BAB I
PENDAHULUAN
1
Muhammad bin Isma>i>l al-Ami>r al-Kahla>ni> al-S{ana>ni>, Subul al-Sala>m (Cet. IV:
Maktabah Must}ofa> al-Ba>bi> al-H{alli>, 1960 M, 1379 H, ), h. 117.
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 2
BAB II
PEMBAHASAN
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 3
A. Redaksi Hadis
.
Artinya:
Diceritakan kepada kami abu> al-Numa>n Muhammad bin al-Fad{l,
diceritakan kepada kami Jari>r bin H{a>zim, diceritakan kepada kami al-
H{asan, diceritakan kepada kami Abdurrahman bin Samurah ia berkata
bahwasanya Nabi saw,. bersabda: Ya Abdurrahman bin Samurah, anda
jangan meminta untuk menjadi pemimpin, sebab sesungguhnya jika
diserahkan padamu karena permintaanmu maka akan diserahkan kepadamu
seluruhnya, sebaliknya jika pimpinan itu diserahkan kepadamu tanpa
permintaanmu maka akan dibantu untuk mengatasinya dan jika kamu telah
terlanjur bersumpah, kemudian kamu melihat ada sesuatu yang lebih baik
daripada sumpahmu itu, maka hendaklah kamu membayar kifarat dari
sumpahmu tadi dan hendaklah kamu mengerjakan sesuatu yang lebih baik.
B. Takhri>j al-H{adi>s\
Sebagaimana yang kita ketahui mayoritas ulama hadis membagi metode
takhrij al-hadis} dalam lima bagian yaitu:2
1. Metode takhrij melalui lafadz pertama pada matan hadis
2. Metode takhrij dengan menggunakan kata-kata yang terdapat pada matan
hadis
3. Metode takhrij berdasarkan tema pada matan hadis
4. Metode takhrij melalui periwayat pertama pada matan hadis
5. Metode takhrij berdasarkan status hadis
Adapun metode takhrij yang digunakan dalam penelurusuran hadis dalam
makalah ini adalah dengan menggunakan metode takhrij melalui lafaz\ dalam matan
hadis tersebut dengan menggunakan kata kerja (fi'il) yaitu kata kunci melalui
kata dasarnya , atau dengan mengunakan kata kunci melalui kata dasarnya
2
M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1992), h.
45-50.
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 4
,maka matan hadis tersebut secara lengkap beserta sanadnya dapat ditemukan
dalam kamus al-Mujam al-Mufahras li Alfa>z} al-H{adi>s\, dan ditemukanlah
berbagai periwayatan yang diriwayatkan oleh para mukharrij, diantaranya yaitu:
1. S{ah{i>h{ Bukha>ri>, Kitab al-Aima>n wa al-Nuz{u>r, ba>b al-Kafa>ratu
Qabla al-H{anas wa badahu, Ba>b Man Lam yasal al-Ima>rata wukkila
ilaiha>, Ba>b Man Lam yas al al-Iama>rata aa>nahu al-Allahu.
2. S{ah{i>h Muslim, ba>b Nadb man h}alafa yaminan fara a> ghairaha>, ba>b
al-Nahyu an t}alab al-Ima>rati wa al-H{ars}
3. Sunan al-Tirmiz{i>, ba>b fi man h}alafa ala> yami>nin fara a ghairaha>
khairan minha>
4. Sunan Abi Dawud, ba>b, ma> ja>a fi t}alib al-Ima>rah
5. Sunan al-Nasa>i>, Ba>b: al-Nahyu an masalah al-Ima>rah
6. Sunan al-Da>rimi>, Ba>b: man h{alafa an yami>nin fara> ghairaha> khairan
7. Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, Hadis Abdurrahman bin Samurah,3
Adapun hadis-hadis yang telah ditelusuri sesuai dengan bab-bab yang disebut
diatas, adalah sebagai berikut:
Hadis riwayat Imam Bukha>ri
4
.
5
.
3
A. J. Wensink, Mujam al-Mufahras li al-Fa>z{ al-Hadi>s}, (Leiden; E.J. Brill, Juz I, 1955
M), h. 105.
4
Muhammad bin Isma>il abu> Abdillah al-Bukha>ri> al-Jufi, S{ah{i>h} al-Bukha>ri>
(Cet. I; Beirut: Dar Thuq al-Najat, 1422 H), h.127.
5
Muhammad bin Isma>il abu> Abdillah al-Bukha>ri> al-Jufi>, S{ah{i>h} al-Bukha>ri> ,
h. 147
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 5
6
.
