Disusun oleh :
Abdul Hasib Hudaya 1184020002
Abdul Rahman 1184020003
Aniken Yuliana Citra 1184020020
Annisa Zahra S 1184020025
Muh Imadudin Aji 1184020096
Assalamu’alaikum.Wr.Wb
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
nikmat sehat wal’afiat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya.
Tak lupa, shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada nabi kita
Muhammad Saw. kepada keluarga dan para sahabatnya juga kepada kita selaku
umatnya semoga diberikan syafaat di yaumil akhir nanti.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Asep
Shodiqin, M.Ag selaku dosen Filsafat Dakwah yang senantiasa membimbing dan
memberikan waktu kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan
sebaik-baiknya.
Makalah yang diberi judul “Hakikat Dakwah Islam” semoga dapat memberikan
manfaat kepada semua pihak yang membaca.
Kami menyadari segala kekurangan yang ada pada makalah ini. Oleh karena
itu, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan dalam makalah
ini. Terimakasih.
Penulis
COVER.......................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................. 3
BAB I .......................................................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4
1.3. Tujuan ............................................................................................................................ 4
BAB II ......................................................................................................................................... 5
2.1. Pengertian Dakwah ........................................................................................................ 5
2.2. Istilah Teknis Dalam Dakwah ......................................................................................... 7
2.3. Tujuan dan Fungsi Dakwah .......................................................................................... 12
2.4. Prinsip-Prinsip Dakwah Islam ....................................................................................... 15
2.5. Dakwah sebagai Kebutuhan Manusia .......................................................................... 20
2.6. Dakwah yang Sistematik .............................................................................................. 22
BAB III ...................................................................................................................................... 26
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................... 26
3.2. Saran ............................................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 28
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Agar dapat mengetahui dan mempelajari bagaimana dakwah yang tepat
menurut hakikat dakwah tersebut.
PEMBAHASAN
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul
apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi 20 kehidupan kepada
katamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan
hatinya akan sesungguhnya kepadaNyalah kamu akan dikumpulkan.” (QS. al-Baqarah:
186)
Dari beberapa pengertian dakwah tersebut diatas, dapat dipahami bahwa pada
prinsip dakwah merupakan upaya mengajak, menganjurkan atau menyerukan manusia
agar mau menerima kebaikan dan petunjunk yang termuat dalam Islam. Atau dengan
kata lain, agar mereka mau menerima Islam sehingga mereka mendapatkan kebaikan
dan kebahagiaan baik di dunia maupun akhirat.
Di dalam buku Filsafat Dakwah karya Dr. A.Ismail, M.A. dan Prio Hotman,
M.A menjelaskan bahwa dakwah juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk
memotivasi orang dengan basirah, supaya menempuh jalan Allah Swt, dan
meninggikan agamanya. Maknanya berarti dakwah yang disebarluaskan dengan cara
damai dan bukan dengan kekerasan , serta mengutamakan aspek kognitif dan afektif.
Amar ma’ruf tidak dapat dipisahka dengan nahi munkar. Dalam Al-qur’an
istilah ini sering diulang sampai Sembilan kali dalam surat, yaitu al-a’raf ayat 157,surat
al-hajj ayat 41, surat al-imran 104, surat lukman ayat 17, surat at-taubah ayat 67,71,112.
Secara bahasa, ma’ruf berasal dari kata arafa yang berarti mengetahui dan mengenal.
Maka, ma’ruf adalah sesuatu yang dikeanal, dimengerti, dipahami, diterima, dan
pantas. Sebaliknya munkar adalah sesuatu yang dibenci, ditolak dan tidak pantas.
Dengan demikian ma’ruf dan munkar lebih mengarah kepada norma dan tradisi
masyarakat.
Amar ma’ruf nahi munkar merupakan kewajiban bagi setiap Muslim sekaligus
sebagai identitas orang mukmin. Pelaksanaannya diutamakan kepada orang-orang yang
terdekat sesuai dengan kemampuannya, orag yang meninggalkan perintah ini
dipandang dosa bahkan diancam dengan laknat dan siksa di dunia dan di akhirat.
