Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

JUAL BELI KREDIT DAN KARTU KREDIT

DOSEN PEMBIMBING:

ILHAM, S.AG.M.A.

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

DEWI IKHTIHARA [2004020190]

NURLISA [2004020203]

WINDI [2004020211]

PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
2021-2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur ke Hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-
Nya yang telah dilimpahkan kepada kami, akhirnya tugas ini dapat terselesaikan dengan baik.

Tugas makalah ini pada dasarnya membentuk kami untuk bisa mengerti dan dapat memahami
lebih dalam mengenai mata kuliah Teori ekonomi makro islam . Di dalam makalah ini kami
menjelaskan tentang investasi dalam perspektif islam .

Dan kami menyadari bahwa tugas makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, karena
keterbatasan kami. Untuk itu kami mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

17 MEI 2022

Dewi Ikhtihara
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I pendahuluan

1. Latar belakang..............................................................................................
2. Rumusan masalah.........................................................................................
3. Tujuan............................................................................................................
BAB II Pembahasan

A.Definisi kredit..................................................................................................

B.Pengertian jual beli kredit dalam islam ...........................................................

C.Hukum jual beli kredit .......................................................................................

D.Persyaratan keabsahan akad jual beli kredit.......................................................

E. Definisi kartu kredit……………………………………………………………

F. Macam-macam kartu kredit…………………………………………………….

G. Hukum kartu kredit ( konvensional )…………………………………………..

BAB III PENUTUP

E.kesimpulan...........................................................................................................

F.Saran.....................................................................................................................

Daftar pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kartu kredit merupakan salah satu alat pembayaran yang kini banyak di temukan di
masyarakat modern.kartu kredit di gunakan untuk menggantikan pembayaran suatu
pembelian produk dan jasa oleh masyarakat.Di kota besar tentunya tidak asing lagi
untuk berbelanja di toko-toko ritel hingga mall dengan menggunakan kartu kredit.Kartu
kredit memberikan banyak kemudahan untuk pengguna bahkan memberikan reward
hingga diskon untuk setiap pembelanjaan menggunakan kartu kredit.Selain itu,karna
kredit tergolong mudah untuk di dapatkan dan di gunakan.Dengan persyaratan umum
seperti slip gaji,KTP,dan NPWP maka kartu kredit siap di miliki.Selain itu kartu kredit juga
memiliki fasilitas kartu tambahan yang dapat di atas namakan oleh orang lain sehingga
anak-anak pun dapat memperoleh kartu kredit yang tentunya kartu kredit utamanya
adalah milik orang tua maupun orang yang mendaftarkan diri untuk memperoleh kartu
kredit.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana definisi kredit ?