7
.
6
Muhammad bin Isma>il abu> Abdillah al-Bukha>ri> al-Jufi>, S{ah{i>h} al-Bukha>ri> ,
h. 63
7
Muhammad bin Isma>il abu> Abdillah al-Bukha>ri> al-Jufi>, S{ah{i>h} al-Bukha>ri> ,
h. 63
8
Muslim bin al-Hajja>j abu> al-H{asan al-Naisa>bu>ri>, S{ah{i>h{ Muslim (Beirut: Da>r
Ih{ya> al-Tura>s\ al-Arabi>), h. 1273
9
Muslim bin al-Hajja>j abu> al-H{asan al-Naisa>bu>ri>, S{ah{i>h{ Muslim, h. 1456
10
Muh}ammad bin I<sa> bin Saurah bin Mu>sa bin al-D{ah}h}a>k al-Tirmidzi>, Sunan al-
Tirmidzi, (Cet. II; Mesir Syirkah Maktabah wa Mathbaah Musthafa al-Babi al-Hilabi, 1395 H/1975
M), 158.
>11Abi> Da wud Sulaima>n bin al-Asyas} bin Ishaq bin Basyi>r bin Syadad bin Amr al-
Azdi> al-Sijista>ni>, Sunan abi> Dawud (Beirut: al-Maktabah al-Ashriyyah), h. 130
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 6
12
Ah}mad bin Syuaib abu> Abdirrahma>n al-Nasa>i>, Sunan al-Nasa>i> (Cet. II; Hilb:
Maktabah al-Mathbuat al-Islamiyah, 1406 H/1986 M), h. 225
13
Abu Muhammad Abdullah bin Abdurrahman bin al-Fad{l bin Bahra>m bin Abd al-S{amad
al-Da>rimi>, Sunan al-Da>rimi> (Cet. I; al-Mamlakah al-Arabiyyah al-Suudiyyah: Dar al-Mughni li
al-Nasyar wa al-Tauzi>, 1412 H/2000 M), h. 1513
14
Abu> Abdillah Ah}mad bin Muh}ammad bin H{andal bin Hila>l bin Asad al-Syaiba>ni>,
Musnad ahmad bin hanbal (Cet.I; Beirut: Muassasah al-Risalah, 1421 M/2001 M), h. 223.
15
Abu> Abdillah Ah}mad bin Muh}ammad bin H{andal bin Hila>l bin Asad al-Syaiba>ni>,
Musnad ahmad bin hanbal, h. 226
16
Abu> Abdillah Ah}mad bin Muh}ammad bin H{andal bin Hila>l bin Asad al-Syaiba>ni>,
Musnad ahmad bin hanbal, h. 228
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 7
17
"
:
:
) 2( " :
:
18
"
1) Kritik Sanad
Jalur sanad yang akan di kaji dalam makalah ini adalah, jalur Abi Dawud
sebagai perwakilan dari jalur sanad yang lain. Dalam jalur sanad Abi Dawud terdapat
bahwa perawi (murid) meriwayatkan langsung dari gurunya, berarti sahabat tersebut
meriwayatkan langsung dari Nabi saw., dengan cara al-sama>, namun ada juga
ulama yang mengatakan, bahwa bisa saja sahabat tersebut menerima langsung dari
Nabi dan bisa juga melalui sahabat yang lainnya, karena pada zaman nabi belum ada
pengistilahan yang baku yang berkenaan dengan tata cara periwayatan hadis, seperti
19
, ,
antara perawi yang satu dengan perawi yang lainnya haruslah orang-orang yang
17
Abu> Abdillah Ah}mad bin Muh}ammad bin H{andal bin Hila>l bin Asad al-Syaiba>ni>,
Musnad ahmad bin hanbal, h. 229
18
Abu> Abdillah Ah}mad bin Muh}ammad bin H{andal bin Hila>l bin Asad al-Syaiba>ni>,
Musnad ahmad bin hanbal, h. 230
19
M. Syuhudi Ismail, Kaedah Kesahihan Sanad Hadis, telaah kritis dan tinjauan dengan
pendekatan ilmu hadis (Cet. II; Jakarta: PT Bulan Bintang, 1995), h. 73-75.
