Anda di halaman 1dari 18

ISLAM DAN GAGASAN UNIVERSAL

Disusun Untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Metodologi Studi Islam

Oleh :

TEUKU SAMSUL KAHAR 21219765


RAIHAN NABILA 21219760
MUTIARA AZKIYA 21219748

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
AL-HILAL SIGLI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
   
“Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha Penyayang”
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “ISLAM DAN
GAGASAN UNIVERSAL”
Saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen Bapak Samsuhadi, MA
yang telah mengarahkan sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini tersusun jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini maupun penyusunan makalah berikutnya.
Demikianlah tugas ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat
memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Studi Islam dan kami kelompok 9
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami dan khususnya untuk
teman-teman semua.

Sigli, 30 Oktober 2021

i
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Islam, Globalisasi dan Moderenesasi.......................................................................3
B. Gearakan Fundamentalisme dan Radikalisme.........................................................6
C. Islam Eksklusif dan Insklusif...................................................................................9
BAB III PENUTUP.........................................................................................................14
A. Kesimpulan...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad

shalallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan agama Islam inilah Allah menutup

agama-agama sebelumnya. Allah telah menyempurnakan agama ini bagi

hamba-hamba-Nya. Dengan agama islam ini Allah juga menyempurnakan

nikmat atas hamba-hamba- Nya.

Islam adalah agama yang terbuka dan universal yang inti dari

ajarannya selain memerintahkan menegakkan keadilan dan menghapuskan

kezaliman, juga mengajarkan perdamaian yang menghimbau kepada umat

manusia agar hidup dalam suasana persaudaraan dan toleransi tanpa

memandang perbedaan ras, suku, bangsa dan agama, karena manusia pada

mulanya berasal dari asal yang sama.

Agama islam bersifat terbuka terhadap dunia barat, hal ini sesuai

dengan anjuran agama islam. Kita tahu bahwa kitab suci Al-Qur’an berbahasa

Arab, Rasul kita seorang Arab, dan islam tumbuh di dunia Timur (Arab),

tetapi bukan berarti bahwa islam di tujukan hanya untuk bangsa tertentu

(Arab), tetapi untuk seluruh penduduk bumi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana islam globalisasi, dan Modernesasi ?

2. Bagaimana gerakan Fundamentalisme dan radikalisme Islam ?

1
3. Apa yang dimaksud dengan Islam Eksklusif dan Islam Inklusif ?

4. Bagaimana corak kesilaman di Indonesia ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui islam globalisasi, dan Modernesasi

2. Untuk mengetahui gerakan Fundamentalisme dan radikalisme Islam

3. Untuk mengetahui Islam Eksklusif dan Islam Inklusif

4. Untuk mengetahui corak kesilaman di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Islam, Globalisasi dan Moderenesasi


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia islam artinya agama yang

diajarkan oleh Nabi Muhammad saw, berpedoman kepada Al-Qur’an yang

diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT.

Dari segi bahasa (etimologi) Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari

kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata

salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri

masuk kedalam kedamaian. Juga berarti memelihara dalam keadaan sentosa,

menyerahkan diri, masuk dalam kedamaian.

Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yang

berpedoman kepada Al-Qur’an. Islam dikenal dengan agama yang penuh

kedamaian. Dimana semua aktivitas atau perilaku yang dilakukan manusia

sudah ada secara detail sampai ke akar-akarnya di dalam Al-Qur’an. Islam

juga agama yang mengantarkan kita ke dalam keselamatan baik di dunia

maupun di akhirat. Karena Islam adalah agama yang menutup agama-agama

sebelumnya dan kitab Al-qur’an adalah peyempurna kitab-kitab sebelumnya.

Sedangkan Globalisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

artinya proses masuknya ke ruang lingkup dunia;mendunia. Sedangkan Kata

globalisasi berasal dari kata global yang membawa makna universal. Makna

Universal ini bersifat umum dan agak sulit jika diartikan dengan khusus.

Menurut Abuddin Nata, globalisasi merujuk kepada suatu keadaan dimana

antara satu negara dengan negara lainnya sudah menyatu. Batas-batas

3
teritorial, kultural dan sebagainya sudah bukan merupakan hambatan lagi

untuk melakukan penyatuan tersebut. Suatu entitas, betapa pun kecilnya,

disampaikan oleh siapa pun, dimana pun, dan kapan pun, dengan cepat

menyebar keseluruh pelosok dunia.

