HADITS TARBAWIY
ETOS KERJA DAN KEPRIBADIAN MUSLIM
Dosen Pengampu : Rahmat Hidayat,M.PD
KELOMPOK 6
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaiakan tugas makalah yang berjudul Etos Kerja dan Kepribadian
Muslimini ini tepat pada waktunya.
Adapaun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Rahmat
Hidayat pada mata kuliah Hadits Tarbawy. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Etos kerja dan kepribadian muslim bagi para pembaca dan juga
penulis.
Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu membagi
Sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini,masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar isi..................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
2.1.........................................................................................................................Pengertian
Etos Kerja....................................................................................................... 3
2.2.........................................................................................................................Etos kerja
dalam prespektif Islam................................................................................... 3
2.3.........................................................................................................................Contoh
etos kerja dalam Islam.................................................................................... 4
2.4.........................................................................................................................Cara
menumbuhkan etos kerja................................................................................ 5
2.5.........................................................................................................................Etika kerja
........................................................................................................................ 6
2.6.........................................................................................................................Prinsip
etos kerja........................................................................................................ 6
2.7.........................................................................................................................Kepribadia
n muslim......................................................................................................... 8
3.1.........................................................................................................................Kesimpula
n...................................................................................................................... 12
3.2.........................................................................................................................Daftar
Pustaka........................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama islam yang mendasarkan al-qur’an dan hadits sebagai tuntunan dan
pegangan hidup bagi setiap muslim mempunyai berbagai macam fungsi, tidak hanya
mengatur dalam segi ibadah saja, melainkan juga mengatur umat Islam dalam
memberikam tuntutan dalam maslah yang berkenaan dengan etos kerja dan
kepribadian muslim. Rasulullah SAW bersabda:
َ َّك َكَأن
ُ ْك تَ ُمو
)ت َغدًا (رواه البيهقى َ ّاَ ْع َم ُل لِ ُد ْنيِا َكَأن
َ ِك تَ ِعيْشُ اَبَدًا َوا ْع َملْ اِل ِ ِخ َرت
“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, dan beribadahlah
untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok.”(HR. Baihaqi)
Etos berasal dari Bahasa Yunani :akar katanya adalah etihikos yang berarti moral
atau menunjukkan karakter moral. Dalam Bahasa Yunani kuno dan modern, etos
mempunyai arti sebagai keberadaan diri,jiwa dan pikiran yang membentuk seseorang.
Dalam situasi globalisasi sekarang ini kita dituntut untuk menunjukkan etos kerja
yang baik sebagai seorang muslim yang tidak hanya rajin,gigih, akan tetapi senantiasa
menyeimbangkan dengan nilai-nilai islam yang tentunya tidak melampaui hal-hal
yang tel ditetapkan al-qur’an dan as-sunnah. Sehingga dapat terbentuk kepribadian
muslim yang baik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Etos kerja
Etos berasal dari bahsa Yunani yang berarti sikap, kepribadian, watak,
karakter serta keyakinan sesuatu. Yang tidak hanya dimiliki oleh individu
melainkan kelomok bahkan masyarakat. Dalam Al-qur’an dikenal dengan kata
itqon yang berartiproses pekerjaan yang sungguh-sungguh,akurat dan sempurna.
Etos kerja adalah semangat kerja yang dimiliki seseorang atau golongan
social terhadap suatu pekerjaan. Etos kerja dalam Islam yakni cara pandang
seseorang yang diyakini seorang muslim bahwa bekerja semata-mata tidak hanya
memuliakan dirinya sendiri melainkan mainfestasi amal yang saleh. Etos kerja
merupakan totalitas seseorang dalam memandang serta meyakini akan
memberikan sesuatu yang bermakna untuk bekerja dalam meraih amal. Bekerja
merupakan identitas seseorang sehingga dalam bekerja harus didasari dengan
tauhid bukan sekedar dengan fitrah manusia seorang muslim, melainkan sekaligus
meninggalkan martabat dirinya dimata Allah swt.
Untuk menilai seseorang ada empat tolak ukur yang bisa digunakan untuk
menilai seseorang memiliki semangat kerja atau tidak.
3
ٍ ََأَلنَ يَْأ ُخ ُذ َأ َح ُد ُك ْم َأحْ بُلَهُ فَيَاْتِي ْال َجبَ َل فَيَ ِج ْيَئ بِ ُخ ْز َم ِة َحط
ب َعلَى ظَه ِْر ِه فَيَبِ ْي َعهَا فَيَ ْستَ ْغنِ َي بِثَ َمنِهَا خَ ْي ٌرلَهُ ِم ْن َأ ْن
ُاس َأ ْعطَوْ هُ َأوْ َمنَعُوْ ه َ َّيَ ْسَأ َل الن
Artinya : “Sekiranya salah seorang dari kalian mengambil tali dan membawanya
ke gunung, lalu ia datang dengan membawa satu ikat kayu diatas punggungnya,
kemudian menjualnya hingga dapat memenuhi kebutuhannya adalah lebih baik
daripada meminta-minta manusia, baik mereka memberi ataupun tidak”.(HR.Ibnu
Majah)
e. Tidak pesimis.