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 8
Adapun jalur sanad yang diriwayatkan oleh Abi Dawud, adalah sebagai
berikut:
H{asan Perawi II
Husyaim Perawi IV
1. Abi> Da>wud
Nama lengkapnya adalah Sulaiman bin al-Asyas\ bin Syadda>d bin Amru>
bin A<mir, ada yang mengatakan Sulaiman bin al-Asyas\ bin Bisyr bin Syadda>d,
ada juga yang mengatakan Sulaiman bin al-Asyas\ bin Ishaq bin Bisyr bin
bin Muhammad bin Hanbal, Isahaq bin Ra>hawaih, Muhammad bin S{aba>h{ al-
20
M. Syuhudi Ismail, Kaedah Kesahihan Sanad Hadis, telaah kritis dan tinjauan dengan
pendekatan ilmu hadis h. 70.
21
M. Syuhudi Ismail, Kaedah Kesahihan Sanad Hadis, telaah kritis dan tinjauan dengan
pendekatan ilmu hadis. 60.
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 9
Abu Bakr Abdullah bin Abi Dawud, Muhammad bin Ahmad bin Hamma>d al-
Du>la>bi> dll.
Abu Bakar al-khalla>l mengatakan: Imam Abi Dawud adalah imam paling
hebat dimasanya, Abu Ha>tim ibn Hibban mengatakan: salah satu imam yang
tersohor dalam bidang fiqh, keilmuan, hafalan, kawaraan, dan telah mengumpulkan
hadis Nabi saw., dan mengumpulkannya dalam kitab al-Sunan, Musa bin Harun
berkata: Abu Daud diciptakan didunia untuk hadis dan diciptakan di akhirat untuk
surga. Ia lahir pada tahun 202 H. Meninggal pada tanggal 14 syawwal tahun 275 H.22
Husyaim bin basyi>r, Waki> bin al-Jarra>h}, Ismail bi Zakatiyya dll, dan yang
meriwayatkan darinya adalah: Bukha>ri, Muslim, Abi> Dawud, Ahmad ibn Hanbal,
Hasan ibn S{aba>h{ al-Bazza>z. Ahmad ibn Hanbal, Ibn Hibba>n mengatakan ia
adalah perawi s\iqah mamu>n dan dimasukkan dalam kita>b al-s\iqa>t li ibn
3. Husyaim
Nama lengkapnya adalah Husyaim bin basyi>r bin al-Qa>sim bin al-Dina>r
al-Sullami>, lebih dikenal dengan nama Abu> Mua>miyah ibn Abi> Kha>zin, ia
meriwayatkan hadis dari Isamail bin Abi> Kha>lid, Yunus bin Ubaid, Mansur bin
22
Abi al-H{ajja>j Yusuf al-Mizzi>, Tahz\i>b al-Kama>l fi Asma>\ al-Rija>l (Cet II; Beitut:
Muassasah al-Risa>lah, 1983 M, 1403 H), h. 355-366.
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 10
Za>z\a>n, Hamzah ibn Dina>r, dan diantara murid-muridnya adalah: Ahmad ibn
kuat disbanding Sufyan al-S|auri>, Abdurrahman bin Abi H{a>tim, Muhammad ibn
Saad mengatakan ia adalah perawi yang s\iqah, meriwayatkan banyak hadis namun
perawi s\iqah s\abt namun banyak melakukan tadlis dan irsa>l khafi>. Ia lahir pada
tahun 103 H, Ahmad ibn Hanbal mengatakan ia lahir pada tahun 104 H, dan juga ada
yang mengatakan lahir tahun 105 H. ia meninggal di bulan syaban tahun 183 H di
Baghdad.23 Dari pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jalur Husyaim
4. Yunus
Nama lengkapnya adalah Yunus bin Ubaid bin Dina>r al-Abdiyyu, lebih
dikenal dengan panggilan Abu> Abdillah, lahir di Kufah dan meninggal pada tahun
139 H, ada juga yang mengatakan tahun 140 H. diantara guru-gurunya adalah: Jari>r
bin Yazi>d bin Jari>r bin Abdillah, Hasan al-Bas}ri>, Humaid ibn Hila>l, dll. Dan
diantara murid-muridnya: Asma> bin Ubaid, Hamma>d bin Yazi>d, Abdul waris\
23
Abi al-H{ajja>j Yusuf al-Mizzi>, Tahz\i>b al-Kama>l fi Asma>\ al-Rija>l, h. 282-288.
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 11
5. Mans}u>r
Humaid bin Hila>l, Muhammad ibn Si>ri>n, dan diantara murid-muridnya adalah,
Jari>I bin Hazm, Syubah ibn al-Hajjaj, Husyaim bin Basyi>r.
