Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HADITS TARBAWIY
ETOS KERJA DAN KEPRIBADIAN MUSLIM
Dosen Pengampu : Rahmat Hidayat,M.PD

KELOMPOK 6

1.ANNISA RAHMAH HMA : 219116156


2.ARBAINAH : 219116157
3.ASMAWATI : 219116158

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-JAMI (STAI)
BANJARMASIN
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaiakan tugas makalah yang berjudul Etos Kerja dan Kepribadian
Muslimini ini tepat pada waktunya.

Adapaun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Rahmat
Hidayat pada mata kuliah Hadits Tarbawy. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Etos kerja dan kepribadian muslim bagi para pembaca dan juga
penulis.

Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu membagi
Sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini,masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, 13 Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................... i

Daftar isi..................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1


2.1 Rumusan masalah........................................................................................... 1
3.1 Tujuan............................................................................................................ 1

BAB II : PEMBAHASAN

2.1.........................................................................................................................Pengertian
Etos Kerja....................................................................................................... 3
2.2.........................................................................................................................Etos kerja
dalam prespektif Islam................................................................................... 3
2.3.........................................................................................................................Contoh
etos kerja dalam Islam.................................................................................... 4
2.4.........................................................................................................................Cara
menumbuhkan etos kerja................................................................................ 5
2.5.........................................................................................................................Etika kerja
........................................................................................................................ 6
2.6.........................................................................................................................Prinsip
etos kerja........................................................................................................ 6
2.7.........................................................................................................................Kepribadia
n muslim......................................................................................................... 8

BAB III : PENUTUP

3.1.........................................................................................................................Kesimpula
n...................................................................................................................... 12
3.2.........................................................................................................................Daftar
Pustaka........................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama islam yang mendasarkan al-qur’an dan hadits sebagai tuntunan dan
pegangan hidup bagi setiap muslim mempunyai berbagai macam fungsi, tidak hanya
mengatur dalam segi ibadah saja, melainkan juga mengatur umat Islam dalam
memberikam tuntutan dalam maslah yang berkenaan dengan etos kerja dan
kepribadian muslim. Rasulullah SAW bersabda:

َ َّ‫ك َكَأن‬
ُ ْ‫ك تَ ُمو‬
)‫ت َغدًا (رواه البيهقى‬ َ ّ‫اَ ْع َم ُل لِ ُد ْنيِا َكَأن‬
َ ِ‫ك تَ ِعيْشُ اَبَدًا َوا ْع َملْ اِل ِ ِخ َرت‬
“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, dan beribadahlah
untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok.”(HR. Baihaqi)

Etos berasal dari Bahasa Yunani :akar katanya adalah etihikos yang berarti moral
atau menunjukkan karakter moral. Dalam Bahasa Yunani kuno dan modern, etos
mempunyai arti sebagai keberadaan diri,jiwa dan pikiran yang membentuk seseorang.
Dalam situasi globalisasi sekarang ini kita dituntut untuk menunjukkan etos kerja
yang baik sebagai seorang muslim yang tidak hanya rajin,gigih, akan tetapi senantiasa
menyeimbangkan dengan nilai-nilai islam yang tentunya tidak melampaui hal-hal
yang tel ditetapkan al-qur’an dan as-sunnah. Sehingga dapat terbentuk kepribadian
muslim yang baik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka


permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari etos kerja dan kepribadian muslim?
2. Bagaimana etos kerja dalam prespektif islam?
3. Bagaimana cara menumbuhkan etos kerja?
4. Macam-macam kepribadian muslim

C. Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:


1
1. Memenuhi tugas makalah Hadits tarbawy
2. Agar meningkatkan etos kerja dan kepribadian setiap muslim
3. Memahami makna hadits yang berkaitan dengan etos kerja dan kepribadian
muslim

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Etos kerja

I. Pengertian Etos Kerja

Etos berasal dari bahsa Yunani yang berarti sikap, kepribadian, watak,
karakter serta keyakinan sesuatu. Yang tidak hanya dimiliki oleh individu
melainkan kelomok bahkan masyarakat. Dalam Al-qur’an dikenal dengan kata
itqon yang berartiproses pekerjaan yang sungguh-sungguh,akurat dan sempurna.

