DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
i
( KELOMPOK 8 )
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................9
B. Saran ..................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang kehidupan manusia. Setiap
manusia pasti membutuhkan pendidikan karena tanpa pendidikan manusia akan
sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Didalam agama juga setiap
manusia di muka bumi ini diwajibkan untuk menuntut ilmu sampai kelak mereka
tiada. Dengan berpendidikan maka setiap manusia akan memiliki ilmu yang
bermanfaat dalam menjalankan kehidupannya.
1
Dalam mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah terus membuat
pembenahan dan perbaikan-perbaikan yang menunjang dalam meningkatkan mutu
pendidikan.Salah satu caranya adalah melakukan pembenahan dalam kurikulum
pendidikan.Dalam kamus Webster tahun 1955, kurikulum diberi arti yaitu
kurikulum khusus yang digunakan dalam pendidikan dan pengajaran, yakni
sejumlah mata pelajaran di sekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi yang
harus ditempuh untuk mencapai suatu capaian target.
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
3
B. Proses Trejadinya Pendidikan
1. Pemikiran klasik
Aliran-aliran klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme, nativisme,
naturalisme, dan konvergensi.Sampai saat ini aliran aliran tersebut masih sering
digunakan walaupun dengan pengembangan-pengembangan yang disesuaikan
dengan perkembangan zaman.
a. Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang
mementingkan stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia, dan
menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa
perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan
pembawaantidak dipentingkan.Pengalaman yang diproleh anak dalam
4
kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa
stimulan-stimulan.
b. Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang
menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan
termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan
anak.Hasil prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah
diperoleh sejak kelahiran.Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan
pendidikan anak.
c. Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau.Rosseau berpendapat bahwa
semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan
baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang
diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu.
d. Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat
bahwa seorang anak dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik
maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor
pembawaan maupun faktor lingkungan sama sama mempunyai peranan
sangat penting.
2. Pemikiran Baru
a. Pengajaran Alam Sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya
adalah gerakan pengajaran alam sekitar,perintis gerakan ini adalah Fr. A.
Finger di Jerman dengan heimatkunde, dan J. Ligthart di Belanda dengan
Het Voll Leven.
5
b. Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari
Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping
pendapatnya tentang pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua
pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran,
yaitu:Metode Global dan Centre d’interet.
c. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari
pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan
dalam pendidikan.J.A. Comenius menekankan agar pendidikan
mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan.J.H. Pestalozzi
mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya.
d. Pengajaran Proyek
Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode
mengajar di Indonesia, antara lain dengan nam pengajaran proyek,
pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran
proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan
memecahkan persoalan secara konprehensif. Pendekatan multidisiplin
tersebut makin lama makin penting, utamanya masyarakat maju.
e. Home Schooling
Homeschooling adalah sebuah system pendidikan alternatif untuk
anak selain di sekolah.Homeschooling mulai menjadi pilihan masyarakat
sebagai alternatif metode pendidikan karena beberapa hal, misalnya karena
adanya keinginan masyarakat untuk lebih fleksibel dalam mendidik anak,
menyediakan system pendidikan yang lebih ramah terhadap perkembangan
anak, maupun menjamin bahwa proses belajar mengajar anak bisa
terlaksana secara maksimal.
f. Sekolah Alam
Konsep ini menekankan pentingnya ‘back to nature’, jadi anak
dapat memaknai kehidupan apa adanya, dan apa yang dipelajari akan
6
dipraktekan saat itu juga. Sekolah alam menekankan metode belajar sambil
bermain (fun learning), dan konsep ini diharapkan lebih mampu
meningkatkan kemampuan emosi dan intelektual anak.
g. Pendidikan Berasrama ( Boarding School)
Sekolah Berasrama adalah alternative terbaik buat para orang tua
menyekolahkan anak mereka dalam kondisi apapun. Selama 24 jam anak
hidup dalam pemantauan dan control yang total dari pengelola, guru, dan
pengasuh di seklolah-sekolah berasrama. Oleh sebab itu dukungan fasilitas
terbaik, tenaga pengajar berkualitas, dan lingkungan yang kondusif harus
didorong untuk dapat mencapai cita-cita tersebut.
h. Pesantren Modern
Pesantren adalah pendidikan tradisional Islam untuk memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam dengan menekankan
pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup masyarakat sehari-
hari.
3. Pemikiran Inklusi
Pendidikan Inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan
memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan
atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama
dengan peserta didik pada umumnya.
Pendidikan Inklusif memberikan kesempatan yang sama kepada setiap
anak untuk mendapat pendidikan tanpa memandang kondisi anak. Hal ini
memungkinkan peserta didik berkebutuhan khusus bersekolah di sekolah reguler.
Menurut Hildegun Olsen (Tarmansyah, 2007;82), pendidikan inklusi
adalah sekolah harus mengakomodasi semua anak tanpa memandang kondisi
fisik, intelektual, sosial emosional, linguistik atau kondisi lainnya. Ini harus
mencakup anak-anak penyandang cacat, berbakat.Anak-anak jalanan dan pekerja
anak berasal dari populasi terpencil atau berpindah-pindah.Anak yang berasal dari
7
populasi etnis minoritas, linguistik, atau budaya dan anakanak dari area atau
kelompok yang kurang beruntung atau termajinalisasi.
Pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat (1) yang menegaskan
“setiap warga berhak mendapatkan pendidikan”; Undang-Undang Dasar 1945
Pasal 32 ayat (2) yang menegaskan “setiap warga ank a wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Undang-undang inilah
yang menjadi salah satu bukti kuat hadirnya pendidikan inklusi ditengah
masyarakat.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Syaefudin, “Analisis Mutu Pendidikan Islam (Input, Proses & Output) (Studi di
MI Unggulan Ash-Shiddiqiyyah-3 Purworejo),” Aksiologi : Jurnal
Pendidikan dan Ilmu Sosial 1, no. 1 (10 Oktober 2020): 26–27,
10