Disusun oleh :
MARET 2023
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “JUAL BELI KREDIT DAN KARTU
KREDIT”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Fiqih
Muamalah di Jurusan Manajemen Keuangan Syariah, Universitas Islam Negeri
Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Tak lupa kami ucapkan terimakasih
kepada bapak Sukron Ma’mun, M.Pd.I. selaku dosen pengampu mata kuliah Fiqih
Muamalah.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini
dengan baik dan benar.
(Kelompok 7)
iii
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3
A. Kesimpulan ..................................................................................... 21
B. Saran ............................................................................................... 22
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan perekonomian pada era saat ini menjanjikan peluang
yang besar pada umat manusia, perkembangan transaksi baik dari segi bentuk,
jenis, maupun metodenya pada era globalisasi ini berkembang sangat cepat.
Persoalan-persoalan hukum transaksi (muamalah) dalam berbagai aspeknya
yang dulunya tidak pernah terbayangkan muncul dan berkembang secara pesat.
Persoalan-persoalan tersebut, misalnya zakat profesi, asuransi, pasar modal,
reksadana, pembiayaan kredit dan sebagainya. Pembiayaan kredit, atau dalam
bahasa umumnya jual beli secara berangsur, secara naluriah orang sudah sejak
lama melakukan pertukaran barang atau kekayaan. Pertukaran berarti
penyerahan suatu komoditi ditukar dengan uang. Bila hal itu dilakukan, berarti
secara sederhana telah terjadi transaksi jual beli, dan bisa terjadi tawar
menawar dua barang di mana yang satu diberikan sebagai bahan penukar untuk
barang lain
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Konsep Dasar Jual Beli Kredit?
2. Apa Hukum Jual Beli Kredit?
3. Apa Saja Syarat Dan Ketentuan Jual Beli Kredit?
4. Apa Pengertian Kartu Kredit?
5. Apa Saja Macam-Macam Banking Card?
6. Bagaimana Kartu Kredit Dalam Perspektif Syariah?
7. Apa yang Dimaksud dengan Kartu Kredit Syariah?
C. Tujuan
1. Mengetahui Konsep Dasar Jual Beli Kredit
2. Mengetahui Hukum Jual Beli Kredit
3. Mengetahui Syarat Dan Ketentuan Jual Beli Kredit
4. Mengetahui Pengertian Kartu Kredit
5. Mengetahui Macam-Macam Banking Card
6. Mengetahui Kartu Kredit Dalam Perspektif Syariah
7. Mengetahui Kartu Kredit Syariah
3
BAB 2
PEMBAHASAN
Hukum jual beli kredit dengan tambahan harga sedikitnya ada tiga
pendapat ulama :
ِ ۚ ع ظ ة ج اء ه ُ ف م ْن
الر ب ا ِ ۖ ّللاَّ ِ إ ِ ل ى و أ ْم ُر ه ُ س ل ف م ا ف ل ه ُ ف ا ن ْ ت ه َٰى ر ب ِ هِ ِم ْن م ْو
ب ف أ ُولَٰ ئ ِك ع اد و م ْن ِ َّ خ ا ل ِ د ُون ف ِيه ا ه ُ مْ ۖ ال ن....
ُ ار أ صْ ح ا
Art inya : Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama
dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya
apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba),
maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya (QS. Al-Baqarah/2:275).
Wajh al-istidlal-nya dari ayat di atas, bahwasanya jual beli barang
secara kredit dengan tambahan harga merupakan satu bagian dari jual beli
pada umumnya, dan ini bisa dipahami dari keumuman ayat di atas.