Ahmad bin Hambal, Abi Ishaq bin Mansur dari Yahya bin Mai>n, Abi hatim
s\abt. Ia meninggal pada tahun 128 H, ada yang mengatakan tahun 129 H, ada
mengataka ia meninggal pada tahun 131 H, dan pada tahun itu disebut dengan tahun
penyebaran penyakit.25
6. Hasan
Nama lengkapnya adalah al-Hasan bin Abi al-Hasan Yasar, ia lebih dikenal
dengan sebutan al-Hasan al-Bas}ri> atau Abu> sai>d, lahir diakhir pemerintahan
Umar bin al-Khatta>b, meninggal dalam usia 88 tahun, ada yang mengatakan 89
tahun di bulan rajab tahun 110 H, meriwayatkan dari beberapa sahabat diantaranya,
Ubayya ibn Kaab, Anas bin Ma>lik, Abdullah ibn Umar ibn Khatta>b, Abdullah ibn
Amru> ibn al-A<s} , Abdurrahman bin Samurah, dll. Dan diantara muridnya
adalah, Ma>lik bin Dina>r, Mans}ur bin Za>z\a>n, Yunus bin Ubaid dan masih
banyak lagi
24
Abi al-H{ajja>j Yusuf al-Mizzi>, Tahz\i>b al-Kama>l fi Asma>\ al-Rija>l, h. 517-520.
25
Abi al-H{ajja>j Yusuf al-Mizzi>, Tahz\i>b al-Kama>l fi Asma>\ al-Rija>l , h. 523-527.
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 12
Jari>r ibn Hazm dari Humaid ibn Hila>l, bahwasanya Abu> Qata>dah
berkata: belajarlah dari hasan karena saya belum mendapati orang yang mirip dengan
Umar bin Khattab dalam keilmuan kecuali Hasan, al-Qa>sim bin al-fadhl al-
Hudda>ni> dari Amru> ibn Murrah berkata: saya tidak mendapati orang yang
melebihi Hasan dan Muhammad ibn Si>ri>n di Bas}rah, Abu Awwa>nah dari
Qata>dah berkata: saya belum menemukan guru yang lebih faqi>h dari hasan.26
Ia juga meriwayatkan hadis dari beberapa sahabat seperti, Ali bin Abi
T{a>lib, T{alh{ah{ bin Ubaidillah, Umar bin Khattab, Us\man bin Affa>n, Amma>r
bin Ya>sir namun ia tidak mendengarkan langsung dari sahabat tersebut, sehingga
termasuk hadis yang ditolak karena hilangnya ketersambungan sanad dan ketidak
tahuan akan perawi yang dihilangkan, karena kemungkinan yang dihilangkan itu
adalah sahabat. Namun terdapat beberapa pandangan ulama tentang hukum hadis
mursal, diantaranya: a) lemah dan ditolak b) diterima dan dapat dijadikan hujjah
dengan syarat perawi yang melakukan irsa>l adalah perawi yang terpercaya dan
tidak melakukan irsa>l kecuali terhadap orang terpercaya juga, dan yang melakukan
periwayatan h}addas\ani>.
26
Abi al-H{ajja>j Yusuf al-Mizzi>, Tahz\i>b al-Kama>l fi Asma>\ al-Rija>l , h. 95-100.
27
Mahmu>d al-T{ah{h{a>n, Taisi>r Mus}t}alah al-Hadis (Cet 9; Riya>dh: Maktabah al-
Maa>rif, 1996 M, 1417 H), h. 72-73.
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 13
Nama lengkapnya adalah Abdurrahman bin Samurah bin Habib bin Abd. al-
Syamsi, ia lebih dikenal dengan julukannya yaitu Abu Said sedangkan laqabnya
Guru dan muridnya dalam periwayatan hadis. Abd. al-Rahman bin Samurah
banyak meriwayatkan hadis secara langsung dari Rasulullah Saw, di samping itu juga
meriwayatkan hadis dari Nabi Muhammad saw., dan Muadz bin Jabal, adapun yang
meriwayatkan dari beliau adalah Ibn Abbas, Said bin Musayyib, Hasan al-Basri>,
Abdurrahman bin Samurah tidak banyak disoroti oleh ulama atau para
kritikus hadis, hal ini sangat memungkinkan karena Abd. al -Rahman bin
menilai bahwa semua sahabat dipandang adil dan tidak perlu diteliti.
dari Rasulullah Saw. dengan menggunakan lambang dapat dipercaya, itu berarti
sanad antara Abdurrah}man bin Samurah dan Rasulullah Saw., dalam keadaan
bersambung.
Natijah
28
Abd. al-Gaffar Sulaiman al-Bandari> Mausuah Rija>l al-Kutub al- Tisah, Juz II (Beirut;
Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1413 H/1993 M), h. 415.