Jika kita membahas tentang globalisasi, maka tidak lepas dari yang

namanya teknologi komunikasi. Sekarang, dunia dengan segala perkembangan

dan kecanggihannya, kita sulit untuk membedakan, mana yang dibolehkan

oleh agama dan mana yang tidak dibolehkan. Karena, segala sesuatu dalam

bentuk apapun sekarang ini sudah terfasilitasi dengan mudah dan cepat. Mulai

dari yang berbentuk ibadah (kebaikan) atau bahkan yang berbentuk kejahatan

(keburukan). Dari sini, tinggal bagaimana kita memanfaatkan teknologi

tersebut.

Saat ini umat Islam dalam posisi yang sangat menghawatirkan.

Diantara mereka ada yang cukup maju, namun sebatas pemakai dalam dunia

teknologi, bukan penemu teknologi. Dan lebih parahnya lagi, mayoritas umat

Islam banyak yang terlambat dalam mengikuti teknologi. Tidak cukup

berhenti di sini, masih ada juga umat Islam yang tidak mau menggunakan

teknologi karena melihat dari aspek kemudlorotan.

Pada realita sekarang ini, umat Islam kurang dalam penguasaan

teknologi dan sains, umat Islam menjadi kelompok yang terbelakang dalam

hal ini. Dan umat non Islam sangat maju di berbagai teknologi. Dilihat dari

strategi yang dirancang oleh bangsa Barat dalam isu globalisasi sungguh

sangat buruk. Mereka memiliki agenda terselubung dalam menhabisi ajaran

4
Islam yang di anut bangsa Timur. Penyebaran itu mereka lakukan dengsn cara

menyebarkan informasi dengan sistem teknologi modern yang dapat mengirim

informasi keseluruh penjuru dunia dengan mudah dan cepat.

Melalui jalur ini mereka dapat menguasi publik opini yang berisikan

serangan, hinaan, pelecehan dan hujatan terhadap Islam seolah-olah agama

islam sebagai teroris. Perang yang mereka lakukan bukan hanya perang

senjata tetapi juga perang agama. Mereka berusaha menodai kesucian islam

melalui ideologi, ekonomi, politik, sosial budaya, teknologi, komunikasi, dan

lain sebagainya.

Dalam menghadapi globalisasi yang bersifat duniawi, umat Islam

boleh mengikuti dan diberi kebebasan untuk beradaptasi dan hidup dengan

gaya non- Islam selama hal itu tidak melanggar ajaran Islam dan masih dalam

koridor ajaran Islam.

Kata modern, modernisme, modernisasi, modernitas, dan beberapa

istilah yang terkait dengannya, selalu dipakai orang dalam ungkapan sehari-

hari. Karena perubahan makna yang terdapat di dalamnya, istilah-istilah ini

seringkali memiliki makna yang kabur.

Dalam masyarakat Barat, Modernisme mengandung arti pikiran,

aliran, gerakan, dan usaha untuk mengubah paham-paham dan institusi-

institusi lama untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. (Harun Nasution, 1991 :11). Oleh

karena itu, modern lebih mengacu pada dorongan untuk melakukan perubahan

karena paham-paham lama dinilai tidak lagi relevan.

5
Perubahan dilakukan untuk menyesuaikan keadaan masyarakat

dengan perkembangan zaman oleh suatu bangsa dalam rangka mengejar

ketertinggalan dari bangsa lain. Perubahan ini mensyaratkan agar memberikan

solusi nyata dengan mendatangkan paradigma baru dalam suatu masyarakat

untuk mewujudkan suatu kebangkitan bagi umat.

Di antara ciri dari gerakan Islam modern adalah menghargai

rasionalitas dan nilai demokratis. Semua anggota memiliki hak yang sama dan

semua tingkat kepemimpinan dipilih, tidak diangkat. Tidak ada perbedaan

antara warga biasa dan ulama menyangkut hak dan kewajiban organisasi.

Kelompok ini memandang bahwa syari’ah harus diaplikasikan dalam

semua aspek kehidupan secara fleksibel dan mereka ini cenderung

menginterpretasikan ajaran Islam tertentu dengan menggunakan berbagai

pendekatan, termasuk dari Barat. Maka modernisme Islam memiliki pola pikir

rasional. memiliki sikap untuk mengikuti model Barat di bidang pendidikan,

teknologi, dan industri atau telah terbawa oleh arus modernisasi.

Gerakan rasionalis sendiri pernah mempengaruhi salah satu organisasi

modernis besar di Indonesia sebelum perang dunia kedua. Agenda mereka

adalah pemberantasan dan pemurnian ajaran agama Islam dari tahayul, bid’ah

dan khurafat serta berlomba dalam kebaikan.

