Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PROFIL PENDIDIK DAN PENDIDIKAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

POLITIK DAN ETIKA PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Ainul Abid.M,Pd

Disusun Oleh :

Wanda Hamidahtu Zahroh (2020.01.03348)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL- FATTAH

SIMAN SEKARAN LAMONGAN

TP 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat nikmat taufik dan karunianya. Sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini
untuk menyelesaikan salah satu tuga mata kuliah Politik dan Etika Pendidikan dengan judul
Profil Pendidik dan Pendidikan

Pemakalah sangat menyadari bahwa penulisan dalam makalah ini tidak terlepas dari
banyak pihak yang tulus memberi bantuan do’a, saran dan kritik. Sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Pemakalah menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh pemakalah. Oleh
karena itu, pemakalah sangat mengharapkan segala bentuk saran masukan bahkan juga kritikan
yang membangun dari berbagai pihak. Terakhir pemakalah berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi dunia pendidikan khususnya.

Lamongan, 27 Februari 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
C. Tujuan............................................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. Pengertian Pendidik dan Pendidikan...........................................................................................6
B. Ruang Lingkup Pendidikan..........................................................................................................8
C. Kebijakan Pendidikan Nasional.................................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................................14
PENUTUP................................................................................................................................................14
A. Kesimpulan..................................................................................................................................14
B. Saran.............................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara bahasa, dalam kamus besar bahasa Indonesia pendidik adalah orang
yang mendidik1. Pengertian tersebut menunjukan bahwa pendidik adalah orang yang
melakukan kegiatan pendidikan. Dalam arti luas, pendidik adalah orang – orang yang
berusaha mempengaruhi terhadap pembinaan orang lain (peserta didik) supaya
tumbuh dan berkembang potensinya menjadi lebih baik. Dalam pendidikan Islam,
pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik
dengan upaya mengembangkan potensinya, baik potensi afektif (rasa), kognitif
(cipta), dan psikomotorik (karsa).

Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan


pertolongan kepada peserta didik dalam mengembangkan potensi lahiriyah maupun
batiniyah, agar mencapai kedewasaan, dan mampu memenuhi tugasnya sebagai
hamba Allah SWT, khalifah di bumi, dan mampu menjalankan tugasnya sebagai
makhluk sosial maupun individual2.

Pendidikan adalah suatu bentuk interaksi manusia3. Dalam Undang-Undang


No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.4

Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan


manusia. Adanya pendidikan ini manusia memiliki bekal yang bertujuan untuk
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 263.
2
Bukhairi Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), Ed.1, cet.1, hlm. 83.
3
Ia (pendidikan) adalah suatu tindakan sosial yang memungkinkan berlakunya melalui suatu jaringan hubungan-
hubungan kemanusiaan. Jaringan-jaringan inilah bersama dengan hubungan-hubungan dan peranan-peranan
individu di dalamnyalah yang menentukan watak pendidikan di suatu masyarakat. (lihat) Hasan Lagulung, Asas-
Asas Pendidikan Islam, (Jakarta:PT. Al-Husna Zikra, 2000), hlm. 18.
4
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, 2003), hlm. 3.

4
membantu hidupnya dan membantu negaranya. Pendidikan ini bisa berupa
pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal didapatkan pada
saat pembelajaran disekolahan sedangkan pendidikan non formal didapatkan dari
kehidupan sehari-hari bisa dari keluarga dan masyarakat seperti sopan santun, sikapa
dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Dalam kedudukannya pendidikan berkembang tidak sendirian tetapai juga


terpengaruh pada perkembangan ilmu-ilmu yang lain. Sampai saat ini pendidikan
masih memanfaatkan filsafat, selain itu juga memanfaatkan temuan temuan psikologi,
sosiologi, antropologi, ekonomi, hukum, fisiologi, dan sebagainya. Sejalan dengan
perkembangan pikiran manusia dan tuntutan hidup manusia ilmu pendidikan telah
mengembangkan sayapnya dengan adanya cabang cabang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yang bisa membuat lebih mendalam dalam penelaahanya.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Pengertian Pendidik dan Pendidikan?
b. Apa saja Ruang lingkup Pendidikan?
c. Bagaimana Kebijakan Pendidikan Nasional?

