Ayat Jurnal Penyesuaian atau yang biasa disingkat dengan AJP adalah jurnal yang dibuat pada
akhir periode yang mana bertujuan untuk menyesuaikan saldo saldo perkiraan/ akun akun
baik itu akun riil (harta, kewajiban, modal) maupun akun nominal (pendapatan dan beban) agar
kiranya menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Ayat jurnal penyesuaian dibuat sebelum
membuat kertas kerja (worksheet) dan juga Laporan Keuangan.
1. Deferal : Penangguhan pengakuan pendapatan dan beban yang dicatat dalam akun.
2. Akrual : Pengakuan atas pendapatan dan beban yang belum dicatat dalam akun.
Pencatatan jurnal penyesuaian pada perusahaan jasa dan perusahaan dagang, pada dasarnya
sama, tetapi pada perusahaan dagang, terdapat 8 akun lagi yang perlu disesuaikan dan kedelapan
akun ini tidak ada pada perusahaan jasa. Kedelapan akun tersebut adalah sebagai berikut.
Proses pencatatan jurnal penyesuaian pada akun PDB, menggunakan dua metode, yaitu metode
ikhtisar Laba/Rugi dan metode Harga Pokok Penjualan (HPP).
Pencatatan penyesuaian persediaan barang dagang dengan metode ikhtisar L/R, hanya
menyesuaikan akun PDB. Pokoknya, kalau disuruh buat jurnal penyesuaian untuk akun PDB
dengan metode ikhtisar L/R, ingat aja deh yang namanya IPPI. Nah, itu adalah singkatan dari
awalan huruf pada nama akunnya.
Lanjuut, contoh :
Pada akhir periode, tercatat saldo persediaan barang dagang awal sebesar Rp. 7.000.000,- dan
persediaan barang dagang akhir sebesar Rp. 8.500.000,-.
Penyesuaian :
Nah, kalau menggunakan metode HPP, akun akun yang disesuaikan bukan hanya PDB awal
dan akhir ya, tetapi ada 4 akun lagi yang harus disesuaikan, Apa aja ya? Well, keempat akun itu
adalah pembelian, beban angkut pembelian, retur pembelian & pengurangan harga (PH) dan
potongan pmbelian. Oke, contoh :
Diketahui persediaan barang dagang awal sebesar Rp. 6.500.000,- , pembelian sebesar Rp.
35.000.000,- ,retur pembelian & PH sebesar Rp. 650.000,- , beban angkut pembelian sebesar Rp.
250.000,- ,potongan pembelian sebesar Rp. 200.000,- dan persediaan barang dagang akhir
sebesar Rp. 10.000.000,-.
Penyesuaiannya :
2. PERLENGKAPAN
Perlengkapan itu merupakan kelompok harta/ aktiva yang sifatnya lancar, atau biasa disebut
dengan harta lancar / aktiva lancar/ current assets. Nah, kalau disuruh buat jurnal penyesuaian
untuk akun perlengkapan, yang perlu diingat itu ialah, yang dicatat itu adalah nilai/ nominal
perlengkapan yang digunakan atau sudah dipergunakan.
Lanjuuut, contoh :
Pada tanggal 1 Juni 2012, saldo akun perlengkapan berjumlah Rp. 3.500.000,-. Pada akhir
periode, perlengkapan yang tersisa berjumlah Rp. 500.00,-.
Penyelesaian :
Penjelasan
INGAT ! Yang dicatat itu adalah nominal perlengkapan yang sudah terpakai. Jadi, berdasarkan
soal di atas, untuk mengetahui nominal perlengkapan yang sudah terpakai, adalah dengan cara
mengurangkan saldo akun perlengkapan awal dengan saldo akun perlengkapan yang tersisa.
Perhitungan
Penyesusaian
Biaya-biaya yang belum merupakan kewajiban perusahaan untuk membayarnya pada periode
yang bersangkutan, tapi perusahaan sudah membayarnya terlebih dahulu. Karena jumlah yang
dibayarkan tersebut belum merupakan beban perusahaan untuk periode yang bersangkutan, maka
jumlah yang telah dibayarkan tersebut merupakan uang muka.
Nah, nama lain dari beban dibayar dimuka itu adalah persekot beban atau premi beban, lebih
singkat dan mudah diingat. Nah, akun persekot beban ini dapat dicatat sebagai harta dan juga
beban. Apa bedanya ya ? Well, Ill explain it.
Harta
Kalau dicatat sebagai harta, berarti pada neraca saldo awal perusahaan, akun beban dibayar
dimuka ini dicatat sebagai harta. Nah, loh, gimana membedakannya? Ingat ya. Tidak ada
penulisan beban jika dicatat sebagai harta. Contohnya : Asuransi dibayar dimuka, Premi asuransi,
Persekot asuransi. Tuh, kan bener, gak ada kata kata beban disitu. Nah, jika akun persekot
beban dicatat sebagai sebagai harta, maka nominal yang dicatat pada jurnal penyesuaiannya
adalah nominal beban
Beban
Nah, kalau dicatat sebagai beban, berarti pada neraca saldo awal perusahaan, akun beban dibayar
dimuka ya dicatat sebagai beban. Namanya aja juga udah beban, berarti ada kata kata bebannya
dong, so pastee. Contohnya : Beban asuransi, beban iklan, beban gaji karyawan,. beban hidup
#ehhh becanda.. :p. Nah, jika akun persekot beban dicatat sebagai sebagai beban, maka
nominal yang dicatat pada jurnal penyesuaiannya adalah nominal harta.
Okee, contoh :
Pada tanggal 1 September 2012, dibayar sewa gedung sebesar Rp. 3.000.000,- untuk masa satu
tahun. Sewa yang telah menjadi beban selama 2012 adalah selama empat bulan. (Nah, btw tau
gak dari mana asal empat bulan ini?, hehehe, caranya gini )
Penyelesaian :
Sewa yang telah menjadi beban, artinya sewa yang telah terpakai atau telah diperguakan.
Sewa yang masih menjadi harta, artinya bahwa perusahaan masih memiliki sewa yang belum
terpakai.
Utang
Well, kalau akun persekot pendapatan ini dicatat sebagai utang, artinya gini bro, perusahaan itu
merasa bahwa persekot pendapatan ini merupakan utang bagi perusahaan, bagaimana tidak?
Secara, perusahaan sudah menerima uang dari pelanggan, tapi perusahaan itu sendiri belum
ngasih feedback sama pelanggan itu, jadi udah pasti hal ini merupakan utang bagi perusahaan
tersebut. Contoh penulisan untuk akun persekot pendapatan yang dicatat sebagai utang adalah :
Sewa diterima dimuka, persekot pendapatan dan juga premi pendapatan sewa.
Pendapatan
Nah, kalau akun persekot pendapatan dicatat sebagai pendapatan, artinya begini, perusahaan itu
menganggap bahwa persekot pendapatan yang diberikan oleh peanggan itu adaah tetap
pendapatan untuk perusahaan itu. Nah, otomatis penulisan untuk akun persekot pendapatan ini
berbau dengan pendapatan. Contohnya : Pendapatan sewa.
Okkeehh, contooh :
Pada tanggal 1 Oktober 2012, diterima pembayaran sewa gedung sebesar Rp. 6.000.000,- untuk
masa satu tahun.
Penyelesaian :
Maka, pencatatan penyesuaian sewa pada akhir periode (31 Desemebr 2012) adalah :
Maka, pencatatan penyesuaian sewa pada akhir periode (31 Desemebr 2012) adalah :
Penyesuaian
Beban yang masih harus dibayar adalah beban yang masih harus dikeluarkan oleh perusahaan
pada akhir periode. Naah, nama lain dari akun yang satu ini adalah, Utang beban, logika kan?
Secara, perusahaan itu punya beban yang masih harus dibayar (utang). Otomatis, hal ini akan
menambah beban pada periode berikutnya..
