Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH STUDI FIQIH

FIQIH JUAL BELI

Dosen Pengampu :
Ahmad Mu’is,S.Ag, MA
Disusun Oleh :
Nur Aulia Kusuma Utmiati (210501110203)

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah- nya.
Sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah mata kuliah Studi Fiqih ini yang berjudul
“Fiqih Jual beli” dengan lancar.
Serta tak lupa sholawat serta salam kita junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW atas
petunjuk dan risalahnya,yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang
terang benderang. Dan kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun
makalah ini. Oleh karena itu kami dengan senang hati menerima saran serta masukan dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini agar menjadi makalah yang baik dan benar.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, kurang lebihnya saya mohon maaf,dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua Aamiin.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Malang, 18 oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
Bab I ....................................................................................................................................................... 4
Pendahuluan ...................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................. 4
1.2 Tujuan ...................................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................................ 5
2.1 pengertian jual beli ................................................................................................................. 5
2.2 macam-macam jual beli.......................................................................................................... 5
2.3 larangan-larangan jual beli .................................................................................................... 7
2.4 hukum jual beli ....................................................................................................................... 8
2.5 syarat dan rukun jual beli ...................................................................................................... 8
Bab III .................................................................................................................................................. 10
Kesimpulan ...................................................................................................................................... 10
Daftar Pustaka .................................................................................................................................... 11

3
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang harus saling berinteraksi satu sama lainnya. Jual beli
adalah salah satu praktek yang merupakan hasil interaksi sesama manusia, sehingga dengan
adanya jual beli tersebut interaksi antar manusia tersebut mampu mendapatkan kebutuhan atau
mencapai target yang mereka inginkan. Dalam Islam pun, jual beli sudah di atur dengan serinci-
rincinya, sehingga ketika mengadakan transaksi jual beli, manusia dapat berinteraksi satu sama
lain dalam koridor syariat Islam. Untuk itu, agar mengetahui lebih jelasnya, saya akan
menjelaskannya secara terperinci. Berikut penjelasannya:

Secara bahasa, jual beli berarti “mengambil dan memberikan sesuatu”. Sedangkan menurut
istilah yaitu transaksi tukar menukar yang berkonsekuensi beralihnya hak kepemilikan, dan hal
tersebut dapat terlaksana dengan akad baik, akad ucapan maupun perbuatan. Dengan kata lain,
jual beli adalah transaksi antara satu orang dengan orang lain yang berupa tukar menukar suatu
barang dengan barang yang lain dengan cara akad tertentu.
Namun demikian, kenyataan yang ada di lapangan masih menunjukkan bahwa masyarakat
belum memahami pentingnya bermuamalah jual beli secara baik menurut Islam dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan karena selain kurangnya pengetahuan tentang jual
beli yang baik menurut ajaran Islam, juga karena mayoritas buku-buku tentang jual beli yang
ada tidak membahas secara khusus tentang muamalah jual beli, sehingga pengetahuan tentang
jual beli tidak mendalam.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian jual beli?


2. Apa saja macam-macam jual beli?
3. Apa saja Larangan-larangan jual beli?
4. Apa hukum jual beli menurut islam?
5. Apa syarat dan rukunnya jual beli?

1.2 Tujuan
1. untuk mebgetahui pengertian jual beli
2. dapat mengetahui macam-macam jual beli
3. untuk mengetahui larangan-larangan jual beli
4. untuk memahami lebih jelas dan terperinci jual beli
5. agar dapat menganalisis syarat yang terjadi dalam pelaksanaan jual beli

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 pengertian jual beli

Secara Bahasa Jual-beli atau perdagangan dalam bahasa arab sering disebut dengan
kata al-bay’u (‫ )البيع‬al-tijarah (‫)التجارة‬, atau al-mubadalah (‫)المبادلة‬. Sebagaimana firman Allah
SWT : Mereka mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi (QS. Fathir : 29)
Secara istilah Al-Imam An-Nawawi di dalam Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab
menyebutkan jual-beli adalah Tukar menukar harta dengan harta secara kepemilikan.
Ibnu Qudamah di dalam Al-Mughni menyebutkan bahwa jual-beli sebagai Pertukaran harta
dengan harta dengan kepemilikan dan penguasaan.
Dr. Wahbah Az-Zuhaili di dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu mendefinisikan al-
bay’u (‫ )البيع‬sebagai Menukar sesuatu dengan sesuatu. Sehingga bisa disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan jual-beli adalah Menukar barang dengan barang atau menukar
barang dengan uang, dengan jalan melepaskan hak kepemilikan dari yang satu kepada yang
lain atas dasar saling merelakan.

