Anda di halaman 1dari 11

ISLAM DAN PERSOALAN HIDUP DAN KERJA

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

Dosen Pengampu : Dr. Zainal Muttaqin, M. Pdi

Disusun Oleh:

DAFFA SHOFWAN HABIBI

(C2214201116)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan
mengambil pembahasan “Islam Dan Persoalan Hidup Dan Kerja”.

Hidup dan persoalannya merupakan dua hal yang tidak pernah


terpisahkan. Karena tidak ada kehidupan tanpa persoalan. Sifat kehidupan yang
terus bergerak memunculkan permasalahan yang datang silih berganti
sebagai dinamika kehidupan.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Zainal Muttaqin, M. Pdi selaku dosen mata kuliah yang
telah membantu penulis selama menyusun makalah ini;
2. Rekan-rekan sekelas yang telah memotivasi penulis untuk
menyelesaikan penyusunan makalah ini;
3. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu per satu;

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal
ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Tasikmalaya, 26 Juni 2023

Penulis

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Hakikat Hidup Dan Kerja.............................................................................3
B. Rahmat Allah SWT Terhadap Orang Yang Rajin Bekerja...........................4
C. Akhlak Dalam Bekerja..................................................................................4
D. Keharusan Profesional Dalam Bekerja.........................................................4
BAB III PENUTUP................................................................................................6
A. Kesimpulan...................................................................................................6

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hidup dan persoalannya merupakan dua hal yang tidak pernah
terpisahkan. Karena tidak ada kehidupan tanpa persoalan. Sifat kehidupan
yang terus bergerak memunculkan permasalahan yang datang silih
berganti sebagai dinamika kehidupan. Manusia dari sejak dilahirkan
hingga kematiannya tidak akan pernah bisa beristirahat dari persoalan
yang muncul di kehidupannya. Masalah biasanya dipahami sebagai
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Pada hakikatnya manusia akan
selalu menghadapi masalah dalam menjalani kehidupannya. Ketika
menjalani hidup sehari-hari, manusia tidak selamanya dalam kondisi
bahagia. Namun kadang mengalami musibah, nikmat, susah, senang, sedih
bahkan terkadang merasakan kesuksesan di luar rencana.
Semuanya itu datang silih berganti seperti sudah ada keteraturan.
Dalam hal rasa, manusia mempunyai interpretasi berbeda-beda tentang apa
yang dirasakan hati. Perasaan senang, susah, enak atau pun tidak enak
merupakan fenomena hati yang sudah biasa terjadi. Meskipun demikian,
manusia telah dianugerahi sejumlah potensi yaitu jasmani, akal dan ruhani.
Dengan mendayagunakan ketiga potensi tersebut, idealnya manusia akan
mampu menyelesaikan seluruh problem kehidupannya. Namun, semua
potensi tersebut tidak memiliki arti apa pun, manakala manusia tersebut
tidak memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah (problem
solving).
Makalah ini akan menguraikan tentang Islam dan Persoalan Hidup.
Sehingga para pembacanya mampu membangun etos kerja yang islami
sebagai salah satu langkah menghadapi persoalan kehidupan dunia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Hakikat Hidup Dan Kerja?
2. Jelaskan Rahmat Allah Swt Terhadap Orang Yang Rajin Bekerja?
3. Jelaskan Akhlak Dalam Bekerja?

1
4. Bagaimana Keharusan Profesional Dalam Bekerja?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Hakikat Hidup Dan Kerja
2. Untuk Mengetahui Rahmat Allah SWT Terhadap Orang Yang Rajin
Bekerja
3. Untuk Mengetahui Akhlak Dalam Bekerja
4. Untuk Mengetahui Keharusan Profesional Dalam Bekerja

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Hidup Dan Kerja


Bekerja merupakan suatu cara bagi manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidup baik fisik, psikologis maupun sosial. Dalam sistem
perekonomian Islam. Bekerja dapat dimaknai sebagai berikut:
1. Bekerja sebagai peneguhan eksistensi kekhalifahan manusia di bumi.
(QS.67:15)
2. Bekerja merupakan usaha yang berstatus kewajiban untuk memenuhi
kebutuhan hidup.
3. Bekerja adalah ibadah; bukan hanya mengandung manfaat sosial akan
tetapi juga bernilai ritual, karena bekerja bagi manusia menjadi salah
satu unsur kemaslahatan sosial yang ditentukan oleh Allah SWT.
(QS.62:10)
4. Bekerja merupakan perjuangan (jihad) manusia untuk
mempertahankan kehidupannya. (QS.73:20) Meski di dalam Islam
Allah telah memberi ketentuan rizki yang diterima oleh ciptaan-Nya
dimuka bumi ini, akan tetapi Allah mendidik manusia untuk
melakukan usaha dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya
Berdasarkan motifnya, Manusia memiliki pandangan yang
berbeda-beda dalam memaknai pekerjaan mereka. Setidaknya ada empat
motif dalam hal ini, antara lain:
1. Bekerja untuk hidup (to live) merupakan fenomena kebanyakan orang,
motif utamanya fisik material. Bahwa, pekerjaannya sekedar untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Bekerja untuk memperbanyak relasi (to love). Orang yang mempunyai
pandangan ini, selain memaknai pekerjaan sebagai tempat mencari
harta, ia juga menggunakan kesempatan bekerja untuk memperluas
pergaulan.
Motif utamanya adalah relasi-sosial atau komunikasi antar sesama
(interhuman relations).

