Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“ANTI BULIYING”

Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matkul Pancasila

Dosen Pengapu
Musofiana,S.H.,M.H.

Disusun Oleh
Hendra Noffitri
30302200488

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG


FAKULTAS HUKUM
PRODI HUKUM
2022
KATA PENGANTAR

puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. dalam makalah ini saya
akan membahas mengenai anti buliying

makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan
selama mengerjakan makalah ini.

oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini.oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta
kritik yang dapat membangun kami kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Malang, 25 Oktober 2022

Hendra Noffitri

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.....................................................................i
KATA PENGATAR.........................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................1

1.1. Latar Belakang...............................................................1


1.2. Rumusan Masalah..........................................................2
1.3. Tujuan penlisan..............................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................3

2.1. Umat islam Koiro Ummah..............................................3


2.2. Pembentukan Khairo Ummah Melalui Pendidikan.........4
2.3. Pengetahuan Pendidikan Ekonomi..................................6
2.4. Membentuk Penguatan Dakwah.....................................14

BAB III PENUTUP..........................................................................16

3.1. Kesimpulan.....................................................................16

DAFTAR FUSTAKA.......................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak
dan masa dewasa dimana pada masa ini remaja memiliki kematangan emosi,
sosial, fisik dan psikis remaja juga merupakan tahapan perkembangan yang harus
dilewati dengan berbagai kesulitan dalam tugas perkembangannya, remaja akan
melewati beberapa fase dengan berbagai tingkat kesulitan permasalahannya
sehingga dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan remaja dapat mencegah
konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam keseharian yang sangat menyulitkan
masyarakat, agar tidak salah persepsi dalam menangani permasalahan tersebut.
pada masa ini juga kondisi psikis remaja sangat labil. karena masa ini merupakan
fase pencarian jati diri. biasanya mereka selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu
yang baru dilihat atau diketahuinya dari lingkungan sekitarnya, mulai lingkungan
keluarga, sekolah, teman sepermainan dan masyarakat.
Semua pengetahuan yang baru diketahuinya diterima dan ditanggapi oleh
remaja sesuai dengan kepribadian masing-masing. disinilah peran lingkungan
sekitar sangat diperlukan untuk membentuk kepribadian seorang remaja.setiap
remaja sebenarnya memiliki potensi untuk dapat mencapai kematangan
kepribadian yang memungkinkan mereka dapat menghadapi tantangan hidup
secara wajar di dalam lingkungannya, namun potensi ini tentunya tidak akan
berkembang dengan optimal jika tidak ditunjang oleh faktor fisik dan faktor
lingkungan yang memadai. dalam pembentukan kepribadian seorang remaja, akan
selalu ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu factor risiko dan faktor
protektif. faktor risiko ini dapat bersifat individual, konstekstual (pengaruh
lingkungan), atau yang dihasilkan melalui interaksi antara individu dengan
lingkungannya faktor risiko yang disertai dengan kerentanan psikososial, dan
resilience pada seorang remaja akan memicu terjadinya gangguan emosi dan
perilaku yang khas pada seorang remaja sedangkan faktor protektif merupakan
faktor yang memberikan penjelasan bahwa tidak semua remaja yang mempunyai

1
faktor risiko akan mengalami masalah perilaku atau Emosi, atau mengalami
gangguan tertentu. rutter (1985) menjelaskan bahwa faktor protektif merupakan
faktor yang memodifikasi, merubah, atau menjadikan respons seseorang menjadi
lebih kuat menghadapi berbagai macam tantangan yang datang dari
lingkungannya. faktor protektif ini akan berinteraksi dengan faktor risiko dengan
hasil akhir berupa terjadi tidaknya masalah perilaku atau emosi, atau gangguan
mental kemudian hari lemahnya emosi seseorang akan berdampak pada terjadinya
masalah di kalangan remaja, misalnya bullying yang sekarang kembali mencuat di
media.

