Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ANALISA PESERTA DIDIK


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar Fikih
Dosen Pengampu : Dr. Abdul Mu’is, S.Ag., M.Si.

Disusun Oleh : Kelompok 8

Ahmad Rifqi Zainul Muttaqin (212101010040)


Prahanda Abrar Eka Fitra (212101010042)
Malida Nur Izzatul Mursyidah (212101010043)
Kamilatus Sa’adah (212101010045)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan ridho Nya kami mampu
menyusun makalah ini. Shalawat dan salam juga kami haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammmad SAW yang telah membawa kita ke dunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan Bahan
Ajar Fikih, Dr. Abdul Mu’is, S.Ag., M.Si. yang telah memberikan dan membimbing kami
dalam penyusunan makalah dengan judul “Analisa Pesrta Didik”
Dengan adanya tugas penyusunan makalah ini, kami menyadari akan pentingnya
mengetahui dan memahami materi yang kami bahas. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak sekali kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam rangka
memperbaiki dan mengembangkan makalah-makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bisa
menambah pengetahuan dan memberikan manfaat serta dampak positif bagi setiap pembaca.

Jember, 15 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................... 1
C. TUJUAN ............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2
A. PENGERTIAN ANALISA PESERTA DIDIK ..................................... 2
B. KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK ................................................ 3
C. PENGERTIAN DESAIN KOMPETENSI PESERTA DIDIK ............. 4
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 8
A. KESIMPULAN ..................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa komponen, salah satu nya


terdapat pendidik dan peserta didik serta tujuan yang ingin di capai pada proses
pembelajaran tertentu. Untuk menjalankan proses pembelajaran yang optimal pendidik
harus menganalisis peserta didiknya terlebih dahulu yang meliputi karakteristik umum,
karakteristik akademik, maupun karakteristik uniknya yang dapat mempengaruhi
kemampuan, intelektual, dan proses belajarnya.
Dengan memahami Analisa karakteristik umum peserta didik, pendidik akan
dapat merancang pembelajaran yang kondusif yang akan dilaksanakan. Rancangan
pembelajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa
sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan.
Dalam pembahasan ini kita membahas tentang “ANALISA PESERTA DIDIK”
yang akan tersaji dibawah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Analisa peserta didik?.
2. Apa karakteristik peserta didik?.
3. Apa pengertian desain kompetensi peserta didik?.

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Analisa peserta didik.
2. Untuk mengetahui karakteristik peserta didik.
3. Untuk mengetahui desain kompetensi peserta didik.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisa Peserta Didik
Secara etimologi, peserta didik dalam bahasa Arab disebut Tilmidz, jamaknya
adalah Talamid yang berarti “pelajar”, yang berarti “orang yang mendambakan
pendidikan”. Dalam bahasa Arab disebut juga dengan Thalib, jamaknya adalah Thullab
yang berarti “mencari”, artinya “orang yang mencari ilmu”.
Pasal 1 angka 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
menyebutkan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada berbagai jenjang dan jenis
pendidikan. Peserta didik adalah sasaran (obyek) pendidikan dan juga subjek
pendidikan. Oleh karena itu, dalam memahami sifat-sifat peserta didik, pendidik perlu
memiliki pemahaman tentang sifat-sifat umum peserta didik. Umumnya siswa memiliki
setidaknya empat karakteristik, yaitu:
1. Siswa berada dalam keadaan berdaya, yang berarti mereka berada dalam
keadaan berkuasa di mana mereka dapat menggunakan kemampuan, kemauan,
dll.
2. Memiliki keinginan untuk menjadi dewasa
3. siswa dari berbagai latar belakang
4. Siswa mengeksplorasi lingkungan alam dengan menggunakan potensi dasar
yang dimiliki individu.
Tujuan dari setiap proses pembelajaran adalah psikis, mentarbiyah atau
menta'dibkan al-'ilm dari setiap siswa. Al-'ilm yang diajarkan, diajarkan atau diajarkan
adalah al-haqq, yaitu semua kebenaran dari Allah SWT, termasuk yang dibawa olehnya
melalui para nabi dan rasulnya, (al-ayah al-quraniyah), dan seluruh Nya yang menyebar
alam semesta, termasuk manusia itu sendiri (al-ayah al-kauniyah). Al-'ilm adalah
panduan bagi siswa untuk mengenali dan menegaskan kembali akidah Allah SWT yang
asli sehingga mereka dapat mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena
itu, dalam hal ini, tugas utama setiap siswa adalah mempelajari semua seni dan
mempraktikkan atau menerapkannya sepanjang hidupnya.1

