Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PROFESI PENDIDIKAN
“Jenis-jenis Profesi di Bidang Pendidikan “

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Profesi Pendidikan

Disusun Oleh :
1. Nur Lela Sihombing 22140006
2. Nur Janna 22140051
3. Nur Holija 22140270
4. Fatimah Tambak 22140043

Mata Kuliah : Pembelajaran IPS Kelas Tinggi


Dosen Pengampuh : Toharuddin Harahap, S.Pd., MM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA
INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN
T.A 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah tentang " Jenis-jenis Profesi di Bidang Pendidikan "
ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar
kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang
lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta
rahmat bagi seluruh alam semesta.
Saya menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Namun
berkat bantuan dan dorongan serta bimbingan dari dosen mata kuliah Profesi
Pendidikan serta berbagai bantuan dari berbagai pihak, akhirnya pembuatan
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Saya berharap dengan
penyusunan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun sendiri dan
bagi para pembaca umumnya.
Dalam kesempatan ini kami dengan ikhlas menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada :Ibu Nurzannah M, Pd selaku dosen mata kuliah Profesi Pendidikan yang
telah membimbing penyusun dengan penuh tanggung jawab sehingga makalah ini
dapat diselesaikan.

Padangsidimpuan, Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................I

DAFTAR ISI................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1


B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan Masalah..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3

A. Pengertian Guru..................................................................................3
B. Pengertian Kepala Sekolah.................................................................7
C. Pengertian Konselor............................................................................9
D. Pengertian Pustakawan.....................................................................10

BAB III PENUTUP.....................................................................................11

A. Kesimpulan.......................................................................................11
B. Saran.................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagaimana kita ketahui bahwa selain sebagai pengajar dan
pendidik guru juga harus mampu membina relasi dengan organisasi
profesi. Hal ini merupakan hal yang harus dilakukan oleh seorang guru
sebagaimana tuntutan yang telah ditentukan, dimana setiap guru wajib
menjadi anggota organisasi profesi serta mempunyai kewenangan
mengatur hal – hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Melalui organisasi profesi ini diharapkan akan membawa dampak yaitu
sebagai alat pemersatu seluruh anggota profesi dalam kiprahnya
menjalankan tugas serta dapat meningkatkan kemampuan profesional dari
anggotanya. Dari hal ini, tentu saja membutuhkan kerjasama seluruh
anggota profesi untuk memelihara, meningkatkan mutu serta bertanggung
jawab terhadap organisasi profesi itu.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta perubahan sosio-kultural yang terkadang sulit diprediksi, profesi
pendidikan seakan-akan dihadapkan pada dilema yang kompleks. Di satu
pihak, masyarakat pengguna jasa kependidikan menuntut akan kualitas
layanan jasa kependidikan secara lebih baik, tetapi di pihak lain para
penyandang profesi kependidikan dihadapkan pada pelbagai keterbatasan.
Bahkan secara individual mereka dihadapkan pula pada suatu realitas
bahwa kesejahteraannya perlu mendapat perhatian khusus. Imbalan jasa
kependidikan yang kurang sesuai menurut ukuran kebutuhan hidup
realistis masih menjadi topik diskusi keseharian masyarakat. Padahal
masyarakat yakin betul bahwa kelangsungan hidup bangsa ini akan sangat
ditentukan oleh keberhasilan proses sistem pendidikan.
Banyak orang yang menganggap bahwa menjadi seorang guru itu
mudah. Presepsi itu sungguh tidak benar adanya, karena seseorang guru
mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mendidik dan mengajar.
Tanggung jawab itulah yang menjadi professionalitas seorang guru di
mata masyarakat. Seorang guru tidak sebatas mengajar di kelas tetapi juga

