Anda di halaman 1dari 11

RESUME JURNAL PENYESUAIAN PADA PERUSAHAAN DAGANG

A. Jurnal Penyesuaian
Dalam proses pencatatan transaksi terdapat beberapa akun dalam neraca
saldo yang belum menunjukkan saldo yang sebenarnya. Untuk itu diperlukan
melalui jurnal penyesuaian.

1. Pengertian Jurnal Penyesuaian


Jurnal penyesuaian adalah suatu jurnal yang berfungsi untuk
meperbaiki atau menyesuaikan saldo-saldo akun buku besar dalam neraca
saldo, dimana pada akhir periode saldo- saldo tersebut belum
menunjukkan saldo yang benar, yang semestinya dicatat atau diakui pada
periode tahun tersebut. Atau dengan kata lain, agar saldo- saldo akun
yang terdapat dalam neraca saldo sama dengan kenyataan sebenarnya.
Tujuan pembuatan jurnal penyesuaian adalah agar setiap perkiraan rill
dan perkiraan nominal dapat menunjukkan besarnya harta, utang, modal,
pendapatan, dan beban yang sebenarnya dan seharussnya diakui akhir
periode.

2. Akun-Akun yang Dibutuhkan


Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan dari neraca saldo dan data
penyesuaian akhir periode. Tidak semua aku-akun yang ada di neraca
saldo dibuatkan jurnal penyesuaian, akun- akun yang peru dibuatkan
jurnal pnyesuaian adalah sebagai berikut.
a. Pemakaian perlengkapan
Dalam pembuatan jurnal penyesuaian untuk pemakaian
perlengkapan, yang perlu diingat adalah dalam mengisi nominal dari
jurnal tersebut adalah nominal perlengkapan yang sudah di gunakan.
Contoh:
Pada tanggal 1 April 2014 saldo akun perlengkapan sebesar
Rp3.500.000,00. Pada akhir periode perlengkapan yang tersisa
berjumlah Rp500.000,00.
Maka perhitungan :
Perlengkapan yang digunakan = Rp3.500.000,00 – Rp500.000,00
= Rp3.000.000,00
Maka jurnal penyesuaian :
Beban perlengkapan Rp3.000.000,00
Perlengkapan Rp3.000.000,00
b. Pendapatan yang harus diterima/ piutang pendapatan
Pendapatan yang harus diterima adalah pendapatan yang sudah
dapat direalisasikan dalam suatu periode, tetapi belum diakui sebagai
pendapatan.
Contoh :
Pekerjaan yang telah diselesaikan tetapi belum diserahkan kepada
pemesan Rp5.200.000,00
Maka jurnal penyesuaian :
Piutang pendapatan Rp5.200.000,00
Pendapatan Rp5.200.000,00
c. Beban yang masih harus dibayar/ utang beban
Beban yang masih harus dibayar adalah beban yang masiih harus
dikeluarkan oleh perusahaan pada akhir periode.
Contoh :
Pak Ahmad memperkerjakan 5 pekerja dengan upah
@Rp50.000,00 per hari. Upah dibayarkan setiap hari Sabtu untuk
masa enam hari kerja. Pembayaran upah terakhir dilakukan pada hari
Sabtu tanggal 29 Desember 2013. Beban upah yang masih harus
dibayar pada tangga 31 Desember 2013 adalah satu hari yaitu Senin,
31 Desember 2013.
Perhitungannya :
5 ( pekerja ) x 1 ( hari ) x Rp50.000,00 = Rp250.000,00
Maka jurnal penyesuaian :
Beban Gaji Rp250.000,00
Utang gaji Rp250.000,00
d. Pendapatan diterima dimuka / utang pendapatan
Pendapatan diterima dimuka adalah pendapatan yang diterima
lebih dahulu atas pembayaran transaksi yang belum dilakukan kepada
pelanggan
1) Dicatat sebagai akun pendapatan diterima dimuka
Contoh :
Pada tanggal 1 Mei 2013, diterima pembayaran sewa gedung
sebesar Rp3.600.000,00 untuk masa satu tahun.
Penghitungan :
1 Mei sampai 31 esember = 8 bulan

8
× Rp 3.600.000,00=Rp2.400 .000,0 0
12

Maka jurnal penyesuaian :

Sewa diterima dimuka Rp2.400.000,00


Pendapatan sewa Rp2.400.000,00
2) Dicatat sebagai akun pendapatan
Perhitungan :
Karena dicatat sebagaipendapatan sewa, maka perusahaan
hanya boleh mengakui pendapatan sebesar Rp2.400.000,00
yaitu 1 Mei sampai dengan 31 Desember, maka untuk mengisi
saldo di jurnal penyesuaian perhitungannya adalah sebagai
berikut.
Maka jurnal penyesuaian :
Pendapatan sewa Rp1.200.000,00
Sewa diterima dimuka Rp1.200.000,00