C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian pendidik dan pendidikan.
b. Mengetahui ruang lingkup pendidikan.
c. Mengetahui kebijakan pendidian nasional.

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidik dan Pendidikan
Secara bahasa dalam Kamus Basar Bahasa Indonesia Pendidik adalah orang yang
mendidik5. Pengertian tersebut memberikan kesan bahwa pendidik adalah orang yang
melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Dari segi bahasa pendidik dikatakan sebagai
orang yang mendidik, maka dalam arti luas dapat dikatakan bahwa pendidik adalah
semua orang atau siapa saja yang berusaha dan memberikan pengaruh terhadap
pembinaan orang lain (peserta didik) agar tumbuh dan berkembang potensinya menuju
kesempurnaan.
Wiji Suwarno menjelaskan bahwa pendidik adalah orang yang dengan sengaja
mempengaruhi orang lain (peserta didik) untuk mencapai tingkat kesempurnaan
(kemanusiaan) yang lebih tinggi. Status pendidik dalam model ini bisa diemban oleh
siapa saja, di mana saja dan kapan saja .6 Dalam perkembangan keilmuan pendidik,
muncul konsep bahwa mendidik bukan hanya mentransfer pengetahuan dari orang yang
sudah tahu kepada yang belum tahu, tetapi suatu proses membantu seseorang dalam
membantu orang lain agar dapat mengonstruksi sendiri pengetahuan lewat kegiatan
terhadap fenomena dan objek yang ingin diketahui.7
Dalam pengertian yang lazim digunakan, menurut Abuddin Nata, pendidik adalah
orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan pada peserta didiknya
dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan,mampu
mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT,dan mampu
melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri. 8
Menurut Undang-undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen bab I pasal 1
menyebutkan bahwa guru (Pendidik) adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik,mengajar,membimbing,mengarahkan,melatih,menilai,dan mengevaluasi peserta

5
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 263.
6
A. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, hlm. 68.
7
Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 142.
8
H. Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hlm. 159.

6
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.9
Sedangkan dalam perspektif pendidikan Islam, pendidik adalah orang yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan upaya mengembangkan
seluruh potensi peserta didik,baik potensi afektif (rasa),kognitif (cipta),maupun
psikomotorik (karsa). Pendidik tersebut terbagi menjadi dua, yaitu pendidik kodrat dan
pendidik jabatan.10

Pendidikan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan itu sendiri berasal
dari kata didik kemudian kata ini mendapat imbuhan me- sehingga menjadi mendidik,
artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan
diperlukan adanya ajaran, tuntunan dan pimpinan mengenai akhlaq dan kecerdasan
pikiran.11
Sedangkan jika di tambah dengan imbuhan pe- dan –an sehingga menjadi kata
pendidikan,memiliki arti sebagai suatu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
latihan.12
Dalam undang-undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara13.
Menurut Sujana  mengatakan “Pendidikan adalah upaya untuk membantu jiwa
anak-anak didik baik lahir maupun batin, dari sifat kodratnya menuju Kearah peradaban
manusiawi yang lebih baik, sebagai contoh dapat dikemukakan; anjuran atau arahan
untuk anak duduk lebih baik, tidak berisik agar tidak mengganggu orang lain, mengetahui
badan bersih seperti apa, rapih pakaian, hormat pada orang yang lebih tua dan
9
Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm. 3.
10
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm.
11
http://kbbi.web.id/didik, di akses 28 februari 2023.
12
Ibid.
13
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

7
menyayangi yang muda, saling peduli satu sama lain, itu merupakan sebagian contoh
proses pendidikan untuk memanusiakan manusia.” Adapun pengertian lain yaitu
pendidikan merupakan proses berkelanjutan yang tidak pernah berhenti (never ending
proces), sehingga dapat menghasilkan yang berkesinambungan, yang diperlihatkan pada
manusia masa depan, yang berpedoman nilai-nilai budaya dan pancasila.14
Menurut Kurniawan pendidikan adalah mengalihkan nilai-nilai,pengetahuan,
pengalaman dan ketrampilan kepada generasi muda sebagai usaha generasi tua dalam
menyiapkan fungsi hidup generasi selanjutnya, baik jasmani maupun rohani.
Dari pengertian diatas bisa diambil penengasan bahwa pengertian pendidik dan
pendidikan saling berkaitan dalam hal pendidikan,untuk mencapai sebuah pendidikan
yang ditujuh dalam memajukan sebuah peserta didik yang diharapkan.

