Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

AKUNTANSI PRODUK SALAM PERBANKAN SYARI’AH

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Semester IV

Akuntansi Syari’ah

Nama Mahasiswa :

Kiki Amelia Nur Khakim

NIM :2021.01.01.018

Dosen Pengampu :

Ahmad Syahni, M. Si

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SYARIAH BABUSSALAM
KALIBENING MOJAGUNG JOMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul AKUNTANSI
PRODUK SALAM PERBANKAN SYARI’AH. Dari makalah ini semoga dapat memberikan
informasi kepada kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah berperan tanggung jawab serta dalam penyusunan makalah ini dari
awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi.

Karya tulis ini kami akui masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengalaman
yang kami miliki. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat konstruktif untuk kesempurnaan makalah ini, sehingga kami
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengalaman bagi para pembaca.

Jombang, 4 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................. 1

BAB II : PEMBAHASAN ............................................................................................... 2

A. Pengertian Jual Beli Akad Salam ....................................................................... 2


B. Dasar Hukum Salam ........................................................................................... 2
C. Rukun dan Syarat Akad Salam ........................................................................... 3
D. Skema Jual Beli Akad Salam .............................................................................. 4
E. Contoh Transaksi Akad Salam dan Jurnalnya...................................................... 4

BAB III : PENUTUP ....................................................................................................... 6

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 6
B. Saran ................................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Jual beli adalah salah satu praktek yang merupakan hasil interaksi sesama manusia,
sehingga dengan jual beli tersebut mereka mampu mendapatkan kebutuhan yang mereka
inginkan. Dalam Islam pun, jual beli sudah di atur dengan serinci-rincinya, sehingga
ketika mengadakan transaksi jual beli, manusia dapat berinteraksi satu sama lain dalam
koridor syariat Islam. 1

Adapun etika dalam jual beli yakni, hendaknya perdagangan yang dilakukan
memperdagangkan barang-barang yang diperbolehkan bukan dari barang yang haram,
dilarang menipu dalam perdagangan, dilarang menimbun barang,dilarang bersumpah,
dilarang menaikkan harga barang yang telah baku atau mencari laba yang besar, wajib
mengeluarkan zakat atas keuntungan yang diperoleh bila memenuhi syarat yang telah
ditetapkan oleh agama, dan wajib bagi pedagang muslim untuk tidak meninggalkan
perintah agamanya disamping kesibukannya.2

Dalam pola jual beli umumnya terdapat 3 buah akad yang lazim digunakan oleh
industri jasa keuangan yaitu murabahah, salam, dan istishna. Akad salam merupakan
salah satu jenis akad jual beli di mana pembeli membayar terlebuh dahulu atas barang
yang spesifikasi dan kuantitasnya jelas sedangkan barangnya baru akan diserahkan
dikemudian hari.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud akad salam?
2. Apa hukum dari akad salam ?
3. Apa saja contoh dari akad salam ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari akad salam.
2. Mengetahui hukum akad salam.
3. Mengetahui contoh dari akad salam.

BAB II

1
Pengertian jual beli (www.dutadakwah.co.id)
2
Jual beli (https://islam.nu.or.id)

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Jual beli Akad Salam


Jual beli salam adalah akad jual beli barang pesanan diantara pembeli jual beli salam
adalah akad jual beli barang pesanan diantara pembeli dengan penjual. Spesifikasi dan
harga barang pesanan harus sudah disepakati di awal akad, sedangkan pembayaran
dilakukan di muka secara penuh.
Ulama Syafi’iyah dan Hanabilah menjelaskan, salam adalah akad atas barang pesanan
dengan spesifikasi tertentu yang ditangguhkan penyerahannya pada waktu tertentu,
dimana pembayaran dilakukan secara tunai di majlis akad. Ulama malikiyyah
menyatakan, salam adalah akad jual beli dimana modal (pembayaran) dilakukan secara
tunai (di muka) dan objek pesanan diserahkan kemudian dengan jangka waktu tertentu. 3
Sedangkan menurut Rozalinda, salam adalah bentuk dari jual beli. Secara bahasa menurut
penduduk Hijaz (Madinah) dinamakan dengan salam sedangkan menurut penduduk Irak
diistilahkan dengan salaf. Secara bahasa salam atau salaf bermakana: “Menyegerakan
modal dan mengemudikan barang”. Jadi jual beli salam merupakan “jual beli pesanan”
yakni pembeli membeli barang dengan kriteria tertentu dengan cara menyerahkan uang
terlebih dahulu, sementara itu barang diserahkan kemudian pada waktu tertentu.4

B. Dasar Hukum Salam


Jual beli salam merupakan akad jual beli yang diperbolehkan, hal ini berdasarkan atas
dalil-dalil yang terdapat dalam Alquran di antaranya:
a. Surat Al-Baqarah: 282 yaitu:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya”.
b. Hadis Jual Beli Salam
“Ibn Abbas menyatakan bahwa ketika Rasul datang ke Madinah, penduduk
Madinah melakukan jual beli salam pada buah-buahan untuk jangka satu tahun
atau dua tahun. Kemudian Rasul bersabda: Siapa yang melakukan salam
hendaknya melakukannya dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas
pula, sampai batas waktu tertentu”. (Muslich, 2015: 243).
c. Ijma’

3
Ibid,2010,hal.129
4
Rozalinds.2016. Fiqih Ekonomi Syariah. (Jakarta:Raja Grapindo Persada) h. 94.
Mizan : Jurnal Ilmu Syariah. Volume 4 No 1 Juni 2016. ISSN:2089-032X

