berkerja juga menjadi daya picu saat bekerja. Setiap orang pastinya memiliki
etos kerja. Entah dari semangatnya, hobinya, passionnya sendiri. Etos Kerja
biasanya banyak terlihat ketika mereka mengerjakan sesuatu karena sukarela
atau sesuai dengan passion kerja mereka. Maka dari itu banyak yang memilih
sebuah perkerjaan dengan menentukan hobi juga kenyamanannya dalam
menjalankan kerjanya nanti.
Etos berasal dari bahasa Yunani yang berarti sikap, kepribadian atau juga
bermakna watak. Dari kata ini melahirkan kata etika atau etiket, sehubungan
dengan hal ini Toto Tasmara menjelaskan:
Kata etos (ethos), berasal dari bahasa yunani yang berarti sikap, kepribadian,
watak, karakter. Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta
sistim nilai yang diyakininya. Dari kata etos dikenal pula kata etika, etiket, yang
terkandung makna semangat yang kuat untuk mengerjakan sesuatu secara
optimal, lebih baik dan optimal dengan menghindari segala kerusakan, sehingga
setiap pekerjaan yang dilakukannya akan diarahkan untuk mengurangi bahkan
menghilangkan cacat dari hasil pekerjaannya. Sikap ini dalam islam dikenal
dengan istilah ihsan.
Dari penjelasan tersebut tersirat makna bahwa Etos berkaitan dengan nilai
kejiwaan seseorang. Oleh karena itu seorang muslim harus mengisinya dengan
kebiasaan kebiasaan yang positif, sehingga akan mencerminkan kepribadiannya
sebagai seorang muslim yang pekerjaannya akan mengarah pada hasil yang
baik dan sempurna.(Sunardi, n.d.)
Nilai-nilai etos kerja dalam ekonomi Islam perlu diterapkan pada semua aspek
kehidupan sosial ekonomi, sehingga dengan nilai-nilai itu diharapkan akan
membawa manusia pada satu kesadaran religious, yang akibatnya dapat
mendekatkan manusia pada Allah swt semata. Semua hasil kerjanya hanya
diserahkan kepada-Nya untuk menilai-Nya sebagai faktor ibadah semata.
Dalam mewujudkan Etos Kerja, alangkah baiknya semua pihak yang terkait
memahami mengenai faktor-faktor harus diperhatikan. Bahu membahu dalam
memperbaiki dan menjaga hubungan dengan sesama manusia dan alam sekitar
1
sehingga melahirkan kesejahteraan, kebahagian dan keselamatan didunia dan
akhirat.(3425-Article Text-10948-1-10-20230117, n.d.)
Sikap hidup orang yang memiliki etos kerja yang islami akan mencerminkan
aqidahnya diantaranya sebagai berikut :
karena dia memiliki keyakinan bahwa Allah adalah dzat yang maha melihat
terhadap
muslim tidak perlu adanya pengawasan dari manusia ketika diamanati untuk
berfirman dalam surat al-Ahzab ayat 52 “Dan adalah Allah maha mengawasi
segala sesuatu”. (al-Ahzab : 52)
baginya bekerja adalah amanat yang wajib di tunaikan. Allah berfirman dalam
surat
3. Akan selalu bertanggung jawab, yakni satu sikap yang ingin menunaikan
segala
2
aktivitasnya dengan sebaik baiknya, karena hasilnya harus dipertanggung
jawabkan.
kelak. Allah berfirman : “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah
diperbuatnya”. (al-Muddatstsir : 38)
4. Senantiasa ikhlas. Seorang muslim yang memiliki etos kerja islami, dia bekerja
bukan kerena ingin menumpuk kekayaan, tapi dia melakukannya semata mata
karena Allah, dia bekerja karena ada keyakinan bekerja adalah kewajiban dari
Allah yang wajib ditunaikan, dan meninggalkannya adalah berdosa. Karena yang
menjadi orientasi bekerjanya adalah Allah maka dia akan bekerja sebaik mungkin
agar mendapat ridha dari Allah. Menurut Toto Tasmara, orang yang ikhlas
(mukhlis) dalam bekerja adalah mereka yang melaksanakan tugasnya secara
profesional tanpa motivasi lain, kecuali bahwa pekerjaan itu merupakan amanat
yang harus ditunaikan dengan sebaik baiknya. Allah berfirman : artinya : “Kecuali
orang orang yang bertaubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh
pada agama Allah dan tulus ikhlas mengerjakan agama karena Allah. Maka
mereka itu adalah bersama sama orang yang beriman dan kelak Allah akan
memberikan kepada orang orang yang beriman pahala yang besar. (an-Nisa
:146)(Sunardi, n.d.)
