Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Riva Lesta Ariany, S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh:
Kelompok 5
Kelas : 3E
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam
dengan judul “Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam.”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran, dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pemahaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan termasuk
pemahaman mengenai keagamaan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………..…………………………………………………………..ii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................................. 1
Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
Tujuan Pembelajaran ........................................................................................ 2
BAB III................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
Pengertian Peserta Didik dalam Pendidikan Islam ............................................ 3
Kebutuhan – Kebutuhan Peserta Didik ............................................................. 5
Karakteristik Peserta Didik dalam Pendidikan Islam ......................................... 6
Etika Peserta Didik dalam Pendidikan Islam ..................................................... 8
Aspek-Aspek Pengembangan Peserta Didik dalam Pendidikan Islam ............. 11
Hak dan Kewajiban ........................................................................................ 13
BAB IV ............................................................................................................. 18
PENUTUP ......................................................................................................... 18
Simpulan ........................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bimbingan dan pertolongan secara sadar
sebagaimana pendidik kepada peserta didik sesuai dengan perkembangan
jasmaniah dan rohaniah ke arah kedewasaan. Pendidikan merupakan unsur
terpenting bagi manusia untuk meningkatkan kadar keimanan terhadap
Allah SWT. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mencapai suatu
tujuan, tujuan pendidikan akan menentukan ke arah mana peserta didik akan
dibawa.
Sedangkan Pendidikan Islam adalah pendidikan yang berdasarkan
islam. Dengan demikian nilai-nilai ajaran islam sangat mendasari seluruh
proses pada pendidikan. Dalam pandangan estimologi, istilah pendidikan
islam terdiri dari dua kata, yakni “pendidikan” dan “islam”. Definisi
pendidikan islam sering disebut dengan berbagai istilah, yaitu al-tarbiyah,
al-taklim, al-ta’dib, dan al-riyadoh. Walaupun setiap istilah tersebut
memiliki makna yang berbeda-beda, hal ini dikarenakan perbedaan kontek
pada kalimatnya dalam penggunaan istilah tersebut. Namun dalam hal
tertentu semua istilah tersebut mempunyai arti yang sama, yaitu pendidikan.
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berupaya
mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran pada jalur
pendidikan. Dalam proses belajar mengajar peserta didik mempunyai tujuan
serta memiliki cita-cita yang ingin dicapai secara keinginannya.
Dalam Islam peserta didik adalah manusia yang sepanjang hayatnya
yang terus dalam perkembangan, bukan hanya anak-anak dalam usia
sekolah saja melainkan mencakup seluruh manusia baik sebagai individu
maupun sebagai kelompok. Setiap orang yang terlibat dalam kegiatan
pendidikan, baik itu formal, informal, ataupun non formal harus mampu
mengembangkan dan mensosialisasikan berbagai permasalahan yang
berkaitan dengan peserta didik secara baik dan benar, sehingga
1
terselenggaranya kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi guru dan
juga bagi peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud peserta didik dalam pendidikan islam
2. Apa saja kebutuhan – kebutuhan peserta didik dalam pendidikan islam?
3. Apa saja karakteristik peserta didik dalam pendidikan islam?
4. Apa saja sifat – sifat dan kode etik peserta didik dalam pendidikan
islam?
C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk memahami definisi peserta didik dalam pendidikan islam.
2. Untuk memahami apa saja kebutuhan-kebutuhan peserta didik dalam
pendidikan islam.
3. Untuk memahami apa saja karakteristik peserta didik dalam pendidikan
islam.
4. Untuk memahami apa saja sifat dan kode etik peserta didik dalam
pendidikan islam
2
BAB III
PEMBAHASAN
3
Sedangkan menurut Langeveld (Ali, 1982), manusia membutuhkan
pendidikan, karena ia dalam keadaan tidak berdaya (hulpeoosheid).
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl [16]: 78).
1. Harus terdaftar menjadi bagian dari sistem pendidikan. Itu berarti, tidak
semua orang berhak menjadi peserta didik, apalagi mencapai tujuan
akhir pendidikan.
2. Harus mengikuti mekanisme atau aturan yang berlaku dalam sebuah
lembaga pendidikan. Setiap lembaga memiliki mekanisme rekrutmen
peserta didik yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan perbedaan
visi, misi, dan tujuan, serta situasi kondisi dimana lembaga pendidikan
itu berada.