1.2. Rumusan Masalah


Dari makalah ini adalah:
1. apa yang dimaksud dengan bullying.
2. apa jenis-jenis perbuatan bullying?
3. apa saja faktor yang menyebabkan perilaku bullying
4. apa saja dampak yang didapat akibat dari perilaku bullying dan
5. bagaimana upaya pencegahan bullying

1.3.tujuan
penulisan dari makalah ini adalah :
1. untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tindakan bullying dan jenis
jenis perbuatan yang termasuk dalam tindakan itu
2. untuk mengetahui factor-faktor penyebab tindakan bullying serta dampak
yang diakibatkan dari tindakan itu,
3. untuk mengetahui bagaimana upaya mengatasi bullying

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Umat islam Koiro Ummah

2.2 Pembentukan Khairo Ummah Melalui Pendidikan


Upaya perubahan sikap ummat menuju pembentukan khairu
ummah dapat dimulai dengan peningkatan kemampuan melalui
pendidikan. Ilmu pengetahuan dan Islam dipandang sebagai suatu kesatuan
utuh yang tidak dapat dipisahkan. Pendidikan merupakan suluh penerang
kehidupan sekaligus nafas peradaban. Kemajuan peradaban Islam pada
masa Abbasiyah di Irak hingga Andalusia di Spanyol (abad 7 M – 13 M)
berkat kemajuan ilmu pengetahuan pada masa itu.
Begitu banyak ayat yang membicarakan keutamaan ilmu Firman
Allah: katakanlah adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang yang tidak mengetahui sesungguhnya orang yang berakallah yang
dapta menerima pelajaran (QS Az-Zumar:9). Rasulullah SAW bersabda
barang siapa yang pergi untuk menuntut ilmu, maka ia berada dijalan
Allah sampai ia kembali” (HR. Turmudzi).
yang menyeluruh. yang didasarkan pada konsep robbani. Konsep
yang tidak hanya terpaku kepada pembangunan aspek keduniaan dan
materi saja, tetapi juga aspek rukhiyah dan akhirat. Karena Islam tidak
pernah memisahkan keduanya Pendidikan menjadi faktor yang
menentukan dalam mewujudkan perubahan didalam tubuh umat Islam.
Sebab, keberhasilan pendidikan akan memantapkan pengertian yang benar
soal kehidupan dan tugasnya sebagai seorang muslim. Ada tiga kunci

3
utama yang menentukan keberhasilan pendidikan guna mewujudkan
perubahan dalam tubuh umat. Islam pertama adalah
guru dalam pendidikan dibutuhkan guru yang memiliki ilmu luas dan
akhlak yang baik dalam upaya meningkatkan kualitas Pendidikan di
Indonesia guru dipandang sebagai faktor kunci Pemerintah pun dalam
enam tahun terakhir ini menaruh perhatian yang serius dalam upaya
meningkatkan kualitas guru diantaranya melalui program sertifikasi dan
pemberian tunjangan profesi bagi guru melalui UU nomer 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) diperkuat dengan UU
nomer 14 tahun 2005 tentang Guru dan dosen guru pun ditasbihkan
sebagai pekerjaan profesional Hal ini perlu ditekankan karena di pundak
para guru inilah nasib bangsa dan negara ini dibebankan Jika mereka tak
bisa mengajar dengan sepenuh hati karena tak cukup diberi gaj, wajar jika
konsentrasinya buyar memikirkan perut anak dan istrinya Wajar jika
mereka tak sanggup membeli buku, membaca koran, atau bahkan membeli
televisi untuk menambah wawasannya berharap mereka akan mengikuti
seminar, workshop atau mengikuti pendidikan tambahan. Paling banter
mereka akan bertani, mengojek, atau membuka warung untuk
mendapatkan penghasilan tambahan Kedua dibutuhkan murid yang baik
pula untuk mewujudkan keberhasilan pendidikan Murid yang baik akan
dapat dengan mudah menyerap pelajaran yang diberikan gurunya
disamping itu Kemampuan berdaya saing yang tinggi baik yang tinggi
baik.
Di lingkup nasional maupun internasional mutlak diperlukan oleh
setiap lulusan perguruan tinggi (PT) dewasa ini untuk merealisasikan hal
tersebut, maka tak hanya hard skill, peningkatan soft skills mahasiswa juga
harus menjadi perhatian serius. .Setiap Mahasiswa hendaknya
mendapatkan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian
seperti minat, bakat, etika dan sebagainya. Karena kesempatan untuk maju
di dunia kerja ditentukan lebih 80 persennya dari soft skills ini Membina
mahasiswa agar memiliki kemampuan soft skills merupakan tugas setiap
pengelola perguruan tinggi. Maka dari itu, ke depan perlu memberikan

