAN

Perlengkapan
Pada tanggal 1 Desember 2008 dibeli perlengkapan secara tunai seharga Rp. 1.000.000. Pada
tanggal 31 Desember 2008 perlengkapan yang masih tersedia seharga Rp. 300.000
a. Jurnal pembelian 1 Desember 2008 :
Perlengkapan Rp. 1000.000
Kas Rp. 1.000.000
b. Jurnal penyesuaian 31 Desember 2008 :
Beban Perlengkapan Rp. 700.000
Perlengkapan Rp. 700.000

Beban
1 April 2008 dibayar asuransi untuk 1 tahun sebesar Rp. 1.200.000
Sifatnya Harta :
a. Jurnal pencatatan 1 April 2008 :
Asuransi di bayar di muka Rp. 1.200.000
Kas Rp. 1.200.000
b. Jurnal penyesuaian 31 Desember 2008 :
Beban Asuransi Rp. 900.000
Asuransi di bayar di muka Rp. 900.000
Sifatnya Beban :
a. Jurnal pencatatan 1 April 2008 :
Beban Asuransi Rp. 1.200.000
Kas Rp. 1.200.000
b. Jurnal penyesuaian 31 Desember 2009 :
Asuransi di bayar dimuka Rp. 300.000
Beban asuransi Rp. 300.000

Pendapatan
1 Mei 2008 diterima sewa 1 tahun sebesar Rp. 2.400.000
Sifatnya utang
a. Jurnal pencatatan 1 Mei 2008 :
Kas Rp. 2.400.000
Sewa diterima dimuka Rp. 2.400.000
b. Jurnal penyesuaian 31 Desember 2008 :
Sewa duterima dimuka Rp. 1.600.000
Pendapatan Sewa Rp. 1.600.000
Sifatnya Pendapatan
a. Jurnal Pencatatan 1 Mei 2008
Kas Rp. 2.400.000
Pendapatan Rp. 2.400.000
b. Jurnal penyesuaian 31 Desember 2008 :
Pendapatan Sewa Rp. 800.000
Sewa diterima dimuka Rp.800.000

Penyusutan Aktiva Tetap


Pada tanggal 2 Januari 2008 dibeli sebuah mesin seharga Rp. 55.000.000, menurut
taksiran umur ekonomis 10 tahun dengan nilai residu Rp. 5.000.000
Jawab :
a. Perhitungan Penyesuaian 31 Desember 2008
(Rp. 55.000.000 – Rp. 5.000.000) / 10 = Rp. 10.000.000
b. Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2008 :
Beban penyusutan Mesin Rp. 10.000.000
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 10.000.000
DAFTAR PUSTAKA
TIM DOSEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERi MEDAN. 2016. PENGANTAR AKUNTANSI. Medan :
Penerbit UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

Tim Master Eduka. 2016. Strategi & Kupas Tuntas SKL UN IPS 2016. Solo: Penerit Genta Smart Publisher.
BUKU BESAR DAN NERACA SALDO

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas kuliah Pengantar Akuntansi


oleh Bapak Charles Fransiscus Ambarita, S.Pd, M.Si

Disusun Oleh :

Veni Oktapiani Putri Harahap

7163341042

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
PENGERTIAN BUKU BESAR

Buku Besar adalah kumpulan akun atau perkiraan yang sejenis dan terjadi berulang –
ulang. Bentuk buku besar terdiri dari dua kolom, tiga kolom, emapat kolom.

Bentuk Dua Kolom

Nama Akun Halaman :

Bentuk Tiga Kolom

Nama Akun Halaman :

Bentuk 4 Kolom

KOMPONEN KOMPONEN BUKU BESAR

- Perkiraan/Akun
- Keterangan
- Ref
- Masalah Debit dan Kredit

CARA POSTING KE BUKU BESAR

1. Memasukkan Tanggal, akun dan nilai moneter dari buku jurnal ke buku besar (ledger) yang
sesuai.
2. Memasukkan nomor halaman jurnal ke kolom Post Reference (PR) dalam ledger.
3. Memasukkan nomor akun dari ledger ke dalam kolom post Reference (PR) pada buku jurnal.

PENGERTIAN NERACA SALDO (Trial Balance)

Neraca saldo adalah suatu daftar yang berisi seluruh akun yang ada menurut nomor
akun didalam buku besar beserta saldo akhirnya suatu periode akuntansi tertentu.

Neraca saldo dapat berfungsi sebagai berikut :


1. Menguji ketelitian pencatatan dalam jurnal dan akun buku besar.
2. Menghindari kekeliruan yang mungkin terjadi dalam periode pencatatan.
3. Mempermudah pengikhtisaran catatan transaksi untuk menyusun laporan
keuangan.

KOMPONEN KOMPONEN NERACA SALDO

- Tanggal Transaksi
- Perkiraan/Akun
- Ref
- Masalah Debit dan Kredit

CARA MENYUSUN NERACA SALDO

1. Mempersiapkan kolom neraca saldo


2. Tuliskan nomor akun pada kolom nomor, nama akun pada nama akun
3. Selanjutnya masukkan saldo debit dari akun yang didapat dari saldo akhir buku besar
debit ke kolom debit dan saldo kredit ke kolom kredit.
4. Setelah semua saldo dipindahkan dengan benar selanjutnya jumlahkan masing- masing
nominal di kolom debit dan kolom kredit. Jumlah akhir tersebut harus seimbang.
Keseimbangan jumlah ini menjadi indikasi bahwa pencatatan yang dilakukan sudah
benar.

CONTOH TRANSAKSI

Tanggal 4 September 2015 Tuan Tono mendirikan Bengkel Maju dengan menyerahkan
modalnya sebesar Rp. 10.000.000,- (Bukti No. 01).

JURNAL UMUM Halaman : 1

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas perhatikan contoh berikut :


Toman membuka usaha diberi nama “Toman Service” . Berikut ini merupakan transaksi yang
terjadi bulan Desember 2015.
Des. 2 Toman menginvestasikan uang sebesar Rp. 10.000 dan sebuah kendaraan seharga
Rp. 30.000. Untuk mendirikan perusahaan dengan nomor bukti 001.
Des. 3 Dibeli perlengkapan tunai seharga Rp. 300, nomor bukti 002.
Des. 4 Dibeli peralatan seharga Rp. 8000, dibayar tunai sebanyak Rp. 1.000,
Sisanya dibayar 3 Bulan kemudian nomor bukti 002A.
Des.5 Dibayr dimuka tempat usaha sebesar Rp. 1.200 untuk masa 1 tahun nomor bukti
003.
Des. 8 Dibayar rekening listrik, air dan telepon untuk bulan januari sebesar Rp. 250
nomor bukti 004.
Des. 10 Diterima pendapatan bengkel sebesar Rp. 3.000 nomor bukti 005.
Des. 14 Dibayar beban pemasangan iklan pada Harian Republika sebesar Rp. 300 untuk 6
kali penerbitan mingguan nomor bukti 006.
Des. 16 Dibayar premi asuransi sebesar Rp. 240 nomor bukti 007.
Des. 20 Difakturkan tagihan pada Tn. Jack biaya perbaikan mobil yang telah diselesaikan
sebesar Rp. 5.000 nomor bukti 008.
Des. 21 Diterima pinjaman dari bank BNI sebesar Rp 10.000 nomor bukti 009.
Des. 25 Diambil uang tunai Rp. 1.000 untuk keperluan pribadi pemilik nomor bukti 010.
Des. 27 Dibayar beban lain – lain sebesar Rp. 100 nomor bukti 011.
Des. 29 Dibayar gaji karyawan bulan januari sebesar Rp. 1.200 nomor bukti 012.
Des. 30 Dibayar angsuran utang atas pembelian peralatan Rp. 1.000 nomor bukti 013.
Pencatatan transaksi diatas ke dalam jurnal umum dapat dilihat sebagai berikut :
BUKU BESAR

