Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas :“Pengembangan Produk Perbankan Syariah”
Dosen Pengampuh : Tika Parlina M.M
Disusun Oleh :
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA
2022
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullohi Wabarokatuh
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya dan sholawat serta salam tidak lupa kepada junjungan kita baginda
Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan syafaat dan berkah-Nya kepada kita semua
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas dari mata kuliah tauhid dan ahklak tasawuf yang
berjudul “Pengembangan Produk Perbankan Syariah”.Ucapan terima kasih untuk dosen
pengampu yang telah memberikan kesempatan agar kami bisa menyelesaikan tugas ini
dengan semaksimal mungkin dengan waktu yang telah diberikan. Semoga dengan adanya
makalah ini dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan kepada kami semua.Terlepas
dari segala hal tersebut kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima
segala saran dan kritik agar kami dapat memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... I
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1. Latar Belakang.................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah............................................................................... 2
3. Tujuan.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 3
B. Pengertian Ijarah.............................................................................. 8
1. Jenis-Jenis Ijarah................................................................................. 8
2. Rukun Ijarah........................................................................................ 9
3. Syarat Ijarah........................................................................................ 9
1. Kesimpulan.......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 14
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara garis besar layanan yang diberikan bank Syariah nyaris tidak berbeda
dengan bank konvensional. Hal utama yang membedakannya adalah adanya akad
yang mendasari setiap layanan.
Makna Akad secara umum adalah semua pernyataan, baik lisan, tulisan
maupun isyarat yang menyebabkan seseorang berkewajiban melakukan sesuatu.
Kewajiban ini menimbulkan ikatan antar pelaku akad.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Jual beli salam adalah akad jual beli barang pesanan diantara pembeli jual beli
salam adalah akad jual beli barang pesanan diantara pembeli dengan penjual.
Spesifikasi dan harga barang pesanan harus sudah disepakati di awal akad, sedangkan
pembayaran dilakukan di muka secara penuh.
Ulama Syafi’iyah dan Hanabilah menjelaskan, salam adalah akad atas barang
pesanan dengan spesifikasi tertentu yang ditangguhkan penyerahannya pada waktu
tertentu, dimana pembayaran dilakukan secara tunai di majlis akad. Ulama malikiyyah
menyatakan, salam adalah akad jual beli dimana modal (pembayaran) dilakukan
secara tunai (di muka) dan objek pesanan diserahkan kemudian dengan jangka waktu
tertentu.3 Sedangkan menurut Rozalinda, salam adalah bentuk dari jual beli. Secara
bahasa menurut penduduk Hijaz (Madinah) dinamakan dengan salam sedangkan
menurut penduduk Irak diistilahkan dengan salaf. Secara bahasa salam atau salaf
bermakana: “Menyegerakan modal dan mengemudikan barang”. Jadi jual beli salam
merupakan “jual beli pesanan” yakni pembeli membeli barang dengan kriteria tertentu
dengan cara menyerahkan uang terlebih dahulu, sementara itu barang diserahkan
kemudian pada waktu tertentu.
Jual beli salam merupakan akad jual beli yang diperbolehkan, hal ini
berdasarkan atas dalil-dalil yang terdapat dalam Alquran di antaranya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya”.
3
c. Ijma’
Kesepakatan ulama’ (ijma’) akan bolehnya jual beli salam dikutip dari pernyataan
Ibnu Mundzir yang mengatakan bahwa semua ahli ilmu telah sepakat bahwa jual
beli salam diperbolehkan, karena terdapat kebutuhan dan keperluan untuk
memudahkan urusan manusia. Pemilik lahan pertanian, perkebunan ataupun
perniagaan terkadang membutuhkan modal untuk mengelola usaha mereka hingga
siap dipasarkan, maka jual beli salam diperbolehkan untuk mengakomodir
kebutuhan mereka. Ketentuan ijma’ ini secara jelas memberikan legalisasi praktik
pembiayaan/jual beli salam.
