Anda di halaman 1dari 16

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DENI RAHMATILLAH,SE.Sy,


ME.Sy

“BAI AL MURABAHAH”

Disusun Oleh: Kelompok 6

NURUL ATIKA 12120522960


WENI INDRIANI 12120522832

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT tuhan semesta alam yang telah
memberikan nikmat dan rahmat-Nya sehingga makalah sederhana ini dapat kami
kumpulkan tepat pada waktunya.

Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH. Adapun yang kami bahas dalam makalah
sederhana ini mengenai “BAI AL MURABAHAH”. Dalam penulisan makalah ini kami
menemui berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya ilmu pengetahuan kami
menganai hal yang berkenaan dengan penulisan makalah ini. Oleh karna itu sudah
sepatutnya kami berterimah kasih kepada dosen pengampu kami yaitu bapak Deni
Rahmatillah, SE.Sy, ME.Sy. yang telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada
kami.

Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini
kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi kami yakin makalah ini masih banyak
kekurangan disana-sini. Oleh karna itu kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun agar lebih maju di masa yang akan datang.

Harapan kami, makalah ini dapat menjadi referensi bagi kami dalam mengarungi
masa depan. Kami juga berharap makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang
membacanya.

Pekanbaru, 18 september 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

3
BAB l
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Murábahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya
kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.1
Murábahah menurut Nurhayati adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan
harga perolehan dengan tambahan keuntungan (margin) yang disepakati oleh kedua
belah pihak yaitu penjual dan pembeli. Antonio juga menjelaskan bahwa murábahah
atau yang biasa disebut bai’ al – murábahah adalah transaksi jual beli barang pada harga
asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati antara kedua belah pihak yaitu
penjual dan pembeli. Akad ini mengharuskan penjual untuk memberi tahu pembeli
mengenai harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai
tambahannnya. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa murábahah adalah
transaksi jual beli barang dimana penjual menyatakan harga perolehannya kepada
pembeli dan pembeli membayar kepada penjual harga perolehan tersebut ditambah
keuntungan (margin) yang telah disepakati.2
Murábahah, sebagaimana yang digunakan dalam perbankan syariah, prinsipnya
didasarkan pada dua elemen pokok yakni harga beli serta biaya yang terkait, dan
kesepakatan atas mark up (laba). Bank syariah mengadopsi murábahah untuk
memberikan pembiayaan jangka pendek kepada para nasabah guna pembelian barang
meskipun nasabah tidak memiliki uang untuk membayar. Ciri dasar dari kontrak
murábahah sebagai jual beli dengan pembayaran tunda adalah sebagai berikut: (i) si
pembeli harus memiliki pengetahuan tentang biaya-biaya terkait dan tentang harga asli
barang dan batas laba (mark up) harus ditetapkan dalam bentuk persentase dari total
harga plus biaya-biayanya; (ii) apa yang dijual adalah barang atau komoditas dan dibayar
dengan uang; (iii) apa yang diperjualbelikan harus ada dan dimiliki oleh setiap penjual
dan si penjual harus mampu menyerahkan barang kepada pembeli; (iv) pembayarannya

1
Supriadi, “Prinsip Hukum Pembiayaan Syariah Pada Lembaga Perbankan,” Artikel Publikasi Ilmiah, h. 5
2
Nurul Qomariyah dan Iwan Triwuyono, “Penentuan Margin Akad Murábahah pada Bank Muamalat
Indonesia Cabang Malang,” Skripsi, Malang, Universitas Brawijaya, h. 4

4
ditanggungkan. murábahah seperti yang dipahami disini, digunakan dalam setiap
pembiayaan dimana ada barang yang bisa diidentifikasi untuk dijual.3

A. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu murabahah?
2. Bagaimana landasan syari’ah murabahah?
3. Apa saja syarat murabahah?
4. Apa saja rukun murabahah?
5. Bagaimana ketentuan umum murabahah?
6. Aplikasi dalam perbankan.

B. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui apa itu murabahah
2. Memahami syarat, rukun, dan ketentuan murabahah

BAB II
3
Akhmad Mujahidin, Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,h 5

5
PEMBAHASAN

A. Pengertian Murabahah

Murabahah berasal dari kata Rabh, yang berarti perolehan, keuntungan, atau
tambahan. Muhammad Ayub mendefenisikan dalam murabahah penjualan harus
mengungkapkan biaya dan kontrak (Akad ) terjadi dengan margin keuntungan yang di
setujui.4 Sejalan dengan itu, Rivai dan Andria Permata Veithzal, mengartikan Murabahah
sebagai suatu barang, dengan harga yang disepakati antara penjualan dan pembeli,
setelah sebelumnya penjual menyebutkan dengan sebenarnya harga perolehan atas
barang tersebut dan besarnya keuntungan yang diperolehnya. Boleh dikatakan bahwa
akad yang terjadi dalam murabahah ini merupakan salah satu bentuk natural certainty
contracts. Karena dalam murabahah ditentukan keuntungannya.5
Muhammad Syafi’i Antonio menafsirkan bai’al murabahah adalah jual beli
barang pada harga asal dengan tambah keuntungan yang disepakati. Dalam bai’al
murabahah, penjual harus memberitahu harga pokok yang ia beli dan menentukan suatu
tingkat keuntungan sebagai tambahanya. Misalnya, pedagang eceran membeli komputer
dari grosir dengan harga Rp 10.000.000, kemudia ia menambahkan keuntungan sebesar
Rp 750.000. Dan ia menjual kepada kepada pembeli dengan harga Rp 10.750.000. pada
umumnya, sipedagang enceran tidak akan memesan dari grosir sebelum ada pesanan dari
calon pembeli dan mereka sudah menyepakati tentang lama pembiayaan, besar
keuntungan yang akan diambil pedagang enceran, serta besarnya angsuran kalau
memang dibayarnya secara angsuran .6
Bambang Herianto berpendapat murabahah adalah akad jual beli dimana harga
dan keuntungan disepakati antara penjual dan pembeli. jenis dan jumlah barang
dijelaskan dengan rinci. Barang diserahkan setelah akad jual beli dan pembayaran
dilakukan secara mengansur atau cicilan atau sekaligus. Murabahah merupakan salah
satu bentuk menghimpun dana yang dilakukan oleh perbankan syariah, baik untuk
kegiatan usaha yang bersifat produktif, maupun yang bersifat konsumtif. Dengan akad
murabahah ini pada hakikatnya seseorang ingin mengubah bentuk bisnisnya dari
4
muhammad ayub, Understanding Islamic Finance A-Z Keuangan Syariah , (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama , 2009 ) , h 337.
5
Nurul Huda dan Muhammad heykal, lembaga keuangan islam :tinjauan teoritis dan Praktis ,
( Jakarta :kencana , 2010 ), Ed. Ke-I, h. 43
6
Muhammad Syafi’i Antonio ,Bank Syari’ah Dari Teori Kepraktek , (Jakarta:gema Insani Press, 2001) cet,.I,
h. 101-102.

