Anda di halaman 1dari 14

Bab 7

MELEJITKAN DIRI dan MEMAKSIMALKAN


POTENSI (KERJA KERAS dan TANGGUNG JAWAB)
Kelompok 1
1. Agus sudrajat
2. Andi gusnabil
3. Anis tri utami
4. Ardika asha m
5. Bagas aprilianto
6. Danu indra
A. Kerja Sama
kerja keras dan tanggung jawab merupakan akhlaqul karimah yang harus
dimiliki setiap muslim agar tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat. Kerja keras adalah melakukan kegiatan secara sungguh- sungguh
tanpa mengenal lelah, tidak akan berhenti sebelum target kerja tercapai,
dan selalu mengutamakan kepuasan hasil pada setiap kegiatanyang sudah
dilakukan.
Kerja keras diartikan juga bekerja secara sungguh-sungguh mencapai
sasaran yang ingin dicapai dengan memanfaatkan waktu seoptimal
mungkin sehingga kadang-kadang tidak mengenal waktu, jarak, atau
kesulitan yang dihadapai. Semua itu, dikarenakan adanya motivasi yang me
nimbulkan semangat berusaha keras, ulet, dan tekun sehingga meraih hasil
yang baik dan maksimal.Islam sangat menekankan umatnya agar bekerja
keras, berusaha dengan penuh kesungguhan baik untuk urusan dunia
apalagi akhirat. Bentuk kerja keras dapat dilakukan dalam segala aspek
kehidupan. Contoh, ketika menuntut ilmu, mencari nafkah, atau saat
menjalankan tugas. Menunggu keajaiban dari langit, bermalas-malasan,
berpangku tangan tanpa berbuat apa-apa, semua itu bukan sikap orang
beriman
. Bekerja keras merupakan syarat utama untuk
memenuhi kebutuhan, baik kebutunan jasmani maupun
kebutuhan rohani. Allah SWT. berfirman sebagai
berikut.
‫َصيبَ َك ِمنَ ال ُّد ْنيَا ۖ َوأَ ْح ِس ْن َك َما‬ِ ‫سن‬ َ ‫ار ْاْل ِخ َرةَ ۖ َو ََل تَ ْن‬َ ‫َّللاُ ال هد‬
‫اك ه‬ َ َ ‫َوا ْبت َ ِغ فِي َما آت‬
َ‫ب ْال ُم ْف ِس ِدين‬
ُّ ‫َّللاَ ََل يُ ِح‬
‫ض ۖ ِإ هن ه‬ِ ‫سا َد فِي ْال َ ْر‬ َ َ‫َّللاُ ِإلَي َْك ۖ َو ََل تَب ِْغ ْالف‬
‫سنَ ه‬َ ‫أ َ ْح‬
Artinya : "Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan
apa yana telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi
janganlah kamu lupakan baaianmu di dunia dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Alah telah
berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kere di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang
berbuat kerusakan" (Q.S. Al-Qaşaş/28: 77)
 1. Perilaku yang Mencerminkan Bekerja Keras
 a. Mengerjakan sesuatu agar diperoleh hasil yang maksimal
lakukan dengan penuh kesungguhan.
 b. Tugas yang sudah menjadi tanggung jawabnya hendaknya
dilakukan dengan sebaik-baiknya
 c. Tudak menunda-nunda tugas, artinya semua tugas selalu
diselesaikan tepat waktu, bahkan sebelum waktunya
 2. Hikmah Bekerja Keras
 a. Dapat mengembangkan kemampuan diri, seperti bakat
yang dimiliki, minat pada sesuatu atau potensi lain yang
dimiliki.
 b. Dapat membentuk diri agar memiliki sikap tanggung jawab
dan disiplin dalam segala aspek kehidupan.
 c. Mampu mengangkat derajat dan martabat sebagai manusia
yang beriman kepada Allah swt. dan Rasul-Nya.
 d. Meningkatkan taraf hidup seorang muslim dalam
kehidupannyasebagai masyarakat.
 e. Mendapat pahala dari Allah swt., karena kerja keras
merupakan bagian dari perilaku akhläqul karimah.
4. Ciri-ciri Sikap Kerja Keras
a. Tekun.
Tekun diartikan dengan rajin dan bersungguh-sungguh.
Cara membiasakan sikap tekun adalah membuat
perencanaan secara matang, kemudian bersungguh-
sungguh terhadap aktivitas yang dilakukan, tidak cepat
putus asa saat menemui kesulitan.Lakukanlah terus
pekerjaan tersebut sehingga mampu mengerjakan
dengan baik
b. Ulet
Ulet diartikan dengan kuat, tidak mudah putus, tidak getas,
tidak rapuh, tidak mudah putus asa dalam mencapai cita-cita
atau keinginan. Cara membiasakan sikap ulet yaitu biasakan
melakukan setiap aktivitas dengan penuh kesungguhan,
memiliki cíta-cita setinggi mungkin, dan kejarlah cita-cita itu
dengan belajar atau bekerja secara serius.