4
B. Kebutuhan – Kebutuhan Peserta Didik
Kebutuhan peserta didik merupakan suatu hal yang harus dicapai oleh
peserta didik agar memperoleh kematangan ilmu. Kebutuhan peserta didik
wajib disampaikan pendidik kepada peserta didiknya. Menurut pendapat
Ramayulis, ada delapan kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi, yang
terbagi menjadi dua yaitu kebutuhan fisik dan kebutuhan sosial.
1. Kebutuhan Fisik
Proses pertumbuhan peserta didik terbagi menjadi tiga tahap.
a) Peserta didik pada usia 0-7 tahun. Pada masa ini, peserta didik masih
mengalami masa kanak-kanak.
b) Peserta didik pada usia 7-14 tahun. Pada usia ini, biasanya peserta
didik sedang mengalami masa sekolah yang didukung oleh transisi
ke pendidikan formal.
c) Peserta didik pada usia 14-21 tahun. Pada masa ini, peserta didik
mulai memasuki masa pubertas yang akan menuju pada
kedewasaan.
2. Kebutuhan Sosial
Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan yang berhubungan langsung
dengan masyarakat sehingga peserta didik dapat berinteraksi dengan
masyarakat. Demikian pula agar ia dapat diterima oleh pihak yang lebih
tinggi darinya, seperti orang tua, guru, dan pemimpin. Kebutuhan ini
harus dipenuhi agar peserta didik dapat memperoleh posisi dan
berprestasi dalam masyarakat. Beberapa kebutuhan sosial, yaitu:
a) Kebutuhan untuk mendapatkan status
b) Kebutuhan mandiri
c) Kebutuhan untuk berprestasi
d) Kebutuhan ingin disayangi dan dicintai
e) Kebutuhan untuk curhat
f) Kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup.
5
Sedangkan menurut Al-Qussy dalam Ramayulis, kebutuhan peserta
didik dapat dibagi menajdi dua kebutuhan pokok yaitu :
1. Kebutuhan primer seperti kebutuhan jasmani yang terdiri dari : makan,
minum, dan lain-lain.
2. Kebutuhan sekunder seperti kebutuhan rohaniah yang terdiri dari:
a) Kebutuhan Emosional
b) Kebutuhan akan rasa aman
c) Kebutuhan akan rasa harga diri
d) Kebutuhan akan rasa bebas
e) Kebutuhan akan suatu kekuatan pembimbing atau pengendalian
diri manusia, seperi pengetahuan lain yang ada pada setiap
manusia yang berakal
6
Capra dalam Agustina terdapat empat aspek utama dari karakteristik siswa
yaitu :
1. Kemampuan dasar termasuk kemampuan kognitif atau intelektual,
afektif dan psikomotor
2. Konteks budaya lokal, status sosial, status ekonomi, agama dan
sebagainya.
3. Perbedaan dalam kepribadian seperti sikap, perasaan, minat dan lainnya
4. Cita=cita, prospek masa depan, kepercayaan diri, kekuatan dan lainnya
7
5. Melakukan hal-hal yang bersifat opsional dan sering kali menantang
tugas baru ketika banyak siswa lain yang menghindarinya.
6. Berpartisipasi dalam kegiatan kelas, meski upaya mereka sedikit
mengalami rasa sulit
7. Memperhatikan guru mereka sebelum dan setelah jam pelajaran
8. Mampu melakukan diskusi dengan guru yang lain untuk mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman yang bermakna
9. Mampu melakukan diskusi dengan guru lain untuk mendapatkan
pengetahuan.
8
5. Memepelajari ilmu-ilmu yang terpuji ( mahmudah ), baik untuk ukhrawi
maupun duniawi, serta meninggalkan ilmu-ilmu yang tercela
(madzmumah). Ilmu terpuji dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sementara itu ilmu tercela akan menjauhkan dari-Nya dan
mendatangkan permusuhan antar sesamanya.
