Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Demikian makalah ini penulis susun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan
banyak terdapat kekurangan, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Persoalan hidup dan bekerja menurut Islam
B. Rahmat Allah terhadap orang yang rajin bekerja
C. Akhlak dalam berkerja
D. Sikap profesionalisme dalam bekerja
PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
Semua manusia membutuhkan harta supaya bisa memenuhi segala kebutuhan dalam
hidup dan salah satu cara untuk mendapatkan harta tersebut adalah dengan bekerja.
Tanpa adanya usaha, manusia tidak akan mendapatkan apapun untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari. Islam menempatkan bekerja sebagai ibadah untuk
mencari rezeki dari Allah guna menutupi kebutuhan hidupnya. Bekerja untuk
mendapatkan rezeki yang halalan thayiban termasuk ke dalam jihad di jalan Allah yang
nilainya sejajar dengan melaksanakan rukun Islam. Dengan demikian bekerja adalah
ibadah dan menjadi kebutuhan setiap umat manusia. Bekerja yang baik adalah wajib
sifatnya dalam Islam.Sebenarnya kekayaan dalam bentuk materi atau spiritual menjadi
keutamaan dan memiliki nilah lebih jika dibandingkan dengan kemiskinan, akan tetapi
kekayaan dalam bentuk materi sendiri bukan lantas menjadi hal yang paling utama dan
menjadi tujuan akhir hidup manusia. Kekayaan yang diperoleh dengan cara bekerja hanya
menjadi jalan untuk memakmurkan bumi sehingga dalam Al Quran sendiri juga mencela
orang yang hanya bekerja untuk menumpuk harta akan tetapi tidak peduli dengan nasib
lainnya.
Rasulullah, para nabi dan para sahabat adalah para profesional yang memiliki
keahlian dan pekerja keras. Mereka selalu menganjurkan dan menteladani orang lain
untuk mengerjakan hal yang sama. Profesi nabi Idris adalah tukang jahit dan nabi Daud
adalah tukang besi pembuat senjata. Jika kita ingin mencontoh mereka maka yakinkan
diri kita juga telah mempunyai profesi dan semangat bekerja keras. Profesi yang
dikembangkan di lingkungan kita seperti profesi dosen, profesi verifikator keuangan,
profesi ahli hukum, profesi laboran, profesi administratur, profesi supir, dan lainnya
merupakan profesi yang harus kita kerjakan untuk kemaslahatan masyarakat banyak. Satu
langkah setelah meyakini memiliki profesi maka wajib hukumnya kita untuk bekerja
keras. Melengkapi bekerja keras dan profesional adalah praktek bersikap dan berperilaku
mencontoh Rasulullah yaitu bersifat siddiq, fathonah, amanah dan tabligh agar kita
diberikan keselamatan dunia dan akhirat. Sifat siddiq adalah dapat dipercaya dan jujur.
Sifat fathonah adalah harus pintar. Sifat amanah adalah melaksanakan tugas yang
dibebankan dan tabligh adalah mampu melakukan komunikasi yang baik. Wujud dari kita
bekerja selain mendapat rezeki halal adalah pengakuan dari lingkungan atas prestasi kerja
kita. “Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil dan siapa
yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarga maka dia serupa dengan seorang
mujahid di jalan Allah Azza Wajalla (H.R. Ahmad). Allah juga telah menjanjikan kita
mempunyai peluang memperoleh rezeki yang luas asalkan bekerja profesional dan cerdas
melalui etos kerja yang tinggi
2) Rumusan Masalah
1. Apa hakekat dari manusia harus bekerja menurut Islam?
2. Apa rahmat yang akan Allah berikan terhadap orang-orang yang rajin bekerja?
3. Bagaimana standart akhlak yang baik dalam bekerja menurut Islam?
4. Bagaimana standart sikap profesionalisme yang baik dalam bekerja menurut
Islam?
3) Tujuan
1. Mengetahui dan memahami hakekat menjalani persoalan hidup dan keharusan
bekerja menurut Islam.
2. Mengetahui dan memahami rahmat yang akan Allah berikan terhadap orang-
orang yang rajin bekerja.
3. Mengetahui dan memahami standart akhlak yang baik dalam bekerja menurut
Islam.
