Anda di halaman 1dari 16

Konsep Pendidik Dan Peserta Didik

Dalam Pendidikan Islam


Makalah ini dikerjakan untuk memenuhi tugas mata kuliah islam interdisipliner

Disusun oleh:

Fikri Haikal 1800031085

Muhammad Rizaludin As’ad 1800031091

Hilmi Abdussalam Zaini 1800031256

Abdul Muis Al Fikri 1800031069

Fakultas Agama Islam

Universitas Ahmad Dahlan

2019
Daftar Isi

Daftar Isi .......................................................................................................................................................... 2


BAB I ................................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN............................................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................................................................... 5
BAB II .............................................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .............................................................................................................................................. 6
1. Pengertian Peserta Didik ....................................................................................................................... 6
2. Tugas dan Kewajiban Peserta Didik ..................................................................................................... 7
3. Sifat-sifat dan Kode Etik Peserta Didik dalam Pendidikan Islam ......................................................... 8
4. Kebutuhan Peserta Didik....................................................................................................................... 9
5. Pengertian Pendidik dalam Pendidikan Islam ..................................................................................... 10
6. Tugas dan Tanggung jawab Pendidik ................................................................................................. 12
BAB III ........................................................................................................................................................... 15
PENUTUP ...................................................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ......................................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka........................................................................................................................................... 16
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

‫سبحانه و تعالى‬
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah karena berkat rahmatnya
kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Konsep Pendidik Dan Peserta Didik Dalam
Pendidikan Islam” untuk memenuhi tugas mata kuliah “islam interdisipliner”

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita yakni baginda Nabi
besar Muhammad ‫ﷺ‬, yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju ke alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua sumber yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini baik secara tertulis atau sumber-sumber lainnya.

Selanjutnya kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu kami terbuka untuk menerima kritik dan saran dari semua pembaca
demi perbaikan penyusunan makalah berikutnya.

Wassalamu’alaikum Wr,Wb.

Yogyakarta, 18 September 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Secara kodrati anak memerlukan pendidikan atau bimbingan dari orang dewasa.
Dasar kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang dimiliki oleh
setiap anak yang hidup didunia ini.
Menurut al „abdari, anak dimulai didik dalam arti sesungguhnya setelah berusia 7
tahun. Karena itu beliau mengeritik orang tua yang menyekolahkan anaknya pada usia
yang masih terlalu muda, yaitu sebelum usia 7 tahun.
Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan
nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya
melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. anak didik
merupakan “raw material” (bahan mentah) didalam proses transformasi yang disebut
pendidikan. Berbeda dengan komponen-komponen lain dengan sistem pendidikan karena
kita menerima “material” ini sudah setengah jadi sedangkan komponen-komponen lain
dapat dirumuskan dan disusun sesuai dengan keadaan vasilitas dan kebutuhan yang ada.
Begitu juga Seorang pendidik harus memiliki dasar ilmu pengetahuan yang sangat
banyak, karena setiap waktu pendidikan pasti akan berubah sesuai dengan berputarnya
bumi. Seperti yang disebutkan diatas seorang pendidik bukan hanya guru saja, tetapi juga
termasuk diri sendiri, orang tua, bahkan masyarakat/lingkungan. Dengan demikian seorang
pendidik mempunyai peranan masing-masing dalam menjalankan suatu pendidikan, dan
dalam setiap peranan tersebut harus dipertanggung jawabkan

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan peserta didik dalam pendidikan islam?

2. Bagaimana Hakikat peserta didik dan implikasinya terhadap pendidikan islam?

3. Bagaimana Sifat-sifat dan kode etik peserta didik dalam pendidikan islam?

4. Apa yang dimaksud pendidik dalam pendidikan islam ?

5. Bagaimana tugas pendidik dalam pendidikan islam ?


C. Tujuan

1. Agar kita mengetahui apa yang dimaksud dengan peserta didik dan pendidik dalam
pendidikan islam

2. Agar kita memahami hakikat peserta didikdan implikasikyan dalam pendidikan islam

3. Agar kita mengetahui sifat-sifat dan kode etik peserta didik dan pendidik dalam
pendidikan islam
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Peserta Didik