1
harus menjadi teladan bagi muridnya. Keteladanan tersebut akan menjadi
tolak ukur keberhasilan seorang guru. Dalam mentrasfer ilmu, seorang
guru haruslah memperhatikan murid-murid secara bijak dan cermat,
karena antara murid yang satu dan lainnya berbeda karakter. Ada murid
yang cepat dalam menangkap pelajaran, ada juga murid yang lamban
dalam memahami pelajaran. Selain itu guru juga harus menjunjung tinggi
etika dan norma dalam mendidik. Yang masih terasa membelenggu
kalangan pendidikan antara lain gelar pahlawan tanpa tanda jasa bagi para
guru di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Guru?
2. Apa yang dimaksud dengan Kepala Sekolah?
3. Apa yang dimaksud dengan Konselor?
4. Apa yang dimaksud dengan Pustakawan?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui yang dimaksud dengan Guru.
2. Mengetahui yang dimaksud dengan Kepala Sekolah.
3. Mengetahui yang dimaksud dengan Konselor.
4. Mengetahui yang dimaksud dengan Pustakawan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Guru
Pengertian guru adalah seorang tenaga pendidik profesional yang
mendidik, mengajarkan suatu ilmu, membimbing, melatih, memberikan
penilaian, serta melakukan evaluasi kepada peserta didik.
Definisi guru adalah seseorang yang telah mengabdikan dirinya
untuk mengajarkan suatu ilmu, mendidik, mengarahkan, dan melatih
muridnya agar memahami ilmu pengetahuan yang diajarkannya tersebut.
Dalam hal ini, guru tidak hanya mengajarkan pendidikan formal,
tapi juga pedidikan lainnya dan bisa menjadi sosok yang diteladani oleh
para muridnya. Dari penjelasan tersebut, maka kita dapat memahami
bahwa peran guru sangat penting dalam proses menciptakan generasi
penerus yang berkualitas, baik secara intelektual maupun akhlaknya.
a. Pengertian Guru Menurut Para Ahli
Agar lebih memahami apa arti guru, kita dapat merujuk pada
pendapat beberapa ahli berikut ini:

1. Dri Atmaka

Menurut Dri Atmaka (2004:17), pendidik atau guru adalah


orang yang bertanggung jawab untuk memberikan bantuan kepada
siswa dalam pengembangan baik fisik dan spiritual.

2. Husnul Chotimah

Menurut Husnul Chotimah (2008), pengertian guru adalah


orang yang memfasilitasi proses peralihan ilmu pengetahuan dari
sumber belajar ke peserta didik.

3
3. Ngalim Purwanto

menurut Ngalim Purwanto, pengertian guru adalah orang yang


pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian kepada seseorang
maupun kepada sekelompok orang.

4. Mulyasa

Menurut Mulyasa, pengertian guru adalah seseorang yang


memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta mampu mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.

5. Drs. M. Uzer Usman

Menurut Drs. M. Uzer Usman (1996:15), pengertian guru


adalah setiap orang yang berwenang dan bertugas dalam dunia
pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan formal.

6. UU No. 14 Tahun 2005

Menurut UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,


pengertian guru adalah tenaga pendidik profesional yang memiliki
tugas utama untuk mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan
dasar dan pendidikan menengah.

b. Tugas dan Tanggungjawab Seorang Guru


Seorang guru memiliki tanggungjawab terhadap muridnya.
Mengacu pada pengertian guru di atas, seorang pendidik atau guru
memiliki tugas dan tanggungjawab untuk mengajar, mendidik, melatih
para peserta didik agar menjadi individu yang berkualitas, baik dari
sisi intelektual maupun akhlaknya. Adapun beberapa tugas utama guru
adalah sebagai berikut:

4
1. Mengajar Peserta Didik

Seorang guru bertanggungjawab untuk mengajarkan suatu ilmu


pengetahuan kepada para murid. Dalam hal ini, fokus utama
kegiatan mengajar adalah dalam hal intelektual sehingg para murid
mengetahui tentang materi dari suatu disiplin ilmu.

2. Mendidik Para Murid

Mendidik murid merupakan hal yang berbeda dengan


mengajarkan suatu ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, kegiatan
mendidik adalah bertujuan untuk mengubah tingkah laku murid
menjadi lebih baik.

