Anda di halaman 1dari 10

JUAL BELI ONLINE DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas: UAS Filsafat Hukum Islam

Dosen Pengampu: Mohammad Fateh, M.Ag

Disusun oleh:

1. MUHAMMAD BAIS AFINA (1117091)

Kelas: A

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
IAIN PEKALONGAN
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt, atas segala perkenaan-Nya, sehingga penyusunan
makalah dengan judul “Jual Beli Online Dalam Perspektif Hukum Islam” ini dapat terselesaikan.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Hukum Islam. Makalah
ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan pemahaman lebih lanjut tentang Hukum jual beli
online. Selain itu makalah ini juga dirancang sebagai sarana pendidikan yang bertujuan
memfasilitasi mahasiswa agar dapat mengembangkan dirinya.

Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih dan memohon maaf jika dalam
penyusunan makalah ini kami banyak kekeliruan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami
harapkan untuk evaluasi.

Semoga makalah yang sederhana ini dapat menambah pengetahuan kita dan mampu
memberikan manfaat akademis dan sosial bagi semua pihak.

Pekalongan, 19 Desember 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................1

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah...........................................................................................4

B. Rumusan masalah....................................................................................................4

C. Tujuan penelitian.....................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Jual beli online.......................................................................................5

B. Hukum jual beli online............................................................................................6

C. Rukun dan syarat jual beli online............................................................................7

D. Tujuan dan manfaat jual beli online........................................................................7

E. Hikmah jual beli online...........................................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................9

B. Daftar Pustaka..........................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jual beli online di artikan sebagai jual beli barang dan jasa melalui media elektronik,
khususnya melalui internet atau secara online. Dalam perkembangan zaman sekarang ini
fenomena jual beli online telah tumbuh dan berkembang menjadi suatu kebutuhan bagi
masyarakat. Seiring berkembangnya era digital yang semakin berkembang pesat transaksi
jual beli tidak hanya dilakukan secara konvensional saja namun berkembang dengan cara
transaksi secara online yang dalam islam dikenal dengan jual beli “salam” (pesanan). Dalam
transaksi jual beli ada 2 (dua) macam akad as-salam dan akad al-istishna. Transaksi as-
salam merupakan bentuk transaksi dengan sistem pembayaran secara tunai/disegerakan tetapi
penyerahan barang ditangguhkan. Sedangkan transaksi al-istishna merupakan bentuk
transaksi dengan sistem pembayaran secara disegerakan atau secara ditangguhkan sesuai
kesepakatan dan penyerahan barang yang ditangguhkan. Dari pemaparan tersebut penulis
ingin mengkaji dan meneliti tentang hukum jual beli online dalam perpektif hukum islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Definisi Jual Beli Online?
2. Bagaimana Hukum Jual Beli Online ?
3. Apa saja Rukun dan Syarat Jual Beli Online?
4. Bagaimana Tujuan dan Hikmah Jual Beli Online?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk Mengetahui Definisi Jual Beli Online
2. Untuk Mengetahui Hukum Jual Beli Online
3. Untuk Mengetahui Rukun dan Syarat Jual Beli Online
4. Untuk Mengetahui Tujuan dan Hikmah Jual Beli Online

4
BAB II

PEMBAHASAN

HUKUM JUAL BELI ONLINE DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

A. Pengertian Jual Beli Online (Ba’i As-Salam)

Jual beli online di artikan sebagai jual beli barang dan jasa melalui media elektronik,
khususnya melalui internet atau secara online atau dalam islam dikenal dengan istilah jual beli
salam (pesanan). Menurut Bahasa dari kata As-Salaf yang artinya pendahuluan karena pemesan
barang menyerahkan uang di muka. As-Salam adalah akad jual beli barang pemesanan (muslam
fih) dengan pengiriman dikemudian hari oleh penjual (muslam illaihi) dan pelunasannya
dilakukan oleh pembeli (al-muslam) pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat-syarat
tertentu. Dikatakan salam karena orang yang memesan menyerahkan harta pokoknya dalam
majelis dan dikatakan salaf karena ia menyerahkan uangnya terlebih dahulu sebelum menerima
dagangan.1

Setelah ijab qabul, pihak penjual meminta pembeli melakukan tranfer uang ke rekening bank
milik penjual. Setelah uang diterima, si penjual baru mengirim barangnya melalui kurir atau jasa
pengiriman barang. Jadi, Transaksi seperti ini (jual beli online) mayoritas para Ulama
menghalalkannya selama tidak ada unsur gharar atau ketidakjelasan, dengan memberikan
spesifikasi baik berupa gambar, jenis, warna, bentuk, model dan yang mempengaruhi harga
barang.2

B. Hukum Jual Beli Online (Ba’i As-Salam)


Para Imam madzhab bersepakat mengenai diperbolehkannya jual beli online. Hal ini
merupakan keringanan yang dikecualikan dari bentuk jual beli barang yang tidak ditangan
penjualnya. Akad Salam di tetapkan kebolehannya di dalam Al-Qur’an, As-Sunnah dan Ijma’.
Dalil Al-Qur’an yang memperbolehkan akad salam terdapat dalam surah Al-Baqarah (2) ayat
282:
1
M. Syafi’i Antonio, Bank Syari‟ah: Dari Teori ke Praktek, (Jakarta:Gema Insani, 2011), hlm. 108.
2
Journal Jual beli online menurut pandangan hukum islam, munir salim, Iain Alauddin Makassar, AL-Daulah Vol.6.
No 2/2017 hlm.379.