Sebelum memasuki pembahasan tentang peserta didik dalam pendidikan islamlebih lanjut,
maka kita harus tahu dulu apa itu yang dinamakan pendidikan islam. Pendidikan islam secara
umum adalah suatu proses edukatif yang mengarah keoada pembentukan akhlak atau kepribadian.
Sedangkan pendidikan islam menurut marimba adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan
hukum-hukum agama islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran
islam.1
Dalam istilah tasawuf, peserta didik seringkali disebut dengan murid atau thalib. Secara
etimologi, murid berarti “orang yang menghendaki”. Sedangkan thalib secara bahasa berarti orang
yang mencari, sedang menurut istilah tasawuf adalah “penempuh jalan spiritual, dimana ia
berusaha keras menempah dirinya untuk mencapai derajat sufi”.
Tetapi pengertian Secara umum peserta didik adalah anak didik yang mendapat pengajaran
ilmu. Secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami perubahan,
perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian
serta sebagai bagian dari struktural proses pendidikan. Dengan kata lain peserta didik adalah
seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik
dan mental maupun fikiran.
Sedangkan dalam prespektif pendidikan islam, peserta didik merupakan subjek dan objek.
Oleh karena itu aktvitas kependidikan tidak akan terlaksana tanpa keterlibatan peserta didik
didalamnya. Tanpa pemahaman yang utuh dan komprehensif terhadap peserta didik, sulit rasanya
bagi pendidik untuk menghantarkan peserta didiknya kearah tujuan pendidikan yang diinginkan.
Dalam paradigma pendidikan islam, peserta didik merupakan orang yang belum dewasa dan
memiliki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang masih perlu dikembangkan. Melalui
paradigma itulah peserta didik merupakan subjek dan objek pendidikan yang memerlukan
bimbingan orang lain (pendidik) untuk membantu mengarahkannya untuk mengembangkan

1
Ahmad D marimba, pengantar filsafat pendidikan islam, (bandung: al ma‟arif, 1980) hal 131
potensi yang dimilikinya serta membimbingnya menuju kedewasaan. Hakikat peserta didik dan
implikasinya terhadap pendidikan islam :
a. Peserta didik bukan merupakan miniature orang dewasa, akan tetapi dia memiliki dunia
sendiri. Hal ini sangat penting untuk dipahami agar perlakuan terhadap mereka dalam proses
kependidikan tidak disamakan dengan pendidikan orang dewasa baik dalam aspek metode
mengajar, materi yang diajarkan, sumber bahan yang digunakan, dll.
b. Peserta didik adalah manusia yang memiliki deferensiasi periodesasi perkembangan dan
pertumbuhan. Pemahaman ini cukup perlu diketahui agar aktivitas kependidikan islam
disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang pada umumnya dilalui oleh
setiap peserta didik. Alasannya karena kadar kemampuan peserta didik ditentukan oleh factor
usia dan periode perkembangan atau pertumbuhan potensi yang dimilikinya.
c. Peserta didik adalah manusia yang memiliki kebutuhan, baik yng menyangkut kebutuhan
rohani maupun jasmani yang harus dipenuhi.
d. Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individual, baik yang
disebabkan oleh faktor pembawaan maupun lingkungan dimana dia berada. Pemahaman
tentang differensiasi individual disini sangat penting karena menyangkut bagaimana
pendekatan yang perlu dilakukan pendidik dalam memahami ragam sikap dan perbedaan
tersebut dalam suasana dinamis tanpa harus mengorbankan salah satu pihak atau kelompok.
e. Peserta didik merupakan resultan dari dua unsure utama, yaitu jasmani dan rohani.

f. Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi yang dapat dikembangkan dan
berkembang secara dinamis. Dan tugas pendidik disini adalah membantu mengembangkan
dan mengarahkan perkembangan tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang diinginkan
tanpa melepas tugas kemanusiaannya.

2. Tugas dan Kewajiban Peserta Didik

Agar pelaksanaan proses pendidikan Islam dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka
peserta didik hendaknya senantiasa menyadari tugas dan kewajibannya. Menurut Asma Hasan
Fahmi diantara tugas dan kewajiban yang perlu dipenuhi peserta didik adalah:2
a) Peserta didik hendaknya senantiasa membersihkan hatinya sebelum menuntut ilmu.

