Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“ Pengertian Dan Fungsi Lingkungan Pendidikan”

Disusun Oleh:

Kelompok 5

1. Arini Ayu Audia 2023143291

2. Windy Aulia 2023143310

3. Popon Rapindah 2023143289

4. Sabrina Ram salsabila 2023143319

5. Nadila Putri 2023143320

6. Ulan Saumi 2023143305

7. Nur Arinda 2023143283

8. Sry Rahmi Utami 2023143311

Dosen pengampu : Herlinawati, M.Pd

Mata Kuliah : Pengantar Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin-Nya
kami dapat menulis makalah ini dan menyelesaikannya tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar
Pendidikan. Makalah ini berjudul, “Pengertian dan fungsi lingkungan pendidikan”.
Dalam pembuatan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak, khususnya dosen mata kuliah Pengantar Pendidikan yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini serta kepada orang tua dan teman-teman yang telah mendukung
kami.

Makalah ini belum sempurna seperti apa yang diharapkan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah ini menjadi sempurna.
Namun, adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca
untuk memahami Pengertian dan fungsi lingkungan pendidikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi penulis serta pembaca dan umumnya bagi masyarakat luas.

Palembang, 13 Oktober 2023

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI
Kata Pengatar

....................................................................................................................................................2

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

A. Latar Belakang......................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN........................................................................................................................5

A. Pengertian Pendidikan...........................................................................................................5

B. Pendidikan Menurut para ahli...............................................................................................6

C. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan.............................................................................................6

1.) Fungsi Pendidikan.............................................................................................................6

2.) Tujuan Pendidikan............................................................................................................7

D. Tripusat Pendidikan..............................................................................................................9

1. Keluarga.............................................................................................................................9

2. Sekolah.............................................................................................................................10

3. Masyarakat.......................................................................................................................10

E. Dasar Pendidikan.................................................................................................................12

BAB III.....................................................................................................................................16

PENUTUP................................................................................................................................16

A. Kesimpulan..........................................................................................................................16

B. Saran....................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.


Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia
menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak
hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan
formal (sekolah) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari
keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai
tripusat pendidikan.

Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mancapai hasil
yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal
dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada di luar
lingkungan formal.

B. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis
memperoleh hasil yang diinginkan, maka dalam makalah ini penulis akan mencoba untuk
membahas dan menjabarkan tentang:

1. Apa Makna dan Pengertian Pendidikan?

2. Apa Fungsi dan Tujuan Pendidikan

3. Meliputi Apa Saja Tri Pusat Pendidikan itu?

4. Bagaimanakah Dasar Pendidikan?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan

Pendidikan memiliki definisi yang sangat luas dan dapat dilihat dari berbagai
sudut. Definisi Umum Pendidikan dapat diartikan sebagai Suatu metode untuk
mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat
membuat seseorang menjadi lebih baik. Menurut KBBI, Pendidikan adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara dan
pembuatan mendidik

Menurut UU SISDIKNAS No. 2 tahun 1989 : Pendidikan adalah usaha sadar


untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan
latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. UU SISDIKNAS no. 20 tahun
2003: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat.

Menurut dari berbagai Bahasa, Bahasa Arab : berasal dari kata Tarbiyah,
dengan kata kerja Rabba yang memiliki makna mendidik atau mengasuh. Jadi
Pendidikan dalam Islam adalah Bimbingan oleh pendidik terhadap perkembangan
jasmani, rohani dan akal anak didik sehingga bisa terbentuk pribadi muslim yang
baik. Bahasa Yunani : berasal dari kata Pedagogi, yaitu dari kata “paid” artinya
anak dan “agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah pedagogi dapat
diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak (the art and science of teaching
children)1. Bahasa Romawi berasal dari kata “educare”, yaitu mengeluarkan dan
menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di
dunia.Bahasa Yunani berasal dari kata Pedagogi, yaitu dari kata “paid” artinya anak
dan “agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah pedagogi dapat
diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak (the art and science of teaching
children). Bangsa Jerman Berasal dari kata “Erziehung” yang setara dengan
“educare”, yaitu : membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan
kekuatan/potensi anak. Bahasa Jawa Berasal dari kata “panggulawentah”
(pengolahan), mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran,
kemauan dan watak, mengubah kepribadian sang anak.