Proses mendidik murid merupakan hal yang lebih sulit untuk


dilakukan ketimbang mengajarkan suatu ilmu pengetahuan. Selain
itu, seorang guru harus dapat menjadi teladan yang baik bagi
murid-muridnya sehingga para murid dapat memiliki karakter yang
baik sesuai norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.

3. Melatih Peserta Didik

Seorang guru juga memiliki tugas untuk melatih para muridnya


agar memiliki keterampilan dan kecakapan dasar. Bila di sekolah
umum para guru melatih murid tentang keterampilan dan
kecakapan dasar, maka di sekolah kejuruan para guru memberikan
keterampilan dan kecakapan lanjutan.

4. Membimbing dan Mengarahkan

Para peserta didik mungkin saja mengalami kebingungan atau


keraguan dalam proses belajar-mengajar. Seorang guru
bertanggungjawab untuk membimbing dan mengarahkan anak
didiknya agar tetap berada pada jalur yang tepat, dalam hal ini
sesuai dengan tujuan pendidikan.

5
5. Memberikan Dorongan Pada Murid

Poin terakhir dari tugas seorang guru adalah untuk memberikan


dorongan kepada para muridnya agar berusaha keras untuk lebih
maju. Bentuk dorongan yang diberikan seorang guru kepada
muridnya bisa dengan berbagai cara, misalnya memberikan hadiah.

c. Peran Guru dalam Pendidikan


Guru memiliki peran penting dalam pendidikan. Setelah
memahami apa saja tugas dan tanggungjawab seorang guru, maka kita
akan mengerti apa saja peran guru bagi para muridnya. Adapun peran
guru adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pengajar, yaitu orang yang mengajarkan suatu ilmu
pengetahuan kepada para anak didiknya.
2. Sebagai pendidik, yaitu orang yang mendidikan muridnya agar
memiliki tingkah laku yang sesuai dengan norma-norma yang
berlaku di masyarakat.
3. Sebagai pembimbing, yaitu orang yang mengarahkan muridnya
agar tetap berada pada jalur yang tepat sesuai tujuan pendidikan.
4. Sebagai motivator, yaitu orang yang memberikan motivasi dan
semangat kepada muridnya dalam belajar.
5. Sebagai teladan, yaitu orang yang memberikan contoh dan
teladan yang baik kepada murid-muridnya.
6. Sebagai administrator, orang yang mencatat perkembangan para
muridnya.
7. Sebagai evaluator, orang yang melakukan evaluasi terhadap
proses belajar anak didiknya.
8. Sebagai inspirator, orang yang menginspirasi para muridnya
sehingga memiliki suatu tujuan di masa depan.
9. dan lain-lain

Sebenarnya ada banyak sekali peran seorang guru dalam dunia


pendidikan. Tidak hanya dalam mengajarkan ilmu pengetahuan, guru juga
seringkali menjadi panutan bagi anak didiknya.

6
B. Pengertian Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah guru yang diberikan tugas tambahan untuk
memimpin suatu sekolah yang diselenggarakan proses belajar-mengajar
atau tempat terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan
murid yang menerima pelajaran.
Secara etimologi, kepala sekolah merupakan padanan dari school
principal yang tugas kesehariannya menjalankan principalship atau
kekepalasekolahan. Istilah kekepalasekolahan mengandung makna sebagai
segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi sebagai
kepala sekolah. Penjelasan ini dipandang penting, karena terdapat
beberapa istilah untuk menyebut jabatan kepala sekolah, seperti
administrasi sekolah (school administrator), pimpinan sekolah (school
leader), manajer sekolah (school manajer), dan sebagainya.
Seorang guru harus mempunyai kriteria atau kualifikasi umum
untuk menjadi seorang kepala sekolah, yaitu:

 Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-


IV) kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi yang
terakreditasi.
 Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-
tingginya 56 tahun.
 Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun menurut
jenjang sekolah masing-masing. Untuk Taman Kanak-Kanak atau
Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar sekurang-
kurangnya 3 tahun di TK/RA.
 Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan non PNS disertakan dengan kepangkatan yang
dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.
Tugas utama kepala sekolah sebagai pemimpin adalah mengatur
situasi, mengendalikan kegiatan kelompok, organisasi atau lembaga, dan
menjadi juru bicara kelompok. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,
terutama untuk memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar,

7
kepala sekolah dituntut untuk berperan ganda, baik
sebagai catalyst, solution givers, process helpers, dan resource linker.
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin seharusnya dalam
praktik sehari-hari selalu berusaha memperhatikan dan mempraktokkan
fungsi kepemimpinan di dalam kehidupan sekolah, yaitu:

 Kepala sekolah harus dapat memperlakukan sama terhadap orang-


orang yang menjadi bawahannya, sehingga tidak terjadi diskriminasi,
sebaliknya dapat diciptakan semangat kebersamaan di antara mereka
yaitu guru, staf, dan para siswa.
 Sugesti atau saran sangat diperlukan oleh para bawahan dalam
melaksanakan tugas. Para guru, staf dan siswa suatu sekolah
hendaknya selalu mendapatkan saran anjuran dari kepala sekolah
sehingga dengan saran tersebut selalu dapat memelihara bahkan
meningkatkan semangat, rela berkorban, rasa kebersamaan dalam
melaksanakan tugas masing-masing.
 Dalam mencapai tujuan setiap organisasi memerlukan dukungan,
dana, sarana dan sebagainya. Kepala sekolah bertanggung jawab
untuk memenuhi atau menyediakan dukungan yang diperlukan oleh
para guru, staf, dan siswa, baik berupa dana, peralatan, waktu, bahkan
suasana yang mendukung.
 Kepala sekolah berperan sebagai katalisator, dalam arti mampu
menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf, dan siswa
dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
 Kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat menciptakan rasa aman
di lingkungan sekolah.
 Kepala sekolah pada hakekatnya adalah sumber semangat bagi para
guru, staf, dan siswa. Oleh sebab itu kepala sekolah harus selalu
membangkitkan semangat para guru, staf, dan siswa.
 Setiap orang dalam kehidupan organisasi baik secara pribadi maupun
kelompok, kebutuhannya diperhatikan dan dipenuhi. Penghargaan dan
pengakuan ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti

8
kenaikan pangkat, fasilitas, kesempatan mengikuti pendidikan, dan
sebagainya.

C. Pengertian Konselor
Konselor atau penyuluh adalah seorang yang mempunyai keahlian
dalam melakukan konseling. Berlatar belakang pendidikan
minimal sarjana strata 1 (S1) dari jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan, dan Jurusan Bimbingan Konseling (BK). Salah satu organisasi
profesi konseling yang memberikan wadah bagi praktisi di bidang
Konseling bernama Asosiasi Bimbingan dan Konseling
Indonesia (ABKIN).
Beberapa asosiasi memberikan lisensi bagi para konselor tertentu
melalui proses sertifikasi, Sertifikasi tersebut sebagai tanda bahwa yang
bersangkutan berwenang menyelenggarakan konseling dan pelatihan
bagi masyarakat umum. Selain di bidang pendidikan, konseling juga
merambah pada bidang industri dan organisasi, penanganan
korban bencana, dan konseling secara umum di masyarakat. Khusus
bagi konselor pendidikan yang bertugas dan bertanggungjawab
memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik di
satuan pendidikan (sering disebut Guru BK atau Guru Bimbingan dan
Konseling). Ia juga belum diwajibkan mempunyai sertifikat terlebih dulu.
Jadi tugasnya adalah mengumpulkan fakta serta pengalaman klien
lalu memfokuskan pada masalah tertentu yang dialami oleh klien.
Kemudian pada akhirnya, konselor akan memberikan masukan sebagai
solusi masalah tersebut. Pada umumnya konselor adalah profesi yang
bergerak di bidang pendidikan.
Dengan kata lain, konseling merupakan bentuk khusus bimbingan
yaitu layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien secara
individu. Konselor adalah seseorang yang karena kewenangan dan
keahliannya memberi bantuan kepada konseli.