Sebaliknya identitas orang non mukmin adalah amar munkar nahi ma’ruf. Allah swt
menjelaskan dalam surat At-Taubah ayat 67 dan 71 yang artinya:
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebagian yang lain, mereka menyuruh yang ma’ruf, mencegah
dari yag munkar, mendirika sholat menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan
Rasulnya mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah maha
perkasa lagi maha bijaksana. (Qs.At-Taubah: 71)
b. An-Nashihah
An-Nashihah artinya memberi petunjuk yang baik, yaitu tutur kata yang baik
dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah. Nasihat yang dimaksud adalah usaha
memperbaiki tingkah laku sesorang atau sekelompok orang (masyarakat).
c. Mau’izhah
Maui’zhah artinya memberi nasihat, atau membari pelajaran yang baik kepada
orang lain. Kata maui’zhah biasanya dikaitkan dengan maui’zhah hasanah (nasihat
yang baik).
d. Al-Irsyad
Al-Irsyad adalah suatu upaya untuk mendorong manusia agar mau mengikuti
petunjuk dengan menyampaikan kebenaran Islam, Sekaligus larangan-larangan
sehingga menimbulkan perbuatan manusia untuk mengikuti Islam.
Kedua kata ini saling terkait dan keduanya mempunyai makna yang hampir
sama dengan dakwah. Tabsyir adalah memberikan uraian keagamaan kepada orang lain
yang isinya berupa berita-berita yang menggembirakan orang-orang yang
menerimanya, seperti berita tentang janji Allah Swt. Istilah ini juga sepadan dengan
targhib yaitu menerangkan ajaran agama yang menyenangkan hati dan dapat
memberikan gairah orang lain untuk melakukannya.
Kedua istilah ini memiliki arti yang tidak jauh berbeda dengan dakwah.
Keduanya umumnya diartikan dengan pendididikan dan pengajaran. Pendidikan
Ta’lim dalam kamus juga berarti pengajaran, pendidikan dan pemberi tanda.
Pada umumnya, ta’lim diartikan dengan pengajaran tentang suatu ilmu. Ini tidak salah
karena ta’lim berasal dari kata ‘alima artinya mengetahui atau ‘ilmun (ilmu
pengetahuan). Ilmu adalah makanannya hati yang akan mati bila tidak diberi makan
selama tiga hari. Disisi lain ada yang menjelaskan ta’lim sebagai proses pengajaran
yang hanyapada tingkat pemahaman, sedangkan tarbiyah adalah upaya untuk
mendorong melaksanakannya.
Karena awamnya ini, boleh jadi rintangan dan ancaman terhadap muballigh
sangat besar. Dalam surat Al-Maidah ayat 67 dijelaskan bahwa Rasulullah SAW
diperintahkan untuk tabligh (menyampaikan wahyu yang diterima dari Allah SWT)
dan Allah menjanjikan penjagaannya. Dalam ayat lain juga disebutkan bahwa tugas
para nabi dan pendakwah pada umumnya hanyalah tabligh pada umatnya. Apakah
mereka mengikuti atau tidak, bukan urusan para para nabi dan pendakwah.
10 | H a k i k a t D a k w a h I s l a m
Tabligh sebenarnya dapat disampaikan melalui lisam maupun tulisan. Akan
tetapi, istilah muballigh sekarang cenderung diartikan secara sempit oleh masyarakat
umum sebagai orang yang menyampaikan ajaran Islam melaui lisan, seperti
penceramah agama, pembaca khotbah dan sebagainya. Dalam surat Al-Imron:20,
Yasin:17, Al-Maidah:92 dan 99, ar-Ra’d:40, an-Nahl:54, al-‘ankabut:18, dan surat as-
syu’ara :48 dinyatakan bahwa tabligh itu berorientasi tugas bukan hasil.
b. Khotbah
Kata khotbah berasal dari susunan 3 huruf, yaitu kho’, tho’ dan ba’ yang dapat
berarti pidato atau meminang. Arti asal khotbah adalah bercakap-cakap tentang
masalah yang penting. Berdasar pengertian ini maka khotbah adalah pidato yang
disampaikan untuk menunjukkan kepada pendengar mengenai pentingnya suatu
pembahasan. Pidato diistilahkan dengan khitabah. Dalam bahasa Indonesia sering
ditulis dengan khutbah atau khotbah. Pidato Rasulullah yang disampaikan pada haji
terakhir sebelum wafat disebut oleh para ahli sejarah dengan khotbah wada’ (khotbah
perpisahan). Orang yang berkhotbah disebut khotib. Dalam Al-Qur’an bahwa hamba
Allah SWT yang beriman selalu menghindari percakapan orang-orang bodoh.