2. Apa yang dimaksud dengan jual beli kredit dalam islam?

3. Bagaimana hukum jual beli kredit ?

4. Apa saja persyaratan keabsahan akad jual beli kredit?

5. Bagaimana definisi kartu kredit ?

6. Apa saja macam-macam kartu kredit ?

7. Bagaimana hukum kartu kredit ( konvensioanal ) ?


1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui definisi dari kredit

2. Untuk mengetahui pengertian jual beli kredit dalam islam

3. Untuk mengetahui bagaimana hukum jual beli kredit

4. Untuk mengetahui persyaratan keabsahan akad jual beli kredit

5. Untuk mengetahui apa saja macam-macam kartu kredit

6. untuk mengetahiu definisi dari kartu kredit

7. untuk mengetahui hukum kartu kredit konvensional


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KREDIT

Menurut Anwar Iqbal Qureshi di dalam buku Islam dan teori pembungaan uang, fakta-fakta
yang objektif menegaskan bahwa Islam melarang setiap pembungaan uang. Hal ini tidak berarti
bahwa Islam melarang perkreditan sebab menurut Qureshi sistem perekonomian modern tidak
akan lancar tanpa ada kredit dan pinjaman. Pinjaman atau uang dapat dibagi ke dalam dua jenis
yaitu pinjaman yang tidak dihasilkan (unproductive debt) merupakan pinjaman yang dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan pinjaman yang membawa hasil (income
producing debt) merupkan pinjaman yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan suatu usaha.
Bentuk hutang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga atau keperluan-keperluan
hidup lainnya. Islam menyadari pentingnya jenis pinjaman ini, tetapi pinjaman ini dilakukan
semata-mata untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bagi seseorang yang tidak mampu
membayar hutangnya secara berangsur-angsur atau kontan (tunai) dianjurkan oleh agama Islam
agar hutang tersebut dibebaskan.

Kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga (kredit).

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Bab 1 Pasal 1
ayat (12) mendefinisikan Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagaian hasil keuntunga.Dalam praktit
perbankan syariah saat ini, pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan oleh bank syariah
kepada nasabah berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan nasabah, yang
mewajibkan nasabah mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan ujrah,tanpa imbalan, atau bagi hasil.

B. PENGERTIAN JUAL BELI KREDIT DALAM ISLAM

Jual beli kredit merupakan jenis jual beli yang popular bagi kalangan masyarakat menegah
ke bawah. Sebuah mekanisme jual beli yang memungkinkan untuk mendapatkan barang yang
dibutuhkan dengan keterbatasan income yang dimiliki. Dengan mekanisme ini pembeli dapat
memiliki barang dengan harga yang relatif mahal, tanpa harus membayar kontan atau tunai.
Jual beli kredit merupakan mekanisme jual beli dimana harga barang dibayarkan secara berkala
(installment, cicilan) dalam jangka waktu yang telah disepakati. Dimana penjual harus
membayar harga barang secara cicilan dalam jumlah dan jangka waktu tertentu.
Sulaiman bin Turki mendefinisikan jual beli kredit
sebagai berikut :

‫ بثمن مؤ‬,‫عقد ع َل مبْع حبل‬

‫زاء‬NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN‫ َل أ ج‬NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN‫زقبً ع‬NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN‫ ّؤ ٍَد مف‬,‫ل‬NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN‫ج‬

‫ يف أ ً قبت مع ٌل مة‬,‫مع ٌل مة‬

Artinya “ Jual beli dimana barang diserahterimakan terlebih


dahulu, sementara pembayaran dilakukan beberapa waktu
kemudian berdasarkan kesepakatan”.
C. HUKUM JUAL BELI KREDIT

Terdapat perbedaan pendapat ada yang membolehkan dan nada juga yang melarang, ulama
dari empat madzhab yaitu Syafi‟iyah, Hanafiyah, Malikiyah,Hanbaliyah, Zaid bin Ali dan
mayoritas ulama membolehkan jual beli dengan sistem ini,, baik harga barang yang menjadi
objek transaksi sama dengan harga cash maupun lebih tinggi. Namun demikian mereka
mensyaratkan kejelasan akad, yaitu adanya kesepahaman antara penjual dan pembeli bahwa jual
beli itu memang dengan sistem kredit. Dalam transaksi semacam ini biasanya si penjual
menyebutkan dua harga, yaitu harga cash dan harga kredit. Si pembeli harus jelas hendak
membeli dengan cash atau kredit.
Sebagai deskripsi untuk memperjelas ahmad hendak menjul mobilnya, ia menawarkannya
kepada burhan “burhan, belilah mobilku ini, kalau cash 100 juta, kalau kredit selama satu tahun
120 juta”. Kemudian burhan menjawab “oke, aku beli dengan sistem kredit 120 juta selama
setahun”. Maka
transaksi semacam ini diperbolehkan. Berbeda halnya bila dalam transaksi terjadi tawar menawar
atau transaksi yang tidak jelas.
Misalnya ahmad menawarkan “burhan, belilah mobilku ini, kalau cash 100 juta, kalau kredit
selama satu tahun 120 juta”.
Kemudian burhan menjawab “oke aku beli”. Tanpa ada kejelasan burhan membeli dengan cara
cash atau kredit, maka transaksi semacam tidak diperbolehkan, menurut jumhur transaksi
semacam ini batal, sementara menurut Hanafiyah adalah fasid, karena ketidak jelasan transaksi.
Transaksi semacam ini merupakan transaksi yang mengandung dua akad sekaligus dan dilarang
berdasarkan hadist nabi.Jual beli secara angsuran, ketika seseorang mempunyai barang dagangan
lalu dia menjualnya secara samar dengan cara tempo maka hal itu tidak apa apa. Baik
pembayaran secara tempo tersebut dibayarkan satu kali atau dicicil beberapa kali. Cara demikian
disebut jual beli angsuran. Yang terpenting dalam akad ini adalah barang yang diperjual belikan
telah dimiliki penjual sebelum dilakukannya akad. adapun penjual jika tidak memiliki barang
lalu melakukan akad jual-beli dengan seseorang pembeli tersebut, maka hal itu tidak dibolehkan,
karena menjual barang yang tidak dimiliki.
D. PERSYARATAN KEABSAHAN AKAD JUAL BELI KREDIT