B. Ruang Lingkup Pendidikan


Pendidikan  memiliki ruang lingkup yang luas, karena didalamnya banyak segi-
segi atau  yang ikut terlibat baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Ruang lingkup pendidikan sangat luas sekali karena didalamnya banyak pihak-pihak yang
ikut terlibat,baik langsung maupun tidak langsung. Pendidikan sebagai upaya sadar untuk
membantu seseorang (peserta didik) dalam mengaktualisasikan diri sepenuh dan
selengkapnya tidak terlepas dari keterbatasan. Keterbatasan tersebut terdapat pada peserta
didik,pendidik,interaksi pendidikan,lingkungan dan sarana pendidikan yang tersedia.
Batasan pendidikan yang ditetapkan oleh para ahli beranekaragam, dan kandungannya
berbeda pula antara yang satu dari yang lainnya. Perbedaan tersebut mungkin karena
orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan falsafah yang
melandasinya. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam ruang lingkup pendidikan yaitu
sebagai berikut:
1. Perbuatan Mendidik
Perbuatan mendidik merupakan seluruh kegiatan, tindakan atau perbuatan dan
sikap yang dilakukan oleh pendidik sewaktu menghadapi atau mengasuh anak didik.
Atau bisa juga diartikan sikap atau tindakan menuntun, membimbing, memberikan
pertolongan dari seorang pendidik kepada anak didik menuju kedewasaan.
2. Anak Didik
14
Sujana, I. W. C. (2019). Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia. J Adi Widya: Jurnal Pendidikan Dasar, 4(1),
29-39

8
 Anak didik merupakan obyek terpenting dalam pendidikan, hal ini disebabkan
perbuatan atau tindakan mendidik itu dilakukan hanyalah untuk membawah anak didik
kepada tujuan pendidikan yang dicita-citakan.
3. Dasar dan Tujuan Pendidikan
Yaitu landasan yang menjadi fundamen serta sumber darii segala kegiatan
pendidikan islam ini dilakukan. Maksudnya, pelaksanaan pendidikan Islam harus
berlandaskan atau bersumber dari dasar tersebut. Dalam hal ini dasar atau sumber
pendidikan yaitu arah kemana anak didik ini akan dibawa. Secara ringkas tujuan
pendidikan yaitu ingin membentuk anak didik menjadi manusia nasionalis yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4. Pendidik 
Pendidik merupakan subyek yang melaksanakan pendidikan. Pendidik memiliki
peran penting untuk keberlangsungnya pendidikan. Baik atau tidaknya pendidik
berpengaruh besar terhadap pendidikan.
5. Materi Pendidikan
Yaitu bahan-bahan atau pengalaman belajar ilmu agama Islam yang disusun
sedemikian rupa (dengan susunan yang lazim tetapi logis) untuk disampaikan kepada
anak didik.
6. Metode Pendidikan
Metode pendidikan merupakan cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidik
untuk menyampaikan bahan atau materi kepada anak didik.Metode disini
mengemukakan bagaimana mengolah, menyusun dan menyajikan materi pendidikan
agar materi pendidikan tersebut dapat dengan mudah diterima dan dimiliki oleh
pesertadidik.
7. Evaluasi 
Yaitu memuat cara-cara bagaimana mengadakan evaluasi atau penilaian terhadap
hasil belajar pesertadidik. Tujuan pendidikan umumnya tidak dapat dicapai sekaligus,
melainkan melalui proses atau tahap tertentu. Apabila tujuan pada tahap atau fase ini
telah tercapai maka pelaksanaan pendidikan dapat dilanjutkan pada tahap berikutnya dan
berakhir dengan terbentuknya kepribadian yang Pancasilais.
8. Alat-Alat Pendidikan

9
Yaitu alat yang dapat digunakan selama melaksanakan pendidikan agar tujuan
pendidikan tersebut dapat tercapai.
9. Lingkungan Sekitar 
Yaitu keadaan-keadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil
pendidikan itu sendiri.