1
M. Indra Saputra, HAKEKAT PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM, Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 6, 2015, 242-243

2
Mengenai tugas pokok yang harus diselesaikan oleh para peserta didik,
Rasulullah menegaskan melalui sebuah hadits: Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap
muslim dan muslimat. Proses menanya atau mengkaji segala sesuatu dapat dilakukan
dengan berbagai cara, seperti membaca tersurat maupun tersirat, mendalami, mengkaji
dan mengkaji fenomena diri, alam semesta dan sejarah manusia; kontemplasi, refleksi
atau penalaran, dialog, diskusi atau konsultasi, peniruan atau peniruan. Misalnya,
Mendengar nasehat, bimbingan, ajaran dan peringatan, memilih “Ibrah” atau “hikmat”,
latihan atau kebiasaan, dan masih banyak kegiatan belajar lainnya yang wajib dilakukan
setiap siswa untuk meraih al-ilm dan mengamalkannya dalam kehidupan.
B. Karakteristik Peserta Didik
1. Pengertian Karakteristik Peserta Didik
Peserta didik merupakan organisme yang tumbuh dan berkembang. Setiap
peserta didik memiliki minat dan bakat masing-masing. Oleh karena itu, peserta
didik perlu dikembangkan melalui pengajaran atau pendidikan sehingga dapat
tumbuh dan berkembang. Di era modern ini dibidang pendidikan. Perbedaan
karakteristik peserta didik perlu diperhatikan serta dikembangkan dalam kegiatan
belajar mengajar. Maka dari itu, setiap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar harus
disesuaikan dengan gaya belajar peserta didik maupun karakteristik peserta
didiknya.
Dalam proses perencanaan pembelajaran seorang pendidik perlu memahami
tentang karakteristik dari kemampuan peserta didik. Karakteristik peserta didik
merupakan sebagai ciri dari kualitas perorangan peserta didik yang ada pada
umumnya meliputi akademik, usia, dan motivasi terhadap mata pelajaran, serta
keterampilan.
Menurut Piuas Partanto, Dahlan Karakteristik berasal dari kata karakter dengan
arti tabiat/watak, pembawaan atau kebiasaan yang dimiliki oleh individu yang
relatif tetap. Karakteristik adalah mengacu kepada karakter dan gaya hidup
seseorang serta nilai-nilai yang berkembang secara teratur sehingga tingkah laku
menjadi lebih konsisten dan mudah di perhatikan. Siswa atau anak didik adalah
setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang
menjalankan pendidikan. Anak didik adalah unsur penting dalam kegiatan interaksi
edukatif karena sebagai pokok persoalan dalam semua aktifitas pembelajaran.2
2. Karakteristik Umum Peserta Didik dari Segi Latar Belakang Budaya, Etnis, Ras
Budaya mengacu pada bagaimana anggota-anggota suatu kelompok
memikirkan tentang tidakan sosial dan resolusi masalah. Sedangkan etnis mengacu
pada kelompok-kelompok yang memiliki warisan budaya yang sama. Ras mengacu
pada kelompok-kelompok yang memiliki cciri-ciri sifat biologis yang sama.

2
Suparman, Atwi. 2001. Mengajar di Perguruan Tinggi( Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum. Departemen
Pendidikan Nasional.