Disyaratkan mengenai sahnya suatu akad adanya barang yang diakadkan harus berada di
tangan penjual saat akad. Maka jual beli dengan angsuran diperbolehkan jika penjual telah
memiliki barang sebelum dilakukannya akad. Apabila seseorang menjual barang kepada pemilik
pertamanya, misalnya seseorang
pedagang berkata kepada pemberi utang, “aku jual barang ini kepadamu dengan syarat orang
yang berutang kepadamu menjual kembali barang ini kepadau”. Apabila cara tersebut telah ada
kesepakatandan konspirasi sebelumnya maka tidak dibolehkan, karena cara seperti ini
mengandung tipu daya.
Adapun jika seseorang menjual barang kepada seseorang pembeli dengan akad serah terima yang
sah kemudian pembeli tersebut menjual barang itu kepada seseorang pengutang. Kemudian
pengutang menawarkan barang tersebut kepada orang yang mau membayarnya lebih mahal dan
akhirnya barang tersebut dibeli kembali oleh penjual pertamanya, maka jual beli tersebut sah,
karena tidak ada kesepakatan sebelumnya.Sekalipun akad jual beli kredit dengan harga yang
lebih mahal dibandingkan harga tunai pada dasarnya dibolehkan, akan tetapi ada persyaratan-
persyaratan yang harus dipenuhi untuk keabsahannya, riba dan keuntungannya menjadi harta
haram.
Persyaratan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Akad ini tidak dimaksudkan untuk melegalkan riba. Maka jual beli „inah tidak diperbolehkan.
Juga tidak boleh dalam akad jual beli kredit dipisah antara harga tunai dan harga margin yang
diikat dengan waktu dan bunga, karena ini menyerupai riba.
b. Barang terlebih dahulu dimiliki penjual sebelum akad jual beli kredit dilangsungkan. Maka
tidak boleh pihak penjual kredit melangsungkan akad jual beli kredit motor dengan
konsumennya, kemudian setelah ia melakukan akad jual beli ia harus memesan motor dan
membelinya ke salah satu pusat penjualan motor, lalu menyerahkannya kepada pembeli.

c. Pihak penjual kredit tidak boleh menjual barang yang telah


dibeli tapi belum diterima dan belum berada ditangannya kepada konsumen.
d. Barang yang dijual bukan merupakan emas, perak atau mata uang.
e. Barang dijual secara kredit harus diterima pembeli tunai pada saat akad berlangsung.
f. Pada saat transaksi dibuat harga harus satu dan jelas serta besarnya angsuran dan jangka waktu
nya juga harus jelas
g. Akad jual beli kredit harus tegas. Maka tidak boleh akad dibuat dengan cara beli sewa.
h. Tidak boleh membuat persyaratan kewajiban membeyar denda, atau harga barang menjadi
bertambah, jika pembeli terlambat membayar angsuran. Karena ini adalah bentuk riba yang
dilakukan oleh orang-orang jahiliyah di masa Nabi.
Bentuk transaksi jual beli kredit yang dibolehkan dan terpenuhi semua persyaratan di atas ada 2 :
a. Jika penjualnya telah memiliki terlebih dahulu barang yang akan dijual, seperti : pemilik
showroom motor