Kas No. 111

Piutang Usaha No. 112

Sewa dibayar dimuka No. 113

Iklan dibayar dimuka No. 114

Perlengkapan

Peralatan No. 121


Kendaraan No. 122

Utang Usaha No. 211

Utang Bank No. 222

Modal Toman No. 311

Prive Toman No. 312

Pendapatan Bengkel No. 411

Beban Listrik, Air, dan Telepon No. 511

Beban Asuransi No. 512

Beban Gaji No. 513

Beban Lain – lain No. 514


TOMAN SERVICE
NERACA SALDO
31 Desember 2015
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Fakultas Ekonomi. 2016. Pengantar Akuntansi. Medan : Universitas Negeri Medan.

Soemarso, A. H. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta : Selemba Empat.


JURNAL UMUM

MAKALAH INI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS KULIAH PENGANTAR


AKUNTANSI OLEH BAPAK CHARLES AMBARITA, S.Pd, M.Si

DISUSUN OLEH :
VENI OKTAPIANI PUTRI HARAHAP
7163341042

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016
PENGERTIAN JURNAL UMUM
Jurnal adalah buku harian untuk mencatat transaksi keuangan secara kronologis (tertib
waktu) ke dalam kelimpok akun debet dan akun kredit. Dari pengertian di atas maka jurnal
memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Fungsi Historis
Fungsi Historis adalah merupakan tempat mencatat urutan tanggal terjadinya
transaksi dan kejadian.

b. Fungsi Mencatat
Fungsi Mencatat adalah mencatat semua transaksi dan kejadian di dalam perusahaan.

c. Fungsi Analisis
Fungsi Analisis adalah analisis dalam jurnal akan menghasilkan berapa debet dan
berapa kredit.

d. Fungsi Intruksi
Fungsi Intruksi adalah memerintahkan pencatatan debet dan kredit dalam buku besar
sesuai dengan jumlahnya.

e. Fungsi Informatif
Fungsi Informatif adalah memberi keterangan tentang kegiatan perusahaan sehari
hari.

KOMPONEN – KOMPONEN DALAM JURNAL UMUM

Terdapat macam macam bentuk buku jurnal, tetapi secara umum dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Bentuk jurnal mana yang akan dipakai oleh
suatu perusahaan, tergantung besar kecil dan jenis usaha perusahaan. Bentuk jurnal umum
sebagai berikut :

JURNAL UMUM Halaman : G

Keterangan :
A. Diisi dengan tahun, bulan, dan tanggal transaksi
B. Diisi dengan nomor bukti pencatatan
C. Diisi dengan akun yang didebet dan kredit. Penulisan akun debit mulai dari kiri,
sedangkan akun kredit dibawahnya agak ke kanan dan keterangan singkat dibawah jika
perlu.
D. Diisi dengan jumlah akun yang didebit
E. Diisi dengan jumlah akun yang dikredit
F. Diisi dengan nomor kode akun pada saat jurnal dipindahkan ke buku besar.
G. Diisi dengan halaman jurnal

PENCATATAN AKUNTANSI DALAM JURNAL


UMUM
Contoh Jurnal Umum :
Tanggal 4 September 2015 Tuan Tono mendirikan Bengkel Maju dengan menyerahkan modalnya sebesar
Rp. 10.000.000,- (Bukti No. 01).

JURNAL UMUM Halaman : 1


Untuk mendapatkan gambaran yang jelas perhatikan contoh berikut :
Toman membuka usaha diberi nama “Toman Service” . Berikut ini merupakan transaksi yang terjadi
bulan Desember 2015.
Des. 2 Toman menginvestasikan uang sebesar Rp. 10.000 dan sebuah kendaraan seharga Rp.
30.000. Untuk mendirikan perusahaan dengan nomor bukti 001.
Des. 3 Dibeli perlengkapan tunai seharga Rp. 300, nomor bukti 002.
Des. 4 Dibeli peralatan seharga Rp. 8000, dibayar tunai sebanyak Rp. 1.000,
Sisanya dibayar 3 Bulan kemudian nomor bukti 002A.
Des.5 Dibayr dimuka tempat usaha sebesar Rp. 1.200 untuk masa 1 tahun nomor bukti 003.
Des. 8 Dibayar rekening listrik, air dan telepon untuk bulan januari sebesar Rp. 250 nomor bukti
004.
Des. 10 Diterima pendapatan bengkel sebesar Rp. 3.000 nomor bukti 005.
Des. 14 Dibayar beban pemasangan iklan pada Harian Republika sebesar Rp. 300 untuk 6 kali
penerbitan mingguan nomor bukti 006.
Des. 16 Dibayar premi asuransi sebesar Rp. 240 nomor bukti 007.
Des. 20 Difakturkan tagihan pada Tn. Jack biaya perbaikan mobil yang telah diselesaikan sebesar
Rp. 5.000 nomor bukti 008.
Des. 21 Diterima pinjaman dari bank BNI sebesar Rp 10.000 nomor bukti 009.
Des. 25 Diambil uang tunai Rp. 1.000 untuk keperluan pribadi pemilik nomor bukti 010.
Des. 27 Dibayar beban lain – lain sebesar Rp. 100 nomor bukti 011.
Des. 29 Dibayar gaji karyawan bulan januari sebesar Rp. 1.200 nomor bukti 012.
Des. 30 Dibayar angsuran utang atas pembelian peralatan Rp. 1.000 nomor bukti 013.
Pencatatan transaksi diatas ke dalam jurnal umum dapat dilihat sebagai berikut :
FORMULA JURNAL UMUM
Perkiraan Saldo Normal Menambah Berkurang
Aktiva Debet Debet Kredit
Hutang Kredit Kredit Debet
Modal Kredit Kredit Debet
Pendapatan Kredit Kredit Debet
Beban Debet Debet Kredit
DAFTAR PUSTAKA
TIM DOSEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERi MEDAN. 2016. PENGANTAR AKUNTANSI. Medan :
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.
KERTAS KERJA (WORKSHEET)

MAKALAH INI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS KULIAH PENGANTAR


AKUNTANSI OLEH BAPAK CHARLES FRANSISCUS AMBARITA , S.Pd, M.Si

DISUSUN OLEH :

VENI OKTAPIANI PUTRI HARAHAP

7163341042

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
KERTAS KERJA (WORKSHEET)

A. PENGERTIAN KERTAS KERJA

Kertas Kerja adalah suatu daftar berkolom – kolom yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan
akuntansi secara manual untuk membantu menggabungkan pekerjaan pada akhir periode akuntansi.
Kertas kerja merupakan suatu daftar yang terdiri dari kolom neraca saldo, penyesuaian, neraca saldo
disesuaikan, laba rugi dan neraca sekaligus tempat penggolongan akun buku besar.

