Anda di halaman 1dari 5

BEKERJA DALAM ISLAM

Oleh : INDRA YOGA PRATAMA

Program manajemen STIE MBI Depok

NIM 22010171

1. Bekerja professional dan cerdas menurut islam

Islam menempatkan bekerja sebagai ibadah untuk mencari rezeki dari Allah guna
menutupi kebutuhan hidupnya. Bekerja untuk mendapatkan rezeki yang halalan
thayiban termasuk kedalam jihad di jalan Allah yang nilainya sejajar dengan
melaksanakan rukun Islam.

Dengan demikian bekerja adalah ibadah dan menjadi kebutuhan setiap umat
manusia. Bekerja yang baik adalah wajib sifatnya dalam Islam. Rasulullah, para nabi
dan para sahabat adalah para profesional yang memiliki keahlian dan pekerja keras.
Mereka selalu menganjurkan dan menteladani orang lain untuk mengerjakan hal
yang sama. Profesi nabi Idris adalah tukang jahit dan nabi Daud adalah tukang besi
pembuat senjata. Jika kita ingin mencontoh mereka maka yakinkan diri kita juga
telah mempunyai profesi dan semangat bekerja keras.

Profesi yang dikembangkan di lingkungan kita seperti profesi dosen, profesi


verifikator keuangan, profesi ahli hukum, profesi laboran, profesi administratur,
profesi supir, dan lainnya merupakan profesi yang harus kita kerjakan untuk
kemaslahatan masyakat banyak. Satu langkah setelah meyakini memiliki profesi
maka wajib hukumnya kita untuk bekerja keras. InsyaAllah kita akan dilimpahkan
rezeki yang halal sekaligus pahala atas ibadah pekerjaan yang kita lakukan.

Melengkapi bekerja keras dan profesional adalah praktek bersikap dan


berperilaku mencontoh Rasulullah yaitu bersifat siddiq, fathonah, amanah dan
tabligh agar kita diberikan keselamatan dunia dan akhirat. Sifat siddiq adalah dapat
dipercaya dan jujur. Sifat fathonah adalah harus pintar. Sifat amanah adalah
melaksanakan tugas yang dibebankan dan tabligh adalah mampu melakukan
komunikasi yang baik.
Wujud dari kita bekerja selain mendapat rezeki halal adalah pengakuan dari
lingkungan atas prestasi kerja kita. “Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang
berkarya dan terampil dan siapa yang bersusah payah mencari nafkah untuk
keluarga maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza Wajalla (H.R.
Ahmad).

Allah juga telah menjanjikan kita mempunyai peluang memperoleh rezeki yang
luas asalkan bekerja profesional dan cerdas melalui etos kerja yang tinggi. Islam
telah mengajarkan bagaimana mempraktekan etos kerja yang tinggi. Ada 4 (empat)
prinsip etos kerja tinggi yang diajarkan Rasulullah seperti diriwayatkan oleh Al-
Baihaqi dalam “syu’bul Iman”.

Pertama, bekerja secara halal. Syukur Alhamdulillah kita telah memiliki pekerjaan
yang terkategorikan halal yaitu melaksanakan layanan pendidikan untuk
masyarakat. Kedua, kita bekerja demi menjaga diri supaya tidak menjadi beban
hidup orang lain apalagi menjadi benalu bagi orang lain. Makna terdalam adalah kita
dilarang untuk bersifat selalu meminta imbalan diluar kemampuan lembaga tempat
kita bekerja. Ketiga, bekerja demi mencukupi kebutuhan keluarga. Tegasnya
seseorang harus mengatur rezeki yang diperoleh hasil dari memerah keringat untuk
mencukupi kebutuhan hidup keluarganya dengan menghindarkan perilaku boros.
Keempat, bekerja untuk meringankan hidup tetangga. Artinya kita setelah
memperoleh rezeki tidak boleh egois dan harus peduli untuk meringankan kesulitan
ekonomi tetangga kita.

Bekerja secara cerdas juga memerlukan tambahan energi yang datang dari ridha
Allah melalui doa untuk para kerabat kerja dan untuk lembaga kerja kita sendiri.
Tahukah kita akan sosok Fatimah puteri Rasulullah yang selalu rela untuk
mementingkan mendoakan orang lain dibandingkan diri dan keluaganya sendiri.
Apakah kita pernah mendoakan pemimpin, kerabat kerja dan orang yang dekat
dengan kita? Doa yang dilakukan dan jika malaikat mendengar maka merekapun
akan mendoakan kita yang mendoakan orang lain tersebut, seperti diriwayatkan oleh
HR. Muslim dan Abu Dawud,

“Apabila salah seorang mendoakan saudaranya sesama muslim tanpa diketahui oleh
orang yang didoakan tersebut maka para malaikat berkata ‘Amin, semoga engkau
memperoleh sebagaimana yang engkau doakan itu’.
Mengukir prestasi kerja, memperoleh rezeki yang berkah serta mendoakan
kemajuan lembaga InsyaAllah menjadikan kehidupan kita akan lebih baik lagi.
“Allah menjadikan untuk kamu rumah-rumah kamu sebagai tempat ketenangan.”
(an-Nahl: 80).