3
Budaya menggambarkan istilah way of life kelompok secara keseluruhan
termasuk sejarah, tradisi, sikap dan nilai-nilai. Budaya adalah bagiamana anggota-
anggota suatu kelompok berpikir dan cara yang mereka lakukan untuk mengatasi
masalah dalam kehidupan kolektif. Budaya adalah sesuatu yang dipelajari dan
selalu berubah, tidak pernah statis.
Etnis mengacu pada kelompok yang memiliki bahasa dan identitas yang sama.
Misalnya orang-orang yang memiliki suku yang sama, keturunan jawa, padang,
melayu, batak, dll meskipun dalam satu kebangsaan Indonesia. Ras adalah istilah
yang diberikan kepada kelompok-kelompok yang memilki ciri-ciri biologis yang
sama.
Dalam proses pembelajaran, banyak siswa yang beragam budaya, etnis dan ras,
dengan demikian terjadilah proses akulturasi antar siswa. Untuk menangani siswa
yang beragam guru harus mengembangkan kondisi kelas dengan strategi
pembelajaran yang dapat merespon beragam kebutuhan siswa, terlepas dari latar
belakang rasial atau etniknya dan memastikan bahwa kurikulumnya adil dan relean
secara kultural. Guru harus peka terhadap dasar perbedaan budaya yang dapat
mempengaruhi siswa dikelas. Perbedaan Kelas Sosial beberapa karakteristik yang
menentukan identifikasi kelas sosial seseorang adalah : pekerjaan, penghasilan,
kekuasaan politis, dll. Hal ini mempengaruhi proses belajar siswa. Ada beberapa
contoh efek dari perbedaan kelas sosial yaitu, pengelompokkan berdasarkan kelas
sosial, ini cenderung akan mempengaruhi psikis siswa yang kelas sosialnya rendah.
Sehingga dapat terjadi perbedaan prestasi antara kelas sosial tingga dengan kelas
sosial rendah. Namun The Culture of Education (1996)menunjukkan bagaimana
belajar bersifat sosial dan bagaimana intelegensi tumbuh selama orang saling
berinteraksi di masyarakat.
C. Desain Kompetensi Peserta Didik
Kompetensi berasal dari kata competence, yang berati kecakapan, kemampuan.
Jika melihat dari pengertian tesebut, maka hal ini berarti erat kaitannya dengan
pemilikan pengetahuan, kecakapan atau keterampilan sebagai guru.3 Dengan demikian,
tidaklah berbeda dengan pengertian kompetensi yang dikemukakan oleh W. Robert
Houston seperti dikutip Abdul Kadir Munsyi yang mengatakan bahwa competence
ordinarily is defined as adequacy for a task or as possession of require knowloledge,
skill and abilities. Di sini dapat diartikan, bahwa kompetensi sebagai suatu tugas yang
memadai atau pemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut
oleh jabatan seseorang.
Dalam hal pembelajaran, terjadi interaksi dua arah yakni antara peserta didik
dengan pendidik. Oleh karena itu, perlu juga adanya kompetensi yang dimiliki oleh
peserta didik yaitu, kemampuan peserta didik untuk mengerjakan sesuatu dengan baik
sebagai hasil dari proses pembelajaran atau pendidikan yang diikutinya. Sehingga
kompetensi merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh individu dalam
melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan uraian tugas yang dilakukannya. Juga
kompetensi dapat dikatakan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang
direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kebiasaan berfikir dan bertindak

