Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Perkembangan Keagamaan Pada Anak


Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Tafsir Tarbawi II

Dosen Pengampu: Dede Darisman, M.Pd.I

Disusun oleh:
Ade Fahmi
Asep Maulana
Zamzam Saeful Milah

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
CIAMIS
2022 M/ 1443 H
KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi dengan judul
“Perkembangan Keagamaan Pada Anak”. Shalawat serta salam terlimpah curah
kepada jungjungan kita semua Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya,
sahabatnya dan umatnya hingga akhir zaman.

Tugas ini dibuat oleh penyusun sebagai bagian dari tugas terstruktur mata
kuliah Tafsir Tarbawi II sebagai bahan diskusi mahasiswa untuk memahami
materi.

Semoga penyusunan tugas ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan para
pembaca semuanya.
Wa’alaikumussalam Wr. Wb.

Ciamis, 30 Okt 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................ 1
Pendahuluan .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan Makalah .................................................................................... 1
BAB II .............................................................................................................. 3
Pembahasan ..................................................................................................... 3
A. Pengertian Pendidikan ............................................................................ 3
B. Peserta Didik dan Obyek Pendidikan ...................................................... 4
C. Sumber Peserta Didik dan Obyek Pendidikan Islam Dalam Tafsir Ayat-
ayat Al-Qur’an .......................................................................................5
BAB III .............................................................................................................8
Penutup ............................................................................................................8
A. Kesimpulan ............................................................................................8
Daftar Pustaka .................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan sangat penting bagi semua umat manusia untuk menjalani
kehidupan di dunia dan akhirat.Tanpa adanya pendidikan manusia tidak dapat
menjalani kehidupan dengan baik.Oleh karena itu dalam pendidikan
melibatkan sebuah peserta didik maupun obyek yang sekiranya dapat
membantu untuk memperoleh ilmu, sehingga dapat terselenggaranya sebuah
pendidikan.Yang bertujuan memperoleh manfaat di dunia maupun
diakhirat.Maka dari itu setiap manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu
melalui pendidikan dengan bersungguh-sungguh sehingga tercapai tujuan
untuk mendapatkan keridhaan Allah dalam mencari ilmu.
Proses pendidikan dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari peran
pendidik dan peserta didik itu sendiri. Berhasil atau gagalnya pendidikan
diantaranya ditentukan oleh kedua komponen tersebut. Mulai dari kemapanan
ilmu pengetahuan pendidik, sampai kemampuan pendidik dalam menguasai
objek pendidikan, berbagai syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik,
motivasi belajar peserta didik, kepribadian anak didik dan tentu saja
pengetahuan awal yang dikuasai oleh peserta didik. Agar hasil yang
direncanakan tercapai semaksimal mungkin. Disinilah pentingnya
pengetahuan tentang subjek pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pendidikan ?
2. Apa yang dimaksud dengan peserta didik dan obyek pendidikan ?
3. Apa saja sumber peserta didik dan obyek pendidikan islam dalam tafsir
ayat-ayat Al-Qur’an ?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Pengertian Pendidikan
2. Menjelaskan Apa yang dimaksud dengan peserta didik dan obyek
pendidikan

1
3. Menjelaskan Apa saja sumber peserta didik dan obyek pendidikan islam
dalam tafsir ayat-ayat Al-Qur’an

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan dalam bahasa Yunani berasal dari kata padegogik yaitu ilmu
menuntun anak. Orang Romawi melihat pendidikan sebagai educare, yaitu
mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang
dibawa waktu dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai
Erziehung yang setara dengan educare, yakni: membangkitkan kekuatan
terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau potensi anak. Dalam bahasa
Jawa, pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah
kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah
kepribadian sang anak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu : memelihara dan
memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian : proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara
mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya
untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat
memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang
selaras dengan alam dan masyarakatnya.
Dari pengertian-pengertian dan analisis yang ada maka bisa
disimpulkan bahwa pendidikan adalah upaya menuntun anak sejak lahir untuk
mencapai kedewasaan jasmani dan rohani, dalam interaksi alam beserta
lingkungannya. Dalam pendidikan terdapat dua hal penting yaitu aspek
kognitif (berpikir) dan aspek afektif (merasa). Sebagai ilustrasi, saat kita
mempelajari sesuatu maka di dalamnya tidak saja proses berpikir yang ambil
bagian tapi juga ada unsur-unsur yang berkaitan dengan perasaan seperti
semangat, suka dan lain-lain. Substansi pendidikan menurut Ki Hajar
Dewantara adalah membebaskan manusia dan menurut Drikarya adalah
memanusiakan manusia.Ini menunjukan bahwa para pakar pun menilai bahwa

3
pendidikan tidak hanya sekedar memperhatikan aspek kognitif saja tapi
cakupannya harus lebih luas.