Menurut Sulaiman Rasjid dalam bukunya berjudul Fiqh Islam, rukun jual beli
salam adalah sebagai berikut:
1. Muslam (pembeli) adalah pihak yang membutuhkan dan memesan barang.
2. Muslam ilaih (penjual) adalah pihak yang memasok barang pesanan.
3. Modal atau uang. Ada pula yang menyebut harga (tsaman).
4. Muslan fiih adalah barang yang dijual belikan.
5. Shigat adalah ijab dan qabul.1
Dalam kegiatan penyaluran dana dalam bentuk Pembiayaan atas dasar Akad
Salam berlaku persyaratan paling kurang sebagai berikut:
1
file:///C:/Users/USERD/Downloads/akad%20salam.pdf
4
a. Bank bertindak baik sebagai pihak penyedia dana maupun sebagai pembeli
barang untuk kegiatan transaksi Salam dengan nasabah yang bertindak sebagai
penjual barang;
b. Barang dalam transaksi Salam adalah objek jual beli dengan spesifikasi,
kualitas, jumlah, jangka waktu, tempat, dan harga yang jelas, yang pada
umumnya tersedia secara reguler di pasar, serta bukan objek jual beli yang
sulit diidentifikasi ciricirinya antara lain nilainya berubah-ubah tergantung
penilaian subjektif;
c. Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai karakteristik produk
Pembiayaan atas dasar Akad Salam, serta hak dan kewajiban nasabah
sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai transparansi
informasi produk Bank dan penggunaan data pribadi nasabah;
d. Bank wajib melakukan analisis atas rencana Pembiayaan atas dasar Salam
kepada nasabah yang antara lain meliputi aspek personal berupa analisa atas
karakter (Character) dan/atau aspek usaha antara lain meliputi analisa
kapasitas usaha (Capacity), keuangan (Capital), dan/atau prospek usaha
(Condition)
e. Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan dalam bentuk perjanjian
tertulis berupa Akad Pembiayaan atas dasar Salam
f. Pembayaran atas barang nasabah oleh Bank harus dilakukan di muka secara
penuh yaitu pembayaran segera setelah Pembiayaan atas dasar Akad Salam
disepakati atau paling lambat 7 (tujuh) hari setelah Pembiayaan atas dasar
Akad Salam disepakati; dan
g. Pembayaran oleh Bank kepada nasabah tidak boleh dalam bentuk
pembebasan utang nasabah kepada Bank atau dalam bentuk piutang Bank.2
2
https://www.bi.go.id/id/archive/kodifikasi-peraturan/Documents/Bookmark-%20Penghimpunan
%20dan%20Penyaluran%20Dana%20Prinsip%20Syariah,%20Produk%20BUS%20dan%20UUS.pdf
3
https://kumparan.com/berita-hari-ini/rukun-dan-syarat-akad-salam-atau-jual-beli-barang-pesanan-
dalam-islam-1vHtsLPX8Oh/full
5
5. Fatwa Jual Beli Salam
Ketentuan fatwa DSN MUI Nomor 05/DSN MUI/IV/2000 menetapkan enam hal :
Ketentuan Pembayaran
a. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang, barang,
atau manfaat.
b. Dilakukan saat kontrak disepakati (inadvance).
c. Pembayaran tidak boleh dalam bentuk ibra’ (pembebasan utang).
Ketentuan Barang
a. Harus jelas ciri-cirinya/spesifikasi dan dapat diakui sebagai utang.
b. Penyerahan dilakukan kemudian.
c. Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan
kesepakatan.
d. Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum barang tersebut diterimanya
(qabadh).
e. Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis sesuai
kesepakatan.
Penyerahan Barang
a. Penjual harus menyerahkan barang tepat pada waktunya dengan kualitas dan
kuantitas sesuai kesepakatan.
b. Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang lebih tinggi, maka
penjual tidak boleh meminta tambahan harga sebagai ganti kualitas yang lebih
baik tersebut.
c. Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas lebih rendah, pembeli
mempunyai pilihan untuk menolak atau menerimanya, apabila pembeli rela
menerimanya, maka pembeli tidak boleh meminta pengurangan harga
(diskon). Para ulama berbeda pendapat tentang boleh tidaknya muslam ilaih
menyerahkan muslam fiih yang berbeda dari yang telah disepakati.
d. Penjual dapat menyerahkan barang lebih cepat dari yang telah disepakati,
dengan beberapa syarat:
1. Kualitas dan kuantitas barang sesuai dengan kesepakatan, tidak boleh lebih
tinggi ataupun lebih rendah.