4. Mengetahui dan memahami standart sikap profesionalisme yang baik dalam
bekerja menurut Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam KBBI bekerja secara etimologi ialah melakukan suatu pekerjaan (perbuatan). Dan
secara terminologi, arti bekerja adalah suatu perbuatan, usaha, tindakan, atau aktivitas
manusia yang dilakukan dengan sengaja untuk memenuhi kebutuhan hidup atau
mencapai suatu tujuan tertentu. Namun secara umum bekerja dalam Islam dapat diartikan
seluruh perbuatan atau usaha manusia baik yang ditujukan untuk dunianya maupun yang
ditujukan untuk akhiratnya.
Bekerja di dalam Islam merupakan sebuah usaha yang dilakukan dengan serius
dengan cara mengerahkan semua pikiran, aset dan juga dzikir untuk memperlihatkan arti
dirinya sebagai hamba Allah yang harus mentaklukkan dunia dan memposisikan dirinya
menjadi bagian masyarakat paling baik.Selain bekerja dinilai sebagai suatu aktivitas yang
menggunakan daya yang dianugerahkan Allah swt. Kepada manusia, secara garis besar,
dianugerahi empat daya pokok. Pertama, daya fisik yang menghasilkan kegiatan fisik dan
keterampilan. Kedua, daya pikir yang mendorong pemiliknya berpikir dan menghasilkan
ilmu pengetahuan. Ketiga, daya kalbu yang menjadikan manusia mampu berhayal,
mengekspresikan keindahan, beriman dan merasa, serta berhubungan dengan Allah, Sang
Pencipta. Dan keempat, daya hidup yang menghasilkan semangat juang, kemampuan
menghadapi tantangan dan menanggulangi kesulitan.
Secara hakiki hukum bekerja di dalam Islam adalah wajib dan bentuk
perwujudtan ibadah yang menjadi bukti pengabdian serta rasa syukur dalam memenuhi
panggilan Ilahi supaya bisa menjadi yang terbaik,sebab bumi sendiri diciptakan sebagai
ujian untuk mereka yang memiliki etos paling baik. “Sesungguhnya Kami telah
menciptakan apa-apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, supaya Kami menguji
mereka siapakah yang terbaik amalnya”. (Al-Kahfi : 7).
Kebudayaan bekerja dalam Islam juga bertumpu pada akhlaqul karimah umat
Islam yang akan menjadikan akhlak untuk sumber energi batin yang treus berkobar dan
membantu setiap langkah kehidupan untuk menuju jalan yang lurus dan semangatnya
adalah minallah, fisabilillah, Illah (dari Allah, dijalan Allah, dan untuk Allah)
Bekerja bagi seorang muslim adalah dalam rangka mendapatkan rezki yang
halal dan memberikan manfa’at yang sebesar-besarnya bagi masyarakat sebagai
ibadahnya kepada
Allah swt. Firman-Nya :“Apabila shalat telah ditunaikan, maka bertebaranlah
kamu dimuka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-
banyaknya agar kamu beruntung” (al-Jmu’ah: 10) Dalam pandangan Islam
bekerja merukapan bagian dari ibadah, maka aplikasi dan implementasinya
perlu diikat dan dilandasi oleh akhlak/etika, yang senantiasa disebut etika
profesi. Etika/akhlaq yang mencerminkan sifat terpuji, yaitu Shiddiq, istiqamah,
futhanah, amanah dan tablig. Dari uraian diatas, dapat difahami,
bahwa seorang muslim yang akan mendapat kasih sayang dari Allah swt adalah
apabila orang itu jauh dari sifat malas, senang melakukan kegiatan-kegiatan
yang bermanfa’at, rajin bekerja, tidak menyia-nyiakan waktu, menyadari bahwa
semua aktifitas yang dilakukan adalah dalam rangka beribadah kepada Allah
Swt.