Hukum syar’i juga membolehkan semua muamalah kecuali memang ada
dalil yang melarangnya secara khusus
Munaqasyah al-adillah dari ayat di atas adalah keumuman ayat di
atas yang membolehkan jual beli secara umum sangat mungkin sekali
untuk ditakhshiskan. Bisa saja jual beli yang pada dasarnya halal berubah
menjadi haram. Adapun hadis-hadis dan atsar yang membolehkan jual beli
dengan kredit dengan tambahan harga pada selain sil’un ribawiyah sangat
banyak, di antaranya:
اشترى من يهودى اعاما ا أجل ور نو درعا من: فبما ثبت أنو عليو الصالة والسالم. الح
ي
6. Dalam akad jual beli secara kredit, penjual tidak boleh membeli
kepada pembeli, baik pada saat akad maupun sesudahnya, menambah
harga pembayaran atau keuntungan ketika pihak yang berhutang
terlambat membayar utangnya. Tujuan pembeli membeli barang
dagangan dengan harga kredit yang lebih tinggi daripada harga cash
adalah agar ia dapat memanfaatkannya segera atau untuk
diperdagangkan. Namun apabila tujuannya agar ia dapat menjualnya
dengan segera dan mendapatkan sejumlah uang demi memenuhi suatu
kebutuhannya yang lain, praktik demikian disebut tawaruq dan hal
tersebut tidak diperbolehkan.
penyediaan uang atau tagihan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang
atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil.Adapun unsur-unsur di dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah
sebagai berikut (Kasmir, Edisi Revisi 2014:86)
1. Kepercayaan.
Suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan akan
benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa datang.
Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya sudah
dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara interen
maupun eksteren.
2. Kesepakatan
Adanya kesepakatan antara pemberi kredit dan penerima kredit.
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-
masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya.
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka
waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka
menengah atau jangka panjang.
4. Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu
risiko tidak tertagihnya / macet pemberian kredit. Semakin panjang
suatu kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko
ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah
yang lalai, maupun oleh risiko yang tidak disengaja.
5. Balas Jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut
yang kita kenal dengan bunga.
12
a. Penerbit (Issuer)
Penerbit disini merupakan pihak atau lembaga yang menerbitkan dan
mengelola kartu. Penerbit disini seperti bank, lembaga keuangan bukan
bank, dan perusahaan nonlembaga keuangan.
b. Acquirer Acquirer
adalah pengelola, yaitu pihak yang mewakili kepentingan penerbit
untuk menyalurkan kartu kredit, melakukan penagihan kepada
pemegang kartu kredit dan melakukan pembayaran kepada merchant
atau penjual.
c. Pemegang Kartu (Card Holder) Cardholer atau pemegang kartu
adalah pihak yang menggunakan kartu kredit dalam kegiatan
pembayaran, dimana pemegang kartu tersebut telah memenuhi
prosedur atau persaratan yang ditetapkan oleh penerbit untuk dapat
diterima sebagai anggota dan berhak menggunakan kartu sesuai
dengan kegunaannya.
d. Penjual (Merchant) Merchant atau penjual
adalah pihak yang menerima pembayaran dengan kartu atas transaksi
jual beli barang dan jasa denga menggunakan kartu kreditnya. Sebelum
menerima pembayaran dengan kartu kredit, merchant tersebut terlebih
dahulu mengadakan perjanjian kerja sama dengan penerbit dan
pengelola.
Sistem Kerja Kartu Kredit Sistem kerja kartu kredit adalah bekerjanya
kartu kredit mulai dari penerbitan kartu kredit, transaksi pembayaran atau
penarikan uang tunai sampai dengan melibatkan pihak-pihak yang saling
berkepentingan. Berikut ini sistem kerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
14
setiap tanggal jatuh tempo setiap bulan yang ditetapkan oleh Issuae atau
bank. Angsuran wajib dimaksud adalah angsuran terhadap penggunaan
kartu kredit dalam batas plafon/limit yang disepakati.
2. Charge Card
Kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran suatu transaksi
barang dan jasa, kemudian pemegangkartu diwajibkan membayar kembali
secara penuh seluruh taguhannya pada akhir bulan atau bulan berikutnya
dengan atau tanpa beban tambahan. Penggunaan kartu ini tidak dibatasi
limitnya. Keterlambatan pembayaran kartu ini akan dikenakan denda
keterlambatan (late charge) oleh bank sebesar persentase tertentu. Namun
kelebihannya pemegang kartu ini tidak akan dikenakan bunga setiap
pembayarannya. Contoh kartu ini : BCA Card, Hero Master, Dinners Club.
3. Kartu Debet (Debit Card)
Kartu yang dapat digunakan sebagai perintah bayar atau pendebetan
terhadap rekening pemegangnya. Transaksi dengan menggunakan kartu
debet adalah transaksi tunai yang pembayarannya tidak dengan uang tunai,
tetapi melalui pembebanan rekening pemegang kartu debet dan
pengkreditan terhadap rekening merchant. Seorang pemegang kartu debit
harus memiliki saldo rekening di bank penerbit kartu debet. Kartu ini juga
dapat digunakan untuk penarikan tunai sebagaimana kartu ATM.
4. Cash Card Kartu tunai (ATM)
Sering disebut kartu ATM yaitu kartu yang dapat digunakan untuk
penarikan tunai baik di counter-counter bank maupun pada anjungan ATM.
Seorang pemegang kartu ATM harus memiliki rekening tabungan di bank.
Penarikan hanya bisa dilakukan bila saldo yang dimiliki mencukupi untuk
ditarik.
5. Check Guarantee Card
Kartu yang dapat dignakan sebagai jaminan dalam penarikan cek
oleh pemegang kartu tersebut.
16
Namun di lain hal ada juga yang berpendapat jika sifat israf tersebut dibatasi
maka akan dapat mengontrol hal tersebut.
Dari penjelasan tersebut di atas, semakin meningkatnya kebutuhan akan
syari’ah card dalam transaksi bisnis syari’ah yang dilihat dari perkembangan
pengguna syari’ah card, akan tetapi penggunaan syari’ah card tersebut belum
dapat dilakukan secara totalitas karena belum ada kesepakatan secara umum
tentang penggunaan syari’ah card oleh umat Islam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jual beli kredit adalah bahwa jual beli kredit adalah suatu pembelian
yang dilakukan terhadap sesuatu barang, yang pembayaran harga barang
tersebut dilakukan secara berangsur-angsur sesuai dengan tahapan
pembayaran yang telah disepakati kedua belah pihak (pembeli dan penjual).
Hukum jual beli kredit ada tiga pendapat ulama yaitu haram secara mutlak,
boleh secara mutlak, dan Tafshil (antara Haram dan Halal). Adapun syarat
sah pelaksaan kredit yaitu harga kredit termasuk jenis utang, harga
(pembayarannya) bukan merupakan ganti penukaran uang dan harga
pembayaran yang diserahkan bukan dalam jual beli salam, tidak ada unsur
kecurangan yang keji pada harga, mengetahui harta pertama apabila jual beli
secara kredit terjadi dalam wilayah jual beli, saling percaya antara penjual
dan pembeli, penjual tidak boleh membeli kepada pembeli.
Pengertian Kartu kredit atau credit card adalah uang plastik yang
diterbitkan oleh suatu institusi yang memungkinkan pemegang kartu untuk
memperoleh kredit atas transaksi yang dilakukannya dan pembayarannya
dapat dilakukan secara angsuran dengan membayar sejumlah bunga (finance
charge) atau sekaligus pada waktu yang telah ditentukan. Jenis-jenis
banking card yaitu Charge Card, Credit Card, Debit Card, Cash Card, Check
Guarantee. Dalam konsep Kartu kredit perspektif syariah, meskipun
kebutuhan akan syari’ah card dalam transaksi bisnis syari’ah yang dilihat
dari perkembangan pengguna syari’ah card semakin meningkat, akan tetapi
penggunaan syari’ah card tersebut belum dapat dilakukan secara totalitas
karena belum ada kesepakatan secara umum tentang penggunaan syari’ah
card oleh umat Islam. Syariah Card yaitu layanan yang berfungsi seperti
kartu kredit berbasis prinsip syariah untuk mengakomodir kebutuhan
transaksi keuangan bagi umat muslim
22
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, M. S. (Gema Insani Press). Bank Syariah dan Teori ke Praktik. Jakarta:
2001.
Ifham, A. (2015). Ini Lho Bnk Syariah! (Memahami Bank Syariah dengan
Mudah). Jakarta: PT Gramedia.
Sulaiman, A. W. (2006). Banking Card Syariah Kartu Kredit dan Debit dalam
Perspektif Fiqih. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
24