Fungsi kertas kerja adalah (a). Mempermudah membuat laporan keuangan karena terdapat
kelompok akun buku besar yang sesuai dengan laporan keuangan yang disusun. (b). Dapat
menghindarkan kesalahan dalam membuat laporan keuangan. Kertas kerja dapat dibuat dengan format 6
kolom, 8 kolom, 10 kolom, dan 12 kolom. Secara umum digunakan format 10 kolom.

B. KOMPONEN KOMPONEN KERTAS KERJA

1. No. : Diisi kode akun beruntun


2. Nama Akun : Diisi nama akun sesuai urutan penggolongan akun
3. Neraca Saldo : Saldo – saldo akun diperoleh dari masing – masing
buku besar
4. Penyesuaian : Penyesuaian akun yang dilakukan akhir periode
5. Neraca Saldo Disesuaikan : Penggabungan neraca saldo dengan penyesuaian
6. Laba – Rugi :
- Semua akun nominal dari neraca saldo disesuaikan yaitu beban masuk debet dan
pendapatan masuk kredit.
- Apabila pendapatan > beban, maka saldo laba, sebaliknya pendapatan < Beban, maka
saldo Rugi.
7. Neraca :
- Semua akun riil dari neraca saldo disesuaikan yaitu harta masuk debet, utang dan
modal krdit.
- Pidahan saldo laba kek kredit atau saldo laba rugi ke debet, sehingga jumlah debet
dan kredit sama.

C. CARA MENYUSUN KERTAS KERJA

1. Memasukkan saldo-saldo yang terdapat dalam buku besar ke dalam kolom Neraca Saldo
(NS) pada formulir neraca lajur, di mana jumlah debit dengan jumlah kredit harus sama.
2. Membuat jurnal penyesuaian dengan menganalisis data dan memasukkan ke dalam
neraca lajur kolom Ayat Penyesuaian (AP).
3. Menjumlahkan atau mencari selisih antara kolom Neraca Saldo dengan kolom Ayat
Penyesuaian, dan mengisi kolom Neraca Saldo setelah Disesuaikan (NSD).
4. Memindahkan jumlah-jumlah di dalam kolom Neraca Saldo setelah Disesuaikan ke
dalam kolom Laba/Rugi dan kolom Neraca.
a. Untuk rekening riil atau neraca yakni rekening Harta, Utang, dan Modal,
harus dipindahkan ke dalam neraca lajur kolom Neraca.
b. Untuk rekening nominal atau laba rugi yakni rekening Pendapatan dan Beban,
harus dipindahkan ke dalam neraca lajur kolom Laba/rugi.\
5. Menjumlahkan kolom laba rugi dan neraca. Seandainya kolom laba rugi lebih besar
sebelah kredit, berarti laba, maka jumlah laba dipindahkan ke kolom neraca sebelah
kredit. Sebaliknya, jika jumlah dalam kolom laba rugi lebih besar sebelah debit berarti
rugi, maka jumlah rugi dipindahkan ke kolom neraca sebelah debit.

D. CONTOH KERTAS KERJA


Untuk menyelesaikan kertas kerja Toman Service, berdasarkan nuku besar yang telah dibahas dahulu
dapat disusun neraca saldo sebagai berikut.

Data Penyesuaian per 31 Desember 2015 sebagai berikut :

a. Perlengkapan bersisa sebesar Rp. 50


b. Peralatan disusutkan untuk Bulan Desember sebesar Rp. 80
c. Kendaraan disusutkan Desember dengan tarif per tahun 2% dari harga beli.
d. Sewa dibayar dimuka yang telah kadaluarsa sebesar Rp. 100
e. Iklan yang diterbitkan dalam harian SIB 2 kali mingguan @Rp. 50
f. Premi asuransi untuk bulan Desember sebesar Rp. 20
g. Bunga yang belum dubayar sebesar Rp. 150

Berdasarkan keterangan diatas dapat disusun jurnal penyesuaian kemudian dipindahkan ke kertas kerja.

JURNAL UMUM

Selengkapnya penyeselesaian kertas kerja Toman Service 31 Desember 2015 sebagai berikut :
Daftar Pustaka
TIM DOSEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERi MEDAN. 2016.
PENGANTAR AKUNTANSI. Medan : UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.
PERUSAHAAN DAGANG
A. PENGERTIAN PERUSAHAAN DAGANG

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap
dan terus menerus dengan tujun memperoleh keuntungan atau laba, baik yang
dilakukan oleh perorangan maupun badan usaha. Sementara itu, kegiatan dagang
merupakan suatu kegiatan membeli dan menjual barang tanpa mengolahnya terlebih
dahulu. Berdasarkan kedua pengertian tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa
perusahaan dagang adalah suatu bentuk badan usaha yang melakukan kegiatan
membeli dan menjual barang tanpa mengolahnya terlebih dahulu dengan tujuan
untuk memperoleh laba.

B. SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG


C. PERBEDAAN PERUSAHAAN JASA DAN PERUSAHAAN DAGANG

Perbedaan antara Perusahaan Dagang dan Perusahaan Jasa dapat dilukiskan dengan baik
ketika fokus pada pendapatan dan beban dalam laporan laba – rugi yang dipadatkan sebagaimana
tampak pada gambar berikut :

Kegiatan perusahaan jasa untuk menghasilkan pendapatan melibatkan pemberian


pelayanan kepada pelanggan. Pada laporan laba rugi perusahaan jasa, pendapatan dari jasa
dilaporkan sebagai pendapatan honor atau pendapatan fee. Beban operasi dikurangkan dari
pendapatan honor untuk mendapatkan laba bersih. Sementara itu, kegiatan perusahaan dagang
untuk menghasilkan pendapatan melibatkan pembelian dan penjualan barang dagang. Perusahaan
dagang harus terlebih dahulu membeli barang dagang untuk dijual kembali kepada pelanggan.
Bila barang dagang tersebut telah terjual, pendapatan dilaporkan sebagai penjualan, dan biaya
dari barang dagang tersebut diakui sebagai beban yang disebut harga pokok barang yang
dijual (cost of merchandise sold) atau harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan
dikurangkan dari penjualan untuk mendapatkan laba kotor. Jumlah ini disebut laba kotor (gross
profit) karena angka tersebut merupakan laba sebelum dikurangi beban operasi.
DAFTAR PUSTAKA
Adji, Wahyu. Suwerli dan Suratno. 2007. EKONOMI Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
JURNAL KHUSUS
(Special Journal)
A. PENGERTIAN JURNAL KHUSUS

Jurnal khusus merupakan suatu jurnal akuntansi yang dirancang untuk mencatat satu jenis
transaksi tertentu.

PERBEDAAN JURNAL UMUM DAN JURNAL KHUSUS


Jurnal khusus adalah suatu metode untuk mengikhtisarkan transaksi sebagai bagian
mendasar dari sistem akuntansi. Jumlah dan format jurnal khusus yang digunakan oleh suatu
perusahaan tergantung pada sifat atau keadaan usaha tersebut.

Manfaat Jurnal Khusus :


1. Memungkinkan Pembagian Pekerjaan
2. Memudahkan pemindahbukuan ke Buku Besar
3. Memungkinkan Pengendalian Intern yang Lebih Baik.

B. KOMPONEN – KOMPONEN PERUSAHAAN DAGANG

Transaksi – transaksi pada perusahaan dagang secara garis besar adalah sebagai berikut :

1. Pembelian barang dagangan (Purchases)


Pembelian barang dagang ialah aktivitas memperoleh barang dagang untuk dijual kembali.
Dalam melaksanakan pembelian barang dagang yang akan dijual, perusahaan harus
memperhatikan hal – hal sebagai berikut :

1. Harga Faktur
Harga faktur adalah harga yang tertera pada faktur. Harga faktur merupakan harga satuan
dikalikan kuantitas barang yang dibeli.