2
Nurwahyudi.blogspot.com/2010/11/filsafat-pendidikan-islam.html.diaksese pada 24-01-2019
b) Tujuan belajar hendaknya ditujukan untuk menghiasi ruh.

c) Memiliki kemauan yang kuat untuk mencari dan menuntut ilmu diberbagai tempat.

d) Setiap peserta didik wajib menghormati pendidiknya.

e) Peserta didik hendaknya belajar secara sungguh-sungguh.2

3. Sifat-sifat dan Kode Etik Peserta Didik dalam Pendidikan Islam

Menurut Al-Ghazali, yang dikutip oleh Fathiyah Hasan Sulaiman, merumuskan sebelas pokok
kode etik peserta didik, yaitu :3
1. Belajar dengan niat ibadah dalam rangka taqqarub kepada Allah SWT

2. Mengurangi kecenderungan pada duniawi dibandingkan masalah ukhrawi.

3. Bersikap tawadlu‟ (rendah hati) dengan cara menanggalakan kepentingan pribadi untuk
kepentingan pendidiknya.
4. Menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran.

5. Mempelajari ilmu-ilmu yang terpuji (mahmudah), baik untuk ukhrawi maupun untuk duniawi,
serta meninggalkan ilmu-ilmu yang tercela (madzmumah).
6. Belajar dengan bertahap atau berjenjang dengan memulai pelajaran yang mudah (konkret)
menuju pelajaran yang sukar (abstrak) atau dari ilmu yang fardlu‟ain menuju ilmu yang
fardlu kifayah.
7. Belajar ilmu sampai tuntas untuk kemudian beralih pada ilmu lainnya, sehingga peserta didik
memiliki spesifikasi ilmu pengetahuan secara mendalam.
8. Mengenal nilai-nilai ilmiah atas ilmu pengetahua yang di pelajari, sehingga mendatangkan
objektivitas dalam memandang suatu masalah.
9. Memprioritaskan ilmu diniyah yang terkait dengan kewajiban sebagai makhluk Allah SWT,
sebelum memasuki ilmu duniawi.
10. Mengenal nilai-nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan, yaitu ilmu yang bermanfaat dapat
mambahagiakan, menyejahterakan, serta memberi keselamatan hidup dunia akhirat.
11. Peserta didik harus tunduk pada nasihat pendidik.

3
http://catatan-ufie.blogspot.com/2011/04/peserta-didik-dalam-pendidikan-islam.html. diaksese pada 24-09-2019
Ali bin Abi Thalib memberikan syarat bagi peserta didik dalam pendidikan islam itu ada enam
macam, yang merupakan kompetensi mutlak dan dibutuhkan tercapainya tujuan pendidikan, yaitu:
a. Memiliki kecerdasan (dzaka) yaitu penalaran, imajinasi, wawasan (in-sight), pertimbangan,
dan daya penyesuaian sebagai proses mental yang dilakukan secara cepat dan tepat.
b. Memiliki hasrat (hirsh), yaitu kemauan, gairah, moril, dan motivasi yang tinggi dalam
mencari ilmu, serta tidak merasa puas terhadap ilmu yang diperolehnya.
c. Bersabar dan tabah (istibar) serta tidak mudah putus asa dalam belajar, walaupun banyak
rintangan dan hambatan, baik hambatan ekonomi, psikologis, sosiologis, politik, bahkan
administratif.
d. Mempunyai seperangkat modal dan sarana (bulghah) yang memadai dalam belajar.

e. Adanya petunjuk pendidik (irsyad ustadz), sehingga tidak terjadi salah pengertian terhadap
apa yang dipelajari.
f. Masa yang panjang (thuwl al-zaman), yaitu belajar tiada henti dalam mencari ilmu sampai
pada akhir hayat.

4. Kebutuhan Peserta Didik

a. Kebutuhan Fisik

Fisik peserta didik mengalami pertumbuhan fisik yang cepat terutama pada masa puberitas.
Kebutuhan biologis, yaitu berupa makanan minum, dan istirahat, dimana hal ini menuntut
peserta didik untuk memenuhinya. Dengan adanya kebiasaan hidup sehat, bersih dan olah
raga teratur dapat membantu kesehatan dan pertumbuhan tubuh peserta didik supaya jangan
terkena penyakit hal ini harus ditangani dengan cepat, karenaa kesehatan sangat
mempengaruhi pertumbuhan fisiknya.

b. Kebutuhan Sosial

Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan yang berhubungan langsung dengan masyarakat agar
peserta didik dapat berintraksi dengan masyarakat lingkunganya, seperti bdi terima oleh
teman temanya secara wajar.
Begitu juga supaya dapat diterima oleh orang yang lebih tinggi dari dia seperti guru gurunya
dan pemimpin pemimpinya. Kebutuhan ini perlu di penuhi agar peserta didik dapat
memperoleh posisi dan berprestasi dalam masyarakat.
c. Kebutuhan Mandiri