Makan khotbah sudah tergeser dari pidato secara umum menjadi pidato atau
ceramah agama dalam ritual keagamaan. Dengan demikian khotbah yang sudah
bergeser dari pidato atau ceramah menjadi pidato yang khusus acara ritual keagamaan,
maka yang membedakan khotbah dengan pidato pada umumnya terletak pada adanya
aturan yang ketat tentang waktu, isi dan penyampaian pda khotbah.
11 | H a k i k a t D a k w a h I s l a m
ahrus dijalankan oleh penerima wasiat. Pesan ini tidak disampaikan dengan cara lain
kecuali dengan wasiat.
Sebenarnya tujuan dakwah adalah tujuan yang diturunkannya agama Islam bagi
ummat manusia itu sendiri, yaitu untuk membuat manusia yang memiliki kualitas
aqidah, ibadah, serta akhlak yang tinggi. Bisri Affandi mengatakan bahwa yang
diharapkan oleh dakwah adalah terjadinya perubahan dalam diri manusia, baik
kelakuan adil maupun aktual, baik pribadi maupun keluarga masyarakat, cara
berfikir berubah, cara hidupnya berubah menjadi lebih baik ditinjau dari segi kualitas
maupun kuantitas. Yang dimaksud adalah nilai-nilai agama sedangkan kualitas adalah
bahwa kebaikan yang bernilai agama itu semakin dimiliki banyak orang dalam segala
situasi dan kondisi.
12 | H a k i k a t D a k w a h I s l a m
iman dan Islam seseorang secara sadar dan timbul kemaunnya sendiri tanpa merasa
terpaksa oleh apa dan siapapun.
Salah satu tugas pokok dari Rasullah adalah membawa mission sacre (amanah
suci) berupa menyempurnakan akhlak yang mulia bagi manusia. Dan akhlak yang
dimaksudkan ini tidak lain adalah Al-quran sendiri-sebab hansya kepada Al-quran-lah
setiap pribadi muslim itu akan berpedoman, atas dasar ini tujuan dakwah secara luas,
dengan sendirinya adalah menegakkan ajaran Islam kepada setiap insan baik individu
maupun masyarakat, sehingga ajaran tersebut mampu mendorong suatu perbuatan
sesuai dengan ajaran tersebut.
a. Mengajak ummat manusia yang sudah memeluk agama Islam untuk selalu
meningkatkan taqwanya kepada Allah swt. Artinya mereka diharapkan agar
senantiasa mengerjakan segala perintah Allah dan selalu mencegah atau
meninggalkan.
b. Perkara yang dilarangya.
13 | H a k i k a t D a k w a h I s l a m
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya
(bagi orang yang tolong menolong dalam kejahatan)” (Q.S Al-Maidah :2)
c. Membina mental agama (Islam) bagi kaum yang mualaf. Muallaf artinya bagi
mereka yang masih mengkhawatirkan tentang keislaman dan keimananya (baru
beriman).
d. Mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari fitrahnya.
Dalam Al-Qur‟an telah disebutkan bahwa manusia sejak lahir telah
membawa fitrahnya yakni beragama iIslam (agama tauhid). Disebutkan dalam
Al-Qur‟an yang berbunyi sebagai berikut:
14 | H a k i k a t D a k w a h I s l a m
Wadah inilah sebagai penentu keberagamaan anak di masa depan. Kaitannya
dengan Nabi saw bersabda dalam satu hadisnya: "Dari Abi Hurairah ra, bahwa Nabi
saw bersabda: setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tualah
yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi". Konteks hadis tersebut relevan
dengan QS. Al-Rum (30): 30 bahwa hakekat fitrah keimanan sebagai petunjuk bagi
orang tua agar lebih mengarahkan fitrah yang dimiliki anak secara bijaksana.
Tujuan umum dan tujuan khusus dari dakwah adalah terwujudnya individu dan
masyarakat yang menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dalam semua lapangan
hidupnya adalah tujuan yang sangat ideal dan memerlukan waktu serta tahap-tahap
panjang. Oleh karena itu maka perlu ditentukan tujuan-tujuan perantara pada tiap-tiap
tahap atau tiap-tiap bidang yang dapat menunjang tercapainya tujuan dari dakwah.
