PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etos kerja dalam arti luas menyangkut akan akhlak dalam pekerjaan. Untuk bisa menimbang
bagaimana akhlak seseorang dalam bekerja sangat tergantung dari cara melihat arti kerja dalam
kehidupan, cara bekerja dan hakikat bekerja. Dalam Islam, iman banyak dikaitkan dengan amal.
Dengan kata lain, kerja yang merupakan bagian dari amal tak lepas dari kaitan iman seseorang.
Idealnya, semakin tinggi iman itu maka semangat kerjanya juga tidak rendah. Ungkapan iman
sendiri berkaitan tidak hanya dengan hal-hal spiritual tetapi juga program aksi.
Sebenarnya umat Islam termasuk beruntung karena semua pedoman dan panduan sudah
terkodifikasi. Kini tinggal bagaiman menterjemahkan dan mengapresiasikannya dalam kegiatan
harian, mingguan dan bulanan. Jika kita pandang dari sudut bahwa tujuan hidup itu mencari
Ridha Allah SWT maka apapun yang dikerjakannya, apakah di rumah, di kantor, di ruang kelas,
di perpustakaan, di ruang penelitian ataupun dalam kegiatan kemasyarakatan, takkan lepas dari
kerangka tersebut. Artinya, setiap pekerjaan yang kita lakukan, dilaksanakan dengan sadar dalam
kerangka pencapaian Ridha Allah. Cara melihat seperti ini akan memberi dampak, misalnya,
dalam kesungguhan menghadapi pekerjaan. Jika seseorang sudah meyakini bahwa Allah SWT
sebagai tujuan akhir hidupnya maka apa yang dilakukannya di dunia tak dijalankan dengan
sembarangan. Ia akan mencari kesempurnaan dalam mendekati kepada Al Haq. Ia akan
mengoptimalkan seluruh kapasitas dan kemampuan inderawi yang berada pada dirinya dalam
rangka mengaktualisasikan tujuan kehidupannya. Ini bisa berarti bahwa dalam bekerja ia akan
sungguh-sungguh karena bagi dirinya bekerja tak lain adalah ibadah, pengabdian kepada Yang
Maha Suci. Lebih seksama lagi, ia akan bekerja – dalam bahasa populernya – secara profesional.
Artinya : Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli yang demikian itu lebih
baik bagimu jika kamu Mengetahui. Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu
di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.(Q.S.AL Jumu'ah {62} ayat : 9 - 10 )
Pada ayat yang ke-9 Allah dengan tegas memerintahkan kepada orang-orang yang beriman
apabila diseru untuk melaksanakan sholat jum'at bersegeralah mengingat Allah dan meninggalkan
jual beli. Kita diperbolehkan mengejar mengejar kehidupan duniawi yang disimbulkan degan jual
beli tetapi harus ingat bahwa tujuan hidup manusia hanyalah beribadah kepada Allah.
Al-Qur’an menanamkan kesadaran bahwa dengan bekerja berarti kita merealisasikan fungsi
kehambaan kita kepada Allah, dan menempuh jalan menuju ridha-Nya, mengangkat harga diri,
meningkatkan taraf hidup, dan memberi manfaat kepada sesama, bahkan kepada makhluk lain.
Dengan tertanamnya kesadaran ini, seorang muslim atau muslimah akan berusaha mengisi setiap
ruang dan waktunya hanya dengan aktivitas yang berguna. Berikut kualitas etik kerja :
1. Kerja, aktifitas, ‘amal dalam Islam adalah perwujudan rasa syukur kita kepada nikmat
Allah SWT. (QS. Saba’ [34] : 13)
َ ا ْع َملُوا
َ آل دَا ُوو َد ُش ْكرًا َوقَلِي ٌل ِّم ْن ِعبَا ِد
}13/ي ال َّش ُكو ُر {سبأ
ِ َّاب الن
}201/ار {البقرة ِ ِو ِم ْنهُم~ َّمن يَقُو ُل َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي
َ اآلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ
3. Dua karakter utama yang hendaknya kita miliki: al-qawiyy dan al-amiin. QS. Al-
Qashash [28] : 26
al-amiin, merujuk kepada integrity, satunya kata dengan perbuatan alias jujur,
dapat memegang amanah.
4. Kerja keras. Ciri pekerja keras adalah sikap pantang menyerah; terus mencoba hingga
berhasil. Kita dapat meneladani ibunda Ismail a.s. Sehingga seorang pekerja keras tidak
mengenal kata “gagal” (atau memandang kegagalan sebagai sebuah kesuksesan yang
tertunda)
A. Kesimpulan
Seruan akan etos kerja dalam Islam sebenarnya sudah banyak diungkapkan berbagai ayat Al
Qur’an atau diuraikan hadis. Kini saatnya menyadari makna al ihsan itu sehingga dari kesadaran
yang berdasarkan pengetahuan itu akan lahir sebuah budaya yang melihat pekerjaan sebagai
manifestasi pengabdian kepada Allah SWT.
Jika etos kerja dimaknai dengan semangat kerja, maka etos kerja seorang Muslim bersumber
dari visinya: meraih hasanah fiddun’ya dan hasanah wal al-akhirah.
Jika etos kerja difahami sebagai etika kerja: sekumpulan karakter, sikap, mentalitas kerja,
maka dalam bekerja, seorang Muslim senantiasa menunjukkan kesungguhan-Nya.
http://pustaka.wordpress.com/2007/01/06/48/
http://aljawad.tripod.com/arsipbuletin/etoskerja.htm
www.google.com
www.wikipedia.co.id
Essay