Prodi : ESY
Semester : III
Dosen Pengampu :
M. AKBAR
NIM : 221610339
NABILLAH
NIM : 221610325
NIM : 221610316
الرحِيم
َّ ِالر ْح َم ِن
َّ ــــــــــــــــم اﷲ
ِ ِب ْس
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan..........................................................................................10
B. Saran...................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keutamaan kerja dalam arti luas menyangkut akan akhlak dalam
pekerjaan. Untuk bisa menimbang bagaimana akhlak seseorang dalam
bekerja sangat tergantung dari cara melihat arti kerja dalam kehidupan,
cara bekerja dan hakikat bekerja. Dalam Islam, iman banyak dikaitkan
dengan amal. Dengan kata lain, kerja yang merupakan bagian dari
amal tak lepas dari kaitan iman seseorang. Idealnya, semakin tinggi
iman itu maka semangat kerjanya juga tidak rendah. Ungkapan iman
sendiri berkaitan tidak hanya dengan hal-hal spiritual tetapi juga
program aksi.
Dalam kehidupan sehari-hari sebagai umat Islam selain
diperintahkan untuk beribadah Allah memerintahkan untuk bekerja
(berusaha). Bekerja merupakan melakukan suatu kegiatan demi
mencapai tujuan, selain mencari rezeki namun juga cita-cita. Dalam
bekerja diwajibkan memilih pekerjaan yang baik dan halal, karena tidak
semua pekerjaan itu diridhai Allah SWT.
Di dalam Al-Qur’an dan Hadist sudah jelas tentang pekerjaan
yang baik dan bagaimana kita memperoleh rezeki dengan cara yang
diridhai Allah SWT. Hal ini sangat penting sekali dibahas, karena
semua orang dunia ini pasti membutuhkan makanan, sandang maupun
papan. Disini pasti manusia berlomba-lomba atau memenuhi
kebutuhannya tersebut dengan bekerja untuk mendapatkan yang
diinginkan sehingga kita juga harus tahu, bahwa semua yang kita
dapatkan semuanya dari Allah SWT dan itu semua hanya titipan Allah
SWT semata. Sebagai umatnya diwajibkan mengembangkannya
dengan baik dan hati-hati. Untuk itu Hadist tentang Kerja ini sangat
diperlukan demi kelangsungan umat sehari-hari.
B. Rumus Masalahan
1. Pengertian keutamaan kerja
2. Hadist utama
3. Hadist penguat
4. Hadis-Hadis Yang Menganjurkan Tentang Bekerja
5. Hadis Yang Berkorelasi Dengan Anjuran Bekerja
BAB II
PEMBAHASAN
1
Johan Arifin, Etika Bisnis Islami, (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm. 19.
2
Ibid., hlm. 20.
Di sisi lain, makna “kasab/bekerja” bagi seorang muslim adalah
suatu upaya yang sungguh-sungguh, dengan mengerahkan seluruh
aset, pikir, dan zikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan
arti dirinya sebagai hamba Allah yang harus menundukkan dunia dan
menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik
(khairuummah) atau dengan kata lain dapat juga kita katakan bahwa
hanya dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya.
Secara umun Kerja berarti pandangan hidup yang khas dari suatu
golongan sosial. Kata kerja berarti usaha, amal, dan apa yang harus
dilakukan (diperbuat) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak,
karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh
individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Kerja dalam arti
pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan manusia,
baik dalam hal materi, intelektual dan fisik, maupun hal-hal
yangberkaitan dengan keduniaan maupun keakhiratan. Berdasarkan
pengertian tersebut dapat dipahamkan bahwa semua usaha manusia
baik yang dilakukan oleh akal, perasaan, maupun perbuatan adalah
termasuk ke dalam kerja.3
B. Hadis Utama
Di dalam suatu hadits dijelaskan tentang sikap keteladanan Rasul
yang paling bersejarah dimana dijelaskan mengenai kebanggaan dalam
bekerja dan semangat Rasul yang berprestasi atas dasar hasil
keringatnya sendiri.4 Status hadis sahih. Sanadnya dari miqdad bin
Madi Karib, ra. Nabi muhammad saw
3
http://ayatdanhadist.blogspot.co.id/ di akses tanggal 13-10-2016 pkl 12.00 wib
4
http://ibnumajjah.com/2015/03/04/perintah-bekerja-dalam-hadits-shohih/13-10-2016 pkl
01.00 wib
Dalam pandangan Islam, bekerja merupakan suatu tugas yang
mulia, yang akan membawa diri seseorang pada posisi terhormat,
bernilai, baik di mata Allah SWT maupun di mata kaumnya. Oleh sebab
itu lah, Islam menegaskan bahwa bekerja merupakan sebuah
kewajiban yang setingkat dengan Ibadah, Orang yang bekerja akan
mendapat pahala sebagaimana orang beribadah. Selain itu manusia di
tuntut untuk berusaha dan bekerja keras serta beramal sholeh didunia
ini tetapi tidak meninggalkan kewajiban beribadah kepada Allah SWT,
karena yang dibawa manusia kelak di akhirat hanyalah ketakwaannya,
ketaatannya dan amal nya kepada Allah SWT bukanlah sebuah
kenikmatan yang diperoleh manusia selama hidupnya di dunia ini,
dimana Rasulullah SAW bersabda: “bekerjalah untuk duniamu seakan
– akan kamu hidup selamanya, dan beribadahlah untuk akhiratmu
seakan – akan kamu mati besok.”5
Dalam ungkapan lain dikatakan juga, “Tangan di atas lebih baik
dari pada tangan di bawah, Memikul kayu lebih mulia dari pada
mengemis, Mukmin yang kuat lebih baik dari pada muslim yang lemah.