6
kegiatan pinjam meminjam menjadi transaksi jual beli, dengan sistem ini bank dapat
menyediakan barang-barang yang diperlukan oleh para pengusaha untuk dijual lagi dan
bank meminta tambahan harga atas harga pembeliannya.7
Sri Nurhayati dan Wasilah mengatakan Murabahah adalah transaksi penjualan
barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang di sepakati
oleh penjual dan pembeli . Hal yang membedakan murabahah dengan penjualan yang
biasa kita kenal adalah penjual memberitahu secara jelas kepada pembeli berapa pokok
harga barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang diinginkannya. Pembeli dan
penjual dapat melakukan tawar menawar atas besaran mergin keuntungan sehingga
akhirnya diperoleh kesempatan.8
Adiwarman A. Karim menjelaskan tentang salah satu skim fiqih yang paling
popular digunakan oleh perbankan syari’ah adalah skim jual beli murabahah. Transaksi
murabahah ini lazim dilakukan oleh rasulullah saw. Dan para sahabatnya. Secara
sederhana , murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah
keuntungan yang disepakati. Misalnya, seseorang membeli barang kemudian menjualnya
kembali dengan keuntungan tertentu. Berapa besar keuntungan tersebut dapat dalam
nominal rupiah tertentu atau dalam bentuk presentase dari harga pembeliannya, misalnya
10% atau 20%.9
Amir Machmud Dan Rukmana sependapat dengan Adiwarman Karim akan tetapi
penjual harus member tahu harga yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan
sebagai tambahannya.10

B. Landasan Syari’ah
1. Al-Qur’an
Surah Al-Baqarah ayat 275:
7
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2002 ), h .288
8
Sri Nurhayati Dan Wasilah , Akuntansi Syari’ah Di Indonesia, ( Jakarta: Selemba Empat 2009 ), h.160
9
Adiwarman A . Karim , Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan , ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada ,
2011), h . 113
10
Amir Machmud Dan Rukmana , Bank Syari’ah teori , kebijakan , dan studi empiris di Indonesia , ( Jakarta:
Erlangga , 2010 ), h. 27

7
“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang
demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba.
Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka
apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”

2. Al-Hadist
Sedangkan landasan hadits yang mendasari transaksi murabahah adalah :

Artinya ; “ dari suhaib Ar- Rumi r.a bahwa rasulullah saw bersabda, tiga
hal yang di dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh ,
muqarabah ( mudharabah ) , dan mencampur gandum dengan tepung
untuk keperluan rumah bukan untuk di jual . (H.R Ibnu maja ).11

3. Ijma
Ulama telah sepakat bahwa jual beli ( murabahah ) di perbolehkan
dengan alasan bahwa manusia tidak akan mampu mencukupi kebutuhan
dirinya, tanpa bantuan orang lain. Namun demikian, bantuan atau barang

11
Ibnu majjah, Bab sirkah Al – mudharabah , no.2377

8
milik orang yang dibutuhkannya itu, harus diganti dengan barang lainnya
yang sesuai.12

C. Rukun dan Syarat Murabahah

 Adapun rukun-rukun murabahah adalah sebagai berikut:


1. Ba’iu (penjual)
2. Musytari (pembeli)
3. Mabi’ (barang yang diperjualbelikan)
4. Tsaman (harga barang)
5. Ijab Qabul (pernyataan serah terima)

 Syarat-syarat murabahah sebagai berikut:


a. Syarat yang berakad (ba’iu dan musytari) cakap hukum dan tidak dalam
keadaan terpaksa.
b. Barang yang diperjual belikan (mabi’) tidak termasuk barang yang haram
dan jenis maupun jumlahnya jelas.
c. Harga barang (tsaman) harus dinyatakan secara transparan (harga pokok
dan komponen keuntungan) dan cara pembayarannya disebutkan dengan
jelas.
d. Pernyataan serah terima (ijab qabul) harus jelas dengan menyebutkan
secara spesifik pihak-pihak yang berakad.13

D. Ketentuan Umum Murabahah

12
Rachmad Syafi’i, Fiqih Muamalah , ( bandung: pustaka setia , 2004 ), cet , ke -2, h,75
13
Veithzal Rifai, Islamic Financial Management: teori, konsep, dan aplikasi: panduan praktis untuk
lembaga keuangan, nasabah, praktisi, dan mahasiswa (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), h 146-147.