2.2 macam-macam jual beli


Dalam agama Islam, seluruh kegiatan jual beli memiliki tata cara atau akadnya tersendiri.
Tanpa akad ini, kegiatan jual beli tersebut tidaklah sah. Macam-macam akad jual beli dalam
Islam diartikan sebagai keinginan seseorang untuk melakukan kegiatan jual beli yang datang
dari keinginannya sendiri tanpa campur tangan atau paksaan orang lain.
1. Murabahah

Akad jenis ini menekankan pada harga jual dan keuntungan yang disepakati kedua belah
pihak. Selain itu, jumlah dan jenis produknya akan diperjelas secara detail. Nantinya, produk
akan diserahkan ketika akad diselesaikan. Di mana, pembeli bisa menunaikan kewajibannya
secara cicilan atau tunai.

2. Salam

Akad ini menggunakan metode atau cara pemesanan, di mana pembeli akan memberi uang
terlebih dahulu untuk membeli barang yang spesifikasinya telah dijelaskan secara rinci,
kemudian baru produk akan dikirim. Akad ini biasa diterapkan untuk produk-produk
pertanian.

5
3. Istishna’

Akad jenis ini mengatur transaksi produk dalam bentuk pemesanan, di mana pembuatan
barang akan didasari dari kriteria yang disepakati. Dalam akad ini, proses pembayarannya
juga sesuai kesepakatan, baik itu dibayar ketika produk dikirim atau dibayar di awal.

4. Mudharabah

Akad ini mengatur antara shahibul mal atau pemilik modal dengan pengelola modal.
Nantinya, kedua belah pihak ini akan membagi hasil keuntungan dari usaha yang dilakukan.
Jika ada kerugian, hanya pemilik modal yang menanggung kerugiannya.

5. Musyarakah

Akad ini dilakukan kedua pemilik modal atau lebih yang menghimpun modalnya untuk
proyek atau usaha tertentu. Nantinya, pihak pengelolanya akan ditunjuk dari salah satu
pemilik modal tersebut. Biasanya, akad ini dilakukan untuk proyek yang modalnya dibiayai
sebagian oleh lembaga keuangan, dan sebagian lainnya dimodali nasabah.

6. Wadi’ah

Akad ini dilakukan ketika salah satu pihak menitipkan produk untuk pihak kedua. Akad
ini cukup sering dilakukan oleh pihak bank dalam produk rekening giro.

7. Wakalah

Akad ini lebih mengatur untuk mengikat antara perwakilan satu pihak dengan pihak lain.
Bank syariah biasa menerapkan akad ini dalam pembuatan Letter of Credit, penerusan
permintaan, atau pembelian barang dari luar negeri (L/C Import).

8. Ijarah

Akad ini mengatur persewaan barang yang mengikat pihak yang berakad dan dilakukan
ketika barang yang disewa memberikan manfaat. Biasanya, penerapan akad dalam bank
syariah ini adalah cicilan sewa yang terhitung sebagai cicilan pokok untuk sebuah harga
barang. Nantinya, di akhir perjanjian, penyewa bisa membeli barang yang dicicilnya
tersebut dengan sisa harga yang ditetapkan oleh bank syariah.

6
9. Kafalah

Akad ini lebih menekankan pada jaminan yang diserahkan oleh satu pihak ke pihak lainnya.
Hal ini diterapkan untuk pembayaran lebih dulu (advance payment bond), garansi sebuah
proyek (performance bond), ataupun partisipasi tender (tender bond).

10. Hawalah

Akad ini mengatur pemindahan utang maupun piutang dari pihak satu ke pihak lainnya.
Biasanya akad ini dilakukan oleh bank syariah kepada nasabah yang ingin menjual
produknya kepada pembeli dalam bentuk giro mundur atau biasa disebut Post Dated Check.

11. Rahn

Rahn adalah akad gadai yang dilaksanakan penggadai barang kepada pihak lain. Biasanya
penggadai akan mendapatkan uang sebagai ganti dari barang yang digadainya. Akad ini
biasa diterapkan jika ada pembiayaan yang riskan dan perlu jaminan tambahan.

12. Qardh

Akad ini mengatur mengenai pemberian dana talangan kepada nasabah dalam kurun waktu
pendek, dan harus diganti secepatnya. Besaran nominal harus sesuai dengan dana talangan
yang diberikan, atau bisa diartikan nasabah hanya harus melakukan pengembalian pinjaman
pokoknya saja.

2.3 larangan-larangan jual beli


Dalam islam tidak bisa sembarangan, semua hal baik itu yang berhubungan dengan sesama
manusia atau pun dengan Allah swt telah diatur dan mempunyai hukum yang ditetapkan
oleh Allah swt. Begitu juga dalam aktifitas jual beli ini juga, tidak semua barang atau hal
bisa diperjual belikan. Ada larangan atau hal atau barang yang tidak boleh untuk diperjual
belikan.