2. Syarat Pembayaran
Syarat pembayaran merupakan mekanisme atau tata cara pembayaran harga barang yang
dibeli. Pembayaran barang dapat dilakukan dengan 2 cara :

a. Pembelian Tunai
Pembelian tunai ialah pembelian barang dagang yang langsung diikuti oleh pembayaran
secara tunai.
b. Pembelian Kredit
Pembelian kredit ialah pembelian barang dagang yang pembayrannya ditangguhkan.
Di samping itu, dalam syarat pembayaran seringkali dicantumkan syarat – syarat khusus
yang disepakati oleh kedua belah pihak, antara lain sebagai berikut :
1. 2/10, n/30.
Ket : Potongan akan diberikan/ diterima sebesar 2% apabila transaksi jual beli dilunasi
dalam jangka waktu 10 Hari. Sedangkan angka 30 menunjukkan jangka waktu kredit
harus dilunasi terhitung sejak terjadi jual beli.
2. EOM (End Of Month)
Harga neto yang tercantum dalam faktur harus dilunasi oleh pembeli pada akhir bulan
transaksi jual beli.
3. E/10; GOM
Harga Neto yang tercantum dalam faktur harus dilunasi paling lambat 10 hari setelah
akhir bulan terjadinya transaksi jual beli tanpa mendapatkan potongan tunai. Contoh :
30/8 10 11/9

3. Syarat Penyerahan Barang


Syarat penyerahan barang adalah perjanjian antar penjual dan pembeli yang berisi tentang
barang yang akan diserah terimakan setelah memperoleh kesepakatan harga dalam perjanjian ini
diatur siapa yang menanggung beban angkut dari gudang penjual ke gudang pembeli. Syarat
yang biasa digunakan sebagai berikut :
1. FOB Shipping Point (Free on board shipping point) atau Prangko gudang
penjual
Semua ongkos pengiriman barang menjadi tanggung jawab pembeli. Penjual
sudah dapat mengakui selagi transaksi penjualan pada saat barang tersebut keluar dari
gedung.
2. CIF (Cost insurance land freight)
Penjual harus menanggung semua beban angkutan dan asuransi barang tersebut
selama di perjalanan biasanya ini terjadi pada perdagangan ekspor dan impor.
3. FOB Destination point atau Prangko gudang pembeli
Penjual harus menanggung semua pengiriman barang sampai di gudang pembeli.
Penjual bank dapat mengakui barang tersebut setelah barang tersebut telah sampai
digudang pembeli.

2. Pengembalian Barang Dagang yang Dibeli atau Retur Pembelian dan Potongan
Harga (Purchases Return and Allowance).
Retur pembelian dan potongan harga adalah akun pengembalian sebagian atau seluruh barang
yang dibeli. Alasan pengembalian tersebut antara lain karena kualitas barang yang diterima tidak
sesuai dengan yang dipesan, sebahian atau seluruh barang yang diterima dalam keadaan rusak,
atau harga yang dicantumkan dalam faktur tidak sama dengan harga barang yang dipesan. Jika
pengembalian barang dilakukan secara kredit, maka retur pembelian mengakibatkan hutang
dagang berkurang dan barang yang dibeli (pembelian) berkurang. Jika pembelian dilakukan
secara tunai, maka retur pembelian akan mengakibatkan akun kas bertambah dan barang yang
dibeli (pembelian) berkurang.

3. Potongan Pembelian (Purchase Discount)


Potongan pembelian ialah potongan harga yang diberikan oleh penjual kepada pembeli yang
memnuhi syarat untuk diberikan potongan pembelian, antara lain karena pembeli melunasi
hutangnya pada periode pemberian potongan. Akun ini merupakan akun kontra dari akun
pembelian sehingga memiliki sifat yang berlawanan dengan akun pembelian. Bertambahnya nilai
potongan pembelian akan dicatat pada sisi kredit akun potongan pembelian. Bagi pembeli,
potongan pembelian akan mengurangi jumlah yang dibayar.

4. Beban Angkut Pembelian Barang Dagang (Freight In)


Beban angkut pembelian barang dagang kadabg kadang menjadi beban penjual, atau
mungkin juga dibebankan kepada pembeli, tergantung pada kesepakatan diantara mereka. Jika
beban ini akan menambah harga pokok pembelian barang dahang sehingga dapat didebit
langsung kedalam akun pembelian. Meskipun demikian, banyak perusahaan lebih menyukai
untuk mencatat beban angkut pembelian dalam suatu akun khusus ini memungkinkan
manajemen mendapatkan informasi tentang beban angkut pembelian untuk kemudian dimonitor
dan diawasi.

5. Penjualan Barang Dagang (Sales)


Penjualan merupakan kegiatan utama pada setiap perusahaan dagang transaksi penjualan
merupakan transaksi utama untuk memperoleh penghasilan dan meupakan komponen utama
dalam pembentukan laba. Pada dasarnya, transaksi pembelian dan penjualan merupakan
transaksi yang sama, disebut “Penjualan” Jika dilihat dari sudut penjual dan disebut “Pembelian”
jika dilihat dari sudut pembeli.
Penjualan barang dagang, seperti halnya pembelian barang dagang, dapat dilakukan secara
kredit maupun tunai. Akun yang dihunakan ialah ‘Penjualan’ (sales) dengan akun tandingan
‘Piutang Dagang’ (account receivable) untuk penjualan kredit atau ‘kas’ (cash) untuk penjualan
tunai. Pada transaksi penjualan, syarat – syarat pembayaran dan pemyerahan barang juga
berlaku.

6. Penerimaan Kembali Barang Dagang yang Dijual atau Retur Penjualan dan
Potongan Harga (Sales Return and Allowances).
Barang dagang yang telah terjual mungkin akan dikembalikan oleh konsumen karena
berbagai alasan. Alasan pengembaloan barang tersebut antara lain karena kualitas barang yang
diterima tidak sesuai dengan yang dipesan, sebahian atau seluruh barang yang diterima dalam
keadaan rusak, atau harga yang dicantumkan dalam faktur tidak sama dengan harga yang
dipesan. Jika penjualan dilakukan secara kredit, maka penjual akan mengeluarkan nota kredit,
sehingga mengakibatkan piutang dagang berkurang dan barang yang terjual )penjualan)
berkurang. Jika penjualan dilakukan secara tunai, maka retur penjualan akan mengakibatkan
akun kas berkurang dan barang yang terjual (Penjualan) berkurang.

7. Potongan Penjualan(Sales Discount).


Potongan Penjualan diberikan kepada pembeli atas dasar atau syarat – syarat tertentu, misal
2/10, n/30. Pencatatan jumlah potongan penjualan menggunakan akun khusus ‘Potongan
Penjualan’. Potongan penjual oleh penjual akan dicatat pada jurnal dengan akun potongan
penjualan disebelah debit dan akun piutang dagang disebelah kredit.

8. Beban Angkut Barang yang Dijual (Freiht Discount)


Jika penjualan dilakukan secara tunai, maka beban angkut penjualan akan dicatat pada jurnal
dengan akun beban angkut penjualan disebelah debit dan akun hutang dagang disebelah kredit.