4
penilaian atau kredit bagi kegiatan- kegiatan tersebut Sehingga, bila anak
didik dinilai belum punya karakter yang baik, lebih baik tidak diluluskan
dulu, dari pada sudah lulus.
Penyebab rendahnya daya nalar pendidikan, adalah kurikulum
yang kurang baik, kurangnya guru terlatih, dan kurangnnya penekanan
penalaran pada pemecahan masalah. Pendidikan yang ada selama ini
terlalu bertumpu pada hafalan rumus-rumus bukan pemahaman. Terlalu
memuliakan perilaku kepatuhan, bukan mengembangkan daya pikir dan
daya nalar anak yang dididik.

2.3. Pengetahuan Pendidikan Ekonomi


Sejarah membuktikan bahwa salah satu faktor yang menjadikan
umat islam mandiri dan berjaya adalah kekuatannya dan kemandiriannya
dalam bidang ekonomi dan perdagangan. Bahkan Islam masuk ke
Indonesia melalui jalur perdagangan.
Banyak anjuran agama tentang perdagangan (Tijarah) di dalam Al-Quran
bahkan dengan jelas disebutkan bahwa perdagangan atau perniagaan
merupakan jalan yang diperintahkan oleh Allah untuk menghindarkan
manusia dari memperoleh sesuatu dengan jalan yang bathil yaitu memiliki
sesuatu yang menjadi milik orang lain kecuali melalui perdagangan di
antara sesama manusia. Seperti yang tercantum dalam Surat An- Nisa: 29
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu” (QS An-Nisa: 29).
Musaddad berkata: telah bercerita kepada kami Kholid bin
Abdillah, telah bercerita kepada kami Daud bin Abi Hinda, dari Nu’im
bin Abdir Rahman berkata: bahwa Rasulullah Saw berkata: “Hendaklah
kamu berdagang, karena di dalamnya terdapat 90 % pintu rezeki”
(H.R.Ahmad)
kesadaran umat Islam Indonesia terhadap perlunya penguasaan ekonomi
menyebabkan perkembangan ekonomi syariah di Indonesia terus
bertumbuh rata-rata 40 persen setiap tahunnya, dibandingkan dengan

5
pertumbuhan ekonomi konvensional yang hanya sebesar 1,9 persen.
Bahkan, hingga saat ini Indonesia disebut sejumlah kalangan sebagai
Negara dengan industri keuangan syariah terbesar di dunia dengan 22 ribu
gerai koperasi syariah mandiri Terpadu Sector perbankan syariah
Indonesia terus mengalami Peningkatan yang signifikan
selama lima tahun terakhir Asset perbankan syariah yang terdiri atas bank
umum syariah (BUS) unit usaha syariah (UUS), dan bank perkreditan
rakyat syariah (BPRS) hingga Oktober 2012 meningkat menjadi Rp 179
triliun atau tumbuh sekitar 37 persen dibanding Oktober 2011 sebesar Rp
125,5 triliun Fenomena ini menjadikan perbankan syariah Indonesia
menjadi keempat terbesar setelah Iran Malaysia, dan Arab Saudi Namum
demikian pangsa perbankan syariah terhadap industri perbankan nasional
relatif masih kecil sekitar empat-lima persen dari total industri, begitu pula
pangsa perbankan syariah global hanya sebesar 0,7 persen dari industri
perbankan global.
Salah satu aspek penting dalam pembangunan ekonomi syariah dan
penguatannya adalah ketersediaan SDM yang qualified dan memenuhi
ekpektasi kalangan industry dan masyarakat secara keseluruhan untuk
factor yang mempengaruhi proses pendidikan ekonomi syariah pada level
perguruan tinggi terletak pada desain kurikulum, standar kompetensi, dan
pola pendidikan yang dikembangkan karena itu salah satu agenda besar
baik pada skala nasional maupun internasional yang perlu mendapat
perhatian bersama adalah standarisasi pendidikan ekonomi syariah paling
tidak pada level sarjana (S1).
Tingginya minat dan pertumbuhan industri keuangan syariah di
dunia membuat sejumlah perguruan tinggi di Negara seperti Amerika,
Inggris, Australia, telah mengembangkan kurikulum pengajaran ekonomi
Islam sebagai bentuk legimitasi dan pengakuan atas kemajuan ekonomi
Islam. Hingga saat ini, sector perbankan dan lembaga keuangan Islam
lainnya telah menyebar ke 75 negara termasuk ke Negara- negara Barat
dengan segenap potensi yang dimiliki Indonesia, kita perlu optimis bahwa
Indonesia mampu menjadi pusat industri keuangan syariah sekaligus