9
D. Pengertian Pustakawan
Dalam UU No 43 tahun 2007, juga yang dikatakan
bahwa pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang
diperoleh melalui pendidikan dan / atau pelatihan kepustakawanan serta
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan
dan pelayanan perpustakaan.
Tugas utamanya adalah mengumpulkan bahan pustaka yang
meliputi buku dan non buku sebagai sumber informasi, mengolah dan
memelihara perpustakaan, serta menyediakan layanan data perpustakaan.
Pustakawan memiliki banyak peran, namun peran ini bisa dibagi
menjadi tiga bagian utama: penyokong literasi, pengelola materi
pembelajaran, dan tenaga ahli penelitian. Jika sekolah Anda tidak memiliki
pustakawan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengisi peran
pustakawan tersebut.

10
DAFTAR PUSTAKA

A. Kesimpulan
Pengertian guru adalah seorang tenaga pendidik profesional yang
mendidik, mengajarkan suatu ilmu, membimbing, melatih, memberikan
penilaian, serta melakukan evaluasi kepada peserta didik.
Kepala sekolah adalah guru yang diberikan tugas tambahan untuk
memimpin suatu sekolah yang diselenggarakan proses belajar-mengajar atau
tempat terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang
menerima pelajaran.
Konselor atau penyuluh adalah seorang yang mempunyai keahlian
dalam melakukan konseling. Berlatar belakang pendidikan
minimal sarjana strata 1 (S1) dari jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan, dan Jurusan Bimbingan Konseling (BK).
pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang
diperoleh melalui pendidikan dan / atau pelatihan kepustakawanan serta
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan
pelayanan perpustakaan.

B. Saran
Setiap orang yang berprofesi dalam bidang kependidikan hendaknya
lebih mengenal dan memahami tentang organisasi profesi kependidikan itu
sendiri karena banyak hal yang bermanfaat bagi penyandang profesi
kependidikan dari organisasi profesinya sendiri. Organisasi profesi
kependidikan hendaknya lebih aktif lagi dalam menjalankan perannya
sebagai pemersatu dan melakukan kegiatan-kagiatan yang meningkatkan
kemampuan profesional anggotanya.
Hubungan antar organisasi profesi kependidikan yang satu dengan
yang lainnya hendaknya lebih ditingkatkan secara nyata. Kepada struktural
organisasi yang menaungi aktifitas guru, baik itu PGRI, MGMP, maupum
KKG bisa lebih berperan dalam pembinaan, pengawasan kepada guru
sehingga nantinya guru bisa maksimal dalam menjalankan tugas serta
aktifitasnyapun terjaga dari segala bentuk asusila.

11
Kepada siswa yang menjadi objek pengaran guru, juga bisa memberi
masukan jika dalam pelaksanaannya ada guru yang bertindak menyimpang
dari kode etik guru yang sedang berlaku. Untuk siswa selalu belajar dengan
tekun dan rajin sehingga nantinya bisa menjadi manusia yang mampu
memahami organisasi profesi, dalam hal ini organisasi profesi guru, serta
mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk orang tua,
serta pihak yang terkaik dengan organisasi profesi guru, maupun
pelaksanaan guru dalam kesehariannya yang kurang sesuai dengan kode etik
guru, bisa ikut andil dalam memecahkan masalahnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Haris. 2009. Organisasi Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Islam


Negeri Syarif Hidayatullah

Hadi, Sopwan. 2010. Makalah Profesi Keguruan.


(http://sopwanhadi.wordpress.com/2010/02/28/makalah-organisasi-
keguruan.html, diakses tanggal 31 Maret 2013

Hamalik, Oemar. 2008. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan


Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara

Syamsuddin, M. Abin. 1999. Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga


Kependidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Tim Pengampu. 2012. Profesi Kependidikan. Medan: Universitas Negeri


Medan.

Undang-undang No. 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen. Jakarta :


Depdiknas.

13

Anda mungkin juga menyukai