5
ِ ِ ِ ِ َّ
َ ‫ين َآمنُوا إذَا تَ َد َايْنتُ ْم ب َديْ ٍن إىَل ٰ أ‬
ُ‫َج ٍل ُم َس ًّمى فَا ْكتُبُوه‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya”.

Sedangkan dasar hukum dari Sunnah antara lain:

Artinya: “Barang siapa yang melakukan salaf (salam), hendaklah ia melakukan dengan
takaran yang jelas dan timbangan yang jelas, untuk jangka waktu yang diketahui.” (HR.
Bukhari).3

Kesepakatan ulama (ijma’) bolehnya jual beli salam dikutip dari perkataan Ibnu Mundzir
yang mengatakan bahwa semua ahli ilmu (ulama) telah sepakat bahwa jual beli salam
diperbolehkan karena terdapat kebutuhan dan keperluan untuk memudahkan urusan manusia.4

C. Rukun Jual Beli Online (Ba’i As-Salam)


1. Muslam ilaih (penjual atau penerima pesanan)
2. Muslam fih (barang yang dipesan)
3. Ra’sul mal (harga pesanan atau modal yang dibayarkan)
4. Sighat (ijab-qabul) serah terima antara penjual dan pembeli.
Ada 2 (dua) jenis ijab-qabul yaitu:
a) Sesuai perjanjian, dimana pembayaran dilakukan dengan tunai sebelum barang
dikirim.
b) Al Istisna, yaitu bentuk pembayaran yang menunggu hingga barang dikirim.5

D. Syarat Jual Beli Online (Ba’i As-Salam)


1. Uangnya hendaklah dibayar di tempat akad (pembayaran dilakukan lebih dulu)
2. Barangnya jadi utang bagi penjual.
3. Kuantitas dan kualitas barang sudah jelas.

3
Al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, “Kitab Salam”, Bab Jual Beli Salam”, (Istanbul: Dar al- Fikr, 1981), II:98 Hadits
dari Imam Bukhari.
4
Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008).hlm. 131.
5
Tira Nur Fitria, Journal Jual Beli Online (Online Shop) Dalam Hukum Islam Dan Hukum Negara, JURNAL
ILMIAH EKONOMI ISLAM VOL. 03 NO. 01, MARET 2017.hlm.56.

6
4. Ketika menjual produk online, penjual menyebutkan sifat barang yang dapat dijangkau
pembeli, yakni barang tersebut dapat ditakar, ditimbang, maupun diukur. Terkait kualitas,
misalnya barang tersebut berupa baju maka perlu disebutkan jenis kainnya.
5. Penjual memaparkan spesifikasi barang sejelas-jelasnya, tidak menutup-nutupi cacat
yang tersembunyi. Begitu juga pembeli sebaiknya menanyakan lebih detail terkait produk
yang dibeli secara online.
6. Barang yang dijual, waktu, dan tempat penyerahan dinyatakan dengan jelas.
7. Barang yang dijual jelas tidak termasuk barang haram yang tidak dibolehkan dalam
islam. Pada saat akad, para pihak dapat memastikan waktu yang jelas, sehingga objek
atau barang dapat diserahkan kemudian berdasarkan penentuan tanggal yang telah
ditetapkan.
8. Misalnya melalui sistem COD (Cash On Delivery) atau pengiriman langsung, waktu dan
tempat pembayaran dapat ditentukan pada saat akad. Setelah mengetahui barang benar-
benar sesuai apa yang diinginkan dan tidak ada cacat tersembunyi, maka pembayaran
dapat langsung dilakukan.6

E. Tujuan dan Manfaat Jual Beli Online (Ba’i As-Salam)


1. Untuk memudahkan pembeli tidak perlu mendatangi toko untuk mendapatkan barang,
cukup terkoneksi dengan Internet, pilih barang dan selanjutnya melakukan pemesanan
barang, dan barang akan di antar kerumah.
2. Untuk menghemat waktu dan biaya transportasi berbelanja, karena semua barang
belanjaan bisa dipesan melalui perantara media internet khususnya situs yang menjual
belikan barang apa yang ingin di beli.
3. Pilihan yang ditawarkan sangat beragam, sehingga sebelum melakukan pemesanan kita
dapat membandingkan semua produk dan harga yang ditawarkan oleh perusahaan.
4. Dengan perantara via internet pembeli dapat membeli barang di Negara lain secara
online.