29
Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin Utsman al-Z{ahab>, Siyar Ala>m al-
Nubala>, Juz III (Cet. VII; Beirut: Muassisu al-Risalah, 1410 H/1990 M), h. 571.
30
Ahmad bin Ali bin H{ajar Abu al-Fad}l al-Asqala>ni> al-Sya>fii>, al-Is}a>bah fi>
Tamyi>z al-S{ah{a>bah (Cet I; Beirut: Da>r al-Ji>l, 1412 H), h. 310
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 14
meriwayatkan hadis dari jalur Abi Dawud berikut transmisi sanad, kredibilitas dan
integritas setiap perawi hadis, maka sejauh ini pemakalah tidak menemukan adanya
keterputusan sanad walaupun diantara perawi hadis ada yang biasa melakukan irsa>l
dan tadli>s, namun ulama hadis telah memberikan persyaratan yang ketat bagi yang
melakukan irsa>l dan tadli>s dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Maka
hadis ini telah memenuhi syarat hadis s}ah}i<h}. Dan yang lebih menguatkan lagi,
karena adanya jalur lain yang menggunakan lambang periwayatan h}addas\ani> yang
2) Kritik Matan
Adapun matan hadis yang akan diteliti dalam makalah ini adalah, matan hadis
yang diriwayatkan oleh imam Abi Dawud sebagaimana dalam penilitian sanad
imam Abi Dawud dan matan hadis yang diriwayatkan oleh mukharrij-mukharrij yang
lainnya, yaitu terdapat penambahan matan dan perbedaan lafaz\ pada periwayatan
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 15
matan hadis, namun menurut pemakalah tambahan yang terdapat dalam matan hadis
tersebut, merupakan penjelasan dari konteks matan sebelumnya, yaitu apabila dia
mengeluarkan kafarat dan berbuat yang lebih baik, maka menurut pamakalah matan
hadis yang diriwayatkan Abi Dawud masih berkaitan erat dengan matan hadis yang
diriwayatkan oleh mukharrij yang lain dan tidak terdapat pertentangan atau
menyalahi makna dari kandungan yang terdapat dalam matan hadis tersebut, karena
matan hadis yang diriwayatkan Abi Dawud juga diriwayatkan oleh Muslim, yang
merupakan rujukan utama dalam penelitian hadis dan dijamin keakuratannya. Adapun
perbedaan lafaz\ atau makna kebahasaan yang terdapat dalam matan hadis Abi
Dawud, juga tidak menjadikan matan hadis tersebut berbeda dengan makna matan
hadis yang diriwayatkan oleh mukharrij yang lain. Dan tidak ditemukan
Natijah:
hadis yang diriwatkan oleh Abi Dawud bebas dari syaz\ dan illat. Walaupun
hadis ini dapat kita masukkan dalam kategori riwa>yah bil mana.
D. Syarah Hadis
- -
.
Artinya:
DariAbdurraahman bin Samurah berkata: bahwa Nabi SAW. Bersabda kepada
saya: Ya Abdurrahman bin Samurah, anda jangan meminta untuk menjadi
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 16
: , ( )
: ( )
:) ( ) (
: ( )
(diserahkan kepada kamu urusan tersebut tanpa ada pertolongan dari Allah swt)
:35 ( )
(Allah swt., menyiapkan bagimu penolong yang akan menasihati dan mendukung
perencanaan kamu)
31
Ahmad bin Fa>ris bin Zakariya, Mujam Maqa>yis al-Lughah, Cet. I ( Beirut; Dar al-Ji>l:
Juz V, 1411 HC1991 M), h. 22.
32
A. W. Munawwir, Kamus Arab-Indonesia (Cet. 25; Pustaka Progresif, 2002), h. 38.
33
Atabik Ali Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus al-As}ri> (Multi Karya Grafika, tt), h. 2037.
34
Abu al Ala> Muhammad bin Abd Rahman bin Abd. Al-Rahim al-Mubarakfu>ri>, Tuh}fah
al- Ahwaz{i> bi Syarah Jami al-Tirmizi> (Beirut: Da>r al-Kutub al-Ilmiyyah), h. 106.