5
B. Pendidikan Menurut para ahli

Definisi pendidikan adalah berbagai upaya dan usaha yang dilakukan orang
dewasa untuk mendidik nalar peserta didik dan mengatur moral mereka. (Warta
Politeknik Negeri Jakarta, April 2007). (Ki Hajar Dewantara) Pendidikan adalah
segala daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar
dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang
selaras dengan alam dan masyarakatnya. (Paulo Freire) Pendidikan merupakan jalan
menuju pembebasan yang permanen dan terdiri dari dua tahap. Tahap pertama
adalah masa di mana manusia menjadi sadar akan pembebasan mereka, yang melalui
praksis mengubah keadaan itu. Tahap kedua dibangun atas tahap yang pertama, dan
merupakan sebuah proses tindakan kultural yang membebaskan. (John Dewey)
Pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin
akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang
muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan
kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari
orang yang belum dewasa dan kelompok di mana dia hidup. (H. Horne) Pendidikan
adalah proses yang terus-menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi
makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan
sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional
dan kemanusiaan dari manusia.dalam pertumbuhan dan perkembangannya sampai
tercapai kedewasaanya.

C. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan


1.) Fungsi Pendidikan

Fungsi pendidikan merupakan serangkaian tugas atau misi yang diemban dan
harus dilakukan oleh pendidik. Tugas atau misi pendidik itu dapat tertuju pada diri
manusia yang dididik mauapun kepada masyarakat bangsa ditempat ia hidup. Adapun
beberapa fungsi pendidikan:

1. Bagi dirinya sendiri, pendidikan berfungsi menyiapkan dirinya agar menjadi


manusia secara utuh, sehingga ia dapat menunaikan tugas hidupnya secara baik dan
dapat hidup wajar sebagai manusia.

6
2. Bagi masyarakat, pendidikan berfungis untuk melestarikan tata social dan tata nilai
yang ada dalam masyarakat (preserveratif) dan sebagai agen pembaharuan social
(direktif) sehingga dapat mengantisipasi masa depan.

3. Menyiapakan tenaga kerja

4. Menyiapkan manusia sebagai warga Negara yang baik.

5. Menyiapkan manusia sebagai manusia.

2.) Tujuan Pendidikan

Tujuan Pendidikan akan menentukan kearah mana anak didik akan dibawa.
Disamping itu pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia indonesia. Tujuan pendidikan dapat
dilihat dari dua sudut pandang yaitu menurut islam dan tujuan pendidikan secara umum.

Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kegiatan


pendidikan. Adalah suatu yang logis bahwa pendidikan itu harus dimulai dengan tujuan,
yang diasumsikan dengan nilai. Tanpa sadar tujuan, maka dalam paraktek pendidikan
tidak ada artinya M.J. Langeveld mengemukakan ada 6 tujuan pendidikan yaitu;

 Tujuan khusus adalah pengususan tujuan umum atas dasar berbagai hal,
misalnya usia, jenis kelamin, inteligensi dan sebagainya.
 Tujuan tak lengkap tujuan yang hanya menyangkut sebagian aspek kehidupan
manusia.

 Tujuan sementara adalah tujuan yang hanya dimaksudkan untuk sementara


saja, sedangkan kalau tujuan sementara itu sudah tercapai, lalu ditinggalkan
dan diganti dengan tujuan yang lain.

 Tujuan intermedier, yaitu tujuan perantara bagi tujuan lainnya yang pokok.

 Tujuan incidental, yaitu tujuan yang dicapai pada saat-saat tertentu, seketika,
sepontan.

Di Indonesia pernah diperkenalkan tujuan-tujuan yaitu:

 Tujuan umum adalah tujuan akhir atau tertinggi yang berlaku di semua
lembaga dan kegiatan pendidikan.
 Tujuan institusional adalah tujuan yang menjadi tugas suatu lembaga
pendidikan untuk mencapainya.

 Tujuan kurikuler, yaitu tujuan yang akan dicapai oleh mata pelajaran atau
bidang studi tertentu.

7
 Tujuan instruksional adalah tujuan yang ingin dicapai pada waktu guru
mengajar suatu pokok bahasan tertentu.

Tujuan pendidikan islam

Tujuan pendidikan islam adalah mendekatkan diri kita kepada Allah dan
pendidikan islam lebih mengutamakan akhlak. Secara lebih luas pendidikan islam
bertujuan untuk

 Pembinaan Akhlak  Pengajaran Kebudayaan


 Penguasaan Ilmu  Pembentukan kepribadian
 Keterampilan bekerja dalam  Menghambakan diri kepada Allah
masyarakat  Menyiapkan anak didik untuk
 Mengembangkan akal dan Akhlak hidup di dunia dan akhirat

Tujuan Pendidikan Secara Umum

Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat sebagai berikut:

1. Tujuan pendidikan terdapat dalam UU No2 Tahun 1985 yaitu mencerdaskan


kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang
beriman dan dan bertagwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan kerampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
berbangsa.