b. Jika penjual nya belum memiliki barang yang diinginkan konsumen, seperti : lembaga
keuangan. b. Jika penjual nya belum memiliki barang yang diinginkan konsumen, seperti :
lembaga keuangan.

E. DEFINISI KARTU KREDIT

Kartu kredit (credit card,‫ )ائتمانبطاقة‬terdiri dari dua kata, yaitu kartu dan kredit. Kata “kartu”
secara etimologi digunakan untuk potongan kertas kecil atau dari bahan lain, di atasnya ditulis
penjelasan yang berkaitan dengannya.Sedangkan “kredit” secara etimologi artinya adalah kondisi
aman dan saling percaya. Dalam kebiasaan di dunia usaha artinya semacam pinjaman, yakni
yang berasal dari kepercayaan (pemberi pinjaman) terhadap peminjam dan sikap amanahnya
serta serta kejujurannya. Oleh sebab itu, ia memberikan dana itu dalam bentuk pinjaman untuk
dibayar secara tertunda.

Dalam fiqh mu’ a>mala>t, bit}a>qah i`tima>n biasa disebut bit}a>qahisti `ma>n. Artinya adalah
memberikan hak kepada orang lain terhadap hartanya dengan ikatan kepercayaan, sehingga
orang
tersebut tidak bertanggungjawab kecuali bila ia melakukan keteledoran atau pelanggaran.Secara
terminologi, Kamus Oxford mendefinisikan kartu kredit sebagai kartu yang dikeluarkan oleh
pihak bank dan sejenisnya yang dapat digunakan oleh pembawanya untuk membeli segala
keperluan dan barangbarang serta pelayanan tertentu secara hutang. Sementara Kamus Ekonomi
Arab menjelaskan bahwa kartu kredit adalah sejenis kartu khusus yang dikeluarkan oleh pihak
bank (sebagai pengeluar kartu) lalu jumlahnya akan dibayar kemudian. Pihak bank akan
memberikan rekening bulanan secara global kepada nasabah untuk dibayar atau langsung didebet
dari rekeningnya yang masih berfungsi.Sedangkan menurut definisi al-Majma’ al -Fiqh al-
Isla>mi>, kartu kredit adalah sejenis kuitansi yang diberikan oleh pihak yang berwenang untuk
orang biasa atau orang tertentu sesuai dengan transaksi yang mereka sepakati,sehingga
memungkinkannya membeli barang-barang dan pelayanan dari pihak yang mengakui fungsi
kartu tersebut tanpa membayar secara kontan,karena sudah ada komitmen bahwa pihak
pengeluar kartu akan membayarnya. Di antara jenis kartu ini bahkan ada yang bisa digunakan
untuk menarik dana kontan dari berbagai bank.Dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor
11/11/PBI/2009 tentang Penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu, pada
Pasal 1
angka (4),yang dimaksud dengan kartu kredit (credit card) adalah alat pembayaran dengan
menggunakan kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang
timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan dan/atau untuk melakukan
penarikan tunai dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh
acquirer atau penerbit, dan pemegang kartu berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban
pembayaran tersebut pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus (charge card) ataupun
secara angsuran.Sedangkan Syariah Card adalah fasilitas kartu talangan yang dipergunakan oleh
pemegang kartu (h}a>mil al -bit}a>qah) sebagai alat bayar atau pengambilan uang tunai pada
tempat-tempat tertentu yang harus dibayar lunas kepada pihak yang memberikan talangan
(mus}dir al-bit }a>qah)pada waktu yang telah ditetapkan.Jadi, syariah card dapat diartikan
sebagai kartu yang berfungsi seperti kartu kredit yang hukumnya berdasarkan prinsip syariah.
Adapun keterkaitan para pihak adalah penerbit kartu atau mus}dir al-bit }a>qah, pemegang kartu
atau h}a>mil al -bit}a>qah, dan penerima kartu dalam hal ini merchant baik itu pusat
perbelanjaan,toko, dan lain sebagainya atau ta>jir/qa>bil al-bit}a>qah.Kemudian ada ketentuan
oleh DSN-MUI mengenai diperbolehkannya pengenaan fee atas transaksi yang terjadi. Penerbit
kartu diperbolehkan mengenakan membership fee, yaitu iuran keanggotaan termasuk
perpanjangan masa keanggotaan dari pemegang kartu, sebagai imbalan izin menggunakan kartu
yang pembayarannya berdasarkan kesepakatan. Merchant fee pun diperbolehkan, pemberian
merchant kepada penerbit kartu sehubungantransaksi yang menggunakan kartu sebagai
upah/imbalan atau ujrah atas jasa perantara, pemasaran, dan penagihan.Sedangkan jika terjadi
keterlambatan pembayaran yang sudah jatuh tempo, maka penerbit boleh menggunakan ta’wid }
atau ganti rugi terhadap
biaya-biaya yang dikeluarkan oleh penerbit kepada pemegang kartu. Begitu pula pemberian
denda karena keterlambatan pembayaran yang akan diakui sebagai dana sosial bukan menjadi
hak bank.

