Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

HUKUM JUAL BELI ( AL BAI') DENGAN SISTEM KREDIT

“Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Fiqh Kontemporer”

Disusun Oleh:

1. Syaidah Gustina (2106160028)


2. Halijah Mikelolah (2106160035)

Dosen Pengampuh : Muksana Pasaribu M.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN
2024
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa


atas ridho dan hidayah nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah
ini dengan usaha maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat
memberi pelajaran positif bagi kita semua.
Terimakasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga
kami dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin.
Terimakasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu terselesaikannya
makalah ini, Ayah Ibu, teman-teman serta semua pihak yang penuh kebaikan dan
telah membantu kelompok kami.
Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha
sekuat tenaga dalam penyelesaian makalah ini, tetapi tetap saja tak luput dari sifat
manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran kelompok
kami, kami harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa
datang.

Padangsidimpuan, Januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................ii
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Hukum Jual Beli Barang secara Kredit................................................2
C. Kesimpulan ..........................................................................................5

ii
1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kredit

Kredit adalah sesuatu yang dibayar secara berangsur- angsur, baik itu jual
beli maupun dalam pinjam-meminjam.Kredit dibolehkan dalam hukum jual
beli secara Islami yang kajiannya secara mendalam dijabarkan pada sub-bab
selanjutnya. Sistem jual beli ini dikenal dengan istilah atau bar bis-saman al-
ajil Adapun pengertian jual beli kredit secara istilah adalah menjual sesuatu
dengan pembayaran tertunda, dengan cara bai' bi al-taqsit memberikan cicilan
dalam jumlah-jumlah tertentu dalam beberapa waktu secara tertentu, lebih
mahal dari harga kontan."

Maksud kredit adalah sesuatu yang dibayar secara berangsur- angsur,


baik itu jual beli maupun pinjaman-meminjam. Misalnya seseorang memneli
mobil ke sebuah dealer dengan uang muka 10 persen dan sisanya dibayar
secara berangsur-angsur selama sekian cahun dan dibayar sekali dalam
sebulan. Contoh lain, seorang ibu rumah tangga membeli alat-alat rumah
tangga kepada seondyg pedagang keliling, biasanya dilakukan atas dasar
kepercayaan penuh antara kedua belah pihak, kadang-kadang menggunakan
uangmuka dan terkadang tidak sama sekali, biasanya pembayaran dilakukan
dengan angsuran satu kali dalam satu minggu.

Jual beli kredit atau ba'i bisaman ajil dikenal dengan jual beli
tertangguh/kredit yaitu menjual sesuatu dengan disegerakan penyerahan
barang-barang yang dijual kepada pembeli dan ditangguhkan pembayarannya.

Syarat - syarat yang wajib dipenuhi dalam jual beli taqsith

Beberapa hal yang dapat penulis ringkas dari dua pendapat ulama yang berbeda

tentang jual beli taqsith ini, bahwa tidaklah halal jual beli ini kecuali dengan
syaratsyarat berikut :

2
1. Tak mengapa adanya tambahan harga pada harga kredit dibandingkan harga
tunai

2. Bahwa harga kredit dan harga tunai yang berbeda terjadi di luar aqad jual
beli,artinya harga-harga tersebut merupakan pilihan pembeli tuk menentukan
transaksi mana yang dia pilih.

3. Memilih dan menetapkan tunai atau kredit dengan waktu yang diketahui
sebelum transaksi jual beli

4. Tidak ada denda atau ta'zir dalam keterlambatan pembayaran angsuran

5. Diperbolehkan bagi pembeli angsur melunasi Angsurannya sebelum masa


angsur yang telah disepakati dan tak berlaku denda finalti atas pelunasan
sebelum masa angsur selesai. Demikian beberapa persyaratan yang harus
dilaksanakan ketika seseorang bertransaksi jual beli taqsith.

B. Hukum Jual Beli Barang secara Kredit

Menurut Anwar Iqbal Qureshi, fakta-fakta yang objektif menegaskan bahwa


Islam melarang setiap pembungaan uang. Hal ini tidak berarti bahwa Islam
melarang perkreditan sebab menurut Qureshi sistem perekonomian modern
tidak akan lancar tanpa adanya kredit dan pinjaman.

Ulama dari empat madzhab, Syafi'iyah, Hanafiyah, Mälikiyah, Hanbaliyah,


Zaid bin Ali dan mayoritas ulama membolehkan jual beli dengan sistem ini,
baik harga barang yang menjadi obyek transaksi sama dengan harga cash
maupun lebih tinggi. Namun demikian mereka mensyaratkan kejelasan akad.
yaitu adanya kesepahaman antara penjual dan pembeli bahwa jual beli itu
memang dengan sistem kredit. Dalam transaksi semacam ini biasanya si
penjual menyebutkan dua harga, yaitu harga cash dan harga kredit. Si pembeli
harus jelas hendak membeli dengan cash atau kredit."