Karena bekerja dalam Islam termasuk ibadah, maka mulailah setiap pekerjaan
dengan basmalah, sebagai tanda mohon perkenan, dan pertolongan Allah dalam
kelancaran bekerja, dan akhiri dengan hamdalah sebagai tanda syukur kepada-
3
Nya. “Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memaklumkan : Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kami
mengingkari (ni’matKu), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih. (QS. Ibrahim
: 7) Bekerja tentu saja mendatangkan rizki atau harta. Ajaran islam ternyata tidak
hanya memerintahkan ummat mencari rizki, tetapi juga ajaran islam mengajarkan
bagaimana memanfaatkan harta tersebut. Islam mengajarkan agar harta yang
diperolah digunakan dijalan Allah, hanya untuk hal-hal yang diridhai-Nya, seperti
menafkahi diri dan keluarga, membayar zakatnya, menyedekahkannya untuk
kaum dhuafa, serta menginfakkannya untuk kepentingan agama dan umat
Islam(Sunardi, n.d.)
4
Menurut Nurcholish Madjid, etos kerja dalam Islam adalah hasil suatu
kepercayaan seorang Muslim, bahwa kerja mempunyai kaitan dengan tujuan
hidupnya, yaitu memperoleh perkenan Allah Swt. Berkaitan dengan ini, penting
untuk ditegaskan bahwa pada dasarnya, Islam adalah agama amal atau kerja
(praxis). Inti ajarannya ialah bahwa hamba mendekati dan berusaha memperoleh
ridha Allah melalui kerja atau amal saleh, dan dengan memurnikan sikap
penyembahan hanya kepada-Nya.(228453677, n.d.)
Etos kerja adalah bagian dari proses eksistensi diri manusia dalam lapangan
kehidupannya yang amat luas dan kompleks. Allah telah menciptakan manusia
dan menetapkannya sebagai khalifah di atas muka bumi untuk menjadi wakilnya
dalam pemakmuran bumi. Pemakmuran bumi tersebut hanya dapat terwujud
melalui etos kerja yang baik. Allah telah berfirman dalam Q. S. al-Jumu’ah, 62: 9-
10:
5
َ ضر ِﱠبا
» :طﳋا ِنْب َ َر ُمع ْنَع ىلَص ﱡ ِ ﱠ
َ ُ ْهن َع ُﱠهلال َ ِي، ل َاَق: ﱯنال َالَق سو ه ِ ُْيَلَع ُﷲا ﱠ
َ َم ﱠَل
ُ اَهُـب ِي، ا َ ُهحِ ْكنَـي ٍة َأر َ ُْما ِ َوأ، ﱃإ ُ ُهت َْر ِج َهف
«صي ِ َ ه ِ ُْيَ ِل َ َرجاَه اَم
Niat adalah maksud atau tujuan dalam melakukan suatu pekerjaan. Niat
merupakan hal yang paling mendasar ketika seseorang akan mengerjakan
sesuatu. Apa yang akan didapat oleh seseorang sesuai dengan apa yang
diniatkan dalam dirinya. Daud mengatakan niat adalah setengah Islam karena
Islam terdiri atas dua aspek yaitu aspek lahir dan batin. Aspek lahir adalah
perbuatan dan aspek batin adalah niat. Sementara asy-Syafi’i menyatakan niat
adalah sepertiga Islam karena perbuatan seorang hamba terdiri atas tiga
aktivitas yaitu aktivitas hati, aktivitas lisan, dan aktivitas anggota
badan.(Nasution, 2017)
1. Kinerja Karyawan yang Lebih Produktif : Memiliki perilaku yang positif tentu
saja akan mendorong kinerja karyawan untuk menjadi lebih produktif. Karyawan
yang memiliki etos kerja akan berusaha untuk memaksimalkan kinerjanya agar
dapat berpengaruh bagi kesuksesan perusahaan. Karyawan yang seperti ini
akan terlihat dari bagaimana mereka mengerjakan seluruh tugas secara tepat
waktu atau bahkan hampir tidak pernah telat (Indrasari, 2017: 19).
6
Mereka tidak akan mengerjakan sesuatu secara setengah-setengah. Dengan
demikian, Anda dapat memberikan kesempatan bagi mereka untuk dapat meraih
jenjang karir ke tahap selanjutnya (Azhari 2020: 48).