F. MACAM- MACAM KARTU KREDIT

Kartu kredit merupakan bagian dari beberapa bentuk kartu kerja sama finansial. Secara umum,
kartun kredit terbagi menjadi dua:

1. Kartu kredit pinjaman yang tidak dapat diperbaharui (charge card)Di antara keistimewaan
paling menonjol dari kartu ini adalah diharuskannya menutup total dana yang ditarik secara total
dalam waktu tertentu yang ditetapkan. Biasanya waktu yang diperkenankan tidak lebih dari tiga
puluh hari, namun terkadang bisa mencapai dua bulan. Kalau pihak pembawa kartu terlambat
membayar dalam waktu yang telah ditentukan, ia akan dikenai denda keterlambatan. Dan kalau
ia menolak membayar, keanggotaannya dicabut, kartunya ditarik kembali dan persoalannya
dibawa ke pengadilan.
2. Kartu kredit pinjaman yang dapat diperbaharui (revolving credit card)Jenis kartu ini termasuk
yang paling populer di berbagai negara maju. Pemilik kartu ini diberikan pilihan cara melunasi
semua tagihannya secara lengkap dalam jangka waktu yang ditoleransi atau sebagian dari jumlah
tagihannya dan sisanya diberikan dengan cara ditunda atau dapat pula diikutkan pada tagihan
berikutnya. Bila pemilik kartu menunda pembayaran, ia akan dikenakan dua macam bunga, yaitu
bunga keterlambatan dan bunga dari sisa dana yang belum ditutupi. Kalau ia berhasil menutupi
dana tersebut dalam waktu yang ditentukan, ia hanya terkena satu macam bunga saja, yaitu
bunga penundaan pembayaran.Dana yang ditarik tidak akan terbatas bila pemiliknya terus saja
melunasi tagihan beserta bunga kartu kreditnya secara simultan.

