Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Mustofa, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 1

NAMA NIM

Ahya Musfiroh 2021010063

Via Chofifah Syabilla 2021010163

Dwi Rahanti Widyaningrum 2021010067

Muhammad Ali Ramadhan 2021010049

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL-KHAIRIYAH

CILEGON-BANTEN

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt., yang telah melimpahkan nikmat
dan karunia-Nya kepada kita semua, terutama nikmat kesehatan sehingga saya bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam”.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Kebudayaan
Islam. Shalawat beserta salam semoga tercurah limpah kepada junjunan alam yakni
Habibana Wanabiyyana kariim Nabi Muhammad SAW. Saya menyampaikan rasa
terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada Bapak Mustofa, M.Pd selaku dosen
mata kuliah Ilmu Kalam yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada saya
untuk menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Saya ucapkan terimakasih pula kepada semua pihak yang telah mendukung
serta membantu saya dalam proses penyelesaian makalah ini. Saya juga berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca. Selanjutnya,
saya mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk makalah ini supaya
selanjutnya dapat saya revisi kembali. Karena saya menyadari bahwa makalah yang
telah saya buat ini masih memiliki kekurangan.

Cilegon, 26 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
A. Pengertian Peserta Didik .............................................................................. 2
B. Tugas dan Tanggung Jawab Peserta Didik .................................................. 3
C. Unsur-unsur Peserta Didik ........................................................................... 4
D. Etika Personal Peserta Didik ........................................................................ 5
E. Paradigma Peserta Didik dalam Pendidikan Islam ...................................... 5
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 7
A. Kesimpulan .................................................................................................. 7
B. Saran............................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.


Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia
menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia
tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem
pendidikan formal sekolah saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat
pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Dengan kata lain proses
perkembangan pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang maksimal tidak
hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun
juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada diluar lingkungan formal.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini antara lain :

1. Apa itu peserta didik ?


2. Apa itu definisi peserta didik dalam pendidikan Islam ?
3. Apa saja etika unsur-unsur peserta didik ?
4. Apa yang dimaksud paradigma peserta didik dalam pendidikan Islam?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mengetahui Pengertian Peserta Didik
2. Mengetahui Pengertian Peserta Didik Islam
3. Mengetahui etika unsur-unsur Peserta Didik
4. Mengetahui paradugma peserta didik dalam pendidikan Islam

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Peserta Didik


Dalam paradigma Pendidikan Islam, peserta didik merupakan orang yang
belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang masih perlu
dikembangkan. Disini, peserta didik merupakan makhluk Allah yang memiliki
fitrah jasmani maupun rohani yang belum mencapai taraf kematangan baik bentuk,
ukuran, maupun perimbangan pada bagian-bagian lainnya. Dari segi ruhaniah, ia
memiliki bakat, memiliki kehendak, perasaan, dan pikiran yang dinamis dan perlu
dikembangkan. Barikut ini akan diuraikan pengertian peserta didik dari sudut
pandang Pendidikan Islam, yaitu:

1. Muta’allim
Muta'allim adalah orang yang sedang diajar atau orang yang sedang belajar.
Muta'allim erat kaitannya dengan mu'allim karena mu'allim adalah orang yang
mengajar, sedangkan muta'allim adalah orang yang diajar Kewajiban menuntut
ilmu atau belajar sesuai dengan dengan firman Allah swt. yang artinya: "Dan
bertanyalah kepada orang-orang yg berilmu jika kalian tdk mengetahui." Dan
Sabda Rasulullah Saw "Menuntut ilmu adalah wajib bagi laki-laki dan
perempuan.
2. Mutarabbi
Mutarabbi adalah orang yang dididik dan orang yang diasuh dan orang yang
dipelihara. Defenisi Mutarabbi adalah lawan dari defenisi murabbi yaitu
pendidik, pengasuh. Sedangkan mutarabbi adalah yang dididik dan diasuh.
3. Muta’addib
Muta'addib adalah orang yang yang diberi tata cara sopan santun atau orang
yang dididik untuk menjadi orang yang baik dan berbudi. Muta'addib juga
berasal dari muaddib yang artinya mendidik dalam hal tingkah laku peserta
didik. Jadi, mutaaddib adalah orang yang diberi pendidikan tentang tingkah
laku.