Peserta didik pada usia remaja ingin lepas dari batasan batasan atau aturan orang tuanya dan
mencoba untuk mengarahkan dan mendisiplinkan dirinya sendiri. Dibebas dari perlakuan

orang tuanya yang terkadang terlalu berlebihan dan terkesan sering mencampuri urusan
mereka yang menurut mereka bias diatasi sendiri.
d. Kebutuhan Untuk Berprestasi

Kebutuhan untuk berprestasi erat kaitanya dengan kebutuhan mandiri. Artinya dengan
terpenuhinya kebutuhan itu dapat membuat peserta didik untuk mengejar prestasi lebih giat.
Dengan demikian kemampuan untuk berprestasi terkadang sangat erat dengan perlakuan
yang mereka terima baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
e. Kebutuhan Untuk Memiliki Filsafat Hidup (Agama)

Peserta didik pada usia remaja mulai tertarik untuk mengetahui tentang kebenaran dan nilai
nilai ideal. Mereka mempunyai keinginan untuk mengenal apa tujuan hidup dan bagaiman
kebahagian itu di peroleh. Karma itu mereka membutuhkan pengetahuan yang jelas sebagai
satu filsafat hidup yang memuaskan, yang sesuai denmgan nilai nilai kemanusiaan, sehingga
dapat di jadikan sebagai pedoman dalam mengarungi kehidupan ini.4

5. Pengertian Pendidik dalam Pendidikan Islam


Di dalam kegiatan belajar-mengajar pasti ada yang sering kita sebut dengan pendidik dan
peserta didik, yang mana keduanya memiliki keterikatan yang sangat kuat, karena pendidik
tanpa peserta didik tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar, begitu juga sebaliknya. Sebelum
melangkah lebih jauh tentang pendidik dalam pendidikan islam, terlebih dahulu kita harus
mengetahui pengertian dari pendidikan islam tersebut, pendidikan islam adalah suatu kajian
yang memuat teori-teori pendidikan serta data-data dan penjelasannya sesuai dengan perspektif
islam.5 Sebagaimana teori Barat, pendidik dalam Islam adalah orang-orang yang bertanggung

4
Mahadir-generasiharapan.blogspot.com/.../peserta-didik-dalam-pendi.... diaksese pada 24-09-2019
5
Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LKiSYogyakarta, 2009)., hal. 22
jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi
peserta didik, baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa).6
Dalam literature Islam, seorang pendidik biasa disebut sebagai ustadz, mu’allim,
murabbiy, mursyid, mudarris, dan mu’addib.7
 Kata ustadz biasanya digunakan untuk memanggil seorang professor, hal ini bermakna
bahwa seorang guru dituntut untuk komitmen terhadap profesionalisme dalam
mengemban tugasnya.
 Kata mualim berasal dari kata ‘ilm yang berarti menangkap hakekat sesuatu. Dalam setiap
‘ilm terkandung dimensi teoritis dan dimensi amaliah. Hal ini mengandung makna bahwa
seorang guru dituntut untuk menjlaskan hakikat ilmu pengetahuan yang dikerjakannya,
serta menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya, dan berusaha membangkitkan siswa
untuk mengamlkannya.
 Kata murabbiy berasal dari kata dasar Rabb. Tuhan adalah sebagai Rabb-al-‘alamin dan
Rabb al-nash, yakni yang menciptakan, mengatur, dan memelihara alam seisinya
termasuk manusia. Manusia sebagai khalifah-Nya diberi tugas untuk menumbuh
kembangkan kreativitasnya agar mampu mengkreasi, mengatur dan memelihara alam
seisinya. Dari pengertian ini pendidik adalah seseorang yang mendidik dan menyiapkan
peserta didik agar mempu berkreasi, sekaligus mengatur dan memelihara kreasinya untuk
tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya.
 Kata mursyid biasa digunakan untuk guru dalam Thariqah (Tasawuf). Seorang mursyid
(guru) beusaha menularkan penghayatan akhlak dan kepribadiannya kepada peserta
didiknya, baik yang berupa etos ibadahnya, etos kerjanya, etos belajarnya, maupun
dedikasinya yang serba Lillahi Ta’ala (karena mengharap ridha Allah semata). Dengan
demikian dalam konteks pendidikan mengandung makna bahwa guru merupakan model
atau sentral indentifikasi diri, yakni pusat anutan dan teladan bahkan konsultan bagi pesrta
didiknya.
 Kata mudarris berasal dari kata darasa-yadrusu-darsan wa durusann wa dirasatan,yang
berarti terhapus, hilang bekasnya, menghapus, menjadikan usang, melatih, mempelajari.
Dilihat dari pengertian ini, maka tugas guru adalah berusaha mencerdaskan peserta