B. Gearakan Fundamentalisme dan Radikalisme

1. Fundamentalisme

Menurut kamus Bahasa Inggris Indonesia fundamental artinya asas,

6
pokok, fundamental.Menurut Kamus Besar Bahasa Indoneisa fundamental

artinya bersifat dasar (pokok), mendasar. Sedangkan fundamentalisme

artinya paham yang cenderung memperjuangkan sesuatu secara radikal.8

Fundamentalisme dapat diartikan sebagai “sebuah pandangan yang

ditegakkan di atas keyakinan, baik yang bersifat agama, politik dan

budaya, yang dianut oleh pendiri yang menanamkan ajaran-ajarannya di

masa lalu dalam sejarah.” (Roger Garaudy, 1992).

Fundamentalisme Islam ini adalah suatu reaksi dimana menghadapi

kehidupan di era globalisasi saat ini. Ketaatan yang mutlak kepada Allah,

dan keyainan bahwa Allah telah mewahyukan kehendak-kehendak-Nya

secara universal kepada manusia adalah doktrin penting yang menjadi

pedoman kaum fundamentalis. Kelompok fundamentalis lebih

menekankan kepada ketaatan dan kesediaan untuk mengikuti perintah

Allah, dan bukan perbincangan intelektual. Karena bagi mereka yang lebih

penting adalah iman dan bukan diskusi. Menurut mereka, iman yang akan

membuat orang mengerti, bukan mengerti yang membuat orang menjadi

beriman.

Fundamentalisme Islam demikian menurut Musa Keileni

merupakan suatu gerakan social dan keagamaan yang mengajak umat

islam kembali kepada kemurnian etika dengan cara mengintegrasikannya

secara positif dengan doktrin agama; kembali kepada keseimbangan

hubungan antara manusia dengan masyarakat, dan manusia dengan

kepribadiannya sendiri.

7
Jadi fundamentalisme mengajak untuk mengembalikan dan

memurnikan ajaran Islam. Karena sekarang ini banyak kaum muslim yang

sudah melenceng dari ajaran Islam. Ini dikarenakan banyaknya aliran-

aliran yang ada dalam Islam yang didalamnya tentu terdapat pemikiran-

pemikiran atau pemahaman yang berbeda. Tidak jarag adanya beda

pemahaman atau pemikiran tersebut menyebabkan perelisihan antara umat

Islam dan saling menjatuhkan satu sama lain.

Gerakan fundamentalisme baik secara langsung atau tidak langsung

dipengaruhi oleh Garakan Wahabi, segera muncul di berbagai penjuru

dunia islam. Fundamentalisme Islam ala Wahabi kemudian justru muncul

di wilayah periferal dalam peta Dunia Islam. Di Nigeria Utara, muncul

gerakan jihad memerangi penguasa Muslim yang korup dan masyarakat

yang dipandang masih mempraktikkan Islam yang berampur dengan

tradisi budaya local.

2. Gerakan Radikalisme

Radikalisme adalah gerakan yang ditandai empat hal. Pertama,

sikap tidak toleran atau tidak mau menghargai keyakinan orang lain.

Kedua, sikap fanatik atau menganggap dirinya yang paling benar. Ketiga,

sikap eksklusif atau membedakan diri dari kebiasaan umat islam

mayoritas. Keempat, sikap revolusioner, yaitu kecendrungan

menggunakan kekerasan sebagai pencapaian tujuan. Umumnya,

radikalisme muncul karena pemaham agama yang tertutup dan tekstual.

Kelompok radikalisme selalu merasa kelompok yang paling memahami

8
ajaran Tuhan. Makanya mereka kerap sekali mengkafirkan atau

menganggap sesat orang lain.

Menurut Rahimi Sabirin, radikalisme terbagi menjadi dua

kelompok. Yakni, radikalisme pemikiran (yang sering disebut dengan

kelompok fundamentalis) dan radikalisme dalam tindakan (yang sering

disebut dengan teroris

C. Islam Eksklusif dan Insklusif

1. Pengertian Ekslusif dan Inklusif

Eksklusif berasal dari bahasa inggris exclusive, menurut Kamus

Bahasa Inggris Indonesia Exclusive artinya sendirian, tanpa disertai yang

lain, terpisah dari yang lain.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia eksklusif artinya terpisah

dari yang lain, khusus. Berdasarkan pengertian eksklusif secara umum

dapat di khususkan dalam pengertian islam eksklusif yakni faham/sikap

muslim yang memiliki pandangan bahwa keyakinan, pandangan dan

prinsip islamlah yang paling benar, sementara keyakinan, pandangan,

pikiran dan prinsip yang dianut orang lain adalah salah. Sedangkan

inklusif berasal dari kata bahasa inggris inclusive yang artinya sampai

dengan. Menurut Kamus Besr Bahasa Indonesia inklusif artinya termasuk,

terhitung. Secara istilah berrati menempatkan dirinya kedalam cara

pandang orang lain/kelompok lain dalam melihat dunia, dengan kata lain

berusaha menggunakan sudut pandang orang lain atau kelompok lain

9
dalam memahami masalah.