C. JENIS – JENIS JURNAL KHUSUS

Singkatan Istilah
Transaksi Jurnal Khusus
Pemindahbukuan
Penjualan secara kredit Jurnal Penjualan Pj
Penerimaan kas Jurnal Penerimaan Kas Pnk
Pembelian secara kredit Jurnal Pembelian Pb
Pengeluaran kas Jurnal Pengeluaran Kas Pgk

1. Jurnal/ Buku Harian Pembelian


Buku Harian pembelian buku harian yang digunakan hanya untuk mencatat transaksi
pembelian barang dagangan secara kredit.

Bentuk Jurnal Pembelian

2. Jurnal Pengeluaran Kas


Jurnal pengeluaran kas merupakan jurnal/ buku harian yang digunakan khusus untuk
mencatat transaksi pengeluaran kas untuk berbagai keperluan,.

Bentuk Jurnal Pengeluaran Kas


3. Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan adalah buku harian khusus yang digunakan untuk mencatat transaksi
penjualan produk perusahaan secara kredit.

Bentuk Jurnal Penjualan

4. Jurnal Penerimaan Kas


Jurnal penerimaan kas adalah buku harian yang digunakan hanya untuk mencatat
aktivitas penerimaan kas dari berbagai sumber penerimaan perusahaan.

Bentuk Jurnal Penerimaan Kas

5. Jurnal Umum
Transaksi transaksi yang tidak dapat digolongkan ke dalam jurnal khusus dicatat ke
dalam jurnal umum.

D. MENCATAT PENCATATAN JURNAL KHUSUS

CONTOH SOAL

Tuan Badu di Medan membua usaha disebut “UD Berkat”. Transaksi bulan Desember 2009
sebagai berikut :

Des 1 Badu menyetor uang untuk modal Rp. 100.000


Des 3 Dibeli barang dagang dari PT X Medan sebesar Rp. 50.000 syarat 3/10, n/40
Des 5 Dijual barang dagang sebesar Rp. 30.000 pada Joko Medan secara kredit
Des 7 Diterima tagihan dari Joko Medan Rp. 30.000
Des 10 Dibayar utang tanggal 3 pada PT X Medan Rp. 50.000
Des 15 Dibayar Listrik Rp. 5000
Des 18 Dibeli barang dagang dari PT. X Medan tunai Rp. 10.000
Des 20 Dijual barang dagang pada Ali Medan tunai Rp. 20.000
Des 22 Dibeli barang dagang dari PT Z Medan sebesar Rp. 30.000
Des 24 Dijual barang dagang pada Budi Medan sebesar Rp. 30.000 syarat 2/10, n/30
Des 27 Diterima kembali barang dari Budi Medan karena rusak Rp. 5.000
Des 30 Dibayar gaji sebesar Rp. 25.000

Diminta : Selesaikan Jurnal Khusus untuk Bulan Desember 2009

JURNAL KHUSUS PEMBELIAN

JURNAL KHUSUS PENGELUARAN KAS


JURNAL KHUSUS PENERIMAAN KAS

JURNAL KHUSUS PENJUALAN

JURNAL UMUM

DAFTAR PUSTAKA
TIM DOSEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERi MEDAN. PENGANTAR AKUNTANSI. Medan :
Penerbit UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, 2016.

Adji, Wahyu. Suwerli dan Suratno. EKONOMI Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Penerbit
Erlangga, 2007.

Ayat Jurnal Penyesuaian


Perusahaan Dagang

Penyesuaian Persediaan Barang Dagangan


Pada perusahaan dagang dengan metode pencatatan persediaan periodik, penyesuaian
perlu dilakukan terhadap akun persediaan barang dagang. Ini terjadi karena pada metode
persediaan periodik, akun persediaan barang dagang tidak digunakan untuk mencatat
pertambahan persediaan barang dagang ketika terjadi transaksi pembelian, dan begitu pula, tidak
mencatat pengurangan persediaan barang dagang ketika terjadi transaksi penjualan.

Pertambahan persediaan barang dagang selama periode akuntansi pada metode


persediaan periodik dicatat melalui akun pembelian dan akun akun lain terkait pembelian barang
dagang, antara lain akun biaya angkut pembelian, akun retur pengembalian dan pengurangan
harga, dan akun potongan pembelian. Sementara itu, pengurangan persediaan barang dagang
karena transaksi penjualan dicatat dengan mendebet akun kas (penjualan tunai) atau piutang
dagang (Penjualan kredit) dan mengkredit akun penjualan.

Pada akhir periode, perusahaan melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan
barang dagang digudang. Dari perhitungan ini, dapat diketahui jumlah unit barang digudang
(belum terjual) sampai dengan akhir periode akuntansi. Jumlah unit ini kemudian dikalikan
dengan harga pokok barang dagang bersangkutan, sehingga dapat diketahui harga pokok
persediaan barang dagang pada akhir periode.

Informasi persediaan akhir dari perhitungan fisik persediaan barang dagang merupakan
informasi akhir dari perhitungan fisik persediaan barang dagang merupakan informasi dari luar
pembukuan. Sementara itu, akun persediaan barang dagang di buku besar masih menunjukkan
saldo pada awal periode. Agar persediaan barang dagang menunjukkan nilai sesungguhnya,
informasi persediaan akhir ini harus dimasukkan ke pembukuan melalui ayat jurnal penyesuaian.
Dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan , yaitu :

1. Pendekatan ikhtisar Laba – Rugi


Pada akhir periode akuntansi, jumlah persediaan barang dagang akhir menggunakan akun
ikhtisar Laba – Rugi (termasuk akun nominal) sebagai perantara. Hal ini dilakukan dengan
langkah sebagai berikut.
a. Memimdahkan saldo akun persediaan barang dagang awal ke akun ikhtisar Laba Rugi
Ikhtisar Laba Rugi Rp XXX
Persediaan barang dagang Rp XXX
b. Memunculkan saldo akun persediaan barang dagang akhir,
Persediaan barang dagangan Rp XXX
Ikhtisar Laba Rugi Rp XXX

2. Pendekatan Harga Pokok Penjualan


Perhitungan harga pokok penjualan (HPP) melibatkan akun – akun persediaan
barang dagang awal dan akhir serta potongan pembelian. Jika persediaan barang dagang
disesuaikan menggunakan pendekatan harga pokok penjualan maka seluruh akun tersebut
akan ikut terlibat. Menurut pendekatan ini, seluruh akun tersebut akan dipindahkan ke
akun harga pokok penjualan sehingga kita memperoleh saldo akun harga pokok penjualan
pada akhir periode.