2. Tujuan Pendidikan nasional menurut TAP MPR NO II/MPR/1993 yaitu


Meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja
profesional serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus
menumbuhkan jiwa patriotik dan memepertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan
semangat kebangsaan dan kesetiakawaan sosial, serta kesadaran pada sejarah
bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan.

3. TAP MPR No 4/MPR/1975, tujuan pendidikan adalah membangun di bidang


pendidikan didasarkan atas falsafah negara pancasila dan diarahkan untuk
membentuk manusia-manusia pembangun yang berpancasila dan untuk
membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab dapat
menyuburkan sikap demokratis dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan

8
kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya
dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam
UUD 1945.

D. Tripusat Pendidikan

Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak


didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang
sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam satu
lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarnya
lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.
Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses
pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll)
dinamakan lingkungan pendidikan. Secara umum fungsi lingkungan pendidikan
adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan
sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat
mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Dilihat dari segi anak didik, tampak
bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam lingkungan masyarakat tertentu
tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan tersebut
meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah an lingkungan masyarakat, yang
disebut tripusat pendidikan.

1. Keluarga

Keluarga merupakan pengelompokkan primer yang terdiri dari sejumlah


kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah. Keluarga itu dapat berbentuk
keluarga inti (nucleus family: ayah, ibu dan anak) ataupun keluarga yang diperluas
(disamping inti, ada orang lain: kakek/nenek, adik/ipar, pembantu dan lain-lain).
Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh keseluruhan situasi dan kondisi
keluarganya. Sebagian dari tujuan pendidikan itu akan dicapai melalui jalur
pendidikan sekolah ataupun jalur pendidikan luar sekolah lainnya (kursus,
kelompok belajar dan sebagainya). Bahkan peran jalur pendidikan sekolah makin
lama makin penting, khususnya yang berkaitan dengan aspek pengetahuan dan
keterampilan. Hal ini tidak berarti bahwa keluarga dapat melepaskan diri dari
tanggung jawab pendidikan anaknya itu, karena keluarga diharapkan bekerja sama
dan mendukung kegiatan pusat pendidikan lainnya (sekolah dan masyarakat).

Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang


pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat
kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan
mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan baik.

Pendidikan keluarga berfungsi:

9
1. Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
2. Menjamin kehidupan emosional anak
3. Menanamkan dasar pendidikan moral
4. Memberikan dasar pendidikan sosial.

2. Sekolah

Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam
keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan.
Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Sekolah merupakan sarana yang secara
sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Semakin jauh suatu masyarakat
semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum
masuk dalam proses pembangunan masyarakatnya itu.

Dari sisi lain, sekolah juga menerima banyak kritik atas berbagai kelemahan
dan kekurangannya yang mencapami puncaknya dengan gagasan Ivan Illich untuk
membebaskan masyarakat dari wajib sekolah dengan buku yang terkenal Bebas dari
Sekolah. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka
diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga
terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut;

 Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta


menanamkan budi pekerti yang baik.

 Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar


atau tidak dapat diberikan di rumah.

 Sekolah melaqtih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca,


menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan
kecerdasan dan pengetahuan.

 Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau


salah, dan sebagainya.

3. Masyarakat

Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan


keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai
ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan
berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh
pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.Corak dan ragam pendidikan yang dialami
seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik
pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian

10
(pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi, yakni:

a. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan (jalur sekolah


dan jalur luar sekolah) maupun yang tidak dilembagakan (jalur luar sekolah).

b. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat, baik


langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif.

c. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang (by designe)
maupun yang dimanfaatkan (utility).

Fungsi masyarakat sebagai pusat pendidikan sangat tergantung pada taraf


perkembangan dari masyarakat itu beserta sumber-sumber belajar yang tersedia
didalamnya. Untuk Indonesia, perkembangan masyarakat itu sangat bervariasi,
sehingga wujud sosial kebudayaan dalam masyarakat Indonesia dewasa ini, menurut
Koentjaraningrat (dari Wayan Ardhana 1986: Modul 1/71-71) paling sedikit dapat
dibedakan menjadi enam tipe sosial – budaya sebagai berikut:

1. Tipe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang amat sederhana, hidup dengan
berburu dan belum mempunyai kebiasaan menanam padi. Sistem dasar ini
kemasyarakatannya berupa desa terpencil tanpa diferensiasi dan stratifikasi yang
berarti. Masyarakat ini tidak mengalami kebudayaan perunggu, kebudayaan Hindu
dan agama Islam.

2. Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau sawah dengan
tanaan pokok padi. Sistem dasar kemasyarakatannya adalah komunikasi pertani
dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial sedang dan yang merasakan diri sebagai
bagian bawah dari suatu kebudayaan yang lebih besar. Gelombang pengaruh
kebudayaan Hindu dan agama Islam tidak dialami. Arah orientasinya adalah
masyarakat kota dengan peradaban kepegawaian.

3. Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam d ladang atau sawah
dengan tanaman pokok padi. Sistem dasar ini kemasyarakatannya adalah desa
komunitas petani dengan diferensiasi dam stratifikasi sosial sedang, gelombang
pengaruh kebudayaan Hindu tidak dialami atau sangat kecil, sehingga terhapus oleh
pengaruh agama Islam. Arah orientasinya adalah masyarakat kota yang mewujdukan
peradaban bekas kerajaan, berdagang dengan pengaruh Islam, becampur dengan
peradaban kepegawaian.

4. Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem becocok tanam di sawah dengan


tanaman pokok padi. Sistem dasar kemasyarakatannya adalah komunitas petani
dengan diferensiasi dan stratifikasi sosoal yang agak kompleks. Masyarakat ini
mengalami semua gelombang pengaruh kebudayaan asing, seperti kebudayaan

11
Hindu, agama Islam dan Eropa. Arah orientasinya adalah masyarakat kota yang
mewujudkan peradaban kepegawaian.

5. Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri-ciri pusat pemerintahan dengan


sektor perdagangan dan industri yang lemah. Tipe masyarakat metropolitan yang
mengembangkan sektor perdagangan dan industri, tetapi masih didominasi oleh
aktivitas kehidupan pemerintahan dengan suatu sektor kepegawaian yangluas dan
kesibukan politik di tingkat daerah ataupun pusat.

E. Dasar Pendidikan

Pentingnya Dasar Pendidikan

Dasar pendidikan adalah pondasi atau landasan yang kokoh bagi setiap
masyarakat untuk dapat melakukan perubahan sikap dan tata laku dengan cara
berlatih dan belajar dan tidak terbatas pada lingkungan sekolah, sehingga meskipun
sudah selesai sekolah akan tetap belajar apa-apa yang tidak ditemui di sekolah. Hal
ini lebih penting dikedepankan supaya tidak menjadi masyarakat berpendidikan yang
tidak punya dasar pendidikan sehingga tidak mencapai kesempurnaan hidup. Apabila
kesempurnaan hidup tidak tercapai berarti pendidikan belum membuahkan hasil
yang menggembirakan. Dasar atau landasan pendidikan dapat dilihat dari berbagai
segi yaitu

Pandangan Islam

 Al-qur’an.

Al-qur’an merupakan pedoman tertinggi yang manjadi petunjuk dan dasar kita hidup
di dunia. Dalam Al-qur’an kita bisa menemukan semua permasalahan hidup
termasuk pendidikan dan ilmu pengetahuan.

 Hadist

Hadist merupan pedoman kita setalah Al-qur’an, dengan demikian hadist juga
merupakan dasar atau elemen dalam pendidikan. Nilai-nilai Sosial kemasyarakatan
yang tidak bertentangan dengan Al-qur’an dan Hadist.

Secara Umum

Religius (Merupaken elemen atau dasar pendidikan yang paling pokok, disini
ditanamkan nilai nilai agama islam (iman, akidah dan akhlak) sebagai suatu pondasi
yang kokoh dalam pendidikan.)

12
Ideologis (Yaitu mengacu kepada ideologi bangsa kita yakni nya pancasila dan
berdasarkan kepada UUD 1945. Dan intinya adalah untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa.)

Ekonomis (Pendidikan bisa dijadikan sebagai suatu langkah untuk mendapatkan


kehidupan yang layak dan keluar dari segala bentuk kebodohan dan kemiskinan.)

Politis (Lebih mengacu kepada suasana politik yang berlansung.)

Teknologis (Dunia telah mengalami eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan
bisa dikatakan teknologi sangat memiliki peran dalam kemajuan dunia pendidikan.)