3
Syaiful Bahri Djamarah, prestasi belajar dan kompetensi guru, (surabaya: usaha nasional,1994) hal. 33

4
yang secara konsisten dan terus-menerus memungkinkan seseorang menjadi kompoten,
dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai untuk melakukan
sesuatu . 4
Spencer and spencer membagi lima karakteristik kompetensi sebagai berikut:
1. Motif, adalah sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan, yang menyebabkan sesuatu.
Contoh, orang yang termotivasi dengan prestasi akan mengatasi segala hambatan untuk
mencapai tujuan, dan bertanggungjawab melaksanakannya.
2. Sifat, adalah karakteristik fisik tanggapan konsisten terhadap situasi atau informasi.
Contoh, penglihatan yang baik adalah kompetensi sifat fisik bagi seorang pilot. Begitu
halnya dengan kontrol diri emosional dan inisiatif adalah lebih kompleks dalam
merespon situasi secara konsisten. Kompetensi sifat ini pun sangat dibutuhkan dalam
memecahkan masalah dan melaksanakan panggilan tugas.
3. Konsep diri, adalah sikap, nilai, dan image diri seseorang. Contoh, kepercayaan atau
keyakinan seseorang agar ia menjadi efektif dalam semua situasi adalah bagian dari
konsep diri.
4. Pengetahuan, adalah informasi yang seseorang miliki dalam bidang tertentu. Contoh,
pengetahuan ahli bedah terhadap urat saraf dalam tubuh manusia.
5. Keterampilan, adalah kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan
fisik dan mental. Contoh kemampuan fisik adalah keterampilan programmer komputer
untuk menyusun data secara beraturan. Sedangkan kemampuan berpikir analitis dan
konseptual adalah berkata dengan kemampuan mental atau kognitif seseorang.5
Para pakar berbeda dalam penjabaran arti kompetensi, ada yang mengidentifisi
dengan aspek kognitif,afekti dan psikomotorik, ada yang menjabarkan bahwa
kompetentsi meliputi ktermapilan dll. Dengan perbedaan penjabaran itu tidak merubah
esensi dari kompetensi tersebut.
Desain kompetensi pembelajaran sangat membantu dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran itu sendiri memiliki tahapan tingkatan tertentu dan dapat berjalan
jika adanya kondisi belajar yang mendukung. Desain kompetensi ini termasuk salah
satu bagian dari kondisi eksternal belajar, di samping kondisi internal yang berupa
kemampuan dan kesiapan diri pebelajar. Untuk itu, desain kompetensi pembelajaran
harus disusun secara sistematis agar berhasil meningkatkan kualitas peserta didik
berdasarkan tujuan yang telah dibangun.6Dalam kurikulum yang berorientasi pada
pencapaian kompetensi, tujuan yang harus dicapai oleh siswa dirumuskan dalam bentuk
kompetensi. Dalam pembangunan konteks pengembangan kurikulum, kompetensi
adalah perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Seseorang yang telah memiliki kompetensi

4
Bermawi Munthe, Kunci Praktis Desain Pembelajaran, Yogyakarta: CTSD, 2009. h.25.
5
Hamzah B. Uno, Op.Cit. hal. 78-79
6
PERMATA HATI DESAIN KOMPETENSI PEMBELAJARAN.htm

5
dalam bidang tertentu bukan hanya mengetahui, tetapi juga memahami dan menghayati
bidang tersebut yang tercermin dalam dalam pola prilaku sehari-hari.7
Dalam kurikulum, kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dijadikan sebagai
standar dalam pencapaian tujuan kurikilum. Baik guru dan siswa perlu memahami
kompetensi yang harus dicapai dalam proses pendidikan dan pembelajaran.
Pemahaman ini diperlukan untuk memudahkan dalam merancang strategi keberhasilan.
Dalam kompetensi sebagai tujuan, di dalamnya terdapat beberapa aspek, yaitu:
Pengetahuan, Pemahaman,Kemahiran,Sikap dan Minat Sesuai dengan aspek-aspek di
atas, maka tampak bahwa kompetensi sebagai tujuan dalam kurikulum itu bersifat
kompleks. Artinya bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,
kecakapan, nilai, sikap dan minat siswa agar mereka dapat melakukan sesuatu dalam
bentuk kemahiran disertai rasa tanggung jawab. Dengan demikian tujuan yang ingin
dicapai dalam kompetensi ini adalah bagaimana memberikan pemahaman dan
penguasaan materi agar dapat mempengaruhi cara bertindak dan berpikir dalam
kehidupan sehari-hari.
Cara Mendesain Kompetensi

Alternative pertama mendesain kompetensi atau tujuan pembelajaran atau hasil


belajar mata kuliah atau mata pelajaran yaitu berdasarkan KBK (kurikulum berbasis
kompetensi), lazimnya ada tiga komponen yang harus dirumuskan khususnya dalam
KBK, yaitu:

1. Standar Kompetensi
2. Kompetensi Dasar
3. Indicator

Standar Kompetensi adalah kebulatan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan


tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata kuliah.
Cakupan standar kompetensi yaitu 1. standar isi (content standard) dan 2. standar
penampilan (performance standar). Dengan kata lain Standar Kompetensi adalah
sebuah keutuhan prestasi terbesar dari mata kuliah yang diperoleh mahasiswa atau
sebuah keutuhan prestasi terbesar dari mata pelajaran setelah mengalami proses
pembelajaran dalam satu semester.
Sedangkan Kompetensi Dasar adalah jabaran dari standar kompetensi yaitu
pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat
ditampilkan siswa atau mahasiswa. Dengan kata lain, Kompetensi Dasar
adalah kompetensi-kompetensi pendukung atau penentu keberhasilan tercapainya
Standar Kompetensi. Tanpa penguasaan Kompetensi Dasar mahasiswa atau siswa tidak
akan mungkin berhasil dengan utuh atau sempurna akan tercapainya Standar
Kompotensi sebagai hasil prestasi terbesar sebagai sebuah totalitas.