C. Kebijakan Pendidikan Nasional


Kebijakan pendidikan dibuat dengan tujuan untuk mengatur mekanisme
pendidikan yang ada, demi mencapai tujuan yang diharapkan. Di negara Indonesia,
tujuan dibuatnya kebijakan pendidikan adalah untuk mengawal tujuan pendidikan
nasional sebagaiman tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab15.
Ada dua hal pokok di dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang terkait dengan
pendidikan nasional, yaitu: pendidikan adalah hak bagi seluruh rakyat Indonesia dan
pendidikan mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan yang
mencerdaskan ini, tidak hanya bertujuan untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai
bangsa kelas dua dalam dunia modern atau 1 menjadi pekerja-pekerja dari industri-
industri besar yang dibiayai oleh modal asing, tetapi bangsa yang cerdas adalah bangsa
yang berdiri sendiri16.
Dalam kebijakan pendidikan mempunyai perubahan menurut Assegaf bahwa
terjadinya perubahan kebijakan pendidikan nasional bisa dikaji melalui upaya analisis
kebijakan, yakni analisis yang membuat generalisasi atau menyajikan informasi
sedemikian rupa hingga dapat memperbaiki dasar bagi para perumus kebijakan untuk
mengevaluasi keputusan mereka17
Undang-Undang Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU
Sisdiknas). Kajian ini difokuskan pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
15
Ibid., 139
16
Tilaar, H. A. (2009). Kekuasaan dan Pendidikan: Manajemen Pendidikan Nasional dalam Pusaran Kekuasaan.
Jakarta: Rineka Cipta
17
Assegaf, A. R. (2005). Politik Pendidikan Nasional: Pergeseran Kebijakan Pendidikan Agama Islam dari
Proklamasi ke Reformasi. Yogyakarta: Kurnia Kalam

10
Sistem Pendidikan Nasional yang berisi hal-hal pokok dan mendasar tentang sistem
pendidikan di Indonesia sekaligus memuat aturan-aturan tentang kebijakan pendidikan di
Indonesia. Undang-undang Sisdiknas 2003 tersebut sebenarnya merupakan kelanjutan
dari undang-undang sebelumnya, yaitu Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Kehadiran UU No. 2 Th. 1989 (selanjutnya disebut UU
Sisdiknas 1989) ini sangat ditunggu oleh masyarakat yang memiliki kepedulian tentang
pendidikan di Indonesia, mengingat UU yang lahir sebelumnya belum mengatur masalah
pendidikan secara komprehensif. Kehadiran UU Sisdiknas 1989 menegaskan bahwa
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu system.
Isi UU Sisdiknas 2003 secara keseluruhan terdiri dari 22 bab dan 77 pasal.
Bab I
memuat ketentuan umum yang berisi satu pasal yang berisi penjelasan tiga puluh kata
kunci yang digunakan dalam UU Sisdiknas 2003.
Bab II
mengenai Dasar, Fungsi, dan Tujuan yang berisi dua pasal, yakni pasal 2 dan 3. Pasal 2
menyatakan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, sedang
pasal 3 menegaskan fungsi dan tujuan pendidikan, yakni pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Bab III
berisi tentang Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan yang hanya memuat satu pasal, yakni
pasal 4. Pada pasal ini ditetapkan enam prinsip penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
Bab IV
mengatur Hak dan Kewajiban Warga Negara, Orang Tua, Masyarakat, dan Pemerintah.
Bab V
berisi tentang Peserta Didik yang memuat satu pasal saja (pasal 12). Pasal ini mengatur
hak dan kewajiban peserta didik termasuk peserta didik asing.
Bab VI