6
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011)., hal. 74-75.
7
Muhaimin, Wacana pengembangan Pendidikan Islam, (Surabaya: Pusat Studi Agama, Politik dan Masyarakat
(PSAPM), 2004)., hal 209-213
didiknya, menghilangkan ketidaktahuan atau memberantas kebodohan mereka, serta
memilih ketidaktahuan atau memberantas kebodohan mereka, serta melatih ketrampilan
mereka sesuai dengan bakat,minat dan kemampuannya.
 Kata muadddib berasal dari kata adab, yang berarti moral, etika, dan adab, atau kemajuan
lahir dan batin. Jadi guru adalah orang yang beradab sekaligus memiliki peran dan fungsi
untuk membangun peradaban (civilization) yang berkualitas di masa depan.
Pengertian pendidik secara umum dapat diartikan sebagai orang yang bertanggung jawab
atas pendidik dan pengajaran.8 Sedangkan secara bahasa pendidik adalah orang yang pekerjaanya
mengajar. Dalam konteks yang lebih luas setiap individu adalah pendidik, oleh sebab itu ia harus
menjaga dan meningkatkan kualitas diri dan sekaligus menjadi tauladan bagi sesamnya.
Sedangkan pendidik dalam islam adalah setiap individu yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan subjek didik.9
Seorang pendidik merupakan komponen yang sangat penting dalam system kependidikan,
karena pendidiklah yang akan mengantarkan anak didik pada tujuan yang telah ditentukan, yang
mana tujuan pendidikan islam adalah menciptakan/membentuk manusia yang sempurna (insan
kamil) yang sesuai dengan ukuran islam. Hal tersebut tidak mudah seperti membalikkan sebuah
telapak tangan, mengapa demikian ! karena seorang pendidik memiliki tanggung jawab yang
sangat besar untuk menjadikan peserta didik lebih baik dari sebelum-sebelumnya.

6. Tugas dan Tanggung jawab Pendidik


Di dalam islam tugas seorang pendidik merupakan tugas yang sangat mulia, hal ini sesuai
dengan ajaran islam yang menempatkan orang yang beriman dan beilmu lebih tinggi derajatnya
bila dibandingkan dengan manusia lainnya. Imam Al-Ghazali mengemukakan bahwa tugas
seorang pendidik adalah, menyempurnakan, membersihkan, menyucikan, serta membawa hati
manusia untuk bertaqarrub kepada Allah SWT. Hal tersebut karena pendidikan adalah upaya
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.10
Secara umum tugas seorang pendidik adalah mendidik. Dalam artian seorang pendidik
melakukan kegiatan belajar mengajar, baik memberikan ilmu, memberi contoh, memuji,
memberikan dorongan, menghukum, dan lain sebagainya. Selain itu seorang pendidik juga harus

8
Khoirin Rosyadi, Pendidikan Profetik. (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004)., hlm. 172
9
Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, op.cit., hal. 37
10
Arifuddin Arif, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Op. Cit., hal. 64
menjadi motivator dan fasilitator dalm kegiatan belajar mengajar untuk mengembangkan potensi
seorang anak didik menjadi lebih baik lagi dan semakin dipahami.
Di dalam suatu kegiatan belajar pendidik juga harus memiliki strategi/metode dalam
mengajar. Di mana dalam strategi juga dibicarakan pendekatan pengajaran dalam penyampaian
informasi, memilih sumber belajar, penunjang pengajaran, menentukan dan menjelaskan peranan
siswa.11 Hal tersebut dilakukan agar setiap peserta didik bisa memahami apa yang dijelaskan oleh
guru dan bisa melakukannya dalam kegiatan sehari-hari mereka.
Tugas seorang pendidik sudah tercantum dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Bab XI
pasal 39, yaitu :
a. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan adminstrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan.
b. Pendidik merupakan tenaga professional yang berugas merencanakan dan melaksankan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,, melakukan pembibingan dan pelatihan,
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama pendidik pada
perguruan tinggi.12
Ada beberapa tugas pendidik yang dapat disebutkan antara lain ialah :
a. Mengetahui karakter seorang murid.
b. Guru harus berusaha meningkatkan keahliannya, baik dalam bidang yang diajarkannya
maupun dalam cara mengajarkannya.
c. Guru harus mengamalkan ilmunya, jangan berbuat berlawanan dengan ilmu yang
diajarkannya.13
Selain itu terdapat tugas pendidik yang dapat dijabarkan dalam beberapa pokok pikiran, yaitu :
a. Sebagai Pengajar (instruksional) yang bertugas merencanakan program yang disusun, dan
akhirnya dengan pelaksanaan penilaian setelah program tersebut dilaksanakan.
b. Sebagai pendidik (educator) yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kecerdasan
kepribadian sempurna (insan kamil), seiring dengan tujuan penciptaan-Nya.