15 | H a k i k a t D a k w a h I s l a m
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik,
dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu,
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang mendapat petunjuk." (QS. An-Nahl [16] : 125)
1. Bi al-Hikmah
16 | H a k i k a t D a k w a h I s l a m
yang dapat mengantarkan pada kebenaran dan menyingkap keraguan. Al-Maragi
memberi makna bi al-hikmah secara lebih luas, yaitu wahyu Allah yang telah diberikan
kepadamu.
Kedua, kadar atau ukuran materi dakwah yang disampaikan agar mereka
merasa tidak keberatan dengan beban materi tersebut. Ketiga, metode penyampaian
materi dakwah dengan membuat variasi sedemikian rupa yang sesuai dengan kondisi
pada saat itu. Menurut Muhammad Husen Yusuf, dakwah dengan hikmah berarti
dakwah yang disesuaikan dengan kadar akal, bahasa, dan lingkungan para
17 | H a k i k a t D a k w a h I s l a m
pendengarnya. Sebab manusia secara fitrah terdiri atas tiga macam. Salah satunya
manusia yang secara fitrah memiliki tendensi pada kebenaran.
Menurut beberapa ahli bahasa dan pakar tafsir, memiliki pengertian sebagai
berikut:
a) Pelajaran dan nasihat yang baik, berpaling dari perbuatan jelek melalui tarhib
dan targhib (dorongan dan motivasi); penjelasan, keterangan, gaya bahasa,
peringatan, penuturan, contoh teladan, pengarahan, dan pencegahan dengan
cara halus.
b) Pelajaran, keterangan, penuturan, peringatan, pengarahan, dengan gaya bahasa
yang mengesankan, atau menyentuh dan terpatri dalam naluri;
c) Simbol, alamat, tanda, janji, penuntun, petunjuk, dan dalil-dalil yang
memuaskan melalui al-qaul al-rafiq (ucapan lembut dengan penuh kasih
sayang)
d) Kelembutan hati menyentuh jiwa dan memperbaiki peningkatan amal
e) Nasihat, bimbingan, dan arahan untuk kemaslahatan. Dilakukan dengan baik
dan penuh tanggung jawab, akrab, komunikatif, mudah dicerna, dan terkesan di
hati sanubari mad’u.
f) Suatu ungkapan dengan penuh kasih sayang yang terpatri dalam kalbu, penuh
kelembutan sehingga terkesan dalam jiwa, tidak melalui cara pelarangan dan
18 | H a k i k a t D a k w a h I s l a m
pencegahan, sikap mengejek, melecehkan, menyudutkan atau menyalahkan,
meluluhkan hati yang keras, menjinakan kalbu yang liar.
g) Tutur kata yang lemah lembut, perlahan-lahan, bertahap dan sikap kasih sayang
– dalam konteks dakwah-, dapat membuat seseorang merasa dihargai rasa
kemanusiaannya dan mendapat respon positif dari mad’u. Prinsip-prinsip
metode ini diarahkan kepada mad’u yang kapasitas intelektual dan pemikiran
serta pengalaman spiritualnya tergolong kelompok awam.
Dalam hal ini, peranan juru dakwah adalah sebagai pembimbing, teman dekat
yang setia, yang menyayangi dan memberikannya segala hal yang bermanfaat serta
membahagiakan mad’unya.
3. Al-mujadalah al-ahsan
Bagi manusia semacam itu, keindahan balaghah al-Quran dan nasihat yang baik
tidak berarti apa-apa. Mereka harus dihadapkan pada perdebatan yang baik dengan cara
menegakan berbagai argumentasi yang dapat mematahkan mereka, dengan tetap
19 | H a k i k a t D a k w a h I s l a m
menjaga sikap arif dan lembut kepada mereka. Sebab, cara demikian sangat kondusif
untuk memadamkan api jahiliyah. Sikap keras dan kasar kepada mereka hanya
membuat mereka menjadi semakin sombong saja.
Meskipun kita telah diberi petunjuk oleh Allah Swt., terkadang kita lalai karena
kenikmatan dunia. Padahal kenikmatan dunia ini hanyalah sementara. Akal manusia
seringkali mengalami kondisi dimana tidak dapat membedakan yang baik dan buruk
sehingga dapat menjerumuskan manusia kepada hal yang tidak baik. Begitu pula hati
nurani manusia yang kian redup. Maka dari itu, petunjuk agama menjadi sebuah
kebutuhan mutlak dalam merestorasi disfungsi akal dan hati nurani.