6
pengembangan ilmu dan metodologi yang terkait di dalamnya Tentunya
terdapat beberapa faktor yang perlu terus kita lakukan seiring dengan
peningkatan mutu pendidikan. Diantara faktor-faktor tersebut adalah
Pertama kesiapan sumber daya manusia yang andal di sector ini perlu
terus.
Bahrain, Dubai dan Malaysia kedua pemahaman masyarakat
terhadap instrument perbankan dan keuangan syariah juga perlu di
intensifkan Program sosialisasi dan berbagai skema penyampaian
informasi dibutuhkan untuk masyarakat untuk menjelaskan sistem
ekonomi syariah di Indonesia Ketiga, jumlah perguruan tinggi yang
mengajarkan ekonomi Islam perlu diperbanyak untuk menghasilkan
tenaga-tenaga ahli dalam menopang pertumbuhan industri ekonomi
syariah Keempat koordinasi kelembagaan yang mengatur industri
perbankan dan keuangan nasional serta stimulus kebijakan integrasi juga
perlu terus ditingkatkan selain factor desain kurikulum, standar
kompetensi dan pola pendidikan yang terus dikembangkan, masih ada
faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses pendidikan ekonomi syariah
dan penguatannya pada level perguruan tinggi hal ini menjadi tantangan
besar bagi para pendidik dan pemangku jabatan pemerintahan ada berbagai
faktor yang perlu ditangani segera dalam usaha pendidikan dan penguatan
ekonomi mahasiswa, yang pada akhirnya akan membentuk khairul umah.
Diantara faktor-faktor tersebut adalah perlunya.

1. Membangun Dan Meningkatkan Etos Kerja


Etos kerja merupakan modal dasar yang sangat dominan bagi
peningkatan kualitas hidup seseorang dalam berbagai aspeknya. Banyak
negara yang bila dilihat kekayaan alamnya kurang menjanjikan, namun
karena memiliki etos kerja yang sangat tinggi, sehingga mereka dapat
tampil sebagai negara maju yang sangat diperhitungkan di dunia
internasional dalam sejarah Islam para nabi telah memberikan suri-
tauladan yang baik mengenai etos kerja selain memiliki tugas utama
sebagai penyampai risalah Allah kepada kaumnya mereka juga adalah para

7
pekerja keras dalam profesinya masing- masing sperti Nabi daud adalah
pandai besi, Nabi Musa sebagai penggembala yang hebat, Nabi Nuh
sebagai arsitek perahu, Nabi Muhammad adalah pedagang yang sangat
sukses dan sebagainya dalam hal ini, tepat kiranya jika kita mengatakan
bahwa solusi terbaik keluar dari kemiskinan adalah dengan meningkatkan
etos kerja dalam kehidupan umat Islam sebagaimana disyariatkan
dalam Al-Quran diantaranya:
QS Al-Jumuah [62]: 10 yang artinya : Apabila telah ditunaikan
shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Al-Quran memandang kemiskinan bukan sebagai suratan takdir yang
ditentukan secara sepihak atas qudrat dan iradat Tuhan. Kemiskinan dan
kemakmuran hidup seseorang akan sangat tergantung dari kualitas
hidupnya ketika berhadapan dengan realitas kehidupan upaya keluar dari
kemiskinan dan perbaikan tingkat hidup itu harus timbul dari dalam diri
kita, bukan hanya taqdir Allah.
Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, jika mereka tidak
mengubah apa yang ada pada dirinya (QS. Al-Ra‟ad [13]: 11) adanya
kemauan untuk berubah atau memperbaiki kondisi hidup yang ditunjukkan
oleh tingginya semangat kerja, merupakan dasar pembangunan yang amat
dibutuhkan, terutama untuk pembangunan yang berkelanjutan.
Al-Quran selalu memotivasi setiap pemeluknya untuk senantiasa
bekerja berkreasi dan berinovasi Tugas manusia sebagai khalifah
mengharuskan manusia menjadi makhluk pekerja dengan bekerja manusia
akan mampu memenuhi segala kebutuhannya agar tetap survive demi
menggapai kesuksesan dan kebahagiaan hakiki baik jasmaniah maupun
rohaniah Surat Al-Insyirah [94]: 7-8 yang artinya : Maka apabila kamu
telah selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap Bahkan Islam memberi nilai yang lebih esensial yaitu kesadaran
bahwa prestasi kerjanya akan dinilai oleh Allah Rasul dan umat mukminin
Allah berfirman: katakanlah bekerjalah kamu maka Allah dan