Islam inklusif mengatakan bahwa antara nalar dan wahyu tidak ada

pertentangan sama sekali. Nalar dan wahyu bersifat saling melengkapi dan

keduanya dibutuhkan untuk bisa memahami pesan Tuhan yang tersirat

dalam alam semesta dan tersurat dalam Kitab Suci.

Sedangkan Islam eklusif dan inklusif menurut Dr.K.H. Didin

hafidhuddin, M,Sc. Islam merupakan agama yang sangat inklusif, dan

bukan merupakan ajaran yang bersifat eksklusif. Tapi inksklusifitas yang

bermaksud perbedaan agama yang di pahami oleh kelompok

liberal.Inksklusifitas islam yang dimaksud adalah agama yang universal

dan dapat diterima oleh semua orang yang berakal sehat tanpa

memperdulikan latar belakang, suku bangsa, setatus sosial dan atribut

keduniawian lainya.

2. Ciri-ciri Islam Ekslusif dan Inklusif

Fatimah mecontohkan eksklusif dan inklusif di judul buku

“Muslim- Chritian relation in the new order indonesia: the exclusivist and

inclusivist muslim”. Sebagai contoh, ia menyebut organisasi eksklusif di

indonesia adalah dewan dakwah Islamiyah di indonesia, (DDII), komite

indonesia untuk solidaritas duniah islam, orang-orang yang membela islam

di cap eksklusif.

Diantara ciri-ciri kaum eksklusif, menurut fatimah yaitu: Mereka

yang menerapkan model penafsiran literal terhadap al-qur’an, sunah dan

masa lalu karena menggunakan pendekatan literal, maka ijtihad bukanlah

10
hal yang sentral kerangka berfikir mereka

Merekah berpendapat bahwa keselamatan yang bisa dicapai

melalui agama islam.bagi mereka, islam adalah agama final yang datang

untuk mengoreksi agama-agama lain. Karena itu mereka menggugat

otentisitas kitab suci agama lain. Sedangkan yang dimaksud kaum inklusif,

memiliki ciri:

Mereka memahami agama islam sebagai agama yang berkembang,

jadi mereka menerapkan metode kontekstual dalam memahami al-qur’an

dan sunah, yang memerlukan teks-teks asas dalam islam dan ijtihad

berperan sentral dalam pemikiran mereka. Kaum inklusif memandang,

islam adalah agama terbaik bagi mereka tetapi mereka berpendapat bahwa

keselamatan di luar agama islam adalah hal yang mungkin.

3. Corak Keislaman di Indonesia

Sebagai negara muslim terbesar di Dunia, Indonesia punya corak

dan karakter ke-islaman yang khas dan berbeda dengan negara-negara

Islam di belahan dunia lainnya. Berbeda disini, maksudnya adalah dalam

makna budaya keislaman yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

baik sebagai bangsa dan atau sebagai warga negara.

Salah satu corak yang khas itu adalah dunia pendidikan Islam.

Dimana, sumbangsih Pendidikan Islam dalam konteks berbangsa dan

bernegara tidak bisa diabaikan begitu saja. Betapa pendidikan islam dalam

konteks ini, maksudnya adalah pendidikan pesantren dan kontribusi

kesantrian di dalamnya dalam sejarahnya, telah melahirkan tokoh-tokoh

11
nasional bahkan internasional di jamannya, yang punya pengaruh luar

biasa terhadap perkembangan peradaban dunia.

Islam Nusantara adalah Islam distingtif sebagai hasil interaksi,

kontekstualisasi, indigenisasi dekstruktif dan vernakularisasi Islam

universal dengan realitas sosial, budaya dan agama di Indonesia. Islam

nusantara yang kaya akan warisan Islam menjadi harapan renaisans

peradaban islam global yang akan berakulturasi dengan tatanan dunia baru.