Menurut Imam Barnadib berdasarkan urut-urutan timbulnya dalam sejarah


alam filsafat, filsafat dapat digolongkan menjadi empat tipe:

 Filsafat naturalisme berpandangan bahwa semua datang dari alam yang bersifat
fisik.
 Filsafat idealisme berpandangan bahwa kenyataan itu terdiri atas subtansi-subtansi
yang berupa ide-ide atau gagasan-gagasan atau spirit, atau jiwa.

 Filsafat realisme berpandangan bahwa hakikat segala sesuatu adalah sesuatu yang
real, terbebas dari subyek atau manusia yang mengetahui.

 Filsafat pragmatisme berpandangan bahwa kegunaan, manfaat, utilita menempati


kedudukan utama dari segala sesuatu.

Filsafat menjadi dasar pemikiran-pemikiran pendidikan secara filosofis.


Menurut Imam Barnadib ada empat pemikiran filsafat pendidikan:

 Yang menghendaki bahwa pendidikan itu pada hakekatnya progrsif, dan tujuan
pendidikan hendaknya diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus
menerus. Ini disebut progresivisme.
 Yang menghendaki bahwa pendidikan itu hendaknya didasarkan atas nilai-nilai
yang tinggi, yang kedudukanya essensial dalam kebudayaan. Ini disebut
essensialisme.

 Yang menghendaki konsepsi pendidikan didasarkan oleh pertanyaan, apakah yang


paling utama untuk menghadapi tantangan krisis masa depan. Ini disebut
perenialisme.

 Yang berpendapat bahwa pendidikan hendaknya mampu membangkitkan anak


didik agar dapat merekonstruksi pengalaman hidupnya. Ini disebut
rekonstruksionisme.

Macam-macam Dasar pendidikan

13
Ada beberapa landasan pendidikan yang perlu diperhatikan, yaitu landasan
filosofis, landasan sosiologis, landasan kurtural, landasan historis, dan landasan
psikologis, bahkan landasan ilmiah dan teknologis. Di samping itu ada landasan
yuridis (legalistik), ekonomi, politik :

a.) Landasan filosofis berkaitan dengan kajian mengenai makna terdalam atau
hakikat pendidikan, mengapa pendidikan dapat dilakukan dan atau diberiakan oleh
dan kepada manusia, apa yang seharusnya menjadi tujuan pendidikan.
Essensialisme, behaviorisme, pereniallisme, progresivis-me, rekonstruksionisme,
dan humanism merupakan mazab-mazab teori pendidikan berdasarkan aliran-aliran
filsafat tertentu, yang pada giliran selanjutnya mempengaruhi pandangan mengenai
konsep dan praktik pendidikan.

1.) Essensialisme merupakan aliran pendidikan yang menerapkan filsafat idealism


secara eklektis.

2.) Perenialisme hampir sama dengan essensialisme, tetapi lebih menekankan pada
keabadian atau ketetapan atau kehikmatan, yaitu hal-hal yang ada sepanjang masa.

3.) Progresivisme adalah mazab pendidikan yang menginginkan kemajuan.

4.) Rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari progresivisme.

5.) Behaviorisme memiliki beberapa akar atau sumber ideologi atau filsafat.

6.) Humanisme merupakan kelanjutan dari progresivisme, telah mengadopsi


banyak sekali prinsip-prinsip progresivisme termasuk pemusatan pada siswa, peran
guru yang tidak otoritatif, fokus pada aktivitas dan partisipasi siswa, aspek-aspek
kooperatif dan demokratisasi pendidikan.

b.) Landasan Sosiologis adalah hal-hal yang berkaitan dengan perwujudan tata
tertib sosial, perubahan sosial, interaksi sosial, komunikasi, dan sosialisasi,
memrupakan indikator bahwa pendidikan menggunakan landasan sosiologis.

c.) Landasan kurtural, di Indonesia telah ditegaskan bahwa pendidiakan nasional


berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia. Kebudayaan dan pendidikan
mempunyai hubungan timbal balik. Kebudayaan dapat diwariskan dan
dikembangkan melalui pendidikan, sebaliknya bentuk, ciri-ciri dan pelaksanaan
pendidikan ditentukan oleh kebudayaan yang ada dalam masyarakat.

d.) Landasan Historis, kehidupan manusia mempunyai sejarah yang panjang


sehingga manusia tidak mampu melacak titik awal kapan mulainya kehidupan ini.
Sejak manusia hidup, sejak itu pula pendidikan ada, dari yang paling sederhana
sampai pendidikan yang sangat kompleks seperti sekarang ini.