B. Peserta Didik dan Objek Pendidikan


1. Peserta Didik

Secara etimologi, peserta didik berarti “orang yang menghendaki”.


Sedangkan menurut arti terminologi, murid adalah pencari hakikat dibawah
bimbingan dan arahan seorang pembimbing. Penyebutan murid ini juga
dipakai untuk menyebut peserta didik pada sekolah tingkat dasar dan
menengah, sementara untuk perguruan tinggi lazimnya disebut dengan
mahasiswa (thalib). Peserta didik menurut ketentuan umum Undang-undang
RI No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional yaitu: “Peserta
didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis
pendidikan tertentu”.
Sedangkan menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 tahun 2013. Mengenai
sistem pendidikan nasional, dimana siswa adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan diri mereka melalui proses pendidikan pada jalur
dan jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Peserta didik adalah makhluk yang sedang berada dalam proses
perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Mereka
memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik
optimal kemampuan fitrahnya. Peserta didik adalah individu yang memiliki
kepribadian, tujuan, cita- cita hidup dan potensi diri, oleh karena itu tidak
dapat diperlakukan semena-mena. Peserta didik adalah orang yang memilki
pilihan untuk menuntut ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa
depannya. Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi
yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar, dalam proses
belajar- mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita memiliki
tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Siswa akan menjadi
faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan
untuk mencapai tujuan belajarnya. Menurut kamus besar bahasa Indonesia

4
pengertian siswa berarti orang, anak yang sedang berguru (belajar,
bersekolah).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa siswa adalah
anak yang bersekolah untuk mengembangkan diri mereka. Jadi, peserta didik
dalah orang/individu yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan
bakat, minat, dan kemampuanya agar tumbuh dan berkembang dengan baik
serta memiliki kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh
gurunya.
2. Objek Pendidikan
Menurut Abdurahman Mas’ud (2001:7) dalam bukunya Paradigma
Pendidikan Islam bahwasanya Objek Pendidikan yaitu “orang yang menjadi
pokok sasaran pendidikan adalah proses pencerdasan secarah utuh dalam
rangka mencapai keseimbangan materi dan religious spiritual”. Sedangkan
menurut Abu Ahmid dan Nur Uhbiyanti (1991:81) bahwa “ Objek ilmu
pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: objek material dan
objek formal”. Tujuan antara objek ilmu pengetahuan dengann ilmu
pendidikan adaloah sama yaitu usaha dalam rangka memberikan wawasan
keilmuan di berbagai ranah.
Dari pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa objek
pendidikan adalah sasaran pokok yang di kenakan dalam praktik pendidikan
yaitu peserta didik dan proses pendidikan yang ditunjukan agar kedua objek
tersebut mampu berlandaskan pemahaman tentang nilai-nilai material dan
spiritual yang baik, dalam menghantarkan kehidupan yang seimbang antara
dunia akhirat.
Sementara pengertian dari Objek Pendidikan Islam sama dengan objek
pendidikan yang lainnya. Seperti yang telah diutarakan oleh Mudzakkir Ali
(2012:41) bahwasahnya “objek dalam Ilmu Pendidikan Islam ini diartikan
sebagai suatu yang menjadi tujuan keilmuan”.

C. Peserta Didik & Objek Pendidikan Islam dalam Tafsir Ayat-ayat Al-Qur’an
1. Q.S At-Tahrim ayat 6

Terjemahan Ayat

5
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalumengerjakan
apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim: 6).
Tafsir Ayat
Hal ini tersurat dengan jelas dalam At Tahrim yaitu “Peliharalah dirimu
dan keluargamu dari api neraka”.Disini dikatakan “peliharalah dirimu”
terlebih dahulu baru setelah itu dikatakan “keluargamu”.
2. Q.S At Taubah: 122
Terjemahan Ayat
”Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya
(ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara
mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang
agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At
Taubah: 122)
Tafsiran Ayat
Allah telah menganjurkan pembagian tugas. Seluruh orang yang
beriman diwajibkan berjihad dan diwajibkan pergi berperang menurut
kesanggupan masing-masing.Tuhanpun menuntun hendaknya jihad itu dibagi
kepada jihad bersenjata dan jihad memperdalam ilmu pengetahuan dan
agama. Setelah ada pembagian tugas itu, sehingga ilmu dan pengetahuan
agama bertambah mendalam.
Pada ayat ini memberi anjuran tegas kepada umat Islam agar ada
sebagaian dari umat Islam memperdalam agama. Seorang yang mendalami
ilmunya dan selalu memiliki tanggung jawab dalam pencarian ilmu Allah.
Hasil dari pembelajaran itu tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi
diharapkan mampu untuk menyampaikan terhadap orang lain.
3. Q.S An Nisa Ayat 170
Terjemahan Ayat