6. Belajar dengan bertahap atau berjenjang dengan memulai pelajaran
yang mudah ( konkret ) menuju pelajaran yang sukar (abstark) atau dari
ilmu yang fardhu ‘ain menuju ilmu yang fardhu kifayah ( QS. Al-
Insyiqaq [84] ; 19 )
7. Belajar ilmu sampai tuntas untuk kemudian beralih pada ilmu yang
lainnya sehingga peserta didik memiliki spesifikasi ilmu pengetahuan
secara mendalam. Dalam konteks ini, spesialisasi jurusan diperlukan
agar peserta didik memiliki keahlian dan kompetensi yang khusus ( QS/
Al – Insyirah [94]; 7 )
8. Mengenal nilai – nilai ilmiah atas ilmu pengetahuan yang dipelajari,
sehingga mendatangkan objektivitas dalam memandang suatu masalah.
9. Memprioritaskan ilmu diniyah yang terkait dengan kewajiban sebagai
makhluk Allah SWT, sebelum memasuki ilmu duniawi.
10. Mengenal nilai-nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan yaitu ilmu
yang bermanfaat dapat membahagiakan, menyejahterakan, serta
memberi keselamatan hidup dunia akhirat.
11. Peserta didik harus tunduk pada nasihat pendidik sebagaimana
tunduknya orang sakit terhadap dokternya, mengikuti segala prosedur
dan mazhab yang diajarkan pleh pendidik-pendidik pada umumnya,
serta diprkenankan bagi peserta didik untuk mengikuti kesenian yang
baik.
Ali bin Abi Thalib memberikan syarat bagi peserta didik dengan enam
macam, yang merupakan kompetensi mutlak dan dibutuhkan tercapainya
tujuan pendidikan. Adapun syarat-syarat tersebut menurut al-Zarnuzi (2008)
adalah sebagai berikut.
9
a. Memiliki Kecerdasan (dzaka)
Kecerdasan yaitu penalaran, imajinasi, wawasan (insight),
pertimbangan dan daya penyesuaian sebagai proses mental yang
dilakukan secara cepat dan tepat.
Jenis – jenis kecerdasan meliputi :
1. Kecerdasan intelektual yang menggunakan otak kiri dalam bepikir
linear.
2. Kecerdasan emosional, yang menggunakan otak kanan/ intuisi
dalam berpikir asosiatif
3. Kecerdasan moral, yang menggunakan tolak ukur baik buruk dalam
bertindak
4. Kecerdasan spiritual, yang mampu memaknai terhadap apa yang
dialami dengan menggunakan otak unitif
5. Kecerdasan qalbiyah atau rohaniah yang puncaknya pada
ketakwaan diri kepada Allah Swt.
b. Memiliki Hasrat (hirsah)
Hasrat menjadi penting sebagai persyaratan dalam pendidikan, sebab
persoalan manusia tidak sekadar mampu (qudrah), tetapi juga mau
(iradah). Motivasi belajar dalam islam adalah agar seseorang dapat
dapat mengenal (ma’arifah) pada Allah Swt., karena dia hanya
mengangkat derajat bagi mereka yang beriman dan berilmu ( QS. Al –
Mujadilah [58] : 11 dan Az – Zumar [39] : 9 ).
c. Bersabar dan Tabah (isthibar)
Sabar adalah menahan (al-habs) diri, atau lebih tepatnya
mengendalikan diri, yaitu menghindarkan seseorang dari perasaan
resah, cemas, marah, dan kekacauan , terutama dalam proses belajar.
Sabar juga meliputi menghindari maksiat, melaksanakan perintah, dan
menerima cobaan dalam proses pendidikan ( QS.Ali Imran [3]:200 ).
Menurut Al-Ghazali, sabar terkait dengan dua aspek :
1. Fisik (badani
Yaitu menahan diri dari kesuliatan dan kelelahan badan dalam
belajar.