2. Tujuan bekerja dalam islam dan hukumnya bagi umat islam

Dalam Islam, rezeki memang menjadi urusan Allah dan sebagai hamba-Nya, umat
manusia diwajibkan untuk selalu berusaha sekuat tenaga untuk mencari rezeki yang
halal. Bekerja merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakukan setiap orang. Hal
ini sebagaimana yang telah disebutkan dalam salah satu surah Alquran, artinya:

"Makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih.
Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Mu’minun
[23]: 51)

Bekerja bukan hanya semata-mata mencari uang untuk makan. Lebih dari itu,
bekerja dalam Islam memiliki beberapa tujuan, antara lain:

Beribadah
Salah satu tujuan bekerja dalam Islam adalah beribadah. Bekerja untuk
mendapatkan rezeki yang halalan thayiban termasuk jihad di jalan Allah SWT.
Bekerja dalam Islam memiliki nilai yang sejajar dengan melaksanakan rukun Islam.

Dengan demikian, maka bekerja adalah ibadah dan menjadi kebutuhan setiap umat
manusia. Rasulullah SAW sendiri mengajarkan umatnya untuk selalu bekerja keras
dan memiliki etos kerja yang tinggi. Hal ini yang kemudian sebaiknya dilakukan
umat muslim saat bekerja.

Tujuan bekerja dalam Islam selanjutnya, yaitu mendapatkan rezeki yang halal. Allah
menjanjikan kepada manusia akan memberikan rezeki yang halal asalkan mau
bekerja secara profesional dan cerdas melalui etos kerja tinggi. Hal ini sebagaimana
yang telah disebutkan dalam salah satu hadis, artinya:

“Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil dan siapa yang
bersusah payah mencari nafkah untuk keluarga maka dia serupa dengan seorang
mujahid di jalan Allah Azza Wajalla (H.R. Ahmad).

Menghapus Dosa
Dalam Islam, mencari nafkah yang halal adalah sebuah kewajiban. Sebab, bekerja
menjadi salah satu amalan yang dapat menghapus dosa.

Dikutip dari NU Online, sebagian dosa tidak bisa dihapuskan dengan sedekah,
istighfar, atau wiridan. Namun, yang dapat menghapus dosa adalah mencari rezeki
halal.

Kebaikan Sosial
Tujuan bekerja dalam Islam lainnya, yaitu mencari kebaikan sosial. Setiap muslim
yang bekerja, dapat membantu saudara-saudara yang membutuhkan pertolongan
dengan cara bersedekah.

Maka dari itu, ibadah bukan berarti harus datang ke masjid, menghadiri pengajian,
dan lainnya. Dengan bekerja mencari rezeki yang halal, setiap muslim dapat
meringankan fakir miskin, membangun masjid, pondok pesantren, dan amal saleh
lainnya.

 Kenali juga hukum bekerja bagi umat muslim. Islam merupakan salah satu agama
yang menganjurkan manusia untuk bekerja. Islam sangat membenci pengangguran
dan menyukai orang-orang yang mau bekerja keras. Secara fiqih, bekerja mencari
nafkah adalah wajib, sedangkan berpangku tangan hukumnya adalah haram.

Seseorang yang menganggur, berarti tidak memanfaatkan anugerah yang telah


diberikan Allah SWT. Pasalnya, secara fitrah, manusia adalah makhluk sempurna
yang memiliki beragam potensi. Anjuran untuk bekerja ini sebagaimana yang
disebutkan dalam sebuah hadis, artinya:

"Bekerja mencari yang halal itu suatu kewajiban sesudah kewajiban beribadah." (HR.
Thabrani dan Baihaqi)

Islam memerintahkan umat manusia untuk memiliki etos kerja tinggi. Sebaliknya,
Islam membenci orang-orang yang malas dan tidak mau bekerja. Hal ini
sebagaimana yang tertuang dalam hadis berikut:

"Sungguh aku marah kepada orang yang nganggur, yang tidak melakukan amal
dunia maupun amal akhirat" (HR. at-Thabrani)

Daftar Pustaka

( https://www.unpad.ac.id/rubrik/bekerja-profesional-dan-cerdas-
menurut-islam/#:~:text=Islam%20menempatkan%20bekerja
%20sebagai%20ibadah,sejajar%20dengan%20melaksanakan%20rukun
%20Islam, Kantor komunikasi Publik. 29 Januari 2023 )

( https://www.merdeka.com/jateng/tujuan-bekerja-dalam-islam-lengkap-beserta-
hukumnya-kln.html ,Jevi Nugraha. 29 Januari 2023 )

Anda mungkin juga menyukai