4
g. Memulai pekerjaan dengan basmallah dan diakhiri dengan hamdalah.
Etos kerja dapat kita lihat dalam kehidupan pribadi sehari-hari. Karakteristik etos
kerja yang tinggi dan rendah dapat dibagi dua, yaitu:
5
4. Mau berubah
Etos Kerja bagi seorang muslim memberi sejumlah manfaat antara lain sebagai
berikut:
● Etos Kerja bagi muslim bukan sekedar jalan kesuksesan duniawi namun juga
sebagai jalan untuk menggapai ridha Allah.
V. Etika Kerja
e. Pekerja tidak cukup hanya memgang teguh sifat Amanah, kuat dan kreati
serta bertaqwa tetapi dia juga mengerti dan benar-benar menguasai
pekerjaannya. Tanpa professionalism suatu pekerjaan akan mengalami
kerusakan dan kebangkrutan juga menyebabkan menurunnya produktivitas
bahkan sampai kepada kesemrautan manajemen serta kerusakan alat-alat
produksi.
Menurut Riwayat Al-Baihaqi dalam ‘Syu’bul Iman’ ada empat prinsip etos
kerja yang diajarkan Rasulullah saw. Keempat prinsip itu harus dimiliki kaum
beriman jika ingin menghadap Allah swt, dengan wajah berseri bak bulan
purnama.
6
a. Pertama, bekerja secara halal (thalaba ad-dunya halalan). Halal dari
segi jenis pekerjaan sekaligus cara menjalankannya.
b. Kedua, bekerja demi menjaga diri supaya tidak menjadi beban hidup
orang lain (ta’affufan anal-mas’alah).
ب َأ َح ُد ُك ْم
َ «َأَل ْن يَحْ ت َِط:صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َ ِ قَا َل َرسُو ُل هللا: قَا َل،ُض َي هللاُ َع ْنه ِ يث َأبِي ه َُر ْي َرةَ َر
ُ َح ِد
“Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullah SAW bersabda, jika seorang itu pergi
mencari kayu, lalu diangkat sekat kayu di atas punggungnya (yakni untuk
dijual dipasar) maka itu lebih baik bagimu daripada minta kepada seseorang
baik diberi ataupun ditolak.”
Islam sangat mencela orang yang mampu untuk berusaha dan memiliki badan
yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, melainkan hanya menggantungkan
hidupnya pada orang lain. Misalnya dengan cara meminta- minta. Keadaan
seperti itu sangat tidak sesuai dengan sifat umat islam yang mulia dan
memiliki kekuatan,
Artinya : “Tidak ada yang lebih baik dari usaha seorang laki-laki kecuali dari
hasil tangannya sendiri. Dan apa-apa yang diinfakkan oleh seorng laki-laki
kepada diri,istri,anak dan pembantunya adalah sedekah”.(HR. Ibnu Majah)
7
B. KEPRIBADIAN MUSLIM
Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang
kuat kepada Allah SWT. Dengan ikatan yang kuat dia tidak akan menyimpang
dari jalan dan ketentuan-ketentuanNya. Dengan kebersihan dan kemantapan
aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah.
Kekuatan jasmani berarti seorang muslim harus memiliki daya tahan tubuh
yang prima sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan
fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam
Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad
8
di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan yang lainnya.Karena kekuatan
jasmani juga termasuk hal yang penting, maka Rasulullah SAW bersabda yang
artinya: ” Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yan lemah”.
Salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas). Didalam Islam, tidak ada
satupun perbuatan yang kita lakukan kecuali harus dimulai dengan aktifitas
berpikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan
keilmuan yang luas.
Setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk.
Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat
menuntut adanya kesungguhan. Kesungguhan itu akan ada manakala seseorang
berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri
manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah bersabda yang
artinga: “Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa
nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)” (HR. Hakim).
Waktu mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan RasulNya.
Allah SWT banyak bersumpah di dalam Al-Qur’an dengan menyebut nama waktu
seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya.Oleh karena itu
setiap muslim dituntut untuk pandai mengelola waktu dengan baik sehingga
waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif.Maka diantara yang disinggung
9
oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang
lima perkara yakni, waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum datang sakit, muda
sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.
10
artinya:”Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”
(HR.Qudgy dari Jabir).
Wallahu’alam..
11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Etos kerja adalah semangat kerja yang dimiliki seseorang atau golongan
social terhadap suatu pekerjaan. Dalam Al-qur’an dikenal dengan kata itqon
yang berartiproses pekerjaan yang sungguh-sungguh,akurat dan sempurna.
Prinsip Etos Kerja
Pertama, bekerja secara halal (thalaba ad-dunya halalan). Halal dari segi
jenis pekerjaan sekaligus cara menjalankannya.
Kedua, bekerja demi menjaga diri supaya tidak menjadi beban hidup
orang lain (ta’affufan anal-mas’alah).
Ketiga, bekerja demi mencukupi kebutuhan keluarga (sa’yan ala iyalhi).
Keempat, bekerja untuk meringankan beban hidup tetangga (ta’aththufan
ala jarihi)
10 sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang mukmin adalah sebagai berikut
12
DAFTAR PUSTAKA
13