3
B. Rahmat Allah SWT Terhadap Orang Yang Rajin Bekerja
Rajin bekerja dalam Islam konteksnya lebih pada makna tidak
malas bekerja, pekerja keras bukan workaholic. Dua konteks tersebut
mempunyai perbedaan definisi, workaholic istilah lainnya adalah pecandu
kerja, gila kerja, sehingga seluruh hidupnya hanya dihabiskan untuk
pekerjaannya, sedangkan pekerja keras (hardworker) adalah orang yang
berkontribusi maksimal untuk pekerjaannya tetapi tidak melalaikan
kehidupan sosial lainnya Seorang pekerja keras lebih memaknai
pekerjaannya sebagai suatu usaha untuk bertahan hidup dan menjaga
kehormatannya, dalam Islam bersikap iffah (menjaga kehormatan diri)
telah diajarkan Rasulullah SAW salah satunya melalui hadis larangan
menjadi peminta-minta.
C. Akhlak Dalam Bekerja
Kita menghargai pimpinan. Harus berhubungan baik dengan rekan
kerja, mengedepankan sopan santun, kemudian sabar, ikhlas karena Allah
dan dalam bekerja itu harus qa naah, yaitu menerima dan merasa cukup.
D. Keharusan Profesional Dalam Bekerja
Profesional dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti mutu,
kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang
yang professional. profesonal berarti berkualitas, bermutu dan ahli dalam
satu bidang pekerjan yang menjadi profesinya. suatu pekerjaan yang
dilaksanakan oleh seseorang yang memang ahlinya, tentu akan
mendapatkan hasil yang bermutu dan baik. sebaliknya suatu pekerjaan
yang dilaksanakan oleh seseorang yang bukan profesinya, akan
mendapatkan hasil yang tidak bermutu dan bahkan akan berantakan.
Rasulullah Saw bersabda : “apabila menyerahkan suatu urusan kepada
yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.” Menurut sabda
Rasul ini, seseorang dalam bekerja, apapun pekerjaannya, kalau ingin
mengharpkan hasil yang berkualitas dan baik, maka dia harus profeisinal
atau ahli dalam pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya itu.
Profesionalitas sangat dibutuhkan terutama dalam dunia pekerjaan.
Sikap profesional melahirkan suatu kerja maksimal yang tidak dilandasi

4
oleh keterpaksaan melainkan berdasar pada panggilan jiwa yang berkaitan
dengan keahlian dan profesi yang diembannya. firmam Allah dalam Al
Baqarah 208: (Hai orang yang beriman, masuklah kamu kedalam
kedamaian atau islam secara menyeluruh, dan janganlah kamu ikuti
langkah-langkah setan, karena setan itu adalah musuhmu yang nyata)
tersirat dalam ayat ini, bahwa aktifitas apapun yang dilakukan menuntut
pelakunya untuk berilmu secara mendalam dan menyeluruh (kaffah) seuai
dengan profesinya. Aktualisasi profesionalisme dalam Islam bisa dilihat
dari beberapa prinsip yang terdapat dalam nash, diantaranya:
1. Pekerjaan harus dilaksanakan berdasarkan pengetahuan yang qualified.
(QS. al-Isra‟[17]:36)
2. Pekerjaan harus diberikan sesuai dengan bidang keahliannya. (QS. An-
Nisa‟[4]:58)
3. Dikerjakan dengan cara yang sungguh-sungguh. (QS. al-Insyirah [94]:
7-8)
4. Tidak dzalim baik terhadap diri sendiri maupun orang lain baik selaku
pimpinan ataupun karyawan (QS. ash-Shura [42]:39)

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bekerja merupakan suatu cara bagi manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidup baik fisik, psikologis maupun sosial. Kerja dalam
kehidupan dapat dimaknai sebagai peneguhan eksistensi kekhalifahan
manusia di bumi, usaha yang berstatus kewajiban untuk memenuhi
kebutuhan hidup, mengandung manfaat sosial akan tetapi juga bernilai
ritual, perjuangan (jihad) manusia untuk mempertahankan kehidupannya.
Rajin bekerja dalam Islam konteksnya lebih pada makna pekerja keras
bukan workaholic. Pekerja keras (hardworker) adalah orang yang
berkontribusi maksimal untuk pekerjaannya tetapi tidak melalaikan
kehidupan sosial lainnya. Dalam Islam, rajin bekerja menjadi penting
kaitannya dengan bertahan hidup dan menjaga kehormatan. Maka inti dari
konsep pekerja keras yang mendapat rahmat Allah adalah 288 orang yang
rajin bekerja tetapi tidak melalaikan hak-hak Allah SWT.

6
DAFTAR PUSTAKA
Aulia Zukhruf Khoirun Nisa, P. J. (2022, Desember 12). Makalah Aik (Kelompok
9). Dipetik Juni 30, 2023, dari studocu:
https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-
jambi/ringkasan/makalah-aik-kelompok-9/41915761
PUTM. (2021, Mei 25). Akhlak dalam Pekerjaan dan Profesi. Dipetik Juni 30,
2023, dari Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah:
https://putmppmuhammadiyah.org/akhlak-dalam-pekerjaan-dan-profesi/

Anda mungkin juga menyukai