Sebuah perusahaan mempekerjakan empat 5 pekerja dengan upah @Rp. 50.000,- per hari. Upah
dibayarkan setiap hari Sabtu untuk masa enam hari kerja. Pembayaran upah terakhir dilakukan
pada hari Sabtu tanggal 29 Desember 2012. Beban upah yang masih harus dibayar pada tanggal
31 Desember 2012 adalah satu hari, yaitu Senin, 31 Desember 2012.
Penyelesaian :
Penjelasan
Nah, pembayaran upah kan setiap hari Sabtu tuh untuk masa kerja enam hari, dari hari Senin s.d
Sabtu. Eehh, rupanya akhir tahun alias tanggal 31 Desember 2012 jatuh di hari Senin. Nah,
otomatis yang satu hari ini, dibebankan pada periode tahun 2013-nya. Loh, kenapa? Kan
nanggung?. Memang sih, bener nanggung, tapi untuk hari Senin itu tidak dapat dilakukan
pembayaran upah, karena, kan pebayaran upah sudah ditetapkan hari Sabtu. Jadii ya harus hari
sabtu deh dibayarkan. Begitu.. J
Perhitungan
Penyesuaiannya
Pendapatan yang masih harus diterima merupakan pendapatan yang masih akan diterima
perusahaan akibat dari pelanggan yang belum membayar utang nya. Nah, ecek eceknya
pelanggan perusahaan itu masih utang, jadi bagi perusahaan, hal ini disebut dengan piutang.
So nama lain dari akun ini adalah piutang pendapatan.
Seep, contoh :
Penyelesaian :
7. PENYUSUTAN
Penyusutan adalah kerugian yang ditanggung oleh perusahaan atas penuruna nilai aktiva tetap.
Contohnya : kendaraan, gedung, peralatan, mesin, dll. Untuk apa sih disusutkan? Nah,
penyusutan itu berguna untuk mengetahui nilai ekonomis dari aktiva tetap yang sebenarnya.
Okee, contooh :
Suatu perusahaan menetapkan penyusutan 5 % per tahun atas kendaran yang bernilai Rp.
100.000.000,-.
Penyelesaian :
Perhitungan
Penyesuaian
Piutang tidak tertagih merupakan resiko yang dialami perusahaan akibat tidak tertagih-nya
piutang dagang. Nah, transaksi piutang tidak tertagih ini, diperlakukan sebagai beban persahaan.
Gimana nggak? Kan intinya perusahaan itu jadi nomboin kan ? hehehehe.
Seep, contoh :
Suatu perusahaan menetapkan 3 % sebagai piutang tidak tertagih terhadap piutang dagang
sebesar Rp. 18.000.000,-.
Penyelesaian :
Perhitungan
Penyesuaian
Pemakaian Perlengkapan
Selama tahun berjalan, jumlah perlengkapan yang dibeli akan berkurang karena pemakaian yang
terus-menerus sehingga jumlah yang tercantum dalam neraca saldo tidak menunjukkan jumlah
yang sebenarnya. Oleh karena itu, diperlukan jurnal penyesuaian untuk mencatat jumlah
pemakaian selama tahun agar jumlah perlengkapan yang ada sesuai dengan jumlah sebenarnya.
Misal nya, pada 1 Januari 2007 terdapat perlengkapan sebesar Rp1.500.000,00. Selama tahun
2007 perusahaan membeli perlengkapan sebesar Rp12.500.000,00. Adapun jumlah perlengkapan
pada 31 Desember sebesar Rp2.000.000,00. Jurnal penyesuaian yang dibuat, yaitu sebagai
berikut.
Selain menggunakan pendekatan ikhtisar laba/rugi, penye suaian persediaan barang dagangan
juga dapat dicatat dengan pendekatan harga pokok penjualan. Penyesuaian dengan meng
gunakan pendekatan harga pokok penjualan, meliputi akun persediaan barang dagangan awal,
pembelian, beban angkut pembelian, retur pembelian dan pengurangan harga, potongan
pembelian, dan persediaan barang dagangan akhir.
1) Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Persediaan Barang Dagangan Awal
Harga pokok penjualan Rpxxxx (D)
Persediaan barang dagangan Rpxxxx (K)
2) Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Pembelian
Harga pokok penjualan Rpxxxx (D)
Pembelian Rpxxxx (K)
3) Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Beban Angkut Pembelian
Harga pokok penjualan Rpxxxx (D)
Beban angkut pembelian Rpxxxx (k)
4) Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Retur Pembelian dan Pengurangan Harga
Retur pembelian dan pengurangan harga Rpxxxx (D)
Harga pokok penjualan Rpxxxx (K)
5) Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Potongan Pembelian
Potongan tunai pembelian Rpxxxx (D)
Harga pokok penjualan Rpxxxx (K)
6) Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Persediaan Barang Dagangan Akhir
Persediaan barang dagangan Rpxxxx (D)
Harga pokok penjualan Rpxxxx (K)
PENYUSUNAN JURNAL PENYESUAIAN
PERUSAHAAN DAGANG
5:00 PM
SOSIOLOGI SAYA
2
Cara Penyusunan Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang - Setiap akhir periode atau akhir tahun,
suatu perusahaan diwajibkan menyusun laporan keuangan untuk disampaikan kepada pihak-
pihak yang membutuhkan laporan keuangan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, suatu
perusahaan harus terlebih dahulu membuat kertas kerja sebagai pertolongan untuk
mempermudah penyusunan laporan keuangan.
Penyusunan kertas kerja diawali dengan membuat jurnal penyesuaian untuk menyesuaikan
kondisi harta, utang, dan modal agar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada setiap akhir
periode. Jadi, jurnal penyesuaian (adjustment journal) adalah jurnal untuk mengadakan
penyesuaian catatan-catatan dengan keadaan atau fakta yang sebenarnya pada akhir periode.
Tujuannya agar setiap perkiraan riil dan perkiraan nominal dapat menunjukkan besarnya harta,
utang, modal, pendapatan, dan beban yang sebenarnya dan seharusnya diakui pada akhir periode.
Sekadar mengingatkan kembali, dalam perusahaan jasa seperti yang telah dibahas pada kelas XI
Semester II terdapat tujuh macam jurnal penyesuaian yaitu sebagai berikut.
Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari neraca saldo dan data penyesuaian akhir
periode, seperti yang telah dilakukan dalam akuntansi perusahaan jasa. Untuk itu, saldosaldo
yang tampak di neraca sisa atau neraca saldo masih perlu dibuat jurnal penyesuaian. Akan tetapi
tidak setiap perkiraan dalam neraca sisa atau neraca saldo dibuat jurnal penyesuaian. Saldo-saldo
yang terdapat dalam neraca sisa yang biasanya memerlukan jurnal penyesuaian antara lain
sebagai berikut.
Sebagaimana kamu ketahui, bahwa neraca sisa juga merupakan dasar penyusunan laporan
keuangan. Namun, pada kenyataannya belum menyajikan informasi yang lengkap. Oleh karena
itu, dalam penyusunan laporan keuangan terlebih dahulu harus diadakan penyesuaian yang
bertujuan agar informasi yang dimunculkan benar-benar baru dan sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Atau dengan kata lain, ayat jurnal penyesuaian berfungsi untuk mengubah akun
melalui proses pencatatan transaksi sehingga sisa yang diperlihatkan adalah saldo sebenarnya.
Nah, untuk memberimu pemahaman lebih jelas, selanjutnya perhatikan contoh penyusunan
jurnal penyesuaian berikut ini.
Contoh:
Data-data akuntansi di bawah ini diambil dari pembukuan PD Asih Jaya, Semarang per 31
Desember 2005.
1. Perlengkapan yang tercantum dalam neraca sisa sebesar Rp1.000.000,00 (debit). Pada akhir
periode perlengkapan yang masih ada sebesar Rp400.000,00.
2. Masih harus diterima bunga atas wesel tagih sebesar Rp150.000,00.
3. Gaji dan upah yang belum dibayar untuk bulan Desember 2005 sebesar Rp2.400.000,00.
4. Sewa diterima di muka sebelum penyesuaian menunjukkan jumlah sebesar Rp18.000.000,00
(kredit). Sewa tersebut untuk jangka waktu 1 April 2005 sampai dengan 1 April 2006.
5. Asuransi dibayar di muka dalam neraca saldo menunjukkan debit sebesar Rp2.400.000,00.
Asuransi tersebut untuk pembayaran dari tanggal 1 Mei 2005 sampai dengan 1 Mei 2006.
6. Dari jumlah piutang dagang sebesar Rp50.000.000,00 ditaksir sebesar 5% kemungkinan tidak
dapat ditagih.
7. Penyusutan atas peralatan toko ditetapkan sebesar Rp4.000.000,00.
8. Persediaan barang dagangan sebelum penyesuaian sebesar Rp15.000.000,00 dan persediaan
barang dagangan akhir sebesar Rp20.000.000,00 (menggunakan akun ikhtisar laba/ rugi).
Diminta:
Susunlah jurnal penyesuaian per 31 Desember 2005 untuk transaksi-transaksi di atas!