35
Muhammad bin Isma>il abu> Abdillah al-Bukha>ri> al-Jufi>, S{ah{i>h} al-Bukha>ri> ,
h. 127
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 17
:36 ( )
(Allah swt., akan memberikan kamu pertolongan atas jabatan yang di amanahkan
kepadamu)
Untuk kasus dalam hadis yang dibahas ini, penulis belum menemukan secara
Abdurrahman bin Samurah tersebut untuk meminta jabatan secara spesifik. Namun
secara tekstual, pada hadis ini terjadi suatu dialog antara Abdurrahman bin Samurah
dan Rasulullah Saw., dimana Rasulullah saw., melarang Abdurrahman bin Samurah
maka akan diserahkan seluruhnya, sebaliknya jika jabatan itu diserahkan kepadanya
tanpa diminta, maka akan dibantu untuk mengatasinya. Namun terdapat dua
Samurah meminta kepada Nabi untuk diberikan kepadanya kekuasaan, kedua Nabi
saw., mendapat wahyu dari Allah swt., mengenai apa yang terlintas dalam hati
Abdurrahman bin Samurah ketika ingin meminta kekuasaan dari Nabi saw.37
menduduki jabatan, pada dasarnya menolak pertolongan Allah dan lebih parah lagi
36
Abu al Ala> Muhammad bin Abd Rahman bin Abd. Al-Rahim al-Mubarakfu>ri>, Tuh}fah
al- Ahwaz{i> bi Syarah Jami al-Tirmizi> , h. 106.
37
Muhammad Ali bin Muhammad Ala>n bin Ibrahim al-Bakri>, Dali>l al-Fa>lih}i>n li
T{uruqi riya>d} al-S{a>lih}i>n (Cet. IV; Libnan: Da>r al-Marifah , 1425 H/2004 M), h. 138.
38
Syiha>b al-Din al-Fadl Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqala>ni>, Fath al-Ba>ri, (Beirut: Dar al-
Fikr, t.th), h. 124 .
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 18
terbebani oleh jabatan yang merupakan hasil permintaannya.39 Ungkapan ulama hadis
memberikan penjelasan bahwa sosok pejabat yang demikian itu akan dibiarkan saja
tanpa ada pertolongan Allah Swt., bahkan dalam salah satu hadis dikatakan bahwa:
( . "
40
.)
Artinya:
Siapa yang menuntut jabatan qa>d}i (hakim, jaksa) dan minta tolong atasnya,
maka ia dibebani oleh jabatan itu, dan siapa yang tidak menuntut jabatan
qa>d}i dan tidak minta tolong untuk itu, Allah menurunkan Malaikat
kepadanya yang akan menuntunnya kejalan yang benar.
Jika pertolongan Allah telah hilang maka tiadalah artinya sebuah
tempat yang membuat kedamaian hilang, ketenteraman pun pudar. Karena keinginan
menjadi atasan, mengusai orang lain sehingga dia aka leluasa dan sebebas mungkin
untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Mungkin inilah yang sedang terjadi pada
bangsa Indonesia saat ini, memakan korban dalam jumlah yang tidak sedikit. Orang-
orang kaya semakin kaya, orang miskin semakin miskin, krisis moneter yang
merobek-robek kehidupan, kanca perpolitikan tidak pernah menghasilkan hal yang
pemimpin tidak lagi mempunyai tujuan yang semestinya, yakni melindungi rakyat,
mengayomi dan lain sebagainya. Biasanya orang berkuasa dan tidak bertujuan pada
yang demikian adalah penguasa-penguasa yang kekuasaannya itu adalah hasil dari
39
Abu al Ala> Muhammad bin Abd Rahman bin Abd. Al-Rahim al-Mubarakfu>ri>, Tuh}fah
al- Ahwaz{i> bi Syarah Jami al-Tirmizi> ,, h. 126.
40
Abi> Da wud Sulaima>n bin al-Asyas} bin Ishaq bin Basyi>r bin Syadad bin Amr al-
Azdi> al-Sijista>ni>, Sunan abi> Dawud,, h. 324.
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 19
rekayasanya sehingga menjadi penguasa. Orang yang meminta jabatan dengan tujuan
yang demikian, tidak pantas hanya dengan kata meminta akan tetapi lebih tepat
berambisi. Kata ambisi tersebut berkonotasi pada hal yang buruk. Seperti ambisi
terhadap jabatan maka tentulah dibarengi dengan tujuan-tujuan tertentu yang jauh
akan ditolong. Diberi tanpa meminta niscaya pertolongan dan perlindungan Allah
Saw., akan selalu dilimpahkan kepadanya selama dalam perjuangan
satu instansi. Pertolongan yang dimaksud bisa saja berupa taufiq, hida>yah dan
kemudahan.
Kekuasaan atau Jabatan itu merupakan amanah dari Allah Swt., yang harus
tanggungjawabkannya nanti dihadapan Allah Swt., Hal ini dapat dilihat dalam
Terjemahnya:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.41
Dengan demikian jika dipahami seluas-luasnya, dilihat dari segi hukum dalam
hal boleh atau tidaknya meminta jabatan, maka akan melahirkan berbagai pandangan
41
Deprtemen Agama RI, AlQuran dan Terjemahannya ((Semarang: CV Aiwa, 1993), h. 58.
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 20
bahkan diwajibkan.
merupakan sesuatu yang dibenci (makruh).42 Abd Qadim Zallum, berpendapat bahwa
hukum meminta jabatan tidak termasuk dalam perkara yang makruh dalam syara
akan tetapi memasukkannya dalam perkara yang mubah. Menurut beliau bahwa
larangan meminta jabatan yang terdapat dalam hadis yang dibahas, tidak lain adalah
larangan khusus bagi mereka yang lemah.43seperti dalam hadis yang diriwayatkan
ambisi dalam suatu jabatan tidak boleh. Sehingga ambisi dalam menduduki
jabatan menurut beliau adalah haram. Hal ini tidak ada pengecualian walaupun
Taimiyyah dalam gagasannya tanpa ada ketegasan boleh tidaknya meminta jabatan,
42
Muhammad Bin Husain Al-Farrah Al-Hambali, Al-Ahka>m Al-Sult}a>niyah, (Beirut: Da>r
Al-S{aqa>fahAl-Ilmiyah, 1986), h. 72.
43
Abd. Qadim Zallum, Niz{a>m al-Hukm al-Isla>mi>, diterjemahkan oleh Drs. M. Maghfur
W. dengan judul Sistim Pemerintahan Islam (Cet. VI; Jakarta: al-Izzah, 2002 ), h. 77.
44
Muhammad bin Isma>i>l al-Ami>r al-Kahla>ni> al-S{ana>ni>, h. 117.
45
Jalaluddin Al-Suyu>>t}i, Bisyarh}i Sunnah Al-Nasa>i, Juz VII (Beirut: Dar Al-Fikr, t.th.),
h. 30.
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 21
mengatakan, bahwa soal menduduki jabatan tidak seharusnya diminta, tetapi melihat
Olehnya itu, hukum boleh tidaknya meminta sebuah jabatan yang disebutkan
di atas haruslah dijadikan sebagai patokan bagi siapa saja yang menginginkan sebuah
jabatan tersebut. Berkenaan dengan hal ini, sebagai masing-masing individu sebelum
kriteri-kriteria tersebut, maka tunggulah kehancurannya. Hal ini sejalan dengan sabda
( . ) (
47
)
Artinya:
Apabila amanah telah disia-siakan, maka tunggulah kehancuran-nya, sahabat
bertanya: bagaimana menyia-nyiakannya? Rasulullah menjawab: apabila
sesuatu jabatan diserahkan kepada orang-orang yang bukan ahlinya, maka
tunggulah kiamat kehancuran-nya.
Dari uraian diatas sangat jelaslah bagaimana pandangan para ulama tentang
hukum meminta jabatan, ada yang mengatakan bahwa jabatan merupakan sesuatu
yang di benci, ada yang menempatkannya ditempat yang mubah dengan syarat orang
yang memikul jabatan tersebut bukan orang yang lemah, yaitu lemah dalam
kepemimpinan bahkan ada yang menempatkannya dalam perkara haram, bagi mereka
yang berambisi meminta jabatan tersebut, namun ada yang membolehkannya dengan
46
Ibnu al-Taimiyyah, al-Siya>sah al-Syariah fi Is}la>h} al Ra>i> wa al-Raiyyah,
diterjemahkan oleh K.H. firdaun A.N. dengan judul Pedoman Islam Bernegara (Cet. IV; Jakarta:
Bulan Bintang, 1989), h. 15.
47
Muhammad bin Isma>il abu> Abdillah al-Bukha>ri> al-Jufi>, S{ah{i>h} al-Bukha>ri>,
h. 104.
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 22
meminta jabatan merupakan hal yang sah-sah saja di zaman sekarang ini dengan
syarat dia sanggup memberikan perubahan yang signifikan dan bersifat positif sesuai
ketentuan Alquran dan sunnah Rasulullah Saw., sehingga amanah (jabatan) tersebut
diwajibkan. Mari kita menyimak pesan yang disampaikan Rasulullah Saw., kepada
ummat ini
- -
.
.
Artinya:
Sesungguhnya kami tidak akan memberikan urusan (jabatan) ini kepada orang
yang memintanya dan berambisi untuk mendapatkannya.48
Jadi sudah sangat jelas sekali, bahwa jabatan tidak boleh diberikan kepada
orang yang sangat menginginkan jabatan itu karena ditakutkan dia akan
48
Muslim bin al-Hajja>j abu> al-H{asan al-Naisa>bu>ri>, S{ah{i>h{ Muslim, h. 6.
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 23
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan hadis diatas serta pandangan ulama terkait dengan hukum
2. Para ulama berbeda pandangan tentang hukum meminta jabatan, ada yang
mengharamkan.
jabatan pada kenyataannya adalah boleh atau tidak dilarang, larangan hanya
berlaku bagi mereka yang lemah dalam artian tidak sanggup atau tidak ada
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 24
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran al-Karim
Abu> Abdillah Ah}mad bin Muh}ammad bin H{andal bin Hila>l bin Asad al-
Syaiba>ni>, Musnad ahmad bin hanbal, h. 226
al-Asqala>ni, Ahmad bin Ali bin H{ajar Abu al-Fad}l > al-Sya>fii>, al-Is}a>bah
fi> Tamyi>z al-S{ah{a>bah , Cet I; Beirut: Da>r al-Ji>l, 1412 H
al-Asqala>ni>, Syiha>b al-Din al-Fadl Ahmad bin Ali bin Hajar. Fath al-Ba>ri, Beirut:
Dar al-Fikr, t.th
al-Bakri>, Muhammad Ali bin Muhammad Ala>n bin Ibrahim. Dali>l al-
Fa>lih}i>n li T{uruqi riya>d} al-S{a>lih}i>n, Cet. IV; Libnan: Da>r al-
Marifah , 1425 H/2004 M
al-Bandari>, Abd. al-Gaffar Sulaiman. Mausuah Rija>l al-Kutub al- Tisah, Beirut;
Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1413 H/1993 M
al-Bukha>ri>, Muhammad bin Isma>il abu> Abdillah al-Jufi. S{ah{i>h} al-
Bukha>ri>, Cet. I; Beirut: Dar Thuq al-Najat, 1422 H
al-Da>rimi>, Abu Muhammad Abdullah bin Abdurrahman bin al-Fad{l bin Bahra>m
bin Abd al-S{amad. Sunan al-Da>rimi>, juz, Cet. I; al-Mamlakah al-
Arabiyyah al-Suudiyyah: Dar al-Mughni li al-Nasyar wa al-Tauzi>, 1412
H/2000 M
Al-Hambali, Muhammad Bin Husain Al-Farrah. Al-Ahka>m Al-Sult}a>niyah, Beirut:
Da>r Al-S{aqa>fahAl-Ilmiyah, 1986
al-Mizzi>, Abi al-H{ajja>j Yusuf. Tahz\i>b al-Kama>l fi Asma>\ al-Rija>l, Cet II;
Beitut: Muassasah al-Risa>lah, 1983 M, 1403 H
al-Mubarakfu>ri>, Abu al Ala> Muhammad bin Abd Rahman bin Abd. Al-Rahim.
Tuh}fah al- Ahwaz{i> bi Syarah Jami al-Tirmizi>, Beirut: Da>r al-Kutub al-
Ilmiyyah
al-Naisa>bu>ri>, Muslim bin al-Hajja>j abu> al-H{asan. S{ah{i>h{ Muslim, Beirut:
Da>r Ih{ya> al-Tura>s\ al-Arabi
al-Nasa>i>, Ah}mad bin Syuaib abu> Abdirrahma>n. Sunan al-Nasa>i>, Cet. II;
Hilb: Maktabah al-Mathbuat al-Islamiyah, 1406 H/1986 M
al-S{ana>ni>, Muhammad bin Isma>i>l al-Ami>r al-Kahla>ni>. Subul al-Sala>m,
Cet. IV: Maktabah Must}ofa> al-Ba>bi> al-H{alli>, 1960 M, 1379 H
al-Sijista>ni>, Abi> Da wud Sulaima>n bin al-Asyas} bin Ishaq bin Basyi>r bin
Syadad bin Amr al-Azdi>. Sunan abi> Dawud, Beirut: al-Maktabah al-
Ashriyyah
al-Syaiba>ni>, Abu> Abdillah Ah}mad bin Muh}ammad bin H{andal bin Hila>l bin
Asad. Musnad ahmad bin hanbal (Cet.I; Beirut: Muassasah al-Risalah, 1421
M/2001 M
Oleh: M. Imran. A
Hadis Meminta jabatan 25
Oleh: M. Imran. A