10
2. Psikis (nafsi)
Yaitu menahan diri dari dari natur dan tuntutan hawa nafsu yang
mengarahkan seseorang meninggalkan pertimbangan rasional
dalam mencari ilmu.
d. Mempunyai seperangkat modal dan sarana (bulghah) yang memadai
dalam belajar.
e. Adanya petunjuk pendidik (irsyad ustadz), sehingga tidak terjadi salah
pengertian (misunderstanding) terhadap apa yang dipelajari
Dalam hal ini, interaksi pendidikan tidak dapat digantikan dengan
membaca, melihat dan mendengar jarak jauh, tetapi dibutuhkan face to
face antara kedua belah pihak yang didasarkan atas suasana psikologis
penuh empati, simpati, atensi, kehangkatan, dan kewibawaan.
f. Masa yang panjang (thul al-zaman)
Masa yang panjang yaitu belajar tiada henti dalam mencari ilmu ( no
limits to study) sampai pada akhir hayat, min mahdi ila lahdi (dari
buaian sampai liang lahat).
11
d. Pngembangan Ibadah dan Ritual (Ibadah): Pesert didik diajarkan tentang
pelaksanaan inadah-ibadah Islam seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.
Mereka juga mempelajari pentingnya ibadah dalam mendekatkan diri
kepada Allah.
e. Pengembangan Keterampilan Sosal (Muamalah): Pendidikan Islam juga
mengajarkan peserta didik untuk berinteraksi sosial dengan baik,
termasuk dalam keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitar.
f. Pengembangan Karier (Rizq): Peserta didik diajarkan bagaimana
mencari nafkah secara halal dan etis. Mereka juga memahami
pentingnya bekerja dengan tekun dan kejujuran.
g. Pengembangan Kepemimpinan (Imamah): Pendidikan Islam
mengajarkan konsep kepemimpinan berdasarkan prinsip-prinsip agama
dan moral. Peserta didik diajarkan untuk menjadi pemimpin yang adil
dan bertanggung jawab.
h. Pengembangan Bahasa Arab (Al-Lughah): Belajar bahasa Arab sangat
penting dalam Pendidikan Islam karena Al-Quran dan Hadis ditulis
dalam bahasa Arab. Ini membantu peserta didik memahami sumber-
sumber utama ajaran Islam.
i. Pengembangan Kesadaran Sosial (Ijtima’iyah): Peserta didik diajarkan
untuk memiliki kesadaran sosial, peduli terhadap masalah sosial, dan
berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
j. Pengembangan Pengetahuan Umum (Ilmu Dunia): Selai ilmu agama,
peserta didik juga diajarkan ilmu pengetahuan umum seperti
matematika, ilmu pengetahuan, sejarah, dan bahasa untuk memahami
dunia dengan lebih baik.
k. Pengembangan Teknologi (Teknologi): Pendidikan Islam juga harus
mengintegrasikan teknologi modern untuk membantu peserta didik
memahami perkembangan teknologi dalam konteks Islam.
l. Pengembangan Kreativitas (Fann): Peserta didik diajarkan untuk
mengembangkan kreativitas dalam berbagai aspek, termasuk seni,
sastra, dan inovasi.
12
Pengembangan peserta didik dalam Pendidikan Islam bertujuan untuk
menciptakan individu yang seimbang secara spiritual dan dunia, serta
menjadi warga masyarakat yang berkontribusi positif sesuai dengan nilai-
nilai dan prinsip-prinsip Islam.
13
2. Ikut menanggung biaya pendidikan, kecuali bagi peserta didik
yang dibebaskan dari tanggung jawab tersebut sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku
3. Mereka yang berasal dari negara lain dapat menjadi peserta didik
pada satuan pendidikan yang diselenggarakan dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Ketentuan mengenai hak dan kewajiban peserta didik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut
oleh pemerintah. (Syafril dan Zen, 2017:112).
14
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Peserta didik adalah anak didik atau individu yang sedang mengikuti
suatu proses pendidikan. Peserta didik dalam pendidikan Islam adalah
individu yang sedang berkembang baik secara fisik, psikologis, sosial, dan
religius dalam menjalani kehidupan di dunia dan di akhirat kelak.
Kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi, yaitu: kebutuhan fisik,
kebutuhan sosial, kebutuhan untuk mendapatkan status, kebutuhan mandiri,
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan ingin disayangi dan dicintai,
kebutuhan untuk curhat, kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup.
15
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, L., & Asry, W. (2020). Ilmu Pendidikan Islam. Medan: Perdana Publishing.
Mujib, A., & Mudzakkir, J. (2006). Ilmu Pendidikan islam. Jakarta: Prenada Media
Group.
16