3. Memiliki Wawasan yang Luas : Seseorang yang memiliki etos kerja yang tinggi
biasanya juga memiliki wawasan yang luas. Hal ini dikarenakan mereka ingin
terus mengembangkan diri dengan pengetahuan ataupun meningkatkan potensi
dalam diri seperti skill. Dengan wawasan yang mereka miliki, bukan tidak
mungkin karyawan tersebut mampu memberikan ide-ide yang dapat membangun
perusahaan Anda agar menjadi lebih baik lagi (Sastrawan, 2020: 98).
4. Mengemban Tanggung Jawab dengan Baik : Etos kerja dalam diri karyawan
dapat terlihat dari bagaimana mereka menjalankan seluruh tanggung jawab yang
telah didelegasikan oleh perusahaan dengan baik. Anda bahkan dapat
mempercayakan tanggung jawab yang besar sekalipun kepada karyawan yang
memiliki etos kerja yang tinggi (Desi, 2019: 58).
Seseorang yang memiliki dan menjalani etos kerja sesuai ajaran Islam dapat
dilihat dalam sikap dan perilakunya berdasarkan gagasan yang sama sekali
mendalam bahwa lukisan adalah bentuk pemujaan, nama dan perintah Tuhan
dengan maksud untuk memuliakannya, memanusiakan dirinya sebagai bagian
dari orang yang dipilih. Beberapa
7
a. Kecanduan Terhadap Waktu
b. Ikhlas
c. Jujur
d. Berkomitmen
e. Konsisten
f. Disiplin
g. Bertanggung jawab
KHI = T, AS (M,A,R,A)
T = Tauhid
AS = Amal Shaleh
M= Motivasi
A = Action, Actualization.
Dari rumusan di atas, Toto mendefinisikan etos kerja dalam Islam (bagi kaum
Muslim) adalah: “Cara pandang yang diyakini seorang Muslim bahwa bekerja itu
bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakkan kemanusiaannya, tetapi
juga sebagai suatu manifestasi dari amal shaleh dan oleh karenanya mempunyai
nilai ibadah yang sangat luhur.”(Kirom, 2018)
Impelementasi etos kerja islam adalah setiap pribadi muslim mampu dan
memiliki etos kerja yang sesuai dengan tuntunan al quran dan al-hadist,
sehingga ia menjadi pribadi yang profesional, handal dan produktif. disebutkan
8
dalam Buku yang berjudul Membudayakan Etos Kerja Islami karangan Toto
Tasmara, bahwa dalam al-Qur’an banyak kita temui ayat tentang kerja
seluruhnya berjumlah 602 kata, bentuknya:
1. Kita temukan 22 kata ‘amilu (bekerja) di antaranya di dalam surat al- Baqarah:
62, an-Nahl: 97, dan al-Mukmin: 40.
2. Kata ‘amal (perbuatan) kita temui sebanyak 17 kali, di antaranya surat Hud:
46, dan al-Fathir: 10.
4. Kata Ta’malun dan Ya’malun seperti dalam surat al-Ahqaf: 90 dan surat Hud:
92.
6. Terdapat 27 kata ya’mal, ‘amiluun, ‘amilahu, ta’mal, a’malu seperti dalam surat
al-Zalzalah: 7, Yasin: 35, dan al-Ahzab: 31.
Islam tidak meminta penganutnya sekedar bekerja, tetapi juga meminta agar
mereka bekerja dengan tekun dan baik yakni dapat menyelesaikannya dengan
sempurna. Untuk mencapai ketekunan dalam bekerja, salah satu pondasinya
adalah amanah dan ikhlas dan berusaha semaksimal mungkin dengan prinsip
melakukan yang terbaik dan bertawakkal serta dibentengi oleh etika mulia dan
hanya berharap mendapatkan keberkahan Allah swt. atas usaha yang
dilakukannya di dunia dan kelak di akhirat mendapat ganjaran pahala. (Yusuf
Qardawi,1997:164)
9
Sedangkan menurut Toto Tasmara dalam bukunya etos kerja pribadi muslim ada
14 karakter etos kerja seorang muslim,(Toto Tasmara, 1995:61) karakter sersebut
adalah:
Manusia adalah khalifah di bumi, dan pemimpin berarti mengambil peran secara
aktif untuk mempengaruhi orang lain, agar orang lain tersebut dapat berbuat baik
sesuai keinginanya. Sekaligus kepemimpinan berarti kemampuan untuk
mengambil posisi sekaligus memainkan peran (role), sehingga kehadiran dirinya
memberikan pengaruh pada lingkunganya. Seorang pemimpin adalah seseorang
yang mempunyai personalitas tinggi. Dia larut dalam keyakinanya tetapi tidak
segan untuk menerima kritik, bahkan mengikuti yang terbaik
2. Selalu berhitung
3. Menghargai waktu
Kita sangat hafal dengan ayat al-quran tentang makna dan pentingnya waktu,
sebagaimana dalam surat al-ash ayat 1-3. Waktu adalah rahmat yang tiada
terhitung nilainya, dan konsekwensi logisnya adalah menjadikan waktu sebagai
wadah produktivitas. Ada semacam bisikan dalam jiwa jangan lewatkan sedetik
pun kehidupan ini tanpa memberi arti. Ajaran islam adalah ajaran yang riil, bukan
sebagai ajaran yang mengawang-ngawang, bukan pula bahan konsumsi diskusi
konsep lapuk di atas meja seminar. Tetapi dia merupakan ayat-ayat amaliyah,
suatu agama yang menuntut pengamalan ayat –ayat dalam bentuk yang
senyata-nyatanya, melalui gerakan bil haal. Oleh sebab itulah disadari oleh
setiap muslim bahwa memang apa yang akan di raih pada waktu yang akan
10
datang ditentukan oleh caranya mengada pada hari ini what we are going
tomorrow we are becoming today.