Penyesuaian persediaan barang dagang menggunakan pendekatan harga pokok penjualan


dilakukan dengan langkah langkah sebagi berikut.
1. Persediaan barang dagangan awal.
Harga Pokok Penjualan Rp XXX
Persediaan barang dagangan Rp XXX
2. Pembelian barang dagang
Harga Pokok Penjualan Rp XXX
Pembelian Rp XXX
3. Retur Pembelian dan Pengurangan Harga
Retur Pembelian dan Pengurangan Harga Rp XXX
Harga Pokok Penjualan Rp XXX
4. Beban Angkut Pembelian
Harga Pokok Rp XXX
Harga Pokok Penjualan Rp XXX
5. Potongan Pembelian
Potongan Pembelian Rp XXX
Harga Pokok Penjualan Rp XXX
6. Persediaan barang dagangan akhir
Persediaan barang dagangan Rp XXX
Harga Pokok Penjualan Rp XXX

Contoh Soal :
Perhatikan Neraca Saldo PD Asoka per 31 Desember 2004 sebagai berikut :
PD ASOKA
NERACA SALDO
PER 31 DESEMBER 2004
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
No. Nama Akun
Debet Kredit
Akun
102 Asuransi dibayar dimuka 600
Persediaan Barang dagang 6.000,0
103
0
104 Perlengka[an Toko 800
105 Peralatan Toko 4.000
201 Hutang Dagang 2.400
301 Modal Asoka 9.150
302 Prive Asoka 400
401 Penjualan 8.000
402 Retur Penjualan dan PH 200
501 Pembelian 4.500
502 Retur Pembelian dan PH 300
503 Potongan Pembelian 250
20.00
20.000
0

Data Penyesuaian per 31 Desember 2004 :


1. Persediaan barang dagang Rp. 7.500.000
2. Asuransi Jatuh Tempo
3. Perlengkapan toko habis terpakai sebesar Rp. 600.000
4. Penyusutan Peralatan Toko 10 % dari Harga Perolehan
5. Gaji Karyawan yang belum terbayar Rp. 120.000
Diminta :
Buatlah Ayat Jurnal Penyesuaian dengan :
1.Pendekatan Ikhtisar Laba Rugi
2. Pendekatan Harga Pokok Penjualan
Jawab :
 Pendekatan ikhtisar Laba Rugi
Pembuatan ayat jurnal penyesuaian menggunakan metode ikhtisar Laba Rugi adalah sebagai
berikut.
1. Persediaan barang dagang
Penyesuaian akun persediaan barang dagang menggunakan dua ayat jurnal : (1) ayat
jurnal persdiaan awal barang dan (2) ayat jurnal persediaan akhir barang. Pada metode
ikhtisar Laba Rugi ini, Penyesuaian menggunakan akun ikhtisar Laba Rugi sebagai
perantara atau pembantu koneksi.
a. Persediaan awal barang dagang :
Ikhtisar Laba Rugi Rp 6.000.000
Persediaan barang dagang Rp 6.000.000
b. Persediaan akhir barang dagang :
Persediaan akhir barang dagang Rp 7.500.000
Ikhtisar Laba Rugi Rp 7.500.000
2. Asuransi dibayar dimuka. Beban Asuransi selama satu periode akuntansi sebesar Rp.
400.000 berarti bahwa asuransi di bayar dimuka berkurang dengan jumlah yang sama.
Beban Asuransi Rp 400.000
Asuransi dibayar dimuka Rp 400.000
3. Perlengkapan Toko. Pelengkapan Toko yang terpakai selama satu periode akuntansi
adalah Rp 600.000 dan sudah menjadi beban. Oleh karena itu, Perlengkapan toko harus
dikurangi dengan jumlah yang sama.
Beban Perlengkapan Toko Rp 600.0000
Perlengkapan Toko Rp 600.000
4. Penyusutan Peralatan Toko. Penyusutan peralatan toko adalah 10% dari nilai neraca
saldo, atau sebesar Rp. 400.000 (10% Rp 400.000). Beban penyusutan peralatan toko
terjadi karena peralatan toko tersebut terpakai sepanjang periode operasi perusahaan.
Penurunan nilai peralatan toko dicatat dalam akun baru akumulasi penyusutan peralatan
toko dengan jumlah yang sama. Perlu kita perhatikan bahwa penyesuaian peralatan
tokomempengaruhi dua akun : (1) Akun Beban Penyusutan Peralatan Toko (Akun
Nominal) dan (2) Akun Akumulasi Penyusutan Peralatan Toko diletakkan tepat dibawah
akun akumulasi penyusutan peralatan toko (Akun riil). Pada neraca, akun akumulasi
penyusutan peralatan toko diletakkan tepat dibawah akun akumulasi penyusutan
peralatan toko diletakkan tepat dibawah akun peralatan toko dan berlaku sebagai
pengurang nilai peralatan toko.
Beban Peny. Peralatan Toko Rp 400.000
Akum. Peny. Peralatan Toko Rp 400.000
5. Gaji Karyawan. Gaji karyawan yang menjadi beban dalam periode akuntansi tersebut
adalah Rp 120.000. Hutang gaji dengan jumlah yang sama terjadi karena gaji tersebut
belum dibayar.
Beban Gaji Karyawan Rp 120.000
Hutang Gaji Rp 120.000
Secara keseluruhan PD Asoka akan membuat ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut :
JURNAL
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Ayat Jurnal Penyesuaian :
3
2003 Ikhtisar Laba Rugi 601 6.000
1
Des Persediaan Barang Dagang 103 6.000
Persediaan Barang Dagang 103 7.500
Ikhtisar Laba Rugi 601 7.500
3
Beban Asuransi 504 400
1
Asuransi dibayar dimuka 102 400
3
Beban Perlengkapan Toko 507 600
1
Perlengkapan Toko 104 600
3
Beban Peny. Peralatan Toko 506 400
1
Akum. Peny. Peralatan Toko 106 400
3
Beban Gaji Karyawan 505 120
1
Utang Gaji 202 120
15.020 15.020

Kita masukkan ayat jurnal penyesuaian diatas ke dalam neraca saldo setelah disesuaikan :
PD ASOKA
NERACA SALDO SETELAH DISESUAIKAN
PER 31 DESEMBER 2015 (DALAM RIBUAN RUPIAH)
 Pendekatan Harga Pokok Penjualan
Pendekatan Harga Pokok Penjualan (HPP) membuka akun baru harga pokok penjualan.
HPP memiliki unsur – unsur akun sebagai berikut : (1) Persediaan awal dan akhir barang
dagang. (2) Pembelian barang dagang. (3) Retur Pembelian dan PH. (4) Potongan
Pembelian. Semua akn akun ini dipindahkan ke akun harga pokok penjualan.
a. Akun persediaan barang dagangan (awal)
Harga Pokok Penjualan Rp 6.000.000
Pers. Barang dagangan Rp 6.000.000

b. Pembelian barang dagangan


Harga Pokok Penjualan Rp. 4.500.000
Pembelian barang dagangan Rp. 4.500.000
c. Retur Pembelian dan PH
Retur Pembelian dan Ph Rp 300.000
Harga Pokok Penjualan Rp 300.000
d. Persediaan barang dagangan (Akhir)
Per. Barang dagangan (akhir) Rp 7.500.000
Harga Pokok Penjualan Rp 7.500.000

Secara keseluruhan, PD Asoka akan membuat ayat jurnal penyesuaian sebagai


berikut.
JURNAL
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Setelah ayat jurnal penyesuaian dipindahkan ke masing – masing akun buku besar maka neraca
saldo setelah disesuaikan akan terlihat sebagai berikut.
Daftar Pustaka
Adji, Wahyu. Suwerli dan Suratno. EKONOMI Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Penerbit
Erlangga, 2007.
Memposting ke Buku Besar
Cara Posting dari Jurnal Khusus ke Buku Besar

Pelaksanaan posting atau pemindahbukuan dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut :
1. Posting atau pemindahbukuan dilakukan sesuai denga tanggal transaksi untuk angka –
angka yang masuk ke dalam kolom serba – serbi pada jurnal khusus dan untuk angka –
angka yang terdapat di jurnal umum. Posting pada akhir periode yang dipilih (misal :
akhir bulan) hanya dilakukan untuk angka – angka yang masuk ke kolom khusus setelah
angka angka tersebut direkap.
2. Posting atau pemindahbukuan dilakukan secara bersama – sama (Kolektif) pada akhir
periode yang dipilih (misal : akhir bulan). Posting menurut cara ini dilakukan untuk
semua angka yang masuk ke dalam jurnal, tanpa terkecuali, setelah angka – angka
tersebut melalui proses rekapitulasi.