Sebagai deskripsi untuk memperjelas, Ahmad hendak menjual mobilnya, ia


menawarkannya kepada Burhan "Burhan, belilah mobilku ini, kalau cash 100
juta, kalau kredit selama satu tahun 120 juta." Kemudian Burhan menjawab

3
"Oke, Aku beli dengan sistem kredit 120 juta selama setahun." Maka trans
semacam ini diperbolehkan. Berbeda halnya bila dalam transak terjadi tawar
menawar atau transaksi yang tidak jelas. Misalnya Ahmad menawarkan
"Burhan, belilah mobilku ini, kalau cash 100 juta, kalau kredit selama satu
tahun 120 juta." Kemudian Burhan menjawab "Oke, Aku beli." Tanpa ada
kejelasan, apakah Burhan membeli dengan cara cash atau kredit, maka
transaksi semacam ini tidak diperbolehkan. Menurut jumhur transaksi
semacam ini batal, sementara menurut Hanafiyah fasid, karena ketidakjelasan
transaksi. Transaksi semacam ini merupakan transaksi yang mengandung dua
akad sekaligus dan dilarang berdasarkan hadis nabi:

. "Rasulullah melaning dua pembelian dalam sans pembelian" (Diriwayatkan


dan dishahihkannya)"

Ibnu Sirin berpendapat, bila ada orang yang mengatakan "Aku jual barang ini
10 dinar kontan, dan 15 dinar kredit", maka transaksi semacam ini hukumnya
makruh. Menurut Sufyan al- Tsauri, bila model transaksinya semacam ini,
berarti ada pilihan salah satu dua model pembayaran. Bila si pembeli
menyetujui salah satu, tidak masalah, karena bentuk transaksinya jelas.
Berbeda halnya bila pembeli diam tidak menentukan atau memilih dari dua
model pembayaran yang ditawarkan si penjual, maka berarti akad tidak jelas,
dan ada dua akad dalam satu transaksi, dan model akad semacam ini dilarang
berdasarkan hadis Rasulullah sebagaimana disebutkan di atas.

Mengenai maksud "bai'atain fi bai'atin", Imam Syafi'i memberikan contoh:

‫ َأْي ِإَذ ا َو َج َب َلَك‬،‫ ِبْع ُتَك َذ ا اْلَع ْبَد ِبَأْلِف َع َلى َأْن َتِبَعِني َداَر َك ِبَك َذ ا‬: ‫ِبَأْن َيُقوَل‬

‫ِع ْنِد ي َو َجَب ِلي ِع نَدَك‬

"Seseorang mengatakan saya jual budak itu kepadamu seharga seribu, dengan
syarat kama menjual harga rumahmu dengan harga sekian Maksudnya, jika
kamu menetapkan milikemu menjadi milikku, maka aku pun menetapkan
milikku jadi milikmu

4
Maksud dari hadis tersebut adalah larangan terjadinya dua akad dalam satu
transaksi. Karena, dalam hadis tersebut terjadi dua akad, yaitu akad jual-beli
budak dan akad jual-beli rumah, Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu saling memakan haria sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu."

Menurut jumhur, diantara sistem pembayaran dalam jual beli adalah dengan
sistem kredit. Jual beli dengan kredit merupakan bagian dari cara untuk
mendapatkan keuntungan. Kredit merupakan bagian dari jual beli dan bukan
bagian dari riba."

3. Firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 282:

‫َيَأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِإَذ ا َتَداَينُتم ِبَد ْيِن ِإَلى َأَجٍل ُّمَس ًّمى َفاْكُتُبوُه‬

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya."

Membayar harga secara kredit diperbolehkan, asalkan tempo atau waktu


ditentukan dan jumlah pembayaran telah ditentukan sesuai kesepakatan."

4. Hadis riwayat Aisyah ra.:

‫ َقاَلْت َج اَء ْت َبِريَر ُة َفَقاَلْت ِإِّني َكاَتْبُت‬- ‫ رضى هللا عنها‬- ‫َع ْن َعاِئَشَة‬

‫ َفَأِع يِنِني‬، ‫ ِفي ُك ِّل َعاٍم َو ِفَّيٌة‬، ‫اني على تسع أواٍق‬

"Dari Aisyah Ra. Berkata Burairah menebus dirinya dari mak dengan
membayar sembilan awag setiap tahun, dan ini merupakan pembayaran secara
kredit. Hal ini tidak düngkari oleh Nabi, bahkan beliau menyetujuinya. Tidak
ada perbedaan, apakah harga sama dengan harga kontan atau ditambah karena
adanya tempo pembayaran.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu bentuk akad jual beli yang banyak digunakan saat ini adalah
jual beli dengan sistem kridit. Mengenai hukum jual beli dengan sistem ini
memang ada perbedaan pendapat di kalangan ulama, namun jumhur ulama
membolehkannya. Diperbolehkannya jual beli dengan sistem kredit tetap
harus memenuhi berbagai persyaratan di atas.
Sebagai salah satu bentuk mu'amalah, jual beli dengan sistem kredit
mengandung hikmah. Salah satu hikmah dalam jual beli kredit adalah adanya
unsur saling tolong dan saling bantu. Si penjual membantu pembeli dengan
cara memberikan kelonggaran pembayaran dengan cara megangsur.
Sementara si pembeli membantu penjual dengan memberikan laba yang lebih
dari harga pembelian secara cash.

Anda mungkin juga menyukai