Etos kerja adalah semangat kerja yang dimiliki seseorang atau golongan
social terhadap suatu pekerjaan. Etos kerja dalam Islam yakni cara pandang
seseorang yang diyakini seorang muslim bahwa bekerja semata-mata tidak hanya
memuliakan dirinya sendiri melainkan mainfestasi amal yang saleh. Etos kerja
merupakan totalitas seseorang dalam memandang serta meyakini akan
memberikan sesuatu yang bermakna untuk bekerja dalam meraih amal. Bekerja
merupakan identitas seseorang sehingga dalam bekerja harus didasari dengan
tauhid bukan sekedar dengan fitrah manusia seorang muslim, melainkan sekaligus
meninggalkan martabat dirinya dimata Allah swt.

II. Etos Kerja Dalam Prespektif Islam

Untuk menilai seseorang ada empat tolak ukur yang bisa digunakan untuk
menilai seseorang memiliki semangat kerja atau tidak.

1. Bagaimana seseorang memaknai dan dalam suatu hal pekerjaan.

2. Memiliki semangat atau tidak dalam suatu pekerjaan.

3. Ada keinginan untuk menyempurnakan suatu pekerjaan agar lebih


produktif

4. Adanya rasa kebanggan tersendiri dalam melakukan/menyelesaiakan


pekerjaan tersebut.

3
ٍ َ‫َأَلنَ يَْأ ُخ ُذ َأ َح ُد ُك ْم َأحْ بُلَهُ فَيَاْتِي ْال َجبَ َل فَيَ ِج ْيَئ بِ ُخ ْز َم ِة َحط‬
‫ب َعلَى ظَه ِْر ِه فَيَبِ ْي َعهَا فَيَ ْستَ ْغنِ َي بِثَ َمنِهَا خَ ْي ٌرلَهُ ِم ْن َأ ْن‬
ُ‫اس َأ ْعطَوْ هُ َأوْ َمنَعُوْ ه‬ َ َّ‫يَ ْسَأ َل الن‬

Artinya : “Sekiranya salah seorang dari kalian mengambil tali dan membawanya
ke gunung, lalu ia datang dengan membawa satu ikat kayu diatas punggungnya,
kemudian menjualnya hingga dapat memenuhi kebutuhannya adalah lebih baik
daripada meminta-minta manusia, baik mereka memberi ataupun tidak”.(HR.Ibnu
Majah)

Pada hadits tersebut Rasulullah saw. menganjurkan untuk bekerja dan


berusaha serta makan dari hasil keringatnya sendiri, bekerja dan berusaha dalam
Islam adalah wajib, maka setiap muslim dituntut bekerja dan berusaha dalam
memakmurkan hidup ini. Selain itu juga mengandung anjuran untuk memelihara
kehormatan diri dan menghindarkan diri dari perbuatan meminta-minta karena
Islam sebagai agama yang mulia telah memerintahkan untuk tidak melakukan
pekerjaan yang hina.

Dalam mencari rezeki harus mengenal ketekunan dan keuletan. Rasulullah


saw. memerintah mereka bekerja dengan kemampuan kerja dan memberinya
dorongan agar tidak merasa lemah dan mengharapkan belas kasihan orang lain.

III. Contoh Etos kerja dalam Islam

a. Dalam melaksanakan pekerjaan tapi tetap melakukan kewajiban sholat 5


waktu.

b. Bertanggung jawab dalam pekerjaan yang diemban.

c. Tidak menunda-nunda pekerjaan.

d. Bekerja dengan jujur/tidak curang.

e. Tidak pesimis.

f. Melakukan pekerjaan dengan niat yang ikhlas.

4
g. Memulai pekerjaan dengan basmallah dan diakhiri dengan hamdalah.