20 | H a k i k a t D a k w a h I s l a m
Manusia di bumi ni butuh yang namanya ‘dakwah’. Karena dengan adanya
dakwah kehidupan manusia akan teratur, dan akan tersebar kebaikan dimana-mana.
Tetapi jika tidak ada dakwah maka kehidupan ini akan kacau, serta kejahatan akan
merajalala. Dakwah akan membimbing manusia kepada jalan benar yang berpedoman
pada Al-Qur’an dan Hadits serta menjauhkan manusia dari segala macam penyakit
kejiwaan.
Hidup manusia tidak dapat berjuang tanpa adanya dakwah dan petunjuk agama.
Berdasarkan permasalahannya bermula dari tiga pijakan teologis. Pertama,
ketundukan dan kepasrahan manusia pada kehendak Tuhan. Kedua, pandangan tentang
superioritas manusia kepada alam. Ketiga, kerapuhan batin atau ruh manusia. (Ismail,
Hotman, 2011 : 43).
Sebagai manusia kita tidak akan bertahan di dunia ini tanpa tunduk kepada
Yang Maha Kuasa. Dunia ini kompleks sekali, terkadang kita menjumpai berbagai
permasalahan di dunia maka untuk survive dari berbagai cobaan di dunia maka kita
harus tunduk dan pasrah kepada yang menciptakan kita, yaitu Allah Swt. Kemudian
kita juga harus menjaga alam agar terjadi keseimbangan di dunia ini. Selanjutnya,
manusia memiliki ruh yang harus di jaga, karena jika ruh sakit maka jiwa pun akan
sakit. Ruh pun butuh asupan rohani yaitu dengan petunjuk agama dan dakwah adalah
salah satu cara agar ruh manusia tidak rapuh.
21 | H a k i k a t D a k w a h I s l a m
Dakwah membawa misi menegakkan sistem Islam dengan menebarkan nilai-
nilainya yang luhur di seluruh penjuru dunia. Melalui dakwah, hidup manusia
diteguhkan dan dibimbing agar sejalan dengan prinsip Islam, dan iklim hidup yang
menyesatkan kepada petunjuk Ilahi yang menyelamatkan (Ismail, Hotman, 2011 : 48).
Hal ini dijelaskan dalam Al,Qur’an, Surah Yunus ayat 25 :
“Allah menyeru (manusia) ke dalam Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam). (Q.S Yusuf (10) : 25).
Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah, baik melalui lisan, tulisan,
maupun perbuatan, yang dilakukan secara individu, kelompok, maupun organisasi atau
lembaga. Da’i harus mengetahui cara menyampaikan dakwah tentang Allah, alam
semesta, kehidupan, dan apa yang dihadirkan dakwah untuk memberikan solusi
terhadap problem yang di hadapi manusia.
22 | H a k i k a t D a k w a h I s l a m
Allah untuk mendakwahkan Islam kepada segenap umat manusia, sebagaimana
dijelaskan dalam (Q.S. Al-A’raf(7):158) :
“Katakanlah (Muhammad), ‘Wahai Manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi
kamu semua, Yang memiliki kerajaan langit dan bumi; tidak ada tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu
kepada Allah dan Rasul-Nya, (yaitu) Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan
kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya). Ikutilah dia, agar kamu mendapat
petunjuk”.
Materi atau pesan dakwah adalah pesan-pesan yang berupa ajaran Islam atau
segala sesuatu yang harus disampaikan subjek kepada objek dakwah, yaitu keseluruhan
ajaran Islam yang ada di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Secara umum, materi
dakwah dapat diklasifikasikan menjadi empat masalah pokok yaitu : masalah akidah,
masalah syariat, masalah muamalah dan maslah akhlak.
Media dakwah adalah alat yang bersifat objektif yang dapat menjadi saluran
untuk menghubungkan ide dengan umat, suatu elemen yang vital dan merupakan urat
nadi dalam totalitas dakwah yang keberadaannya sangat penting dalam menentukan
perjalanan dakwah.
23 | H a k i k a t D a k w a h I s l a m
Bentuk metode dakwah ini berbagai macam. Ada metode hikmah, maw’izhah
al-Hasanah, dan mujadalah. Sedangkan bentuk metode dakwah berdasarkan paradigm
ilmu dakwah terbagi menjadi empat yaitu : tablig, irshad, tadbir, dan tathwir atau
tamkin.