e. Beban dibayar dimuka


Beban dibayar dimuka adalah beban yang sudah dibayar tetapi
belum dibebankan hingga beban pada periode itu. Beban dibayar di
muka ini sering timbul apabila perusahaan membayar biaya-biaya
untuk beberapa periode sekaligus, sehingga dari jumlah pengeluaran
sebagian akan menjadi beban periode itu dan sebagian lagi akan
dibebabkan pada periode mendatang.
1) Apabila dicatat sebagai harta
Artinya pada neraca saldo awal periode, akun yang ada di
neraca saldo adalah akun harta, bukan akun bebban.
Contoh :
Pada tanggal 1 September 2013, dibayar sewa gedung
sebesar Rp4.800.000,00 untuk masa satu tahun.
Perhitungan :
Karena dicatat sebagai harta, maka akun yang ingin
disesuaikan adalah harta. Beban yang diakui pada periode
tersebit hanya 4 bulan.
1 September dampai 31 Desember = 4 bulan
4
× Rp 4.800 .000,00=Rp 1.600 .000,00
12
Maka jurnal penyesuaiannya :
Beban sewa Rp1.600.000,00
Sewa dibayar dimuka Rp1.600.000,00
2) Apabila dicatat sebagai beban
Perhitungan :
8
× Rp 4.800 .000,00=Rp 3.200 .000,00
12
Maka jurnal penyesuaiannya :
Sewa dibayar dimuka Rp3.200.000,00
Beban sewa RP3.200.000,00

f. Kerugian piutang/piutang tak tertagih


Piutang merupakan kewajiban pihak luar perusahaan kepada
perusahaan. Piutang dagang timbul dari penjualan kredit barang dan
jasa. Pada umumnya tidak semua piutang akan dapat ditagih, sehigga
kerugian yang timbul akan dicatat sebagai kerugian piutang.
Contoh :
Tanggal 31 Desember 2013 PD sukarela memiliki piutang sebesar
Rp7.000.000,00 perusahaan menetapkan besar kerugian piutang
adalah 10% dari total piutang.
Perhitungan :
Kerugian piutang 10% x Rp7.000.000,00 = Rp700.000,00
Maka jurnal penyesuaiannya :
Beban kerugian piutang Rp700.000,00
Cadangan kerugian piutang Rp700.000,00

g. Penyusutan aktiva tetap


Penyusustan aktiva tetap adalah alokasi harga perolehan aktiva
tetap yang dibebankan pada suatu periode tertentu. Pembebanan beban
penyusutan ini biasanya dilakuakan pada akhir periode. Beban
penyusutan yang dibebankan dihitung dengan cara taksiran, karena
jumlahnya tergantung pada tiga faktor yaitu harga perolehan, takaran
umum ekonomis, dan takaran nilai residu.
Contoh:
Sebuah perusahaan membeli mesin deagn harga perolehan sebesar
Rp360.000.000,00. Diperkirakan niali residu dari mesin tersebut
setelah 12 tahun dipakai –adalah sebesar Rp60.000.000,00.
Perhitungan:
Rp 360.000 .000,00−Rp 60.000 .000,00
=Rp25.000 .000,00 per bulan
12tahun
Maka jurnal penyesuaian nya :
Beban penyusutan mesin Rp25.000.000,00
Akumulasi penyusutan Rp25.000.000,00

h. Persedian barang dagangan


Persediaan barang dagangan harus dilakukan penyesuaian karena
pada akhir periode akutansi jumlah persediaan awal barang dagangan
disesuaikan menjadi persediaan akhir barang dagang.
1) Medote iktisaran laba rugi
Ketika perusahaan memutuskan untuk memakai metode iktisaran
laba rugi, maka ada dua langkah yang harus dilakukan, yaitu:
a) Memindahkan jumlah persediaan awal barang dagangan ke
akun iktisaran laba rugi. Akibatnya terjadi perubahan status
akan persediaan barang dagangan yang tergolong dalam akun
riil menjadi akun nominal.
b) Mendebit jumlah akun persediaan akhir barang dagangan dan
mengkredit akun iktisaran laba rugi untuk melihat pengurangan
nilai barang dagangan yang tersedia untuk dijual.
Contoh :
Dalan neraca saldo PD utara periode 30 Desember 2013,
akun persediaan barang dagang (awal) seharga
Rp145.000.000,00.
Data penyesuaian harga persediaan barang dagag (akhir) adalah
Rp122.500.000,00.
Maka jurnal penyesuaian :
Iktisaran laba rugi Rp145.000.000,00
Persediaan barang dagang (awal)
Rp145.000.000,00
Iktisaran laba rugi
Rp122.500.000,00
Persediaan barang dagang (akhir)
Rp122.500.000,00
2) Metode harga pokok penjualan
Harga pokok penjualan adalah dasar perhitungan keuntungan atau
laba yang ditetapkan perusahaan, atau harga perolehan yang
terjual.
Contoh:
Dalam neraca saldo PD Utara diketahui data sebagai berikut.
Persediaan barang dagang Rp 6.500.000,00
Pembelian Rp35.000.000,00
Retur pembelian Rp 650.000,00
Beban angkut pembelian Rp 250.000,00
Potongan pembelian Rp 200.000,00
Data penyesuaian menunjukkan persediaan barang dagang akhir
sebesar Rp10.000.000,00
Maka jurnal penyesuaian:
Harga pokok penjualan Rp41.750.000,00
Pembelian Rp35.000.000,00
Beban angkut pembelian Rp 250.000,00
Persediaan barang dagang awal Rp 6.500.000,00
Retur pembelian Rp 650.000,00
Potongan pembelian Rp 200.000,00
Persediaan barang dagang akhir Rp 10.000.000,00
Harga pokok penjualan Rp10.850.000,00