Allah menyukai mukmin yang kuat bekerja.”
Dalam hadits ini dijelaskan bahwa lebih baik bekerja dari pada
meminta, sesusah – susahnya mencari kerja setidaknya seorang
muslim haruslah bekerja keras, berusaha untuk mendapatkan sesuatu
yang diinginkannya, dimana sesungguhnya Allah menyukai orang -
orang yang pekerja keras dan Allah tidak menyukai orang - orang yang
malas.
5
http://ayatdanhadist.blogspot.co.id/2015/03/makalah-ayat-dan-hadis.html di akses tanggal 13-
10-2016 pkl 01.20 wib
C. Hadis Penguat
Dan di dalam riwayat lain, Nabi shallallahu alaihi wasallam
bersabda:
يده عمل من أطيب كسبا ً الرجل كسب ما صدقة فهو وخادمه، وولده وأهله نفسه على الرجل نفقأ وما
Artinya : Tidaklah seseorang memperoleh suatu penghasilan yang
lebih baik dari jerih payah tangannya sendiri. Dan tidaklah seseorang
menafkahi dirinya, istrinya, anaknya dan pembantunya melainkan ia
dihitung sebagai shodaqoh.” (HR. Ibnu Majah di dalam As-Sunan, Kitab
At-Tijaroot Bab Al-Hatstsu ‘Ala Al-Makasibi, no.2129. al-Kanani berkata,
‘Sanadnya Hasan’, Lihat Mishbah Az-Zujajah III/5). (Status hadis sahih)
Bekerja bagi setiap orang merupakan satu kebutuhan, tidak hanya
sekedar kewajiban. Hal itu dikarenakan salah satu fitrah yang telah
diberikan oleh Allah SWT kepada manusia adalah bekerja. Bekerja
merupakan salah satu upaya setiap manusia dalam rangka untuk
memenuhi dan mencukupi kebutuhan hidupnya. Baik itu dilakukan guna
memenuhi kebutuhan yang bersifat jasmani, seperti makan, sandang,
maupun papan,
Kesenangan dan lain sebagainya. Tak lupa pula sesungguhnya
hakekat dari bekerja merupakan sarana demi mencukupi kebutuhan
yang bersifat rohani, yaitu untuk lebih meningkatkan kualitas keimanan
dan ketaqwaan terhadap Allah SWT. dan sesungguhnya tujuan utama
dari bekerja tak lain demi mengharapkan ridho dari Allah.
Dalam Islam kita mengetahui bahwa segala amalan apapun yang
kita kerjakan termasuk ibadah, kita bahkan hidup maupun mati kita
hanyalah karena Allah semata. dan kita sendiri juga sering mengatakan
semua amalan dan ibadah kita adalah Lillahi Ta’ala dan ditujukan
sepenuhnya untuk mendapatkan ridho dari-Nya. Dimulai dengan nama
Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Islam juga
mengajarkan dengan jelas bahwa janganlah sekali-kali menghitung
rejeki yang akan kita terima, karena sesungguhnya hal itu adalah
urusan Allah semata-mata.6
D. Hadis-Hadis Yang Menganjurkan Tentang Bekerja
Selain sebagai satu kewajiban, Islam juga memberikan
penghargaan yang sangat mulia bagi para pemeluknya yang dengan
ikhlas bekerja mengharapkan keridhaan Allah SWT. Penghargaan
tersebut adalahsebagaimanadalamriwayat-riwayat haditsberikut :
1) Dengan bekerja, akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT
َمنْ َأمْ َسى َكاالًّ مِنْ َع َم ِل َي ِد ِه َأ ْم َسى َم ْغفُ ْورً ا لَ ُه رواه الطبراني
ِ َقا َل َو َما ُت َك ِّف ُر َها َيا َرس ُْو َل،ُ الَ ُت َك ِّف ُر َها الصَّالةُ َوالَ الصِّيا َ ُم َوالَ ْال َح ُج َوالَ ْالعُمْ َرة،ب لَ ُذ ُن ْوبًا
هللا؟ ُّ ِإنَّ م َِن
ِ الذ ُن ْو
ب ْال َم ِع ْي َش ِة
ِ َقا َ َل ْال ُهم ُْو ُم فِيْ َطل
3) Bekerja dalam bidang yang paling rendah lebih baik daripada meminta-
minta.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari paparan diatas bahwa di dalam islam menganjurkan kita
untuk bekerja guna untuk memenuhi kebutuhan dan meringankan
beban hidup. Bekerja juga termasuk berjihad di jalan Allah. Akan tetapi
tidak meninggalkan kewajiban beribadah kepada Allah swt, karena
yang kita cari di dunia ini bukan hanya materi tetapi pahala yang besar,
amalan yang kita bawa di akhirat nanti.
B. Saran
Sebagai khalifah di bumi ini, kita sebagai manusia dituntut untuk
mencari karunia Allah, memanfaatkan semua yang ada di bumi demi
kemakmuran dan keberlangsungan hidup kita. begitu pula dengan
mencari ilmu, juga bekerja. Dengan bekerja, kita dapat menjadi muslim
yang bermanfaat karena harta dan tenaga kita bagikan kepada saudara
lainnya. Oleh karena itu, bekerja di bidang apapun, asalkan halal, patut
kita laksanakan dengan ikhlas, sepenuh hati, agar bisa menjadi wali
Allah di dunia yang berkontribusi aktif demi kemajuan hidup umat islam.
DAFTAR PUSTAKA
Akh.muwafiksaleh,bekerjadenganhati nurani