2. Tidak boleh menuntut tambahan harga
e. Jika semua/sebagian barang tidak tersedia tepat pada waktu penyerahan atau
kualitasnya lebih rendah dan pembeli tidak rela menerimanya, maka pembeli
memiliki dua pilihan:
6
1. Membatalkan kontrak dan meminta kembali uang. Pembatalan kontrak
dengan pengembalian uang pembelian, menurut jumhur ulama,
dimungkinkan dalam kontrak salam. Pembatalan penuh pengiriman
muslam fihi dapat dilakukan sebagai ganti pembayaran kembali seluruh
modal salam yang telah dibayarkan.
2. Menunggu sampai barang tersedia.
Pembatalan Kontrak.
Pada dasarnya pembatalan salam boleh dilakukan, selama tidak merugikan kedua
belah pihak.
Perselisihan.
Jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, persoalannya diselesaikan
melalui Badan Arbitrase Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah4
B. Pengertian Ijarah
Ijarah pada dasarnya dapat diartikan sebagai sebuah akad (perjanjian) sewa
menyewa barang yang dilakukan antara dua pihak, dengan maksud untuk memperoleh
4
https://www.researchgate.net/publication/348707664_Akad_Salam_Dalam_Transaksi_Jual_Beli
5
https://images.app.goo.gl/G4EPxgASxz8BWTXx8
7
manfaat. Dalam hal ini, ketika akad sudah disepakati, pihak penyewa akan memiliki
hak atas manfaat. Adapun pihak yang menyewakan dalam hal ini berhak menerima
kompensasi.
1. Jenis-Jenis Ijarah
Mengutip buku Hukum Ekonomi Syariah dan Fiqh Muamalah di Lembaga Keuangan
dan Bisnis Kontemporer, terdapat lima jenis ijarah.
a. A’mal atau Asykhas A’mal atau asykhas adalah akad sewa atas jasa atau
pekerjaan seseorang. Artnya, ijarah digunakan untuk memperoleh jasa dari
seseorang dengan membayar upah atas jasa tersebut. Pengguna jasa disebut
mustajir dan pekerja disebut ajir. Upah yang diberikan disebut ujrah.
b. ‘Ayn (muthlaqah) atau ‘ala al-a’yan ‘Ayn (muthlaqah) atau ‘ala al-a’yan adalah
akad sewa atas manfaat barang. Ijarah digunakan untuk penyewaan aset dengan
tujuan untuk mengambil manfaat dari aset. Objek sewa pada ijarah ini adalah
barang dan tidak ada klausul yang memberikan pilihan kepada penyewa untuk
membeli aset selama masa sewa atau pada akhir masa sewa.
c. Muntahiya bitttamlik Muntahiya bittamlik adalah transaksi sewa menyewa antara
pemilik objek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa
yang disewakan dengan opsi perpindahan hak milik objek sewa, baik dengan jual
beli atau pemberian (hibah) pada saat tertentu sesuai dengan akad. Muntahiya
bittamlik dapat juga didefinisikan sebagai akad ijarah atas manfaat barang yang
disertai dengan janji pemindahan hak milik atas barang sewa kepada penyewa,
setelah selesai atau diakhirinya akad ijarah.
6
https://shafiec.unu-jogja.ac.id/2021/03/perbedaan-prinsip-ijarah-dan-murabahah-pada-bank-
syariah/
8
d. Ijarah maushufah fi al-dzimmah Ijarah maushufah fi al-dzimmah adalah akad
ijarah atas manfaat suatu barang dan/atau jasa yang pada saat akad hanya
disebutkan sifat-sifat dan spesifikasinya (kuantitas dan kualitas)
e. Ijarah tasyghiliyyah Ijarah tasyghiliyyah adalah akad ijarah atas manfaat barang
yang tidak disertai dengan janji pemindahan hak milik atas barang sewa kepada
penyewa.
2. Rukun Ijarah
Rukun ijarah dijelaskan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 09/DSN-
MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah sebagai berikut.
a. Pernyataan ijab dan qabul.
b. Pihak-pihak yang berakad (berkontrak), terdiri dari pemberi sewa (lessor,
pemilik aset, LKS) dan penyewa (lessee, pihak yang mengambil manfaat dari
penggunaan aset, nasabah).
c. Objek kontrak berupa pembayaran (sewa) dan manfaat dari penggunaan aset.
d. Manfaat dari penggunaan aset dalam ijarah adalah objek kontrak yang harus
dijamin karena ia rukun yang harus dipenuhi sebagai ganti dari sewa dan
bukan aset itu sendiri.
e. Sighat ijarah adalah berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang
berkontrak, baik secara verbal atau dalam bentuk lain yang equivalent dengan
cara penawaran dari pemilik aset dan penerimaan yang dinyatakan oleh
penyewa (nasabah).