6
Friska Muthi Wulandari, Journal Jual Beli Online yang Aman dan Syar’i (Studi terhadap Pandangan Pelaku Bisnis
Online di Kalangan Mahasiswa dan Alumni Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga), Az Zarqa’, Vol. 7,
No. 2, Desember 2015.hlm. 215.

7
5. Harga yang ditawarkan sangat kompetitif, karena tingkat persaingan dari pelaku usaha
melalui media internet sehingga mereka bersaing untuk menarik perhatian dengan cara
menawarkan harga serendah-rendahnya (Sunarto,2009: 9).7

F. Hikmah Jual Beli Online (Ba’i As-Salam)


1. Jual beli dapat menata struktur kehidupan ekonomi masyarakat yang menghargai hak
milik orang lian
2. Penjual dan pembeli dapat memenuhi kebutuhannya atas dasar kerelaan atau suka sama
suka.
3. Masing-masing pihak merasa puas. Penjual melepas barang dagangannya dengan ikhlas
dan menerima uang, sedangkan pembeli memberikan uang dan menerima barang
dagangan dengan puas pula.
4. Jual beli mendorong untuk saling bantu antara keduanya dalam kebutuhan sehari-hari.
5. Dapat menjauhkan diri dari memakan atau memiliki barang yang haram (batil).
6. Penjual dan pembeli mendapat rahmat dari Allah swt.
7. Menumbuhkan ketentraman dan kebahagiaan.8

7
Tira Nur Fitria, Journal Jual Beli Online (Online Shop) Dalam Hukum Islam Dan Hukum Negara, JURNAL
ILMIAH EKONOMI ISLAM VOL. 03 NO. 01, MARET 2017.hlm.57.
8
Daharmi Astuti, Journal PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP AKAD JUAL BELI ONLINE PERSPEKTIF
EKONOMI SYARIAH SYARIKAT : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Volume 1, Nomor 1, Juni 2018.hlm.17

8
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Jual beli online di artikan sebagai jual beli barang dan jasa melalui media elektronik,
khususnya melalui internet atau secara online. Jual beli online dalam Islam dikenal dengan akad
“salam” ataupun “salaf” yang memiliki makna satu yaitu “pesanan”. Para Imam madzhab
bersepakat mengenai diperbolehkannya jual beli online. Hal ini merupakan keringanan yang
dikecualikan dari bentuk jual beli barang yang tidak ditangan penjualnya yang disandarkan pada
Al-quran surat al-baqarah ayat 282 : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya”.

Sebagaima telah disebutkan di atas, hukum asal mu’amalah adalah al-ibaahah (boleh)
selama tidak ada dalil yang melarangnya. Namun demikian, bukan berarti tidak ada rambu-
rambu yang mengaturnya. Transaksi online diperbolehkan menurut Islam selama tidak
mengandung unsur-unsur yang dapat merusaknya seperti riba, kezhaliman, penipuan, kecurangan
dan yang sejenisnya serta memenuhi rukunrukun dan syarat-syarat didalam jual belinya.
Transaksi online dibolehkan menurut Islam berdasarkan prinsip-prinsip yang ada dalam
perdagangan menurut Islam, khususnya dianalogikan dengan prinsip transaksi akad salam,
kecuali pada barang/jasa yang tidak boleh untuk diperdagangkan sesuai syariat Islam.

9
DAFTAR PUSTAKA

Antonio M. Syafi’i. 2011. Bank Syari‟ah: Dari Teori ke Praktek. Jakarta:Gema Insani.

Salim Munir. Journal Jual Beli Online Menurut Pandangan Hukum Islam. Iain Alauddin
Makassar, AL-Daulah Vol.6. No 2/2017.

Al-Bukhari. Sahih al-Bukhari. “Kitab Salam”, Bab Jual Beli Salam”.(Istanbul: Dar al- Fikr,
1981), II:98 Hadits dari Imam Bukhari.

Djuwaini Dimyauddin. 2008. Pengantar Fiqh Muamalah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fitria Tri Nur. Journal Jual Beli Online (Online Shop) Dalam Hukum Islam Dan Hukum
Negara. JURNAL ILMIAH EKONOMI ISLAM VOL. 03 NO. 01, MARET 2017.

Wulandari Friska Muthi. Journal Jual Beli Online yang Aman dan Syar’i (Studi terhadap
Pandangan Pelaku Bisnis Online di Kalangan Mahasiswa dan Alumni Fakultas Syari’ah dan
Hukum UIN Sunan Kalijaga), Az Zarqa’, Vol. 7, No. 2, Desember 2015.
.
Fitria Tri Nur. Journal Jual Beli Online (Online Shop) Dalam Hukum Islam Dan Hukum
Negara, JURNAL ILMIAH EKONOMI ISLAM VOL. 03 NO. 01, MARET 2017.

Astuti Daharmi. Journal PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP AKAD JUAL BELI


ONLINE PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH SYARIKAT: Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah
Volume 1, Nomor 1, Juni 2018.

10

Anda mungkin juga menyukai