Etos kerja dapat kita lihat dalam kehidupan pribadi sehari-hari. Karakteristik etos
kerja yang tinggi dan rendah dapat dibagi dua, yaitu:

1. Etos Kerja Tinggi

a. Memiliki motivasi kerja yang tinggi baik eksternal maupun internal

b. Memiliki orientasi masa depan

c. Moralitas adalah keseriusan dalam hal bekerja

d. Kerja keras serta menghargai waktu

e. Kedisiplinan dalam bekerja

f. Hemat dan sederhana

g. Tekun dan ulet

2. Etos Kerja Rendah

a. Merasa bahwa bekerja adalah suatu hal yang membebani

b. Kurang dan bahkan tidak menghargai hasil kerja

c. Kerja dipandang sebagai suatu penghambat dalam memperoleh


kesenangan

d. Kerja dilakukan sebagai bentuk keterpaksaan

e. Kerja dihayati hanya sebagai rutinitas hidup

IV. Cara menumbuhkan etos kerja

1. Tentukan target kerja yang ingin dicapai

2. Belajar menjadi contoh yang baik

3. Bergabung dengan rekan yang punya keinginan berkembang

5
4. Mau berubah

Etos Kerja bagi seorang muslim memberi sejumlah manfaat antara lain sebagai
berikut:

● Etos kerja adalah modal terbaik dalam mengapai kesuksesan dunia.

● Etos Kerja bagi muslim bukan sekedar jalan kesuksesan duniawi namun juga
sebagai jalan untuk menggapai ridha Allah.

V. Etika Kerja

a. Adanya keterkaitan individu terhadap Allah swt, kesadaran bahwa Allah


maha melihat, mengontrol dalam kondisi apapun dan akan menghisab seluruh
amal perbuatan secara adil kelak diakhirat.

b. Berusaha dengan cara yang halal dalam seluruh jenis peker.jaan.

c. Dilarang memaksakan seseorang,alat-alat produksi atau binatang dalam


bekerja, semua harus dipekerjakan secara professional dan wajar.

d. Islam tidak memperbolehkan pekerjaan yang mendurhakai Allah yang ada


kaitannya dengan minuman keras,riba dan hal-hal lain yang diharamkan
Allah swt.

e. Pekerja tidak cukup hanya memgang teguh sifat Amanah, kuat dan kreati
serta bertaqwa tetapi dia juga mengerti dan benar-benar menguasai
pekerjaannya. Tanpa professionalism suatu pekerjaan akan mengalami
kerusakan dan kebangkrutan juga menyebabkan menurunnya produktivitas
bahkan sampai kepada kesemrautan manajemen serta kerusakan alat-alat
produksi.

VI. Prinsip Etos Kerja

Menurut Riwayat Al-Baihaqi dalam ‘Syu’bul Iman’ ada empat prinsip etos
kerja yang diajarkan Rasulullah saw. Keempat prinsip itu harus dimiliki kaum
beriman jika ingin menghadap Allah swt, dengan wajah berseri bak bulan
purnama.

6
a. Pertama, bekerja secara halal (thalaba ad-dunya halalan). Halal dari
segi jenis pekerjaan sekaligus cara menjalankannya.

b. Kedua, bekerja demi menjaga diri supaya tidak menjadi beban hidup
orang lain (ta’affufan anal-mas’alah).

‫ب َأ َح ُد ُك ْم‬
َ ‫ «َأَل ْن يَحْ ت َِط‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِ‫ قَا َل َرسُو ُل هللا‬:‫ قَا َل‬،ُ‫ض َي هللاُ َع ْنه‬ ِ ‫يث َأبِي ه َُر ْي َرةَ َر‬
ُ ‫َح ِد‬

ِ ‫ ﴿َأ ْخ َر َجهُ الب‬.»ُ‫ْطيَهُ َأوْ يَ ْمنَ َعه‬


ّ ‫ُخَار‬
‫ي‬ ِ ‫﴾ح ُْز َمةً َعلَى ظَه ِْر ِه خَ ْي ٌر ِم ْن َأ ْن يَ ْسَأ َل َأ َحدًا فَيُع‬

“Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullah SAW bersabda, jika seorang itu pergi
mencari kayu, lalu diangkat sekat kayu di atas punggungnya (yakni untuk
dijual dipasar) maka itu lebih baik bagimu daripada minta kepada seseorang
baik diberi ataupun ditolak.”