Melakukan Posting dari Jurnal Khusus ke Buku Besar

Perhatikan contoh sebagian Jurnal Khusus UD Berkat Berikut :

JURNAL KHUSUS PENERIMAAN KAS Halaman KM 1

JURNAL KHUSUS PENJUALAN Halaman PJ 1

Buku Besar Utama No. 102

Penjualan No. 401

Joko Medan No. 1


Budi Medan No.2

Daftar Saldo Piutang No.3

No Nama Debet Kredit Saldo


1 Joko Medan 30.000 30.000 0
2 Budi Medan 30.000 30.000
30.000

Kesalahan Kesalahan dalam Posting Jurnal Khusus ke Buku Besar

1. Transaksi yang tidak dicatat atau tidak diposting


2. Pencatatan Jumlah yang sama disisi debit dan kredit tetap salah
3. Pencatatan transaksi yang sama lebih dari satu kali
4. Posting transaksi secara benar sebagai debit dan kredit, tetapi ke akun yang salah
Daftar Pustaka
TIM DOSEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN. 2016.PENGANTAR AKUNTANSI. Medan :
Penerbit UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

Adji, Wahyu. Suwerli dan Suratno. 2007. EKONOMI Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
HARGA POKOK PENJUALAN
PENGERTIAN HARGA POKOK PENJUALAN

Harga pokok penjualan adalah persediaan barang dagangan awal ditambah pembelian bersih
dikurangi persediaan barang dagangan akhir. Pembelian bersih adalah pembelian bersih ditambah beban
angkut pembelian dikurangi retur pembelian dan potongan pembelian. Dengan demikian dapat dihitung
HPP.

CARA PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN

Perhitungan HPP
Persediaan Barang Awal Rp. xxx
Pembelian Rp. xxx
Beban angkut Pembelian Rp. Xxx Rp. xxx
Retur Pembelian Rp. xxx
Potongan Pembelian Rp. Xxx Rp. xxx
Pembelian bersih Rp. xxx
Barang tersedia untuk dijual Rp. xxx
Persediaan barang akhir Rp. Xxx
Harga Pokok Penjualan Rp. xxx

PENCATATAN HARGA POKOK PENJUALAN

Daftar Pustaka
TIM DOSEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN. 2016.PENGANTAR
AKUNTANSI. Medan : Penerbit UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

Menyusun Laporan Keuangan, Jurnal Penutup,


Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
dan Jurnal Pembalik

Meyusun Laporan Keuangan

1. Neraca
Neraca adalah suatu laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai keadaan harta,
utang dan modal suatu perusahaan pada saat tertentu. Neraca dapat disajikan dalam bentuk
berbanjar atau horizontal (bentuk scontro) atau dalam bentuk vertikal ke bawah (bentuk staffel).

Bentuk Neraca berbanjar atau horizontal (Bentuk Scontro)

Bentuk Neraca Vertikal Ke Bawah ( Bentuk Staffel)


Dalam mempersiapkan neraca dibutuhkan, oleh karenanya, menyeimbangkan akun aktiva,
kewajiban dan modal pemilik yang telah tersedia.

1. Harta/ Aktiva
Harta merupakan jumlah kekayaan yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan usahanya.
Harta perusahaan ini dapat dibedakan atas kelancaran (Likuiditas) yaitu harta lancar, Investasi
Jangka Panjang, Harta Tetap, Harta Tidak Berwujud, dan Harta – harta lainnya.

- Aktiva Lancar
Harta lancar adalah harta yang berupa uang kas/ bank dan harta yang sangat dekat dengan
uang atau umur pemakaian kurang dari satu tahun. Harta lancar meliputi : Kas, Surat – surat
berharga (efek), Piutang Usaha, Wesel Tagih, Persediaan Barang Dagangan, Perlengkapan dan
Beban dibayar di Muka.

- Investasi Jangka Panjang


Investasi jangka panjang yaitu investasi (penyertaan) dalam bentuk saham, obligasi, atau
surat berharga lainnya. Investasi seperti ini yang bertujuan memperoleh keuntungan pada masa
yang akan datang.

- Harta Tetap
Harta tetap adalah harta berwujud yang digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan, dan
mempnyai waktu/ masa manfaat lebih dari setahun. Harta tetap ini terdiri dari : Peralatan, Tanah,
Gedung, Mesin dan Kendaraan.

- Harta Tidak Berwujud


Harta tidak berwujud yaitu tidak mempunyai wujud fisik tetapi mempunyai nilai uang.
Harta ini mempunyai hak istimewa atau hak hukum dalam jangka panjang. Yang termasuk dalam
harta tak berwujud ini adalah hak dalam jangka panjang. Yang termauk dalam harta tak berwujud
ini adalah hak paten, hak cipta, franchise, good will.

- Harta Lain – lain


Harta lain lain adalah harta yang tidak dapat digolongkan kepada salah satu jenis harta diatas,
misalnya mesin – mesin yang tidak digunakan lagi dan bangunan yang sedang dikerjakan.
2. Utang/ Kewajiban
Utang adalah pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan oleh perusahaan pada masa yang
akan datang. Pengorbanan untuk masa yang akan datang ini terjadi akibat kegiatan usaha.
Kewajiban ini dalam akuntansi disebut utang, yang dibedakan atas utang lancar, dan utang
jangka panjang.

- Utang Lancar
Utang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi kurang dari setahun. Utang lancar
antara lain utang usaha atau utang dagang. Wesel bayar, biaya yang masih harus dibayar dan
pendapatan diterima dimuka.

- Utang Jangka Panjang


Utang jangka panjang adalah kewajiban/ utang yang jangka waktu pelunasannya lebih
dari satu tahun. Utang ini timbul karena perluasan perusahaan untuk membeli peralatan peralatan
baru atau mesin – mesin baru. Yang termasuk utang jangka panjang adalah : utang bank, utang
hipotik dan utang obligasi.

- Utang Lain – Lain


Utang ini adalah utang yang tidak termasuk utang lancar maupun utang jangka panjang.
Misalnya utang kepada direksi dan utang kepada pemegang saham.

4. Modal
Modal adalah hak pemilik perusahaan atas sebagian harta perusahaan. Modal adalah
selisih antara harta dengan hutang. Akun modal dalam perusahaan perseorangan disertai dengan
nama pemilik, dan akun modal pada perusahaan persekutuan disertai dengan nama para sekutu,
dan akhirnya akun modal dalam perusahaan perseroan terbatas dinamakan modal saham.

5. Laporan Laba- Rugi


Laporan Laba Rugi adalah catatan sistematis mengenai hasil operasi perusahaan dalam
satu periode tertentu. Laporan Laba Rugi dapat disusun dalam dua bentuk yaitu : (1) Bentuk
multiple step (Bertahap); dan single step (Langsung).

Bentuk Multiple Step


Bentuk Single Step

Unsur – Unsur Laporan Laba – Rugi

- Pendapatan
Pendapatan adalah hasil yang diperoleh perusahaan. Pendapatan dapat dibedakan atas :
Pendapatan Usaha dan Pendapatan diLuar Usaha.