9
Adapun kaidah-kaidah yang harus diperhatian dalam melakukan jual beli
murabahah:
a. Ia harus digunakan untuk barang-barang yang halal.

b. Biaya aktual dari barang yang akan diperjual belikan harus diketahui
oleh pembeli.
c. Harus ada kesepakatan dari kedua belah pihak (pembeli dan penjual)
atas harga jual yang termasuk di dalamnya harga pokok penjualan
(cost of good sold) dan margin keuntungan.
d. Jika ada perselisihan atas harga pokok penjualan, pembeli mempunyai
hak untuk menghentikan dan membatalkan perjanjian.
e. Jika barang yang akan dijual tersebut dibeli dari pihak ketiga, maka
perjanjian jual-beli yang dengan pihak pertama tersebut harus sah
menurut syariah.
f. Murabahah memegang kedudukan kunci nomor dua setelah prinsip
bagi hasil dalam bank Islam, ia akan dapat diterapkan dalam:
Pembiayaan pengadaan barang dan Pembiayaan pengeluaran Letter of
Credit L/C.
g. Murabahah akan lebih berguna sekali bagi seseorang yang
membutuhkan barang secara mendesak tetapi kekurangan dana pada
saat itu ia kekurangan likuiditas. Ia meminta pada bank agar
membiayai pembelian barang tersebut dan bersedia menebusnya saat
diterima. Harga jual pada pemasanan adalah harga beli pokok plus
margin keuntungan yang telah disepakati.

Untuk menjaga hal-hal yang tidak diingikan kedua belah pihak harus
memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah disepakati bersama.
Bank : Harus mendatangkan barang yang benar-benar memenuhi pesanan
nasabah baik jenis, kualitas atau sifat-sifat yang lainnya.
Pemesan : Apabila barang telah memenuhi ketentuan dan ia menolak untuk
menebusnya maka bank berhak untuk menuntutnya secara hukum. Hal ini
merupakan konsesus para yuris muslim karena peranan telah dianalogikan
dengan dhimmah (hutang) yang harus ditunaikan.14
14
Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah (Yogyakarta: UII Press, 2003), 24.

10
E. Tata Cara Pelaksanaan Murabahah
Skemah Murabahah

MURABAHAH

BANK 1. Akad Jual Beli NASABAH

5.
4. Terima
Bayar
Barang

SUPPLIER

2. Beli 3. kirim
barang

Penjelasan skema :35

1. Bank dan nasabah melakukan akad pembiayaan jual beli atas suatu
barang, dalam akad ini bank bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai
pembeli .
2. Bank melakukan pembelian barang yang di inginkan nasabah dari supplier
penjual dan di bayar secara tunai.
3. Barang yang telah dibelibank dikirim oleh supplier kepada nasabah
4. Nasabah menerima barang yang dibeli
5. Atas barang yang dibelinya nasabah membayar kewajiban kepada bank
secara angsuran selama jangka waktu tertentu.15

F. Jenis-Jenis Murabahah
15
Yusuf Laksmana, panduan praktis account officer bank syariah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
2009 ), h.25

11
1. Murabahah dengan pesanan (murabahah to the purchase order )
Dalam murabahah jenis ini, penjual melakukan pembelian barang
setelah ada pesanan setelah pembeli. Murabahah denagan pesanan dapat
bersifat mengikat pembeli untuk membeli barang yang dipesannya. Kalau
bersifat mengikat, berarti pembeli harus membeli barang yang dipesannya
dan tidak dapat membatalkan pesanannya. jika aset murabahah yang telah
dibeli oleh penjual, dalam murabahah pesanan mengikat, mengalami
penurunan nilai sebelum diserahkan kepada pembeli maka penurunan nilai
sebelum diserahkan kepada pembeli maka penurunan nilai tersebut menjadi
beban penjual dan akan mengurangi nilai akad.