3. Syarat Ijarah
a. Kedua pihak yang melakukan transaksi Ijarah sudah dewasa (baligh) dan
berakal (tidak mabuk).
b. Kedua pihak yang melakukan transaksi memiliki kerelaan dan tidak
didasarkan suatu paksaan dari pihak mana pun.
c. Barang yang menjadi objek transaksi harus jelas adanya.
d. Barang yang menjadi objek transaksi harus halal sesuai syariat Islam.
e. Barang yang menjadi objek transaksi menjadi hak Mu’jar atas seizin
pemiliknya.
f. Manfaat yang didapatkan harus diinformasikan secara terang dan jelas.7
7
https://kamus.tokopedia.com/i/ijarah/
9
a. Objek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau jasa.
b. Manfaat barang harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak.
c. Pemenuhan manfaat harus yang bersifat dibolehkan.
d. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan syariah.
e. Manfaat harus dikenal secara spesifik sedemikian rupa untuk menghilangkan
jahalah (ketidaktahuan) yang akan mengakibatkan sengketa.
f. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka waktunya.
Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik.
g. Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada LKS sebagai
pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam jual beli
dapat pula dijadikan sewa dalam ijarah.
h. Pembayaran sewa boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang sama
dengan objek kontrak.
i. Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa dapat diwujudkan dalam
ukuran waktu, tempat, dan jarak.8
Dalam perbankan syariah, salah satu contoh transaksi Ijarah bisa dilihat dalam
pinjaman multiguna. Contohnya, seseorang menjaminkan sepeda motornya ke
bank untuk mendapatkan pinjaman. Hak guna sepeda motor tersebut berpindah ke
bank, namun tidak atas kepemilikannya. Setelah nasabah melunaskan
pinjamannya, maka hak guna sepeda motor tersebut kembali ke nasabah.9
Andi ingin membeli sebuah Ruko untuk membuka usaha Toko Baju, dengan
harga Ruko Tesebut adalah 80.000.000, tetapi Andi hanya memiliki uang Rp-
15.000.000, Andi mendatangi Bank syariah untuk pembiayaan usahanya
tersebut dengan melakukan transaksi Ijarah IMBT. setelah dievakuasi oleh
pihak bank usaha Andi tersebut disetujui oleh Bank syariah, dan Bank syariah
akan membeli Ruko tersebut, kemudian Bank syariah menyewa Ruko tersebut
kepada Andi.
Andi harus membayar biaya sewa Ruko kepada Bank syariah sebesar Rp-
6.000.000/bulannya. jadi total biaya sewa yang harus dibayarkan oleh Andi
selama satu Tahun adalah Rp.72.000.000. Dan pada masa sewa itu sudah
habis, Ruko tersebut beralih kepemilikannya menjadi milik Adi.