11
menjelaskan Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan. Bab ini terdiri dari dua puluh pasal
(pasal 13-32) yang terbagi dalam sebelas bagian.
Bab VII
berisi tentang Bahasa Pengantar. Bab ini hanya berisi satu pasal saja, yakni pasal 33.
Pada bab ini ditegaskan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar dalam
pendidikan nasional.
Bab VIII
berisi tentang ketentuan Wajib Belajar yang hanya terdiri dari satu pasal (pasal 34).
Bab IX
tentang Standar Nasional Pendidikan, hanya ada satu pasal dalam bab ini, yakni pasal 35,
pada pasal ini dinyatakan adanya delapan standar nasional, yaitu standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar 5 pembiayaan, serta standar penilaian.
Bab X
berisi perihal Kurikulum. Bab ini memuat tiga pasal penting (pasal 36, 37, dan 38). Bab
XI berisi tentang Pendidik dan Tenaga Pendidikan yang memuat enam pasal (pasal 39-
44).
Bab XII
berisi tentang Sarana dan Prasarana Pendidikan yang hanya memuat satu pasal (pasal 45).
Bab XIII
tentang Pendanaan Pendidikan.
Bab XIV
berisi tentang Pengelolaan Pendidikan.
Bab XV
berisi tentang Peran serta Masyarakat dalam Pendidikan.
Bab XVI
berisi tentang Evaluasi, Akreditasi, dan Sertifikasi.
Bab XVII
berisi tentang Pendirian Satuan Pendidikan yang memuat dua pasal (pasal 62 dan 63).
Bab XVIII
berisi tentang penyelenggaraan pendidikan oleh lembaga negara lain.

12
Bab XIX
berisi tentang Pengawasan.
Bab XX
berisi tentang Ketentuan Pidana terhadap pelanggaran penyelenggaraan pendidikan.
Bab XXI
berisi Ketentuan Peralihan.
Bab XXII
yang merupakan bab terakhir dalam undang- undang ini berisi tentang Ketentuan
Penutup18.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelan diatas dapat disimpulkan :
Pertama pengertian pendidik Secara bahasa dalam Kamus Basar Bahasa Indonesia
Pendidik adalah orang yang mendidik. Sedangkan menurut Undang-undang RI
nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen bab I pasal 1 menyebutkan bahwa guru
18
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

13
(Pendidik) adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik,mengajar,membimbing,mengarahkan,melatih,menilai,dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.
Dan pengertian dari pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan.
Kedua ruang lingkup pendidikan, ada 9 aspek pihak-pihak yang terlibat dalam
ruang lingkup pendidikan yaitu sebagai berikut:
1. Perbuatan mendidik
2. Anak didik
3. Dasar dan tujuan pendidikan
4. Pendidik
5. Materi pendidikan
6. Metode pendidikan
7. Evaluasi
8. Alat-alat pendidikan
9. Dan lingkungan sekitar

Ketiga kebijakan pendidikan nasional Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.

B. Saran
Dalam penulan makalah ini penulis sudah menyadari jika dalam menysun
makalah diatas masih banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Oleh karean
itu,kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan dalam kebaikan penulis. Semoga
makalah ini bisa memberikan manfaat bagi setiap pembaca secara umum terlebih bagi
penulis sendiri.

14
DAFTAR PUSTAKA
A. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, hlm. 68.
Assegaf, A. R. (2005). Politik Pendidikan Nasional: Pergeseran Kebijakan Pendidikan Agama
Islam dari Proklamasi ke Reformasi. Yogyakarta: Kurnia Kalam.

Bukhairi Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), Ed.1, cet.1, hlm. 83
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2005), hlm. 263.

15
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2005), hlm. 263.
H. Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hlm. 159.
Hasan Lagulung, Asas-Asas Pendidikan Islam, (Jakarta:PT. Al-Husna Zikra, 2000), hlm. 18.
http://kbbi.web.id/didik, di akses 28 februari 2023.
Ibid.
Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.
142.
Sujana, I. W. C. (2019). Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia. J Adi Widya: Jurnal
Pendidikan Dasar, 4(1), 29-39 Ibid., 139
Tilaar, H. A. (2009). Kekuasaan dan Pendidikan: Manajemen Pendidikan Nasional dalam
Pusaran Kekuasaan. Jakarta: Rineka Cipta
Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm.
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:


Departemen Pendidikan Nasional, 2003), hlm. 3.

UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

16

Anda mungkin juga menyukai