Skema Murabahah dengan pesanan

(1
)
(4
Penju ) Pemb
al (5 eli
)

(2 (3
) ) Produsen Suplier

Keterangan:

1. Melakukan akad mudarabah

2. Penjual memesan dan membeli pada produsen

3. Barang diserahkan dari produsen

4. Barang diserahkan kepada pembeli

5. Pembayaran dilakukan oleh pembeli

12
2. Murabahah sederhana

Murabahah sederhana adalah bentuk akad murabahah ketika penjual


memasarkan barangnya kepada pembeli dengan harga yang sesuai harga
perolehan ditambah margin keuntungan yang di inginkan , seperti pada
skema di bawah ini. 16

(1
)

PENJUA PEMBEL
(2(3
L )) I

Keterangan:
1. Melakukan akad mudarabah
2. Barang diserahkan kepada pembeli
3. Pembayaran dilakukan oleh pembeli

G. Aplikasi Dalam Perbankan

Teknis perbankan dalam penerapan transaksi murábahah yaitu:


1. Bank bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli.
Harga jual adalah harga beli bank dari produsen ditambah keuntungan

16
Ascaria, Akad dan produk bank syariah, (Jakarta:PT, Raja Grafindo Persada.h.89

13
(mark-up). Kedua pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu
pembayaran;
2. Harga jual dicantumkan dalam akad jual-beli dan jika telah disepakati
tidak dapat berubah sebelum berlaku akad. Dalam perbankan, murábahah
lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran cicilan;
3. Dalam transaksi ini, bila sudah ada barang diserahkan segera kepada
nasabah, sedangkan pembayarannya dilakukan secara tangguh.17

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Murabahah adalah akad jual beli suatu barang dimana penjual menyebutkan harga
jual yang terdiri atas harga pokok dan tingkat keuntungan tertentu atas barang dimana
harga jual tersebut disetujui oleh pembeli. Dalam akad murabahah, penjual (dalam hal
17
Akhmad Mujahidin, Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. h. 58

14
ini adalah bank) harus memberi tahu harga poduk yang dibeli dan menentukan tingkat
keuntungan sebagai tambahannya. Saat ini, produk inilah yang paling banyak digunakan
oleh bank Syariah karena paling mudah dalam implementasinya dibandingkan dengan
produk pembiayaan lainnya.
Menurut Wiroso dalam bukunya, murabahah didefinisikan oleh para fuqaha
sebagai penjualan barang sehingga biaya/ harga pokok (cost) barang tersebut ditambah
mark-up/ keuntugan yang disepakati. Karakteristik murabahah adalah bahwa penjual
harus memberitahu pembeli mengenai harga pembelian produk dan menyatakan jumlah
keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut.

B. Saran
Perlu adanya metode penelitian yang lebih lanjut akan usaha peningkatan diskusi
kepada pemuda sebagai salah satu cara memaksimalkan potensi generasi dalam
membentengi dirinya dari radikalisme agama yang sedang berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

Ayub Muhammad. 2009. Understanding Islamic Finance A-Z Keuangan Syari’ah.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Huda Nurul dan Muhammad Heykal. 2010. Lembaga Keuangan Syari’ah Tinjauan
Teoritis dan Praktis. Jakarta: Kencana.

15
Hermanto Bambang. 2008. Lembaga Keuangan Syari’ah. Pekanbaru: Suska press.
Subendi Hendi. 2002. Fiqih Muamalah. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Adwiman A.Karim. 2011. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: Pt.Raja
Grafindo Persada.
Machmud Amir Dan Rukmana. 2010. Bank Syari’ah Teori, kebijakan, dan studi empirid
di Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Muhajidin Ahmad. 2011. Hukum Perbankan Syari’ah. Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada.
Wiroso. 2005. Jual Beli Murabahah. Yogyakarta: UII Press.
Saeed Abdullah. 2004. Bank Islam Dan Bunga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muhammad. 2003. Sistem Dan Prosedur Bank Syari’ah. Yogyakarta: UII Press.
Rifai Veithzal. 2008. Islamic Financial Management: teori,konsep,dan aplikasi: panduan
praktis untuk lembaga keuangan,nasabah,praktisi dan mahasiswa. Jakarta:PT.Raja
Grafindo Persada.

16

Anda mungkin juga menyukai