2
B. Tugas dan Tanggung Jawab Peserta Didik
Athiyah al-Abrasyis mengemukakan bahwa kewajiban-kewajiban yang harus
senantiasa dilakukan peserta didik adalah:
1. Sebelum memulai aktivitas pembelajaran, peserta didik harus terlebih dahulu
membersihkan hatinya dari sifat yang buruk, karena belajar-mengajar itu
merupakan ibadah dan ibadah harus dilakukan dengan hati yang bersih.
2. Peserta didik belajar harus dengan maksud mengisi jiwanya dengan berbagai
keutamaan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
3. Bersedia mencari ilmu ke berbagai tempat yang jauh sekalipun, meskipun
harus meninggalkan keluarga dan tanah air.
4. Tidak terlalu sering menukar guru, dan hendaklah berpikir panjang sebelum
menukar guru
5. Hendaklah menghormati guru, memuliakan, dan mengagung- kannya karena
Allah serta berupaya menyenangkan hatinya dengan cara yang baik
6. Jangan merepotkan guru, jangan berjalan di hadapannya jangan duduk di
tempat duduknya, dan jangan mulai bicara sebelum diizinkan guru.
7. Jangan membukakan rahasia kepada guru atau meminta guru membukakan
rahasia, dan jangan pula menipunya.
8. Bersungguh-sungguh dan tekun dalam belajar.
9. Saling bersaudara dan mencintai antara sesama peserta di
10. Peserta didik haus terlebih dahulu memberi salam kepada guru dan mengurangi
percakapan di hadapan gurunya.
11. Peserta didik hendaknya senantiasa mengulangi pelajaran, baik di waktu senja
dan menjelang subuh atau di antara waktu Isya' dan makan sahur.
12. Bertekad untuk belajar seumur hidup.

3
C. Unsur-unsur Peserta Didik
Siswa dipandang sebagai anak yang aktif, bukan pasif yang hanya menanti guru
untuk memenuhi ortaknya dengan berbagai informasi. Siswa adalah anak yang
dinamis yang secara alami ingin belajar, dan akan belajar apabila mereka tidak
merasa putus asa dalam pelajarannya yang diterima dari orang yang berwenang atau
dewasa yang melaksanakan kehendak dan tujuannya kepada mereka. Dalam hal ini,
Dewey menyebutkan bahwa anak itu sudah memiliki potensi aktif. Membicarakan
pendidikan berarti membicarakan aktifitasnya, dan pemberian pembimbingan
padanya. Seimbang dengan kewajiban pendidikan untuk menyampaikan ajaran
Islam, peserta didik harus menuntut ilmu, membaca dengan nama Allah Swt. Orang
yang beriman dan berilmu pengetahuan akan ditingfikan derajatnya oleh Allah Swt,
sedangkan orang yang tidak memanfaatkan karuia dari Allah Sw berupa panca indra
dan kalbu atau otak untuk berfikir, ibarat binatang ternak, bahkan lebih sesasat lagi.

Peserta didik dalam pandangan islam diarahkan pada sifat aktif, bukan pasif.
Islam menganjurkan peserta didik untruk belajar agama, ilmu jiwa dan ilmu alam
dan tentang manusia serta alam. Semua itu sebagai bukti bahwa peserta didik dalam
konsep islami haruslah aktif dan dinamis dalam berfikir, belajar, menerangkan,
meneliti, mencoba, menemukan, mengamalkan, dan menyebarluaskan aktivitasnya.
Dan sebagai sarana formal dari tiga komponen atau unsur dalam sistem pendidikan
islam tersebut dalam melibatkan unsur sekolah.

Di Negara-negara Timur Tengah sejak dahulu kala guru itu dihormati oleh
peserta didik. Orang india dahulu, mengangap guru itun sebagai orang suci dan
sakti. Agama islam sangat menghargai orang-orang yang berilmu pengetahuan
(guru/ulama), sehinga hanya mereka sajalah yang pantas mencapai taraf ketinggian
dan keutuhan hidup.

Seperti halnya pendidik, Ibn Khaldun juga tidak terlalu banyak


mengemukakan tentang peserta didik, padangan terhadap peserta didik tidak
terlepas dari konsepsinya tentang hakikat manusia. Ibn Khalid mangakui bahwa
adanya perbedaan dari masing-masing peserta didik (individual different).

4
Perbedaan tersebut tentunya dilatarbelakangi oleh tingkat kemampuan berfikirnya,
lingkungan geografisnya, kondisi mentalnya.