2
Kesepakatan ulama’ (ijma’) akan bolehnya jual beli salam dikutip dari
pernyataan Ibnu Mundzir yang mengatakan bahwa semua ahli ilmu telah
sepakat bahwa jual beli salam diperbolehkan, karena terdapat kebutuhan dan
keperluan untuk memudahkan urusan manusia. Pemilik lahan pertanian,
perkebunan ataupun perniagaan terkadang membutuhkan modal untuk
mengelola usaha mereka hingga siap dipasarkan, maka jual beli salam
diperbolehkan untuk mengakomodir kebutuhan mereka. Ketentuan ijma’ ini
secara jelas memberikan legalisasi praktik pembiayaan/jual beli salam.
C. Rukun dan Syarat Akad Salam
1. Rukun Salam
Rukun salam menurut Hanafiyah adalah ijab dan qabul. Sedangkan menurut
jumhur ulama ada tiga, yaitu :
a. Sighat, yaitu ijab dan qabul
b. Dua orang yang melakukan transaksi, yaitu orang yang memesan dan orang
yang menerima pesanan.Dalam perjanjian salam pembeli barang disebut salam
(yang menyerahkan). Penjual disebut dengan al-muslamuilaih (orang yang
diserahi). 5
c. Objek transaksi, yaitu harga dan barang yang dipesan. Barang yang dijadikan
objek perjanjian disebut dengan al-muslamfih (barang yang diserahkan), serta
harga barang yang diserahkan kepada pihak penjual diistilahkan dengan ra’su
ma’li as-salam (modal salam).
2. Syarat Salam
Syarat-syarat penukar adalah sebagai berikut :
a. Jenisnya diketahui.
b. Ajumlahnya diketahui.
c. Diserahkan di tempat yang sama.

Syarat-syarat barang adalah :

a. Berada dalam tanggungan (milik sendiri).


b. Barang hendaknya jelas ukurannya.
c. Diketahui dan disebutkan sifat-sifat barangnya.
d. Barang dapat diberikan sesuai waktu yang dijanjikan.

5
Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam (Jakarta : Sinar Grafika, 2000), Cet.2, 141. 56 Ibid., 141.

3
D. Skema Jual Beli Akad Salam

E. Contoh Transaksi Akad Salam dan Jurnalnya


Contoh:

Transaksi salam telah berlangsung antara PT Rafinternet dan Bank Masraffi. PT


Rafinternet ditunjuk sebagai penyedia barang pakaian dari Bank Masraffi dengan total
harga Rp 729.000.000 dan harga jual Rp 92.575. Apabila Bank Masraffi akan menjual
kembali barang dengan harga Rp 104.835, Berapakah keuntungan yang didapatkan oleh
Bank Masraffi?

Total Pinjaman : Rp 729.000.000


Harga Barang Normal : Rp 92.575
Total Barang Dihasilkan : 7.875
Harga Jual Barang : Rp 104.835
Total Barang Terjual : Rp 825.543.775
Total Keuntungan : Rp 96.543.775

Jurnal akuntansi transaksi salam yang harus dibuat oleh penjual dan pembeli yaitu:

6
Islamic Banking and Finance Institute (IBFI) Trisakti: March 2014

4
Tanggal Keterangan Debit Kredit
01/04/2021 Kas Rp 825.543.775
Hutang Usaha Dalam
Rp 825.543.775
Negeri
04/04/2021 Piutang Salam Rp 729.000.000
Kas Rp 729.000.000
Persediaan Barang
07/04/2021 Rp 729.000.000
Salam
Piutang Salam Rp 729.000.000
Hutang Usaha Dalam
11/04/2021 Rp 825.543.775
Negeri
Persediaan Barang
Rp 729.000.000
Salam
Margin Salam Rp 96.543.775
7

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

7
Akuntansi Transaksi Salam By Raffi Alhanif-2021

5
Jual beli salam adalah akad jual beli barang pesanan diantara pembeli jual beli
salam adalah akad jual beli barang pesanan diantara pembeli dengan penjual. Spesifikasi
dan harga barang pesanan harus sudah disepakati di awal akad, sedangkan pembayaran
dilakukan di muka secara penuh.
Jual beli salam merupakan akad jual beli yang diperbolehkan, hal ini berdasarkan atas
dalil-dalil yang terdapat dalam Al-qur’an Q.S Al-Baqarah ayat 282, hadis dan ijma’ ulama.
Jual beli salam boleh dilaksanakan sesuai dengan rukun dan syarat-syarat yang telah
ditetapkan oleh syariat, rukun akad salam yaitu ijab qobul, orang yang bertransaksi,dan
objek untuk transaksi. Dengan syarat barang tersebut adalah milik pribadi bukan milik
orang lain, pembayaran dilakukan di muka, barang telah jelas kualifikasinya, barang
diserahkan pada waktu yang telah disepakati.
B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna , kedepannya penulis akan
lebih focus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Penulis memohon
sangat kritikan dan sarannya untuk perbaikan makalah ini sehingga kedepannya lebih
sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

6
Mizan: Jurnal Ilmu Syariah. Volume 4 No 1 Juni 2016. ISSN: 2089-032X –

https://www.dutadakwah.co.id/pengertian-jual-beli/

https://www.academia.edu/31855597

https://www.rafinternet.com/2021/01/akuntansi-transaksi-salam.html

https://id.123dok.com/article/rukun-syarat-salam-salam-konsep-salam-dalam-
hukum.zwrevpgy

https://www.syariahpedia.com/2022/04/akad-salam-pengertian-landasan-hukum-
syarat.html

https://ibfi-trisakti.blogspot.com/2014_03_01_archive.html

Anda mungkin juga menyukai