8
Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan
kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang
ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah
kamu kerjakan. (QS. Al-Taubah [16]: 97) Penumbuhan keinginan untuk
mengubah nasib yang terefleksikan dalam konsep bekerja, sehingga tidak
disebutkan secara jelas dalam salah satu hadis yang cukup masyhu
kejahatan yang paling bahaya di muka bumi ialah pengangguran.
(HR.Al-Baihaqi) dalam hal kemampuan ekonomi misalnya
Rasulullah SAW memohon perlindungan agar tidak jatuh kepada kefakiran
Beliau mengatakan: wahai Allah sungguh aku berlindung kepada Mu dari
kekufuran dan kefakiran (HR Abu Daud) dengan demikian, jika dikaitkan
dengan penyebab kemiskinan, suatu hal yang kurang digarap dalam semua
upaya pengentasan kemiskinan yang dilakukan selama ini adalah solusi
yang dikaitkan dengan faktor mental dan budaya yaitu rendahnya kemauan
untuk merubah kondisi kehidupan dan rendahnya etos kerja secara historis
adanya semangat bekerja dan perubahan ternyata merupakan salah satu
unsur utama bagi terjadinya revolusi industri di Inggris yang kemudian
diikuti oleh amerika dan eropa maka perlu mengedepankan penataan
mentalitas melalui penguatan pembangunan spiritual dan mentalitas demi
terwujudnya pembangunan manusia seutuhnya.

2. Menanamkan Jiwa Wirausaha (Entrepreneurship)


Entrepreneur adalah seseorang yang memiliki inisiatif pandai
melihat kesempatan, mempunyai visi untuk melihat kesempatan dalam
segala kondisi, dan me- miliki inovasi guna mengembangkan segala
macam sumber daya alam untuk menciptakan hasil dari sesuatu yang biasa
menjadi luar biasa Salah satu upaya pemerintah dalam rangka mengurangi
pengangguran dan kemiskinan di Indonesia adalah dengan menumbuhkan
sikap kewirausahaan pada masyarakat. mengingat ketersediaan lapangan
kerja formal yang semakin menipis, sementara jumlah penduduk terus
bertambah Pemerintah melalui Kementrian Koperasi dan UKM telah
memprioritaskan pembiayaan kewirausahaan dengan mengalokasikan dana