D. Etika Personal Peserta Didik


1. Imam al-Nawawi berpendapat bahwa seorang peserta didik harus mensucikan
hatinya dari berbagai macam penyakit hati agar dengan mudah menerima ilmu
dan menghafalnya untuk selanjutnya mengamalkannya. Karena bersihnya hati
dalam menyerap ilmu sama halnya seperti bersihnya tanah dalam menerima
benih untuk ditanami.
2. Seorang peserta didik harus menghilangkan segala hal yang dapat merintangi
usahanya untuk menyempurnakan ijtihadnya dalam mendapat ilmu dan selalu
ridha dalammenerima kekurangan dalam hal pangan dan bersabar atas
kesulitan hidup. Pernyataan Imam al-Nawawi dipertegasnya dengan mengutip
pernyataan Imam syafi’i, “janganlah dianggap orang sukses dalam menuntut
ilmu itu jika orang tersebut memiliki fasilitas dan prestise yang tinggi tetapi
yang disebut orang sukses dalam menuntut ilmu itu adalah orang yang
mencari ilmu dengan mengarahkan segala kemampuannya serta hidup dalam
kesulitan dan mengikuti kehidupan para ulama. Ilmu itu tidak dapat diperoleh
kecuali dengan sabar dan kesusahan.”
3. Imam al-Nawawi berpendapat bahwa seorang peserta didik harus bersifat
tawaduk kepada guru dan ilmu yang akan diterimanya, tunduk patuh kepada
gurunya dan ilmu yang diterimanya, tunduk patuh kepada gurunya dan
mendiskusikan segala persoalan dan meminta pendapatnya sebagaimana
seorang pasien itu mematuhi segala nasihat dokternya.

E. Paradigma Peserta Didik dalam Pendidikan Islam


Dalam proses belajar mengajar, seorang pendidik harus sedapat mungkin
memahami hakikat peserta didiknya sebagai subjek dan objek pendidikan.
Kesalahan dalam memahami hakikat peserta didik menjadikan kegagalan dalam
proses pendidikan. Beberapa hal yang perlu dipahami mengenai karakteristik
peserta didik adalah :

5
1. peserta didik bukan miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri,
sehingga metode belajar mengajar trdak boleh disamakan dengan orang
dewasa. Orang dewasa tidak patut meng- eksploitasi dunia peserta didik,
dengan mematuhi segala aturan dan keinginannya, sehingga peserta didik
kehilangan dunianya Peserta didik yang kehilangan dunianya, maka
menjadikan ke hampaan hidup di kemudian hari.
2. peserta didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk pemenuhan kebutuhan
itu semaksimal mungkin. Kebutuhan indi Abraham Maslow, terdapat lima
hierarki yang dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu: yang pertama,
kebutuhan taraf dasar (basic needs) yang meliputi kebutuhan fisik rasa aman
dan terjamin, cinta dan ikut memiliki (sosial), dan harga diri. Yang kedua,
metakebutuhan-metakebutuhan (meta needs), meliputi apa saja yang
terkandung dalam aktualisasi diri, seperti keadilan, kebaikan, keindahan,
keteraturan, kesatuan, dan lain sebagainya.
3. peserta didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu yang lain,
baik perbedaan yang disebabkan dari faktor endogen (fitrah) maupun eksogen
(ingkungan) yang meliputi segi jasmani, inteligensi, sosial, bakat, minat, dan
lingkungan yang mengaruhinya.
4. peserta didik merupakan subjek dan objek sekaligus dalam pendidikan yang
dimungkinkan dapat aktif, kreatif, serta produktif. Setiap peserta didik
memiliki aktivitas sendiri (swadaya) dan kreatifitas sendiri (daya cipta),
sehingga dalam pendidikan tidak memandang anak sebagai objek pasif yang
bisanya hanya menerima, mendengarkan saja.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam paradigma Pendidikan Islam, peserta didik merupakan orang yang
belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang masih perlu
dikembangkan. Disini, peserta didik merupakan makhluk Allah yang memiliki
fitrah jasmani maupun rohani yang belum mencapai taraf kematangan baik bentuk,
ukuran, maupun perimbangan pada bagian-bagian lainnya. Dari segi ruhaniah, ia
memiliki bakat, memiliki kehendak, perasaan, dan pikiran yang dinamis dan perlu
dikembangkan.
Peserta didik dalam pandangan islam diarahkan pada sifat aktif, bukan pasif.
Islam menganjurkan peserta didik untruk belajar agama, ilmu jiwa dan ilmu alam
dan tentang manusia serta alam. Semua itu sebagai bukti bahwa peserta didik dalam
konsep islami haruslah aktif dan dinamis dalam berfikir, belajar, menerangkan,
meneliti, mencoba, menemukan, mengamalkan, dan menyebarluaskan aktivitasnya.
Dan sebagai sarana formal dari tiga komponen atau unsure dalam sistem pendidikan
islam tersebut dalam melibatkan unsur sekolah.

B. Saran
Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mdahan dapat bermanfaat bagi kita
semua umumnya kami pribadi. yang baik datangnya dari Allah SWT, dan yang
buruk datangnya dari kami sebagai hambanya. Dan kami sadar bahwa makalah
kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi. Jadi
kami harapkan saran dan juga kritiknya yang bersifat membangun, untuk perbaikan
makalah kami selanjutnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/35216825/PESERTA_DIDIK_DALAM_PERSPEFTI
F_PENDIDIKAN_ISLAM

Hafi Ashari. 1983. Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha


Nasional.
Zakiah Darajat, dkk. 2000. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai