PENDIDIKAN ISLAM
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu:
Samuji, MA
Disusun oleh:
Desida Bella Chaterina ( 202107501011220 )
Redhita Nora Amelia ( 202107501011262 )
Isti Armilia Purnamasari ( 202107501481007 )
Rizki Riyan Maulana ( 202107501011265 )
Muhamad Ridho Walesy ( 202107501011244 )
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat,
karunia serta kasih sayang-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah mengenai
“Pengertian dan Klasifikasi Peserta Didik dalam Pendidikan Islam” ini
dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi
terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita, Nabi
Muhammad SAW. Tidak lupa pula penyusun ucapkan terima kasih kepada Bapak
Samuji, MA selaku Dosen mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam.
Dalam penulisan makalah ini, penyusun menyadari masih banyak terdapat
kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan
maupun dengan teknik pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal
dari penyusun yang mampu penyusun usahakan. Semoga dalam makalah ini para
pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan diharapkan kritik yang
membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan sebagaimana
mestinya.
Penyusun
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Islam peserta didik ialah setiap manusia yang sepanjang
hayatnya selalu berada dalam perkembangan, jadi bukan hanya anak-anak
yang sedang dalam pengasuhan dalam pengasihan orang tuanya, bukan
pula hanya anak-anak dalam usia sekolah, tetapi mencakup seluruh
manusia baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia
yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara
keseluruhan, setiap orang yang terlibat dalam satu kegiatan pendidikan,
baik itu formal, informal, maupun non formal harus mampu
mengembangkan dan mensosialosasikan berbagai persoalan yang
berkaitan dengan peserta didik secara baik dan benar, demi
terselenggaranya kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi guru
dan juga bagi peserta didik.
Diantara yang perlu diperhatikan adalah tentang bagaimanakah
esensi dari peserta didik, kewajiban dan tugas peserta didik, atau etika
peserta didik dalam menuntut ilmu. Untuk menjadi peserta didik yang
baik, sebaiknya memiliki dan mengembangkan sifat-sifat mulia dan
menghindari sifat-sifat tercela, sebab sifat-sifat mulia tersebut akan
mempermudah peserta didik dalam menuntut ilmu, sebaliknya sifat-sifat
tercela akan menghambat peserta didik dalam menuntut ilmu. Dalam
makalah ini, penyusun akan menguraikan pembahasan mengenai
pengertian dan klasifikasi peserta didik dalam pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah yang akan penyusun rumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari peserta didik ?
2. Bagaimana penjelasan mengenai karakteristik peserta didik ?
3. Apa saja tugas dan kewajiban peserta didik ?
2
hal tingkah laku peserta didik. Jadi, mutaaddib adalah orang yang
diberi pendidikan tentang tingkah laku.
B. Karakteristik Peserta Didik
Beberapa hal yang perlu dipahami mengenai karakteristik peserta
didik adalah:
a. Peserta didik bukan miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia
sendiri, sehingga metode belajar mengajar tidak boleh dilaksanakan
dengan orang dewasa. Orang dewasa tidak patut mengeksploitasi dunia
peserta didik, dengan mematuhi segala aturan dan keinginannya,
sehingga peserta didik kehilangan dunianya.
b. Peserta didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk pemenuhan
kebutuhan itu semaksimal mungkin. Kebutuhan individu, menurut
Abraham Maslow, terdapat lima hierarki kebutuhan yang
dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu:
1. Kebutuhan-kebutuhan tahap dasar (basic needs) yang meliputi
kebutuhan fisik, rasa aman dan terjamin, cinta dan ikut memiliki
(sosial), dan harga diri.
2. Meta kebutuhan-meta kebutuhan (meta needs), meliputi apa saja
yang terkandung dalam aktualisasi diri, seperti keadilan, kebaikan,
keindahan, keteraturan, kesatuan, dan lain sebagainya. Sekalipun
demikian, masih ada kebutuhan lan yang tidak terjangkau kelima
hierarki kebutuhan itu, yaitu kebutuhan akan transendensi kepada
Tuhan. Individu yang melakukan ibadah sesungguhnya tidak dapat
dijelaskan dengan kelima hierarki kebutuhan tersebut, sebab akhir
dari aktivitasnya hanyalah keikhlasan dan ridha dari Allah.
c. Peserta didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu yang
lain, baik perbedaan yang disebabkan dari faktor endogen (fitrah)
maupun eksogen (lingkungan) yang meliputi segi jasmani, inteligensi,
sosial, bakat, minat, dan lingkungan yang mempengaruhinya. Peserta
didik dipandang sebagai kesatuan sistem manusia. Sesuai dengan
hakikat manusia, peserta didik sebagai makhluk monopluralis, maka
5
pribadi peserta didik walaupun terdiri dari dari banyak segi, merupakan
satu kesatuan jiwa raga (cipta, rasa dan karsa).
