“Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Fiqh Kontemporer”
Disusun Oleh:
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................ii
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Hukum Jual Beli Barang secara Kredit................................................2
C. Kesimpulan ..........................................................................................5
ii
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kredit
Kredit adalah sesuatu yang dibayar secara berangsur- angsur, baik itu jual
beli maupun dalam pinjam-meminjam.Kredit dibolehkan dalam hukum jual
beli secara Islami yang kajiannya secara mendalam dijabarkan pada sub-bab
selanjutnya. Sistem jual beli ini dikenal dengan istilah atau bar bis-saman al-
ajil Adapun pengertian jual beli kredit secara istilah adalah menjual sesuatu
dengan pembayaran tertunda, dengan cara bai' bi al-taqsit memberikan cicilan
dalam jumlah-jumlah tertentu dalam beberapa waktu secara tertentu, lebih
mahal dari harga kontan."
Jual beli kredit atau ba'i bisaman ajil dikenal dengan jual beli
tertangguh/kredit yaitu menjual sesuatu dengan disegerakan penyerahan
barang-barang yang dijual kepada pembeli dan ditangguhkan pembayarannya.
Beberapa hal yang dapat penulis ringkas dari dua pendapat ulama yang berbeda
tentang jual beli taqsith ini, bahwa tidaklah halal jual beli ini kecuali dengan
syaratsyarat berikut :
2
1. Tak mengapa adanya tambahan harga pada harga kredit dibandingkan harga
tunai
2. Bahwa harga kredit dan harga tunai yang berbeda terjadi di luar aqad jual
beli,artinya harga-harga tersebut merupakan pilihan pembeli tuk menentukan
transaksi mana yang dia pilih.
3. Memilih dan menetapkan tunai atau kredit dengan waktu yang diketahui
sebelum transaksi jual beli
3
"Oke, Aku beli dengan sistem kredit 120 juta selama setahun." Maka trans
semacam ini diperbolehkan. Berbeda halnya bila dalam transak terjadi tawar
menawar atau transaksi yang tidak jelas. Misalnya Ahmad menawarkan
"Burhan, belilah mobilku ini, kalau cash 100 juta, kalau kredit selama satu
tahun 120 juta." Kemudian Burhan menjawab "Oke, Aku beli." Tanpa ada
kejelasan, apakah Burhan membeli dengan cara cash atau kredit, maka
transaksi semacam ini tidak diperbolehkan. Menurut jumhur transaksi
semacam ini batal, sementara menurut Hanafiyah fasid, karena ketidakjelasan
transaksi. Transaksi semacam ini merupakan transaksi yang mengandung dua
akad sekaligus dan dilarang berdasarkan hadis nabi:
Ibnu Sirin berpendapat, bila ada orang yang mengatakan "Aku jual barang ini
10 dinar kontan, dan 15 dinar kredit", maka transaksi semacam ini hukumnya
makruh. Menurut Sufyan al- Tsauri, bila model transaksinya semacam ini,
berarti ada pilihan salah satu dua model pembayaran. Bila si pembeli
menyetujui salah satu, tidak masalah, karena bentuk transaksinya jelas.
Berbeda halnya bila pembeli diam tidak menentukan atau memilih dari dua
model pembayaran yang ditawarkan si penjual, maka berarti akad tidak jelas,
dan ada dua akad dalam satu transaksi, dan model akad semacam ini dilarang
berdasarkan hadis Rasulullah sebagaimana disebutkan di atas.
َأْي ِإَذ ا َو َج َب َلَك، ِبْع ُتَك َذ ا اْلَع ْبَد ِبَأْلِف َع َلى َأْن َتِبَعِني َداَر َك ِبَك َذ ا: ِبَأْن َيُقوَل
"Seseorang mengatakan saya jual budak itu kepadamu seharga seribu, dengan
syarat kama menjual harga rumahmu dengan harga sekian Maksudnya, jika
kamu menetapkan milikemu menjadi milikku, maka aku pun menetapkan
milikku jadi milikmu
4
Maksud dari hadis tersebut adalah larangan terjadinya dua akad dalam satu
transaksi. Karena, dalam hadis tersebut terjadi dua akad, yaitu akad jual-beli
budak dan akad jual-beli rumah, Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu saling memakan haria sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu."
Menurut jumhur, diantara sistem pembayaran dalam jual beli adalah dengan
sistem kredit. Jual beli dengan kredit merupakan bagian dari cara untuk
mendapatkan keuntungan. Kredit merupakan bagian dari jual beli dan bukan
bagian dari riba."
َيَأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِإَذ ا َتَداَينُتم ِبَد ْيِن ِإَلى َأَجٍل ُّمَس ًّمى َفاْكُتُبوُه
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya."
َقاَلْت َج اَء ْت َبِريَر ُة َفَقاَلْت ِإِّني َكاَتْبُت- رضى هللا عنها- َع ْن َعاِئَشَة
َفَأِع يِنِني، ِفي ُك ِّل َعاٍم َو ِفَّيٌة، اني على تسع أواٍق
"Dari Aisyah Ra. Berkata Burairah menebus dirinya dari mak dengan
membayar sembilan awag setiap tahun, dan ini merupakan pembayaran secara
kredit. Hal ini tidak düngkari oleh Nabi, bahkan beliau menyetujuinya. Tidak
ada perbedaan, apakah harga sama dengan harga kontan atau ditambah karena
adanya tempo pembayaran.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu bentuk akad jual beli yang banyak digunakan saat ini adalah
jual beli dengan sistem kridit. Mengenai hukum jual beli dengan sistem ini
memang ada perbedaan pendapat di kalangan ulama, namun jumhur ulama
membolehkannya. Diperbolehkannya jual beli dengan sistem kredit tetap
harus memenuhi berbagai persyaratan di atas.
Sebagai salah satu bentuk mu'amalah, jual beli dengan sistem kredit
mengandung hikmah. Salah satu hikmah dalam jual beli kredit adalah adanya
unsur saling tolong dan saling bantu. Si penjual membantu pembeli dengan
cara memberikan kelonggaran pembayaran dengan cara megangsur.
Sementara si pembeli membantu penjual dengan memberikan laba yang lebih
dari harga pembelian secara cash.