Untuk memahami lebih jelasnya cara penyusunan jurnal


penyesuaian, maka perhatikan neraca saldo UD. Berdikari
seumpama berikut ini.

UD. Berdikari Sempurna


Neraca Saldo
Per 31 Desember 2016

No Nama Perkiraan Debit Kredit


1101 Kas Rp84.155.000,00
1102 Piutang usaha Rp15.825.000,00
1103 Pitang wesel Rp11.800.000,00
1104 Persediaan barang dagang Rp16.175.000,00
1201 Peralatan kantor Rp42.750.000,00
1301 Akum. Peny. Peralatan kantor Rp19.650.000,00
1202 Peralatan toko Rp82.500.000,00
1302 Akum. Penyu. Peralatan toko Rp49.500.000,00
1203 Gedung Rp82.500.000,00
1303 Akum. Peny. Gedung Rp41.250.000,00
2101 Utang dagang Rp33.500.000,00
3101 Modal Rp75.000.000,00
3102 Pengambilan prive Rp16.250.000,00
4101 Penjualan Rp388.500.000,00
4102 Potongan penjualan Rp21.040.000,00
4201 Pendapatan bunga Rp1.785.000,00
5101 Pembelian Rp189.600.000,00
5102 Retur pembelian Rp1.650.000,00
5103 Potongan pembelian Rp1.385.000,00
5201 Beban gaji karyawan Rp.24.875.000,00
5202 Beban asuransi Rp2.000.000,00
5203 Beban listrik dan telepon Rp6.425.000,00
5204 Beban pemeliharaan gedung Rp16.325.000,00
Rp 612.220.000,00 Rp612.220.000,00

Data penyesuaian tanggal 31 Desember 2016, yaitu sebagai berikut.


1. Persediaan barang dagang per 31 Desember 2016 sebesar
Rp28.125.000,00
2. Gaji karyawan yang belum dibayar sebesar Rp1.800.000,00
3. Asuransi dibayar dimuka sebesar Rp400.000,00
4. Penyusutan peralatan kantor dan peralatan toko masing – masing 20%
dan penyusutan gedung 10%

Dari data diatas, dapat dibuat jurnal penyesuaianya seperti berikut ini.

UD. Berdikari sempurna


Jurnal Penyesuaian
Per 31 Desember 2016

Tanggal Nama akun Ref Debit Kredit


201 31 Persediaan barang dagang 110 Rp28.125.000,00 -
6 Iktisarab laba/rugi 4 - Rp28.125.000,00
Des (mencatat persediaan akhir) 590
1
31 Iktsaran laba/rugi 590 Rp16.175.000,00 -
Persediaan barang 1 - Rp16.175.000,00
dagang 110
(mencatat persediaan awal) 4
31 Gaji karyawan 520 Rp1.800.000,00 -
Utang gaji 1 - Rp1.800.000,00
(gaji yang belum dibayar) 210
2
31 Asuransi dibayar dimuka 110 Rp1.600.000,00 -
Beban asuransi 5 - Rp1.600.000,00
(penyesuaian beban 520
asuransi) 2
31 Beban penyust. Perlt kantor 530 Rp8.550.000,00 -
Akm. Penyust. Perlt 1 - Rp8.550.000,00
kantor 130
(penyusutan peralatan 1
kantor)
31 Beban penyust. Perlt toko 530 Rp16.500.000,00 -
Akm. Penyust. Perlt 2 - Rp16.500.000,00
toko 130
(penyusutan peralatan toko) 2
31 Beban penyusutan gedung 530 Rp8.250.000,00 -
Akm. Penyusutan 3 - Rp8.250.000,00
gedung 130
(penyusutan gedung) 3

Catatan :
a. Perhitungan beban asuransi
Masa asuransi yang sudah dinikmati 1 bulan dari total 5 bulan.
1
× Rp 2.000 .000,00=Rp 400.000,00
5
Adapun beban asuransi untuk periode mendatang sebagai berikut.
4
× Rp 2.000 .000,00=Rp1.600 .000,00
5
b. Perhitungan beban penyusutan
Beban penyusutan peralatan kantor sebagai berikut.
20% x Rp42.750.000,00 = Rp 8.550.000,00
Beban penyusutan peralatan toko sebagai berikut.
20% x Rp82.500.000,00 = Rp16.500.000,00
Beban penyusutan gedung
10% x Rp82.500.000,00 = Rp8.250.000,00

Anda mungkin juga menyukai