d. Peserta didik merupakan subjek dan objek sekaligus dalam pendidikan
yang dimungkinkan dapat aktif, kreatif, serta produktif. Setiap peserta
didik memiliki aktivitas sendiri (swadaya) dan kreatifitas sendiri (daya
cipta), sehingga dalam pendidikan tidak hanya memandang anak
sebagai objek pasif yang bisanya hanya menerima, mendengarkan saja.
e. Peserta didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dalam
mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya. Implikasi
dalam pendidikan adalah bagaimana proses pendidikan itu dapat
disesuaikan dengan pola dan tempo, serta irama perkembangan peseta
didik. Kadar kemampuan peserta didik sangat ditentukan oleh usia dan
priode perkembangannya, karena usia itu bisa menentukan tingkat
pengetahuan, intelektual, emosi, bakat, minat peserta didik, baik dilihat
dari dimensi biologis, psikologis, maupun dedaktis (Ramayulis, 2006:
103).
C. Tugas dan Kewajiban Peserta Didik
Dalam pelaksanaan pendidikan Islam agar tercapai tujuan yang
diinginkannya, maka setiap peserta didik hendaknya senantiasa menyadari
tugas dan kewajiban. Berikut ini beberapa tugas dan kewajiban yang perlu
dipenuhi peserta didik adalah:
a. Peserta didik hendaknya senatiasa membersihkan hatinya sebelum
menuntut ilmu.
b. Tujuan belajar hendaknya ditujukan untuk menghiasi dirinya bahwa
tujuan menuntut ilmu adalah untuk meraih keutamaan akhlak,
mendekatkan diri kepada Allah.
c. Memiliki kemauan yang kuat untuk mencari dan menuntut ilmu
diberbagai tempat.
d. Seorang peserta didik harus memiliki ketabahan dan kesabaran dalam
mencari ilmu.
e. Setiap peserta didik wajib menghormati gurunya.
6
pelajaran lanjutan. Orang yang hemat ialah yang dapat menjaga aturan
susunan ilmu pengetahuan itu.
g. Hendaknya tujuan pendidikan itu dihadapkan untuk mendekatkan diri
kepada Allah yaitu dengan jalan berbakti kepadanya dan bukan untuk
hal-hal bersifat keduniaan semata seperti akan menjadi kepala bagian,
berpangkat tinggi maupun dipuji orang. ataupun bermegah-megahan
dengan kawan-kawan.
h. Hendaknya pelajar mengetahui perbandingan faedah tiap-tiap mata
pelajaran dengan ilmu-ilmu yang lain supaya dapat olehnya
pengetahuan apa yang lebih patut diutamakannya dari pada yang lain.
Kepentingan pelajaran itu adalah untuk keselamatan di dunia dan di
akhirat serta menuju kesenangan yang kekal abadi.
Bukhari Umar tentang kode etik peserta didik dalam pendidikan
Islam mengutip pendapat al-Gazali meliputi:
a. Belajar dengan niat ibadah dalam rangka taqarrub kepada Allah swt
sehingga dalam kehidupan sehari-hari peserta didik selalu menyucikan
jiwanya dari akhlak yang rendah dan watak yang tercela.
b. Mengurangi kecenderungan pada duniawi dibandingkan masalah
ukhrawi.
c. Bersikap tawadhu (rendah diri) dengan cara meninggalkan kepentingan
pribadi untuk kepentingan pendidikannya.
d. Menjaga pikiran dari pertentangan yang timbul dari berbagai aliran.
e. Mempelajari ilmu-ilmu yang terpuji baik untuk ukhhrawi maupun
duniawi.
f. Belajar dengan bertahap atau berjenjang dengan memulai pelajaran
yang mudah (kongkrit) menuju pelajaran yang susah (abstrak) atau
dari ilmu yang fardhu ain menuju ilmu yang fardhu kifayah.
g. Belajar ilmu sampai tuntas untuk kemudian beralih pada ilmu yang
lainnya sehingga peserta didik memiliki spesifikasi pengetahuan secara
mendalam.
h. Mengenal nilai-nilai ilmiah atau ilmu pengetahuan yang dipelajari.
8
Fakhrurrazi. 2020. Peserta Didik dalam Wawasan Al-Qur'an. Jurnal Ilmiah Prodi
Pendidikan Agama Islam. Vol.12 No.1 (halaman 40-49).