9
kredit usaha rakyat (KUR) bagi pelaku UMKM serta memberikan suntikan
modal untuk menarik minat berwirausaha masyarakat melalui Gerakan
Kewirausahaan Nasional (UMKM) merupakan implikasi dari sikap
kewirausahaan yang dimiliki oleh masyarakat Sector ini memiliki
kontribusi Bagi perekonomian Indonesia pada tahun 2012 dengan
jumlah sebanyak 99,99 persen dari pangsa unit usaha. Sektor ini mampu
menyerap tenaga Indonesia membutuhkan entrepreneur karena dia adaiah
tipe orang yang Dapat melihat pasar dan ketika gagal
akan bangkit lagi. Itu yang membuat neraca perdagangan Indonesia
meningkat Namun tidak semua orang dapat menjadi seorang entrepreneur
karena tidak semua sarjana berilmu memilih untuk menciptakan
lapangan kerja Kebanyakan dari mereka memilih untuk mencari kerja.
Padahal, jumlah pengangguran di tingkat D3, SI. S2 bahkan S3 saat ini
telah men-capai 1,1 juta orang Untuk itu Perguruan Tinggi harus selalu
mendorong semua lulusannya agar memiliki jiwa entrepreneur Jadi setelah
lulus mereka bisa berusaha sendiri tak hanya mencari pekerjaan di sektor
formal saja Mahasiswa dilatih agar dalam kehidupan mereka memiliki
jiwa enterpreneur dan memiliki daya saing Maka kreatifitas dan inovasi
dapat menjadi senjata andalan dalam menghadapi berbagai tantangan
Setiap kampus harus mendorong jiwa kewirausahaan.
Masyarakat Indonesia yang kurang memiliki jiwa kewirausahaan
membuat daya saing Indonesia lemah. Hal itu yang menjadikan tingginya
nilai impor Menteri Keuangan Agus Martowardojo ketika menjadi
pembicara kunci pada Program Pasca sarjana Manajemen dan Bisnis IPB
Sabtu (26/5) mengatakan bahwa Kurangnya jiwa kewirausahaan membuat
impor indonesia lebih besar dari ekspor menurut Agus Suatu negara yang
maju dan sejahtera dengan nilai neraca perdagangan yang besar dan ekspor
tinggi tidak cukup hanya dengan mengandalkan banyaknya ketersediaan
sumber daya alam Faktor terpenting adalah sumber daya manusia. Agus
mengatakan, SDM tersebut harus bisa menciptakan pekerjaan atau
lapangan usaha sehingga dapat mengambil peluang dalam kondisi apapun

10
Bangsa indonesia membutuhkan banyak wirausaha untuk menjadikan
negara ini pemimpin bagi negara-negaraASEAN.

3. Membangun Budaya Produktif


Untuk membangun budaya produktif tentu harus melalui jalur
pendidikan, yaitu menjadikan pendidikan tinggi sebagai motor
kebangkitan mahasiswa dengan orientasi pendidikan yang mengarah pada
produktivitas Hasil pertanian Pembangunan pertanian akan terwujud
secara komprehensif Jika semua aset intelektual berkontribusi di
bidang masing-masing Posisi sebagai negara produsen lebih kuat dalam
menguasai perhelatan dunia daripada hanya sebagai negara penjual jasa
distribusi apalagi hanya sebagai negara konsumen Karena itu sudah
selayaknya produktivitas dijadikan sebagai budaya bangsa dan
dikampanyekan dalam bentuk gerakan nasional yang dapat dimulai dari
lingkungan pendidikan tinggi Sarjana pertanian yang produktif akan
membawa semangat produktif pada masyarakat Jika optimisme ini dapat
dibangkitkan maka budaya produktif akan tumbuh Kembali dengan
demikian tidak ada ironisme bangsa agraris yang menggantungkan
kebutuhan pangan pada impor Fenomena yang terjadi saat ini sarjana
pertanian lebih banyak bekerja pada sektor sosial sehingga menimbulkan
pencitraan yang kurang baik Menurut asumsi Dikti sarjana atau ahli madya
pertanian perikanan dan peternakan 85 persen justru bekerja menjadi sales
guru bekerja di bank atau marketing perusahaan.
Perguruan tinggi sesungguhnya mempunyai potensi riset yang
dapat diandalkan Pertanyaannya seberapa banyak sarjana pertanian bisa
mengoptimalkan fungsi riset untuk mengembangkan pertanian di
Indonesia Bukti telah merangsang mahasiswa ke arah yang kreatif dan
produktif melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Program ini
diharapkan mampu membangkitkan jiwa wirausaha dengan potensi riset
yang telah ada Produktivitas yang didukung kebijakan perguruan tinggi
dan pemerintah yang visioner akan menempatkan sarjana sebagai sumber
daya manusia yang andal dan mampu bersaing secara global.