c. Teliti
Teliti diartikan dengan cemat, saksama, dan hati-hati.
Sementara itu, cermat diartikan dengan saksama, teliti,
berhati-hati dalam mengerjakan sesuatu. Cara membiasakan
sikap teliti yaitu menyenangi kerapihan, ketertiban, dan
keteraturan ketika mengerjakan sesuatu, miliki pendirian
yang kuat, dan percaya pada diri sendiri sehingga tidak
mudah terpengaruh orang lain. Sebelum memutuskan suatu,
lakukan pengecekan untuk menghindari kekeliruan.
B. Tanggung Jawab
Tanggung jawab dapat diartikan:
1. Beban kewajiban suatu pekerjaan atau tugas
yang harus dipikul sesuai dengan ketentuan.
2.Sikap seseorang dalam bentuk kesediaan dan
kemauan untuk menyelesaikan kewajiban yang
diterimanya.
1. Tanggung jawab terhadap agama, meliputi:
 Seseorang disebut muslim, jika sudah mengikrarkan
dua kalimat syahadat, sebagai realisasinya, yaitu
sebagai berikut.
a.Meyakini kebenaran lslam
b. Mempelajari agama Islam
c. Mengamalkan ajaran islam
d. Mendakwahkan agama Islam
2. Tanggung jawab terhadap diri sendiri, meliputi:
a. Islam melarang keras perbuatan merusak diri sendiri
sehingga merugikan fisik, moral, dan mental
b. Islam tidak membenarkan seseorang yang
lahiriahnya baik dan terpuji, sementara jiwa dan
batinnya rusak
c.Islam menganjurkan kebahagiaan diri harus diupayakan terlebih
dahulu, baru ke pihak lain dengan taaak meninggalkan tanggung
jawab kepada diri sendiri (QS. At-Tahrim/66: 6).

d. Menyeimbangkan antara memenuhi hak diri dan tanggung


jawab kepada orang lain.

e. Nyawa adalah amanah, karenanya Islam melarang


kerasmembunuh, bunuh diri ataupun menempuh jalan tercela.
3. Tanggung jawab terhadap keluarga, meliputi:
 a. Pemenuhan hak pribadi tidak boleh merugikan
pihak lain, termasuk hak keluarga.

 b. Setiap pribadi yang menjadi bagian dari keluarga,


masing masing memiliki tanggung jawab yang harus
dipenuhi

 c. Tanggung jawab terhadap keluarga, menempati


urutan kedua setelah pemenuhan tanggung jawab
pribadi (95. At-Tahrim/66 6)

 d. Setiap anggota keluarga, mempunyai tujuan yang


sama, yaitu tercapainya keluarga sakinah. (Q.5.
Taha/20: 132)
4. Tanggung jawab terhadap pekerjaan
 Bekerja adalah bagian dari kehidupan. Oleh sebab itu, lslam
mendorong setiap umatnya untuk berusaha keras mencari
nafkah atau bekerja, dan tidak menyetujui pribadi-pribadi
yang malas. Banyak jenis pekerjaan yang didapat secara
halal, asal memenuhi ketentuan:

 a. Melakukan pekerjaan dilandasi dengan tanggung jawab,


ikhlas dan harus disenangi (QS. An-Nisä'/4: 58).

 b. Diusahakan hasil pekerjaan mendekati sempurna.(Q.S.


Al-Maidah/5: 1).

 c. Dilarang bermalas-malasan, karena menjadi sumber


kemiskinan.

 dan kemiskinan menjadi salah satu sumber keburukan.


C. Kaitan Perilaku Kerja Keras, Jujur, Tanggung
Jawab, Adil, dan Toleransi dalam Kehidupan Sehari-
hari
Kerja keras adalah akhlak Islam yang menghiasi kehidupan umat
Islam di masa lalu, namun sudah memudar pada generasi masa kini.
Banyaknya karya- karya monumental yang menghiasi berbagai
perpustakaan besar di dunia adalah bukti nyata dari kerja keras mereka
dalam bidang keilmuan.
Itulah gambaran semangat mereka dalam beramal shalih. Mereka
sangat terinspirasi oleh perintah Allah swt. dalam banyak ayat-Nya dan
sabda sabda Rasulullah saw.; yang merupakan panutan mereka.
"Dan katakanlah: 'Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu,
begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mu'min, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada Kamu apa yang telan kamu kerjakan" (Q.S. At-
Taubah/9: 105)
Ayat tersebut menginspirasi kita bahwa kerja keras harus
dilandasi kejujuran (sidq). Sidq adalah inti dari keimanan. Orang yang
berlaku sangat jujur disebut siddiq. Abu Bakar mendapat julukan As- Siddiq
karena kejujurannya dalam meyakini kerasulan Muhammad saw
terkandung makna kebenaran. Pelaku kejahatan yang jujur, tentu tidak
disebut siddiq.
Jadi, sikap tanggung jawab ditunjukkan dengan cara
berlaku amanah (kejujuran), dan mencederai amanah berarti
berkhianat. Sementara khianat itu sendiri merupakan salah
satu indikator kemunafikan. Implementasi di lapangan,
tanggung jawab dan amanah harus diberikan kepada yang
layak dan memiliki kapabilitas di bidangnya (profesional). Jika
itu dilanggar, yang terjadi adalah kebinasaan dan
kebangkrutan.
".... Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya,
tunggulah kehancurannya" (H.R. Bukhari)
Hadits tersebut mengandung pesan bahwa amanah harus
diberikan Berdasarkan kaidah profesionalitas, yaitu wad'u
syai' fi mahallihi, yang kurang lebih semakna dengan The
right man on the right place. Itulah salah satu makna
keadilan, yaitu menempatkan sesuatu pada tempat
semestinya. Jika menyimpang dari kaidah tersebut, kita
terjebak kedalam tindak kezaliman.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai