Disusun Oleh:
KELAS 3F
Penulis
i
DAFAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keutamaan kerja dalam arti luas menyangkut akan akhlak dalam
pekerjaan. Untuk bisa menimbang bagaimana akhlak orang dalam bekerja
sangat bergantung dari cara melihat arti kerja dalam kehidupan, cara bekerja
dan hakikat bekerja. Dalam islam iman banyak dikaitkan dengan amal,
dengan kata lain, kerja yang merupakan bagian dari amal tak lepas dari kaitan
iman seseorang.
Bekerja dan menari nafkah merupakan melakukan suatu kegiatan
demi mencapai tujuan, selain mencari rezeki namun juga cita-cita. Dalam
bekerja diwajibkan memilih pekerjaan yang baik dan halal, karena tidak
semua pekerjaan itu diridhai Allah SWT. Di dalam al-qur’an dan hadist sudah
jelas tentang pekerjaan dan mencari nafkah yang baik dan bagaimana kita
memperoleh rezeki dengan cara diridhai oleh Allah SWT. Hal ini sangat
penting sekali dibahas, karena semua orang didunia ini pasti membutuhkan
makanan, sandang maupun papan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keutamaan kerja?
2. Jelaskan hadist utama keutamaan kerja?
3. Jelaskan pengertian nafkah?
4. Jelaskan keutamaan nafkah?
5. Jelaskan hadist tentang nafkah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keutamaan kerja
2. Untuk mengetahui hadist utama tentang nafkah
3. Untuk mengetahui pengertian nafkah
4. Untuk mengethui keutamaan nafkah
5. Untuk mengetahui hadist tentang nafkah
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Dapartemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa,
2008), hlm. 704
2
Muhammad Hadi Al-Kharsani, Al’amal fi Al-islam Wa Dauruhu fi Al-Tanmiyati Al-
Iqtishadiyyah, (Beirut: Dar Al-Hadi), hlm.37-38
3
Pandji Anogara, Bekerja dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm.11
2
Dalam perspektif Islam, bekerja tidak sekedar kegiatan yang dilakukan
dalam mengumpulkan materi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
hidup keluarga. Akan tetapi, bekerja merupakan implementasi dari aqidah
dan juga merupakan bagian dari ibadah. Dengan demikian, dalam
perspektif ekonomi Islam seorang laki-laki dewasa dan baligh ia harus
gesit dalam bekerja. Dan bekerja merupakan kewajiban kepada Allah
SWT.4 Hadist yang diriwayatkan oleh imam Bukhari:
Artinya:
“Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] telah mengabarkan
kepadakami ['Isa bin Yunus] dari [Tsaur] dari [Khalid bin Ma'dan] dari [Al
Miqdam radliallahu 'anhu] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Tidak ada seorang yang memakan satu makananpun yang lebih
baik dari makanan hasil usaha tangannya sendiri. Dan sesungguhnya Nabi
Allah Daud AS memakan makanan dari hasil usahanya sendiri".5
4
Taqiyuddin an-Nabhani, Nizhamu al-Iqtishadi fi al-Islam, Diterjemahkan oleh Hafizh
Abdurrahman, dengan judul “Sistem Ekonomi Islam”, (Jakarta: Hizbuttahri Indonesia Press,
2010),hlm. 21
5
Kitab Shahih Bukhari Juz 2, Nomor Hadist 2072, hlm.12