Keterangan:
-Harga satu Ruko : Rp. 80.000.000
8
https://katadata.co.id/safrezi/finansial/62135be50a31b/pengertian-ijarah-beserta-jenis-rukun-dan-
ketentuan-objeknya
9
https://kamus.tokopedia.com/i/ijarah/
10
-Biaya sewa 1 bulan: Rp. 6.000.000 x 12 (Bulan) = Rp. 72.000.000
-Total biaya sewa selama 1 tahun : Rp. 72.000.000
(12.000.000 tersebut merupakan keuntungan sewa yang didapatkan oleh Bank
syariah)
Keterangan:
-Biaya sewa resepsi: Rp. 40.000.000
-Biaya sewa 1 bulan :Rp. 3.700.000
-Total pembiayaan sewa 1 tahun: Rp. 44.400.000 (4.400.000 merupakan
keuntungan hasil sewa yang didapatkan oleh Bank syariah selama satu
tahun)
Pak Ali ingin berlibur keluar kota selama 2 minggu, pak budi menyewa
mobil kepada Adira selama 2 bulan. penyewaan dalam satu hari adalah
sebesar Rp-300.000, dan penyewaan satu bulan Rp-7.500.000, Total
penyewaan yang harus dibayar Pak Ali selama dua bulan adalah Rp-
15.000.000.10
10
https://www.pendidikanonline.web.id/2019/11/contoh-akad-ijarah-barang-dan-jasa.html
11
11
11
https://www.kompasiana.com/nurul66424/5fe365ec8ede482a8f4c7d62/model-kerjasama-islam-
ijarah-sewa-menyewa
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akad salam merupakan akad jual beli dengan uang muka dan pengirimandi be
lakang.Walaupun barang baru diserahkan dikemudian hari namunharga,spesifikasi,kar
akteristik,kualitas,kuantitas dan waktu penyerahannya sudahditentukan ketika akad ter
jadi,sehingga tidak ada gharar.Hal inilah yangmembedakan salam dengan transaksi ijo
n.Salam merupakan transaksi yang diizinkan oleh syariah Islam sesuai
dengan tuntunan Al Qur’an dan As Sunnah serta harus mengikuti rukun dan
ketentuan yang digariskan.Selain akad salam yang biasa,juga dikenal salam paralel.Sa
lam paralelmerupakan akad salam di mana barang tidak dimiliki oleh penjual dan penj
ualmemesannya kepada pemasok lainnya.Akad ini juga diizinkan syariah asalkanantar
a ke dua akad tersebut tidak saling tergantung atau menjadi syarat,selain ituakad antar
a penjual dan pemasok terpisah dari akad antara pembeli dan penjual
13
DAFTAR PUSAKA
file:///C:/Users/USERD/Downloads/akad%20salam.pdf
https://kumparan.com/berita-hari-ini/rukun-dan-syarat-akad-salam-atau-jual-beli-
barang-pesanan-dalam-islam-1vHtsLPX8Oh/full
https://www.researchgate.net/publication/
348707664_Akad_Salam_Dalam_Transaksi_Jual_Beli
https://images.app.goo.gl/G4EPxgASxz8BWTXx8
https://shafiec.unu-jogja.ac.id/2021/03/perbedaan-prinsip-ijarah-dan-murabahah-
pada-bank-syariah/
https://katadata.co.id/safrezi/finansial/62135be50a31b/pengertian-ijarah-beserta-
jenis-rukun-dan-ketentuan-objeknya
https://www.kompasiana.com/nurul66424/5fe365ec8ede482a8f4c7d62/model-
kerjasama-islam-ijarah-sewa-menyewa
https://kamus.tokopedia.com/i/ijarah/
https://www.pendidikanonline.web.id/2019/11/contoh-akad-ijarah-barang-dan-
jasa.html
https://www.bi.go.id/id/archive/kodifikasi-peraturan/Documents/Bookmark-
%20Penghimpunan%20dan%20Penyaluran%20Dana%20Prinsip%20Syariah,%20Produk
%20BUS%20dan%20UUS.pdf
14
SOAL-SOAL DAN JAWABAN
B. Muslam D. Muslan
E. Muntahiya bittamlik
e. Ijarah tasyghiliyyah
3. Akad kedua antara Bank dan pemasok harus terpisah dari akad pertama antara Bank dan
pembeli akhir termasuk dalam...
15
c. Uang d. Barang dan jasa e. Harta
6. Dalam pembiayaan syariah, terdapat alat jual beli salam. Pengertiannya adalah...
a. 6 (jawaban) b. 2 e. 9
c. 4 d. 1
e. PSAK No 101
9. Akad sewa menyewa barang antara kedua belah pihak, untuk memperoleh manfaat atas
barang yang disewa. Akad sewa yang terjadi antara bank syariah (pemilik barang) dengan
nasabah (penyewa) dengan cicilan sewa yang sudah termasuk cicilan pokok harga barang
sehingga pada akhir masa perjanjian penyewa dapat membeli barang tersebut dengan sisa
harga yang kecil atau diberikan saja oleh bank syariah, dinamakan...
C. Wadi’ah D. Wakalah
E. Musyarakah
16
10. Jasa pembiayaan yang berkaitan dengan jual beli yang pembayarannya bersamaan
dengan pemesanan barang, disebut...
C. Murabaha D. Istisna
E. Mudharabah
17