11
4. Memberdayakan Mesjid
Allah telah menciptakan manusia dari tanah dan menjadikan
manusia sebagai pemakmur bumi (QS Hud 61) Hal yang sama berlaku
pula dalam kepengurusan masjid sehingga kita pun menggunakan kata
takmir untuk pemakmuran masjid Masjid harus dimakmurkan baik secara
spiritual sosial ekonomi bahkan politik. Masjid adalah tempat ibadah
sekaligus pusat interaksi sosial Masjid adalah tempat berinteraksi antara
para pemimpin dan rakyatnya Antara Imam masjid dengan jama’’ah untuk
mencapai tujuan Kehidupan itu Rasulullah SAW mengajarkan agar
kita menyandingkan masjid denngan pasar secara seimbang baik fisik mau
pun normative Keduanya harus dimakmurkan. Rasulullah SAW
menegaskan Sunahku di pasar sama dengan sunahku di masjid Keduanya
saling memakmurkan, hingga orang yang shalat di masjid tidak melupakan
pasar dan orang yang di pasar selalu mengingat masjid sebagaimana disitir
oleh Allah SWT dalam Surah al-Jumu'ah 62:9-10 Hai orang-orang
beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli
yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.. apabila telah
ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung
Pusat kota-kota Islam dimulai dari Madinah Al Munawarrah, Makkah,
Damaskus lalu Bagdad dan Istambul, sejak masa awal Islam dan masa-
masa sesudahnya, juga berpusat pada masjid yang bersebelahan dengan
pasar.

5. Menanamkam karakter Yang Baik


Dalam melaksanakan aktivitas ekonominya seorang Muslim harus
mengikuti norma dan etika yang perlu diperhatikan Imbalan yang di
janjikan Allah sangat nyata bagi mereka yang mampu melaksanakan

12
norma-norma tersebut Bahkan dalam sebuah hadis Rasulullah menyatakan
bahw pedagang yang amanah dan dapat diperacaya kelak akan Bersama.
Di masa lampau Rasulullah Saw telah membuktikan nilai-nilai
spiritual itu telah melekat dengan kepemimpianan bisnis beliau. Rasulullah
Saw menjadikan bisnis sebagai salah satu bentuk ibadah, melibatkan
ketakwaan dan menerapkan empat karakter utama yaitu siddiq (jujur)
amanah (dapat dipercaya) tabligh (menyampaikan) dan fathanah (cerdas)
Dalam hadisnya Rasulullah Saw telah menekankan pentingnya
menghasilkan harta dengan jalan mulia karena di dalamnya terdapat

Keberkahan: sesungguhnya harta itu hijau dan lezat dan barang


siapa mengambilnya dengan jiwa yang tamak, dia tidak diberkahi
padanya dan bagaikan orang yang makan tetapi tidak pernah merasa
kenyang” (HR Bukhari-Muslim) tingkat ketakwaan yang direfleksikan dari
aktivitas ibadah wirausahawan memungkinkannya memiliki karakter
wirausahawan sebagai mana teladan Rasulullah Saw Karakter
siddiq/kejujuran wirausahawan dicerminkan oleh indikator menjelaskan
kelemahan dan kelebihan produk/jasa dengan proporsional kepada
konsumen Indikator ini smencerminkan bahwa wirausahawan tidak hanya
berorientasi pada keuntangan jangka pendek semata Sikap keterbukaan
kepada konsumen akan menimbulkan kepercayaan dan loyalitas konsumen
Hal ini sangat penting bagi keberlanjutan usaha (suistainability) Karakter
amanah direfleksikan oleh indikator responsive terhadap komplain dari
konsumen Hal ini berkaitan dengan kualitas pelayanan terhadap
konsumen. kualitas pelayanan sepenuh hati membedakan kualitas
pelayanan suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Hal ini berlaku secara
personal bagi seorang wirausahawan. Karakter Tabligh juga sejalan
dengan indikator melayani konsumen dengan sopan, sigap dan
bersemangat yang dianggap paling dominan merefleksikan karakter
tabligh. Karakter fathonah dominan direfleksikan oleh indikator
mengetahui permintaan dan penawaran. Hal ini berkaitan dengan
kemampuan wirausahawan membacakebutuhan pasar dan peluangnya

13
Indikator yang paling dominan merefleksikan Variabel ketakwaan
(godconsciousness) adalah rutin mengeluarkan infak Bersedekah atau
berinfak memiliki kedudukan yang penting dalam islam.