– Jual beli yang dilakukan dengan cara menipu, baik itu menipu secara ukuran atau pun
timbangan
– Usaha memperjual belikan barang-barang yang haram, atau syubhat seperti
memperjualbelikan khamr, memperjual belikan wanita untuk dijadikan gundik, menjual
anak kambing yang masih dalam kandungan dan berbagai contoh lainnya.

7
– Jual beli dengan sistem penimbunan barang, agar mendapatkan keuntungan yang sangat
besar dan mekanisme pasar menjadi kacau. Contohnya seperti menimbun beras atau gas
elpiji, agar harganya melambung tinggi dan kemudian setelah harganya naik tinggi,
barang yang ditimbun tadi baru dijual.
– Jual beli dengan sistem kredit atau dua harga dalam satu barang
– Jual beli buah-buahan yang baru mulai berbuah atau belum matang, karena mengandung
unsur spekulasi atau untung-untungngan.

2.4 hukum jual beli


Diceritakan dalam sirah nabawiyah bahwa Nabi Muhammad saw sudah berdagang sejak
masih kecil. Tentunya sudah banyak sekali pengalaman yang beliau dapatkan. Bahkan sikap
Nabi Muhammad saw saat berdagang pun banyak dipuji karena beliau berdagang dengan
sangat baik. Di mana semua beliau lakukan dengan penuh kejujuran.

dalam aktivitas jual-beli hal ini sebenarnya tidaklah dilarang. Hukum jual-beli dalam Islam
membolehkan kegiatan ekonomi ini untuk mendapatkan keuntungan. Asal dilakukan sesuai
dengan syariat Islam.

Disyariatkannya jual-beli dalam Islam ini telah dijelaskan dalam Al-Quran pada surat al-
baqarah ayat 275 berikut ini:

ِّ ‫ّللاه ْالبيْع وح َّرم‬


‫الربا‬ َّ ‫وأح َّل‬

Artinya: “ …padahal Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba…”

2.5 syarat dan rukun jual beli


Namun, jual beli memiliki syarat dan rukun yang akan mempengaruhi ke sah an jual beli.
Orang yang melakukan jual beli hendaknya memperhatikan terpenuhinya syarat dan rukun
jual beli tersebut.
Sedangkan syarat jual beli ada tujuh syarat :

– adanya rida antara dua pihak,


– pelaku jual-beli adalah orang yang dibolehkan untuk bertransaksi,
– yang diperjual-belikan adalah harta yang bermanfaat dan mubah (bukan barang haram),
– harta tersebut dimiliki atau diizinkan untuk diperjual-belikan,
– harta tersebut bisa dipindahkan kepemilikannya,
– harta tersebut jelas tidak samar,

8
– harganya jelas
Dari penjelasan para ulama, bisa kita simpulkan bahwa jual beli memiliki empat rukun,
yaitu:

– adanya pembeli
– adanya penjual
– adanya barang
– adanya shighah atau ijab-qabul.

9
Bab III
Kesimpulan

Dapat kita simpulkan bahwan jual beli termasuk salah satu kegiatan tukar menukar antar
barang, yang mana didalamnya terdapat syarat yang berlaku dalam pelaku jual beli. Untuk itu,
kita sebagai manusia awam seharusnya memahami bagaimana syarat dan ketentuan jual beli
yang ada, terurama dalam islam. Hal ini bertujuan agar kita terhindar dari riba. Dan menurut
perspektuf saya, hal ini dapat diterapkan di kehidupan yang ada.
Jual beli memiliki beberapa persyaratan yang harus seluruhnya dipenuhi agar akad jual
belinya menjadi sah. Di antara syarat-syarat tersebut ada yang berkaitan dengan pihak-pihak
yang terlibat, yakni kompetensi dalam melakukan aktivitas. Ada yang berkaitan dengan barang
yang dijual belikan, yakni mengetahui jenis barang jualan dan mengetahui harganya, serta
keberadaan barang tersebut yang harus suci, bermanfaat dan bisa diserah-terimakan, serta
merupakan milik si penjual ketika terjadi akad, kemudian tidak ada pembatasan waktu

10
Daftar Pustaka

- Ahmad Sarwat, Fiqih Jual-beli, Jakarta Selatan: Rumah Fiqih Publishing, 2018

- Agita Natalia, macam-macam-akad-jual-beli-yang-perlu-diketahui, December 9,


2020

- https://pengayaan.com/larangan-dalam-jual-beli-menurut-islam/index.html

- https://www.dream.co.id/dinar/hukum-jual-beli-dalam-islam-dalil-yang-
memperbolehkan-dan-syarat-syarat-sahnya-211208i.html

- Yulian Purnama, S.Kom. 11 Desember 2021 muslim.or.id


https://muslim.or.id/62249-syarat-dan-rukun-jual-beli.html

11

Anda mungkin juga menyukai