Hidup berhemat dan efisien adalah dua sifat yang bagus bagi seorang muslim,
orang yang berhemat adalah orang yang mempunyai pandangan jauh kedepan
(future outlook), bukan hemat selalu di identikkan dengan menumpuk harta
kekayaan, sedangkan orang yang efisien di dalam mengelola setiap resources
yang di milikinya, dia menjauhkan dari sifat yang tidak produktif dan mubazir.
Semangat bertanding merupakan sisi lain bagi seorang muslim yang tangguh,
melalui lapangan kebajikan dan meraih prestasi. Harus disadari dengan penuh
keyakinan yang mendalam bahwa keuletan dan kegigihan adalah fitrah diri setiap
pribadi manusia, sehingga sikap malas dan kehilangan semangat berkompetisi
adalah kondisi melawan fitrah kemanusianya, dan menghianati misi sebagai
seorang khalifah di dunia ini.
11
8. Memiliki kemandirian (independent)
Setiap pribadi muslim diajarkan untuk mampu membaca environment dari yang
mikro (dirinya sendiri) sampai pada yang makro (universe) dan bahkan
memasuki ruang yang lebih hakiki yaitu metafisik. Dari rasa haus keilmuan ini
akan menimbulkan sifat kritis, semangat membara dan selalu belajar lebih baik.
Menjaga kesehatan badan adalah salah satu cara untuk menjaga kekuatan,
karena semangat yang membara juga membutuhkan tubuh yang sehat dan kuat.
Etos kerja pribadi muslim adalah etos yang sangat erat kaitanya dengan cara
dirinya memelihara kebugaran dan kesegaran jasmaninya. Dalam Alquran
banyak ditemukan ayat tentang perintah menjaga makanan, bahkan bukan
12
hanya sekedar yang halal tapi juga bervitamin yang akan memberikan asupan
gizi bagi tubuh manusia.
Kualitas silaturahim, yang dinyatakan dalam bentuk sambung rasa yang dinamis
dapat memberikan dampak yang sangat luas. Apalagi dunia bisnis adalah dunia
relasi sebuah jaringan yang membutuhkan lebih banyak informasi dan
komunikasi. Sebab itu tidak ada alasan sedikitpun bagi seorang muslim untuk
mengisolasi diri dari tatanan sosial.(Kirom, 2018)
1. Efisien
2. Rajin
3. Teratur
4. Disiplin atau tepat waktu
5. Hemat
6. Jujur dan teliti
7. Rasional dalam mengambil keputusan dan tindakan
13
8. Bersedia menerima perubahan
9. Gesit dalam memanfaatkan kesempatan
10. Energik
11. Ketulusan dan percaya diri
12. Mampu bekerja sama dan,
13. Mempunyai visi yang jauh ke depan.(Kirom, 2018)
Menurut Nurcholish Madjid, etos kerja dalam Islam adalah hasil suatu
kepercayaan seorang Muslim, bahwa kerja mempunyai kaitan dengan tujuan
hidupnya, yaitu memperoleh perkenan Allah Swt. Berkaitan dengan ini, penting
untuk ditegaskan bahwa pada dasarnya, Islam adalah agama amal atau kerja
(praxis). Inti ajarannya ialah bahwa hamba mendekati dan berusaha memperoleh
ridha Allah melalui kerja atau amal saleh, dan dengan memurnikan sikap
penyembahan hanya kepada-Nya.(Kirom, 2018)
14
DAFTAR PUSTAKA
15