2.4 Membentuk Penguatan Dakwah


Dakwah dipahami sebagai proses transformasi sosial dan kultural
menuju generasi terbaik umat Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah
dari ynag mungkar, dan beriman kepada Allah (QS Ali Imran [3]: 110)
dakwah pada mulanya adalah tugas Rasul untuk menyampaikan pesan-
pesan Ilahi kepada umat manusia Sepeninggal Rasul tugas dakwah
Dilimpahkan kepada para ulama sebagai pewaris nabi ‫ورثت العلماء‬
‫ األوبياء‬Oleh sebab itu dakwah dan peran sebagai da‟iah merupakan tugas
mulia seorang muslim. Kalau kita simak firman Allah swt dalam surah Ali
Imran ayat 104: dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah
dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung Maka menurut
ayat ini peran da‟iah dapat diartikan sebagai penyeru ke jalan kebaikan
pemberi arah kehidupan pembimbing pembetul kekeliruan, pelurus
ketimpangan sehingga orang Islam benar-benar khairu ummah yang bisa
hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Dakwah sesuai dengan fungsi utamanya diharapkan bisa menjadi
penyuluh baik dalam fungsinya sebagai pengimbang, filter atau sebagai
pemberi arah kehidupan. Sebagai pengimbang para da‟iah diharapkan
dapat membantu menyadarkan umat bahwa kehidupan yang kian
dimeriahkan oleh berbagai nilai yang berbau materialistis harus diimbangi
dengan hal-hal yang bersifat rohaniah keagamaan. Sebagai filter dakwah
diharapkan dapat membantu umat membentengi diri mempertahankan
nilai-nilai Islam yang pernah dimiliki dari pengaruh berbagai perubahan
dan nilai-nilai sebagai pembimbing atau pengarah kehidupan para da‟iah
diharapkan mampu membimbing umat untuk lebih memahami makna arti
hidup yang sesungguhnya, sehingga umat tidak mengalami kebingungan

14
(disoriented) atau kehilangan jati diri dan keterasingan di tengah-tengah
hiruk pikuk modernisasi peradaban yang penuh dinamika dan pergolakan
serta perubahan nilai-nilai hidup emosional.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan melihat paparan diatas, bisa kita katakan bahwa
kemiskinan penduduk Indonesia bukan karena akibat mereka beragama
Islam tapi karena faktor-faktor lain seperti krisis ekonomi yang berimbas
pada PHK pemahaman agama yang dangkal atau karena budaya setempat
Justru agama Islam melalui Al-Quran surah Al-Imran 3:110 memberikan
petunjuk tentang misi hidup seorang mukmin yang harus membangun
potensi diri sendiri dan membangun potensi umat (human capability) baik
melalui pendidikan maupun melalui jalan dakwah (al-amr bi al ma‟ruf)
Yang menjadi objek pembangunan adalah moral atau akhlak bangsa
(purifikasi) atau al-nahyu an al- munkar yaitu suatu proses membebaskan
masyarakat dari kejahatan dan keburukan seperti korupsi penyalahgunaan
wewenang dan berbagai tindak kejahatan lainnya.Pembangunan ummat
harus diletakkan dalam kerangka iman kepada Allah SWT atau
transendensi (wa tu‟minuna billahi) sehingga pembangunan bangsa yang
kita lakukan bermakna spiritual Sedangkan tujuan pembangunan ummat

15
menurut Islam adalah mencapai keunggulan umat khaira ummah (the best
umah) dan masyarakat yang berkeadaban (civilized society).
Penguatan pendidikan ekonomi dan dakwah diperlukan karena
kemandirian ummat tergantung pada kemampuan ekonominya Penguatan
dakwah juga penting karena dakwah dipahami sebagai proses transformasi
sosial dan kultural menuju generasi terbaik umat. Peran da‟iah dapat
diartikan sebagai penyeru ke jalan kebaikan, pemberi arah kehidupan,
pembimbing, pembetul kekeliruan, pelurus ketimpangan sehingga orang
Islam benar-benar khairu ummah yang bisa hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Assegaf, Rahman. 2005. Pendidikan Islam Integratif. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Daud Ali Mohammad. 2010 Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada.

Darajat Zakiah. 2001 Metodik KhususPengajaran Agama Islam. Jakarta:


Bumi akasara.

Daradjat Zakiah. 1995 Metodik khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta:


Bumi aksara.

Daradjat Zakiah. 1995 Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah


Jakarta: Ruhama.

Darmadi Hamid. 2011 Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit


Alfabeta Bandung.

16

Anda mungkin juga menyukai