Salah satu model perencanaan yang adikuat dalam rangka mencapai tujuan
dakwah ialah perencanaan dengan suatu pendekatan sistem (system approach
planning). (Ridla, 2008, 9(2) : 153).
a. Identifikasi masalah
24 | H a k i k a t D a k w a h I s l a m
b. Merumuskan dan memilih model-model pemecahan yang tepat
Dengan adanya unsur-unsur dakwah serta perencanaan dakwah yang baik maka
akan terbentuk dakwah yang sistematis. Sehingga diharapkan mampu mewujudkan
dakwah yang efektif serta dapat memberikan manfaat bagi orang banyak.
25 | H a k i k a t D a k w a h I s l a m
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Secara etimologis, kata dakwah merupakan bentuk masdar dari kata yad’u (fi’il
mudhari’) dan da’a (fi’il madlhi) yang artinya adalah memanggil (to call), mengundang
(to invite), mengajak, menyeru, mendorong dan memohon (to pray). Selain kata
“dakwah”, Al-Qur’an juga menyebutkan kata yang memiliki pengertian yang hampir
sama dengan “dakwah”, yakni kata “tabligh” yang berarti penyampaian, dan “bayan”
yang berarti penjelasan.
Di dunia ini istilah-istilah yang terkait dengan dakwah banyak sekali. Istilah
dakwah di klasifikasikan menjadi dua yaitu istilah dakwah berdasarkan bentuknya dan
istilah dakwah berdasarkan metodenya.
Tujuan dakwah sebagai bagian dari seluruh aktivitas dakwah yang sama
pentingya daripada unsur-unsur lainnya, seperti subyek dan obyek dakwah, metode dan
sebagainya. Bahkan lebih dari tujuan dakwah sangat menentukan dan berpengaruh
terhadap penggunaan metode dan media dakwah, sasaran dakwah sekaligus strategi
dakwah juga ditentukan atau berpengaruh olehnya (tujuan dakwah). Ini disebabkan
karena tujuan merupakan arah gerak yang hendak dituju seluruh aktivitas dakwah.
Prinsip metode dakwah artinya ruh atau sifat yang menyemangati atau
melandasi berbagai cara atau pendekatan dalam kegiatan dakwah. Untuk lebih jelas
diantaranya mengacu kepada petunjuk al-Quran surat al-Nahl ayat 125 terdiri dari tiga
prinsip yaitu al-hikmah, al-mauidzah al-hasanah, dan mujadalah bi al-lati hiya ahsan.
26 | H a k i k a t D a k w a h I s l a m
dalam membentuk dakwah yang sistematik diperlukan adanya perencanaan serta
memenuhi unsur-unsur dakwah.
3.2. Saran
Kami harap makalah ini dapat memberikan pemahaman mengenai Hakikat
Dakwah Islam. Alangkah baiknya semua penjelasan di atas dicerna dan diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Kami menyadari banyak kekurangan dalam makalah ini,
mohon maaf dan semoga dapat bermanfaat.
27 | H a k i k a t D a k w a h I s l a m
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Bisri. 1984. Beberapa Percikan Jalan Dakwah, Surabaya: Fakultas Dakwah.
hlm. 3
Ismail,Ilyas dan Hotman, Prio. 2011. Filsafat Dakwah : Rekayasa Membangun Agama
dan Peradaban Islam. Jakarta: Prenada Media Group
Sukayat, Tata. 2015. Ilmu Dakwah : Perspektif Filsafat Mabadi ‘Asyarah. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media
Ridla, Muhammad Rosyid. 2008. Perencanaan dalam Dakwah Islam. Jurnal Dakwah.
9(2): 149-162
Muhyidin, Asep dan Safei, Agus Ahmad. 2002. Metode Pengembangan Dakwah,
Bandung: Pustaka Setia
Sambas, Syukriadi dan Anwar, Rasihon. 1999. Di Balik Strategi Dakwah rasulullah
(Membedah Wacana Kepemimpinan, Kaderisasi dan Etika Dakwah Nabi ), Bandung:
Mandiri Press.
H. Ahmad yani. 2008. Bekal menjadi khatib dan muballigh, Jakarta: Gema insani,
hlm.34
Moh. Ali aziz. 2004. Ilmu dakwah, Jakarta: kencana,
Muhiddin, Asep Muhiddin. 2002. Dakwah dalam Perspektif Al-Qur’an, Bandung:
Pustaka Setia. hlm.64
https://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah
28 | H a k i k a t D a k w a h I s l a m