G. HUKUM KARTU KREDIT (konvensional)


Hukum kartu kredit berbeda dengan hukum kartu debit. Kartu kredit haram, dalil
keharamannya dikembalikan pada dalil tentang riba.Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang
yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika
kamu orang-orang yang beriman.” (Q.s.Al-Baqarah 02:278)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan
bertawakalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Dan peliharalah dirimu
dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir. Dan taatilah Allah dan Rasul,
supaya kamu diberi rahmat” (Q.s Ali Imran 3:130-132)

Transaksi menggunakan kartu kredit merupakan bentuk dain (hutang) dari pengguna kartu
kepada pihak bank, disertai dengan bunga dan denda.Adanya punishment (penalty/denda) dalam
kartu kredit merupakan kesepakatan antara dua pihak yang melakukan akad atas sejumlah
kompensasi tertentu pada saat mangkir dari komitmen awal. Syarat punishment faktanya adalah
denda terhadap orang yang tidak memenuhi komitmen tersebut.Kedua pihak yang melakukan
akad bisa memprediksi dharar (kerugian) terlebih dahulu. Uang yang dideskripsikan dalam
tanggungan statusnya adalah utang. Adanya syarat denda atas utang merupakan riba.Ibnu
Taimiyah berkata,”para ulama sepakat bahwa pemberi utang, jika mensyaratkan adanya
tambahan atas utang yang diberikan, maka syarat itu haram”. Ibn Qudamah mengatakan,”setiap
utang yang didalamnya mensyaratkan adanya tambahan maka syarat itu haram, dan tidak ada
satu pun perbedaan pendapat.”Dengan demikian dari segi akadnya bahwa kartu kredit tidak
terlepas dari riba begitu pula dengan denda/penalty yang terjadi akibat keterlambatan bayar dari
tenggat waktu yang diberikan oleh bank termasuk riba karena merupakan tambahan harta atas
hutang.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga (kredit).

Jual beli kredit merupakan jenis jual beli yang popular bagi kalangan masyarakat menegah
ke bawah. Sebuah mekanisme jual beli yang memungkinkan untuk mendapatkan barang yang
dibutuhkan dengan keterbatasan income yang dimiliki.

Terdapat perbedaan pendapat ada yang membolehkan dan nada juga yang melarang, ulama
dari empat madzhab yaitu Syafi‟iyah, Hanafiyah, Malikiyah,Hanbaliyah, Zaid bin Ali dan
mayoritas ulama membolehkan jual beli dengan sistem ini,, baik harga barang yang menjadi
objek transaksi sama dengan harga cash maupun lebih tinggi.

kartu kredit (credit card) adalah alat pembayaran dengan menggunakan kartu yang dapat
digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan
ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan dan/atau untuk melakukan penarikan tunai dimana
kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer atau penerbit, dan
pemegang kartu berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada waktu
yang disepakati baik secara sekaligus (charge card) ataupun secara angsuran.Sedangkan Syariah
Card adalah fasilitas kartu talangan yang dipergunakan oleh pemegang kartu (h}a>mil al -
bit}a>qah) sebagai alat bayar atau pengambilan uang tunai pada tempat-tempat tertentu yang
harus dibayar lunas kepada pihak yang memberikan talangan (mus}dir al-bit }a>qah)pada waktu
yang telah ditetapkan.

F.Saran

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
Daftar Pustaka

Andri Soemitra, M.A, Bank dan lembaga Keuangan Syariah, Kencana Prenada Media r
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta, 2007
Hafidz Abdurrahman, Hukum Islam Seputar Kartu Kredit, Tinjauan Syariat Islam Seputar
kartu kredit, Al Azhar press, Bogor, 2011
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi, PT RajaGrafindo Persada,Jakarta.
Sharing Inspirator Ekonomi dan Bisnis Syariah, Edisi 54 Juni 2011
Tajuk Syariah. Blog Spot.Com/Kartu pembiayaan syariah/ 31 Oktober 2013
Id.Wikipedia.Org/Wiki/Kartu Kredit. 30 Oktober 2013
Id.Wikipedia.Org/wiki/Kartu Debit. 30 Oktober 2013
Www.akki.or.id dalam Kartu Pembiayaan Syariah (Kartu Kredit Syariah) oleh Hengki

Anda mungkin juga menyukai