Agar suatu pekerjaan atau usaha dapat bernilai ibadah, setelah berniat (ihsan dan
jihad) maka landasan akhlak dalam melakukannya adalah suatu keharusan. Hal tersebut
yang disebut etika pekerjaan yang bersifat universal, berlaku sepanjang zaman, baik
dalam jenis pekerjaan ataupun usaha apapun, dalam masyarakat manapun, sehingga tidak
hanya milik umat Islam saja tetapi milik seluruh umat manusia. Dalam Islam, etika
pekerjaan ini terkumpul dalam 5 akhlak pokok:
1. Shiddiq
Shiddiq (Honest) berarti memiliki kejujuran serta selalu melandasi keyakinan, ucapan
dan perbuatan dengan nilai-nilai kebenaran. Tidak ada kontradiksi dan pertentangan
yang disengaja antara ucapan dengan tindakan. Dalam dunia kerja dan usaha,
kejujuran akan tampil dalam bentuk kesungguhan dan ketepatan (mujahadah dan
itqon) berupa ketepatan waktu, janji, pelayanan, laporan, mengakui kelemahan diri
sendiri untuk diperbaiki serta tidak berbohong dan menipu
2. Istiqomah
Istiqomah (Consistency) memiliki arti konsisten, yaitu komsistem dalam nilai-nilai
kebaikan meskipun menghadapi godaan serta tantangan. Istiqomah dalam dunia kerja
akan tampil dalam bentuk kesabaran dan keteguhan sehingga menghasilkan suatu
karya yang optimal. Profesional yang istoqomah akan mendapatkan ketenangan
dalam bekerja dan berkarya sehingga lebih mudah mendapatkan solusi dari persoalan
yang dihadapi
3. Fathonah.
Fathonah (Competency) memiliki arti mengerti, memahami dan menghayati segala
sesuatu yang sudah menjadi tugas dan kewajibannya. Profesional dengan etika
fathonah memiliki kreativiti yang tinggi dan mampu menelurkan innovasi. Kreativiti
dan inovasi tersebut merupakan salah satu bentuk asset manakala profesional tersebut
selalu berusaha menambah pengetahuan dalam berbagai bidang, tidak terbatas dalam
bidang kerja/usahanya saja tetapi dalam lingkup yang lebih luas.
4. Amanah
Amanah (Accountability) memiliki arti bertanggungjawab, yaitu bertanggungjawab
dalam melakukan setiap tugas dan kewajiban yang sudah diamanahkan. Seorang
profesional yang amanah akan memiliki prinsip bahwa setiap jabatan yang
diamanahkan dan setiap tugasan yang diberikan kepadanya nantinya akan
dipertanggungjawabkan tidak hanya kepada atasan atau pemegang saham perusahaan
tetapi juga kepada Allah SWT kelak
5. Tabligh.
Tabligh (Teach by Role Model) memiliki arti memberi penyampaian sekaligus
mengajak lingkungan kerjanya (peer group dan subordinate) dalam melaksanakan
tugas selalu mempraktikkan nilai-nilai kebenaran. Profesional yang bertabligh dengan
cara memberikan contoh yang baik ini akan membentuk suatu pasukan yang solid
dibawah koordinasinya.
Adapun adab dan etika dalam bekerja dalam islam, diantaranya yaitu meliputi:
a) Bekerja dengan ikhlas hanya karena Allah SWT.
Dalam melakukan segala sesuatu baik bekerja lainnya harus didahului dengan adanya
niat, karena bekerja merupakan kewajiban dari Allah SWT yang harus dilakukan oleh
setiap hamba. Dengan bekerja, manusia dapat menunikan kewajiban-kewajiban islam
seperti zkat, infaq, shadaqah, dan lain sebagainya.
Orang yang memiliki serta menghayati akhlak dalam bekerja memiliki ciri-ciri:
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, M. (2018). Konsep Profesionalisme Terhadap Pekerjaan dalam Perspektif Islam.
Proceedings of the 5th International Conference on Management and Muamalah,
2018(ICoMM), 59–73.
Hasibuan, A. (2017). Etika Profesi Profesionalesme Kerja. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Adam, Z., & Kassim, F. (2008). Kemahiran kerja berpasukan: Etika dalam pekerjaan dari
perspektif Islam. In Seminar Kemahiran Kebangsaan Kemahiran Insaniah Dan Kesejahteraan
Sosial (pp. 18-19).
Pulungan,S.(2014). ETOS KERJA DAN ETIKA PROFESI DALAM PANDANGAN ISLAM. WAHANA INOVASI
VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN : 2089-8592