7
Ibnu, maliki. sekitar desain pembelajaran jitu.htm

6
Indikator adalah rumusan kompotensi yang lebih spesifik yang menunjukkan ciri-
ciri penguasaan suatu kompetensi dasar atau sub-kompetensi. Sebuah kompetensi dasar
memiliki beberapa bukti atau tanda penguasaan. 8

8
Munthe Bermawy, Desain Pembelajaran, Pustaka Insan Madanoli, 2009, hal. 31

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologi, peserta didik dalam bahasa Arab disebut Tilmidz, jamaknya
adalah Talamid yang berarti “pelajar”, yang berarti “orang yang mendambakan
pendidikan”. Dalam bahasa Arab disebut juga dengan Thalib, jamaknya adalah Thullab
yang berarti “mencari”, artinya “orang yang mencari ilmu”.
Menurut Piuas Partanto, Dahlan Karakteristik berasal dari kata karakter dengan
arti tabiat/watak, pembawaan atau kebiasaan yang dimiliki oleh individu yang relatif
tetap. Karakteristik adalah mengacu kepada karakter dan gaya hidup seseorang serta
nilai-nilai yang berkembang secara teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih
konsisten dan mudah di perhatikan. Siswa atau anak didik adalah setiap orang yang
menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan
pendidikan. Anak didik adalah unsur penting dalam kegiatan interaksi edukatif karena
sebagai pokok persoalan dalam semua aktifitas pembelajaran.
Kompetensi berasal dari kata competence, yang berati kecakapan, kemampuan.
Jika melihat dari pengertian tesebut, maka hal ini berarti erat kaitannya dengan
pemilikan pengetahuan, kecakapan atau keterampilan sebagai guru.9 Dengan demikian,
tidaklah berbeda dengan pengertian kompetensi yang dikemukakan oleh W. Robert
Houston seperti dikutip Abdul Kadir Munsyi yang mengatakan bahwa competence
ordinarily is defined as adequacy for a task or as possession of require knowloledge,
skill and abilities. Di sini dapat diartikan, bahwa kompetensi sebagai suatu tugas yang
memadai atau pemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut
oleh jabatan seseorang.

Alternative pertama mendesain kompetensi atau tujuan pembelajaran atau hasil


belajar mata kuliah atau mata pelajaran yaitu berdasarkan KBK (kurikulum berbasis
kompetensi), lazimnya ada tiga komponen yang harus dirumuskan khususnya dalam
KBK, yaitu:

4. Standar Kompetensi
5. Kompetensi Dasar
6. Indicator

9
Syaiful Bahri Djamarah, prestasi belajar dan kompetensi guru, (surabaya: usaha nasional,1994) hal. 33

8
DAFTAR PUSTAKA
Bermawi Munthe, Kunci Praktis Desain Pembelajaran, Yogyakarta: CTSD, 2009. h.25.

Hamzah B. Uno, Op.Cit. hal. 78-79


Ibnu, maliki. sekitar desain pembelajaran jitu.htm

Munthe Bermawy, Desain Pembelajaran, Pustaka Insan Madanoli, 2009, hal. 31

M. Indra Saputra, Hakikat Pendidik dan Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam, Jurnal Pendidikan
Islam, Vol. 6, 2015, 242-243
PERMATA HATI DESAIN KOMPETENSI PEMBELAJARAN.htm

Suparman, Atwi. 2001. Mengajar di Perguruan Tinggi( Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum.
Departemen Pendidikan Nasional.
Syaiful Bahri Djamarah, prestasi belajar dan kompetensi guru, (surabaya: usaha nasional,1994) hal.
33

Anda mungkin juga menyukai