6
”Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu
kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah
kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran
itu tidak merugikan sedikitpun kepada Allah) karena sesungguhnya apa yang
di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (Qs. An Nisa’: 170).
Tafsir Ayat
Pada surat an-Nissa ayat 170, nabi Muhammad Saw diutus dengan
membawa kebenaran kepada manusia, jadi manusia disini merupakan objek
yang hendak dituju oleh Allah melalui rasulnya untuk diberikan kebenaran.
Manusia sebagai tujuan dari dakwah Muhammad yang diutus oleh Allah
merupakan objek dari dakwah Muhammad, dalam pendidikan manusia
jugalah yang menjadi objek dikarenakan akal yang dimiliki manusia
hendaklah dioptimalkan dan diberdayakan sehingga menjadi sesuatu yang
baik dan terhindar dari kedzaliman

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia untuk dapat
membantu, melatih, dan mengarahkan anak melalui transmisi pengetahuan,
pengalaman, intelektual, dan keberagamaan orang tua (pendidik) dalam
kandungan sesuai dengan fitrah manusia supaya dapat berkembang sampai
pada tujuan yang dicita-citakan yaitu kehidupan yang sempurna dengan
terbentuknya kepribadian yang utama. Peserta didik adalah orang maupun
kelompok yang bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan, sehingga
materi yang diajarkan atau yang disampaikan dapat dipahami oleh objek
pendidikan. Objek pendidikan adalah orang yang mendapat pencerdasan
secara utuh dalam rangka mencapai kebahagian dunia dan akhirat atau
keseimbangan materi dan religious spritual.
Dalam surah at-tahrim ayat 6 dapat kita jadikan pegangan dalam
membina diri sendiri dan orang lain :
Proses pembinaan dimulai dari diri sendiri.
Perintah menjaga diri sendiri dengan tetap menjalankan perintah Allah
SWT, menjauhi laranagn Allah, dan bertaubat dari perkara yang menjadikan
murka Allah dan mendatangkan siksa.
Mendidik diri sendiri dengan cara menjalankan terlebih dahulu perintah
Allah dan rasulnya dan jauhkan larangan Allah dan rasulnya, sampai
seseorang merasa senang dalam menjalankannya.
Dalam surah at taubah dapat di simpulkan bahwa Orang-orang yang
berjuang di bidang pengetahuan, oleh agama Islam disamakan nilainya
dengan orang-orang yang berjuang di medan perang. Dengan demikian dapat
diambil suatu pengertian, bahwa dalam bidang ilmu pengetahuan, setiap
orang mukmin mempunyai tiga macam kewajiban, yaitu: menuntut ilmu,
mengamalkannya dan mengajarkannya kepada orang lain.
Pada surat an-Nissa ayat 170, nabi Muhammad Saw diutus dengan
membawa kebenaran kepada manusia, jadi manusia disini merupakan objek

8
yang hendak dituju oleh Allah melalui rasulnya untuk diberikan kebenaran.
Manusia sebagai tujuan dari dakwah Muhammad yang diutus oleh Allah
merupakan objek dari dakwah Muhammad, dalam pendidikan manusia
jugalah yang menjadi objek dikarenakan akal yang dimiliki manusia
hendaklah dioptimalkan dan diberdayakan sehingga menjadi sesuatu yang
baik dan terhindar dari kedzaliman .

9
DAFTAR PUSTAKA

Nurkholis.”Pendidik Dalam Upaya Memajukan Teknologi”. Vol. 01 No.1.


(Jakarta, 2013).
https://rahmiarifa31.blogspot.com/2014/04/tafsir-ayat-tentang-peserta-didik.html
diakses pada tanggal 29 oktober 2022
Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabet, 2011), hlm. 4
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional
Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabet, 2011), hlm. 9
Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabet, 2011), hlm. 16

10

Anda mungkin juga menyukai