11
Usman dan Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputar Pers, 2002)., hal. 123
12
Hasan Basri dan Bani Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam (Jilid II), (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010)., hal. 97
13
Khoirin Rosyadi, Pendidikan Profetik, Op.Cit., hlm. 180
c. Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin, mengendalikan diri (baik diri sendiri,
peserta didik, maupun masyarakat), upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian,
pengontrolan, dan partisipasi atas program yang di lakukan.14
Melihat tugas seorang pendidik diatas, kita dapat berfikir bahwa tugas dan tanggung
jawab yang dipikul oleh para pendidik sangat berat sekaligus sangat mulia, karena pendidik
memiliki tanggung jawab untuk menjadikan peserta didik seperti yang dituntut oleh keinginan
agama, selain itu oleh pendidiklah peserta didik bisa mencapai cita-cita yang diinginkannya dan
menjadi orang yang berbudi pekerti luhur serta mempunyai sopan santun.

14
Arifuddin Arif, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Op. Cit., hal. 65-66
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam prespektif pendidikan islam, peserta didik merupakan subjek dan objek. Oleh
karena itu aktvitas kependidikan tidak akan terlaksana tanpa keterlibatan peserta didik
didalamnya. Tanpa pemahaman yang utuh dan komprehensif terhadap peserta didik, sulit
rasanya bagi pendidik untuk menghantarkan peserta didiknya kearah tujuan pendidikan yang
diinginkan.
Pengertian pendidik dalam KBBI adalah pendidik adalah orang yang pekerjaanya
mengajar, sedangkang dalam islam pendidik berarti orang-orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi
peserta didik, baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa).
Dalam literaratur islam pendidik sering disebut dengan kata ustadz, mu’allim, murabbiy,
mursyid, mudarris, dan mu’addib.

Sedangkan kebutuhan peserta didik diantaranya adalah: kebutuhan fisik, kebutuhan


sosial, kebutuhan mandiri, kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk filsafat hidup
(agama). Dalam Dimensi Peserta Didik, meliputi: dimensi fisik (jasmani), dimensi akal,
dimensi keberagaman, dimensi akhlak, serta dimensi rohani. Dan untuk Intelejensi peserta
didik terdapat beberapa macam, yaitu: kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional,
kecerdasan spiritual, terakhir kecerdasan qolbiyah.
Seorang pendidik di dalam negeri Indonesia telah mendapatkan tugas dan tanggung
jawab yang tertulis dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Bab XI pasal 39. Peraturan diatas
bukan hanya ditujukan pada pendidik islam tetapi juga utnuk semua pendidik.
Daftar Pustaka

1. Ahmad D marimba, pengantar filsafat pendidikan islam, (bandung: al ma‟arif, 1980)


2. Nurwahyudi.blogspot.com/2010/11/filsafat-pendidikan-islam.html.
3. http://catatan-ufie.blogspot.com/2011/04/peserta-didik-dalam-pendidikan-islam.html
4. Mahadir-generasiharapan.blogspot.com/.../peserta-didik-dalam-pendidikan
5. Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LKiSYogyakarta, 2009)
6. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011)
7. Muhaimin, Wacana pengembangan Pendidikan Islam, (Surabaya: Pusat Studi Agama, Politik
dan Masyarakat (PSAPM), 2004)
8. Khoirin Rosyadi, Pendidikan Profetik. (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004)
9. Usman dan Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputar Pers, 2002)
10. Hasan Basri dan Bani Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam (Jilid II), (Bandung: CV Pustaka
Setia, 2010)

Anda mungkin juga menyukai