Islam sangat mencela orang yang mampu untuk berusaha dan memiliki badan
yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, melainkan hanya menggantungkan
hidupnya pada orang lain. Misalnya dengan cara meminta- minta. Keadaan
seperti itu sangat tidak sesuai dengan sifat umat islam yang mulia dan
memiliki kekuatan,

c. Ketiga, bekerja demi mencukupi kebutuhan keluarga (sa’yan ala


iyalhi).

َ ‫ق ال َّر ُج ُل َعلَى نَ ْف ِس ِه َوَأ ْهلِ ِه َو َولَ ِد ِه وخَ ا ِد ِم ِه فَه َُو‬


ٌ‫ص َدقَة‬ َ َ‫ب ِم ْن َع َم ِل يَ ِد ِه َو َما َأ ْنف‬ ْ ‫ب ال َّر ُج ُل َكسبًا َأ‬
َ َ‫طي‬ َ ‫َما َك َس‬

Artinya : “Tidak ada yang lebih baik dari usaha seorang laki-laki kecuali dari
hasil tangannya sendiri. Dan apa-apa yang diinfakkan oleh seorng laki-laki
kepada diri,istri,anak dan pembantunya adalah sedekah”.(HR. Ibnu Majah)

d. Keempat, bekerja untuk meringankan beban hidup tetangga


(ta’aththufan ala jarihi). Penting dicatat, islam mendorong kerja keras
untuk kebutuhan diri dan keluarga, tetapi islam melarang kaum beriman
bersikap egois. Islam menganjurkan solidaritas social, dan mengecam keras.

7
B. KEPRIBADIAN MUSLIM

Sebagai materi bimbingan mengetengahkan sifat-sifat yang harus dimiliki orang


mukmin agar ibadah yang dilakukan dapat tetap istiqomah. Ada 10 sifat-sifat yang
harus dimiliki oleh seorang mukmin adalah sebagai berikut :

1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih)

Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang
kuat kepada Allah SWT. Dengan ikatan yang kuat dia tidak akan menyimpang
dari jalan dan ketentuan-ketentuanNya. Dengan kebersihan dan kemantapan
aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah.

2. Shahihul Ibadah (Ibadah yang benar)

Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah SAW yang


penting. Dalam haditsnya, Beliau bersabda:

“Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat”.

Dari ungkapan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap


peribadatan harus merujuk kepada sunnah Rasul SAW yang berarti tidak boleh
ada unsur penambahan atau pengurangan.

3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh)

Merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki setiap muslim.


Rasulullah SAW diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah
mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah
SWT di dalam Qs. Al-Qalam: 4, yang artinya “Dan sesungguhnya kamu benar-
benar memiliki akhlak yang agung”.

4. Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani)

Kekuatan jasmani berarti seorang muslim harus memiliki daya tahan tubuh
yang prima sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan
fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam
Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad

8
di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan yang lainnya.Karena kekuatan
jasmani juga termasuk hal yang penting, maka Rasulullah SAW bersabda yang
artinya: ” Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yan lemah”.

5. Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berpikir)

Salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas). Didalam Islam, tidak ada
satupun perbuatan yang kita lakukan kecuali harus dimulai dengan aktifitas
berpikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan
keilmuan yang luas.

Al Qur’an juga banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia


untuk berpikir, seperti salah satu firman Allah Qs. Al-Baqarah [2]:219 yang
artinya, “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “pada
keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-
ayatNya kepadamu supaya kamu berpikir”.

6. Mujadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu)

Setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk.
Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat
menuntut adanya kesungguhan. Kesungguhan itu akan ada manakala seseorang
berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri
manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah bersabda yang
artinga: “Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa
nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)” (HR. Hakim).

7. Harishun Ala Waqtihi ( pandai menjaga waktu)

Waktu mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan RasulNya.
Allah SWT banyak bersumpah di dalam Al-Qur’an dengan menyebut nama waktu
seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya.Oleh karena itu
setiap muslim dituntut untuk pandai mengelola waktu dengan baik sehingga
waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif.Maka diantara yang disinggung

9
oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang
lima perkara yakni, waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum datang sakit, muda
sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.

8. Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam suatu urusan)

Suatu urusan mesti dikerjakaqn secara professional. Adapaun yang


dikerjakan, profesionalisme harus selalu diperhatikan. Bersungguh-
sungguh,bersemangat, berkorban,berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan
merupakan hal-hal yang mesti mendapat perhatian serius dalam penuanaian tugas-
tugas.

9. Qosirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri)

Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa


dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi
ekonomi. Tidak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya
karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena pribadi muslim
tidaklah mesti miskin,seorang muslim boleh saja kaya bahkanmemang harus kaya
agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh,zakat,infaq,shadaqah dan
mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah
amat banyak didalam Al-qur’an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan
yang sangat tinggi.

Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat


dituntut memiliki keahliannya itu menjadi sebaba baginya mendapat rejeki dari
Allah swt. Rejeki yang telah allah sediakan harus diambil dan untuk
mengambilnya diperlukan skill atau keterampilan.

10. Nafi’un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain)

Setiap muslim itu harus selalu berpikir, mempersiapkan dirinya dan


berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengamabil peran yang baik
dalam masyarakatnya. Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW bersabda yang

10
artinya:”Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”
(HR.Qudgy dari Jabir).

Jadi jangan sampai seorang muslim keberadaannya tidak menggenapkan


dan ketiadaanya tidak mengganjilkan.Demikian secara umum sifat-sifat seorang
mukmin di dalam Al-qur’an dan Hadits. Sesuatu yang perlu kita standarisasikan
sebagi muslim.

Wallahu’alam..

11
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Etos kerja adalah semangat kerja yang dimiliki seseorang atau golongan
social terhadap suatu pekerjaan. Dalam Al-qur’an dikenal dengan kata itqon
yang berartiproses pekerjaan yang sungguh-sungguh,akurat dan sempurna.
Prinsip Etos Kerja
Pertama, bekerja secara halal (thalaba ad-dunya halalan). Halal dari segi
jenis pekerjaan sekaligus cara menjalankannya.
Kedua, bekerja demi menjaga diri supaya tidak menjadi beban hidup
orang lain (ta’affufan anal-mas’alah).
Ketiga, bekerja demi mencukupi kebutuhan keluarga (sa’yan ala iyalhi).
Keempat, bekerja untuk meringankan beban hidup tetangga (ta’aththufan
ala jarihi)

10 sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang mukmin adalah sebagai berikut

1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih)


2. Shahihul Ibadah (Ibadah yang benar)
3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh)
4. Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani)
5. Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berpikir)
6. Mujadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu)
7. Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam suatu urusan)
8. Qosirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri)
9. Nafi’un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain)
10. Harishun Ala Waqtihi ( pandai menjaga waktu)

12
DAFTAR PUSTAKA

Haq, Dihyaul Ahmad.Qur’an Hadits untuk MA semester 2. Karanganyar:PT Pratama


Mitra Aksara
https://www.dicoding.com/blog/etos-kerja-adalah/
https://brainly.co.id/tugas/1025779
https://amp.kompas.com/money/read/2021/09/18/190000226/etos-kerja-pengertian-ciri-
ciri-dan-cara-menumbuhkannya
http://bapasmadiun.com/siraman-rohani-sifat-yang-harus-dimiliki-orang-mukmin

13

Anda mungkin juga menyukai