14
e.) Landasan Psikologis, kegiatan pendidikan melibatkan aspek kejiwaan manusia.
Karena itu landasan psikologis merupakan salah satu landasan pendidiakn yang
penting. Pada umumnya pendidikan berkaitan dengan pemahaman dan penghayatan
akan perkembangan manusia, khususnya dalam proses belajar mengajar.

f.) Landasan Ilmiah, teknologi dan seni merupakan salah satu materi pengajaran
sebagai bagian dan pendidikan. Perkembangan IPTEKS akan segera diakomodasi
oleh pendidikan, di sisi lain pendidikan sangat dipengaruhi oleh perkembangan
IPTEKS, sehingga tersedia berbagai informasi yang cepat dan tepat untuk
selanjutnya dijadikan program, alat dan cara kerja teknologi pendidikan.

g.) Landasan Politik, polotik sebagai cita-cita yang harus diperjuangkan melalui
pendidikan, dimaksudkan agar tujuan dan atau cita-cita suatu bangsa dapat tercapai.

h.) Landasan Ekonomi, pendidikan dapat dipandang sebagai human investment,


karena dengan pendidikan maka manusia terdidik ini dapat menjadi modal bagi
pembangunan. Manusia terdidik yang kemudian berfungsi sebagai tenaga kerja dan
memiliki kemampuan teknologis, dapat membantu pertumbuhan ekonomi, yaitu
naiknya GNP atau pendapatan nasional.

i.) Landasan Yuridis, supaya pendidikan tidak melenceng dari keinginan


masyarakat, maka perlu diatur dalam regulasi yang berlaku di masyarakat/bangsa
tersebut.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari Uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa : Pendidikan menurut pandangan
islam lebih dominan kepada pembentukan akhlak, akidah dan iman. Sedangkan secara
umum pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan pengembangan kemapuan yang
dimiliki. Apabila kedua hal ini digabungkan maka hasil dari pendidikan akan sangat
maksimal dan menghasilkan peserta didik yang memiliki intelektual dan akhlak yang
mulia.

Tujuan Pendidikan baik secara islam dan umum hampir memiliki kesamaan yaitu
mendapatkan kesuksesan. Apabila digabungkan maka tujuan pendidikan adalah upaya
untuk meraih kesuksesan hidup di dunia dan akherat. Pendidikan merupakan salah satu
kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Untuk mendapatkan pendidikan yang baik maka
perlu adanya pemahaman terhadap dasar dan tujuan pendidikan secara mendalam baik
secara islam maupun secara umum. .

B. Saran

Dengan adanya Makalah Pengertian dan fungsi linkungan pendidikan, pembaca


diharapkan mampu mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh peserta didik serta
memberi wawasan yang lebih dalam mengenal lingkungan Pendidikan dan mampu
mengaplikasikan dalam proses belajar mengajar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Umar Tirtarahardja, S.L. La Sulo. Cet 3. (2018). Pengantar Pendidikan
(hlm. 163-182). Jakarta: Rineka Cipta

Deway, John, 2004. Experience and Education filsafat pendidikan john dewey, Bandung: Mizan.
Harahap, Poerbahawatja, 1982.

Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: PT Gunung Agung. Hasbullah, 2001. Dasar- dasar ilmu Pendidikan.
Jakarta: Rajawali Pers.

Miarso Yusufhadi, 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Miarso, 2007. Menyemai benih teknologi pendidikan. Jakarta: Pustekom Diknas.

Naisbitt, 2002. High tech high touch. Bandung: Mizan Nasution.1987. Teknologi Pendidikan.
Bandung: Jemmars.

Mudyahardjo, 2002. Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sumaatmadja, 2002. Pendidikan pemanusian manusia manusiawi. Bandung: Alfabeta

Tilaar, 1999. Pendidikan kebudayaan, dan masyarakat madani Indonesia. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

http://www.scribd.com/doc/7592955/Definisi-Pendidikan

http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/07/dasar-dan-tujuan-pendidikan.html

http://www.hasbihtc.com/apa-itu-pendidikan-pengertian-pendidikan.html

http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/03/konsep-fungsi-tujuan-dan-aliran-aliran.html

http://fatamorghana.wordpress.com/2009/10/07/pengertian-pendidikan/

17

Anda mungkin juga menyukai