- Beban – beban
Beban adalah pengorbanan yang terjadi selama melaksanakan kegiatan usaha untuk
memperoleh pendapatan. Beban dapat dibedakan atas : Beban usaha dan Beban Lain – lain.

- Laba/ Rugi Bersih


Laba/ Rugi bersih adalah angka saldo laba/ rugi yang tercantum paling bawah, yang mana
berasal dari perhitungan antara saldo – saldo pos pendapatan dan pos – posbeban selama satu
tahun.
6. Laporan Perubahan Modal
Laporan Perubahan Modal adalah laporan berisikan informasi mengenai hal hal yang
berkaitan dengan perubahan modal dalam satu periode akuntansi. Perubahan modal disebabkan
oleh dua hal sebgai berikut : (1) Laba atau Rugi perusahaan; dan (2) Pengambilan modal oleh
pemilik (Prive).

Unsur-unsur laporan perubahan modal :

4. Modal awal
Modal awal adalah jumlah modal di awal periode akuntansi. Tiap terjadi transaksi
yang mempengaruhi modal maka transaksi tersebut akan selalu dicatat ke dalam akun
pembantu modal.

5. Laba/ Rugi Bersih


Laba/ Rugi bersih adalah angka saldo laba/ rugi yang tercantum paling bawah,
yang mana berasal dari perhitungan antara saldo – saldo pos pendapatan dan pos –
posbeban selama satu tahun.

6. Setoran (Penarikan) Pemilik / Prive


Tata Letak akun prive lazim menyatu dan terletak di bawah modal. Akun prive
berfungsi juga sebagai akun pembantu modal (sementara). Oleh karena itu, akun prive
(pembantu modal selain laba/rugi) pada akhir periode harus diperhitungkan ke modal.

7. Laporan arus kas


Laporan arus kas diatur dalam PSAK No. 2. Arus kas dapat berasal dari aktivitas operasi,
aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.

 Aktivitas Operasi.
o Arus kas dari aktivitas operasi terdiri atas :
o Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.
o Penerimaan kas dari loyalti, komisi dan pendapatan lain.
o Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
o Pembayaran kas kepada karyawan.
o Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi (premi, anuitas, dan
manfaat asuransi lain).
o Penerimaan Kembali Pajak Penghasilan
o Penerimaan dari pembayaran kontrak untuk transaksi usaha.

 Aktivitas Investasi
Arus kas dari aktivitas investasi terdiri atas :
o Pembayaran untuk membeli aktiva tetap
o Penerimaan dari penjualan aktiva tetap.
o Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.
o Pembayaran uang muka dan pinjaman kepada pihak lain.
o Pembayaran sehubungan dengan kontrak jangka panjang.
 Aktivitas Pendanaan
Arus kas dari aktivitas pendanaan terdiri atas :
o Penerimaan dari emisi atau penerbitan saham atau instrumen modal lain.
o Pembayaran kepada pemegang saham untuk membeli kembali saham.
o Penerimaan dari emisi obligasi atau pinjaman jangka panjang
o Pelunasan pinjaman
o Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha.

Laporan arus kas dapat disusun dengan dua cara : (1) meode langsung (direct method) :
dan metode tidak langsung (Indirect method). Laporan arus kas menggunakan metode
langsung disusun dengan memperhatikan perubahan yang terjadi pada kas dari aktivitas
operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Laporan arus kas menggunakan metode
tidak langsung disusun mulai dari laba bersih dan dilanjutkan dengan melihat faktor – faktor
penyesuaian terhadap kas, antara lain :

4. Elemen bukan kas seperti depresiasi atau penghapusan


5. Kenaikan atau penurunan aktiva lain – lain
6. Konversi aktiva usaha dari bisnis akrual terhadap basis kas

JURNAL PENUTUP

Jurnal penutup dibuat untuk menutup akun – akun nominal, antara lain pendapatan dan
biaya, untuk kemudian saldo akun ikhtisar laba rugi itu ke akun ekuitas. Proses penutupan buku
pada perusahaan dagang sebenarnya sama dengan perusahaan jasa. Namun, beberapa akun
nominal dalam perusahaan dagang tidak dijumpai dala perusahaan jasa.

Proses penutupan buku antara lain dilakukan dengan uraian sebagai berikut.
1. Penutupan Akun Pendapatan
Ayat jurnal penutup untuk menutup akun pendapatan adalah sebagai berikut :
Penjualan Rp XXX
Retur Penjualan dan Pengurangan Harga Rp XXX
Potongan Penjualan Rp XXX
(Memindahkan saldo akun – akun pengurang penjualan ke akun penjualan).
Penjualan Rp XXX
Ikhtisar Laba Rugi Rp XXX
(Memindahkan saldo akun akun penjualan ke akun ikhtisar Laba Rugi)
2. Penutupan akun Biaya
Ayat jurnal penutup untuk menutup akun – akun biaya sebagai berikut.
Ikhtisar Laba Rugi Rp XXX
Biaya – biaya Rp XXX
HPP Rp XXX
(Memindahkan saldo akun HPP ke akun laba Ikhtisar Laba Rugi)
3. Penutupan Akun Ikhtisar Laba Rugi
Ayat Jurnal Penutup untuk menutup akun Laba Rugi sebagai berikut :
Ikhtisae Laba Rugi Rp XXX
Modal Rp XXX
(Memindahkan saldo akun ikhtisar Laba Rugi ke akun modal, jika akun ikhtisar Laba
Rugi bersaldo debit).

4. Penutupan Akun Prive


Ayat Jurnal Penutup untuk menutup akun prive sebagai berikut :
Modal Rp XXX
Prive Rp XXX
(Memindahkan saldo akun prive ke akun modal

NERACA SALDO SETELAH PENYESUAIAN

Setelah Jurnal Penutup diposting ke buku besar, maka akun nominal akan bersaldo nol,
dengan demikian saldo akan tinggal hanyalah akun akun riil yaitu harta, utang dan modal. Akun
– akun ini dijadikan sumber untuk penyusunan neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo
setelah penutup adalah merupakan suatu laporan (daftar yang berisi akun yang disertai dengan
saldonya masing – masing.

Pada dasarnya penyusunan neraca saldo setelah penutup adalah untuk memastikan
keseimbangan akun – akun buku besar. Kegiatan ini dilaksanakan pada tahap akhir periode
akuntansi yang merupakan neraca akhir dan sebagai neraca awal periode akuntansi berikutnya,

JURNAL PEMBALIK

Jurnal Pembalik adalah jurnal yang dibuat untuk membalik jurnal penyesuaian tertentu
yang dibuat pada periode sebelumnya.

Beberapa macam transaksi yang memerlukan jurnal pembalik :


 Beban yang dibayar dimuka, Jika beban tersebut pada saat terjadi dicatat sebagai beban
 Beban yang masih harus dibayar
 Pendapatan diterima dimuka, Jika pendapatan tersebut pada saat terjadi dicatat sebagai
pendapatan.
 Pendapatan yang masih harus diterima.

Contoh :
Daftar Pustaka
S.E, Hery. Akuntansi Dasar 1 & 2. 2013. Jakarta : Grafindo

TIM DOSEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERi MEDAN. 2016.


PENGANTAR AKUNTANSI. Medan : UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

Anda mungkin juga menyukai