Islam nusantara adalah sebagai hasil ijma dan ijtihad para ulama

nusantara dalam melakukan istinbath terhadap al-muktasab min adillatiha-

tafshiliyah. Islam nusantara adalah idrakul hukmi min dalilihi ala sabili-

rujhan. Islam nusantara memberi karakter bermazhab dalam teks-teks para

ulama nusantara untuk menyambungkan kita dengan tradisi leluhur kita

untuk dihormati dan untuk kita teladani.

Walisongo mempunyai peranan yang sangat besar dalam

pengembangan islam di Indonesia. Bahkan mereka adalah perintis utama

dalam bidang dakwah islam di indonesia. Sekaligus pelopor penyiaran

agama islam di nusantara ini. “wali” adalah singkatan dari perkataan Arab

Waliyullah dan itu bermaksud “orang yang mencintai Allah dan dicintai

Allah” sedangkan “songo” juga perkataan jawa yang bermaksud sembilan.

Jadi “walisongo” merujuk kepada wali sembilan yakni sembilan orang

yang mencintai dan dicintai Allah. Mereka diberi gelaran yang sedemikian

karena mereka dianggap penyiar-penyiar agama islam yang terpenting.

Karena sesungguhnya mereka mengajar dan menyebarkan islam.

12
Disamping itu, islam juga merupakan para intektual yang menjadi

pembaharu masyarakat pada masanya.

Gagasan Islam Nusantara merupakan salah satu pemikiran yang

khas untuk Indonesia dari dulu dan saat ini. Secara historis, berdasarkan

data-data filologis (naskah catatan tulis tangan), keislaman orang

Nusantara telah mampu memberikan penafsiran ajarannya sesuai dengan

konteksnya, tanpa menimbulkan peperangan fisik dan penolakan dari

masyarakat. Contohnya, ajaran-ajaran itu dikemas melalui adat dan tradisi

masyarakat, makanya terdapat ungkapan di Minangkabau adat basandi

syarak, syarak basandi kitabullah. Lalu, pada saat itu di Buton terdapat

ajaran martabat tujuh dari tasawuf menjadi bagian tak terpisahkan dari

undang-undang kesultanan Buton. Hal serupa di Jawa, baik melalui ajaran

Walisongo ataupun gelar seorang raja dengan menggabungkan tradisi lokal

dan tradisi Arab, seperti Senopati ing Alogo Sayyidin Panatagama

Khalifatullah Tanah Jawa. Dengan demikian, praktik Islam Nusantara

mampu memberikan kedamaian umat manusia. Pada saat itu di Nusantara,

baik kepulauan Jawa, Sumatera, Sulawesi dan sekitarnya para ulama

dalam hal menuliskan ajarannya juga mempunyai tradisi akulturatif dan

adaptif. Strategi dakwah tersebut tertulis dalam berbagai aksara dan

bahasa sesuai dengan wilayahnya.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Agama ternyata memiliki banyak wajah (multifaces), artinya bukan

lagi suatu single face. Selain ciri-ciri dan sifat-sifatnya yang konvensional

yang mengansumsikan persoalan keagamaan sebagai semata permasalahan

ketuhanan, ternyata memiliki kaitan erat dengan persoalan-persoalan historis

kultural. Ada ketercampuran antara agama di satu sisi dan campur tangan

penganutnya di sisi lain.

Jika dilihat dari masalah yang diperdebatkan di antara beberapa

kelompok di atas, mereka berdebat bukan tentang pokok-pokok ajaran islam

itu sendiri, akan tetapi bagaimana memanifestasikan ajaran islam itu di dalam

system kehidupan social. Dari berbagai fenomena yang terjadi dalam

dinamika pemikiran dan perilaku umat islam tersebut, untuk kembali

menemukan kebesaran islam, maka harus ada akselerasi pemikiran fan

pengembngan sains, guna mengejar ketertinggalan dalam bidang sains dari

Barat

14
DAFTAR PUSTAKA

Azra, Azyumardi 2002Islam Nusantara, Jakarta : Cendikia

Echlos, John M dan Hassan Shadily. 2015. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Huda, Nor. 2007. Islam Nusantara. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Grup.


Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Nata, Abuddin. 2003. Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan


Islam di Indonesia. Jakarta: Prenada Media.

Nata, Abuddin. 2001. Metodologi Studi Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Ruslani.2006. Islam Dialogis. Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press.

Bokhari, Raana, Mohammad Seddon dan Charles Phillips. Ensiklopedia Islam.

Esposito, John L. 2001. Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern. Bandung:


Penerbit Mizan.

15

Anda mungkin juga menyukai