Dosen Pengampu:
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta inayahnya kepada
kami atas petunjuknya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tanpa
pertolongannya mungkin kami tidak dapat menyelesaikannya makalah ini dengan baik. Shalawat
sarta salam tidak henti-hentinya kami sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti dan mengamalkan sunnah-
sunnahnya.
Makalah ini di susun oleh kami dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
kami maupun yang datang dari luar. Namun, dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini menjelaskan
tentang NIAT DALAM MENCARI ILMU.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca dan
semoga tulisan ini menjadi amal ibadah bagi kita semua. Walaupun makalah ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. Untuk itu, segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.
(Penulis)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................I
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................4
C. Tujuan.....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................II
A. Simpulan.................................................................................................................13
B. Saran.......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................IV
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam belajar seorang penuntut ilmu harus memiliki niat yang bersih, karna berkahnya
suatu ilmu tergantung pada niat si penuntut ilmu. Dalam menuntut ilmu kita harus memiliki
niat yang bersih karna segala sesuatu tergantung dari niat sebagaimana penjelasan dari hadist
riwayat muslim yang mengatakan bahwa segala sesuatu tergantung dari niatnya.
Seorang penuntut ilmu harus benar-benar memperbaiki niatnya dalam menuntut ilmu,
agar ilmu yang dimiliki dapat berguna baik dunia maupun akhirat, baik untuk penuntut ilmu
maupun orang lain.
Niat merupakan syarak layak diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah
tidak akan mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat (karna allah swt). Waktu
pelaksanaan niat di lakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati. Ikhlas dan
membebaskan niat semata-mata karna allah ta’ala di tuntut pada semua amal sholeh dan
ibadah. Seorang mukmin akan di beri ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya. Semua
perbuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika di iringi niat karna mencari keridhoan
allah, maka dia akan bernilai ibadah, yang membedakan antara ibadah dan kebiasaan rutinitas
adalah niat.
Dan pada salah satu sabda nabi Muhammad saw yang berbunyi ‘‘ semua perbuatan
tergantung niatnya, dan (balasan ) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan;
barang siapa niat hijrahnya karna dunia yang ingin di gapainya atau karna seorang
perempuan yang ingin dia nikahi maka hijrahnya adalah karna apa yang da niatkan (Hr,
Bukhari Muslim, Abu Daud Tirmidzi Abnu Majjah).
1
BAB II
Salah satu dalilnya yang berbunyi alumuuruu bimaqaashidihaa yang artinya ‘’ setiap perkara
tergantung pada maksudnya’’ Abdurrahman bin nashir as-sa’diy rahimahullah berkata
manzhumahnya ‘’niat adalah syarat bagi seluruh amalan, pada niatlah benar atau rusaknya
amalan’’. Rasulullah saw bersabda نِيَّةُ ال ُمؤ ِم ِن خَ ْي ٌر ِم ْن َع َملِ ِه
“Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang hanya
memperoleh apa yang dia niatkan itu. (Muttafaq ‘alaih)
Juga sabdanya ,
ُور ُك ْم َواَ ْم َوالِ ُك ْم َولَ ِك ْن يَنظُ ُر ِإلَى قُلُو بِ ُك ْم َواَ ْع َمالِ ُك ْم
َ اِ َّن هللاَ الَ يَ ْنظُ ُر ِإلَى ص
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa-rupa dan harta kalian, akan tetapi Dia melihat
kepada hati dan perbuatan kalian. (Muttafaq ‘alaih)
Yang dimaksudkan dengan Allah melihat ke dalam hati adalah melihat bagaimana niatnya,
sehingga dapat dikatakan bahwa niat adalah sesuatu yang membangkitkan sebuah tindakan
(amal) dan yang menjadi motivatornya.
Artinya: padahal mereka hanya diperintah menyembah allah dengan ikhlas menaatinya semata-
mata karna menjalankan agama.
Dari ayat yang di atas sudah sangat jelas bahwa betapa pentingnya peranan niat dan
ikhlas dalam segala amal perbuatan ibadah yang berupa syiar atau bukti taat kepada allah.
Dengan demikian, niat akan menjadi kunci dari pada hasil perbuatan (amal) niat yang
tulus adalah penghambaan yang semata-mata dilakukan karna mengharap ridha allah, keutamaan
2
ikhlas dalam beramal akan membuahkan hasil yang sangat banyak atau bahkan sangat
berlimpah.Dalam surah al-baqarah ayat 265 yang menggambarkan keikhlasan dalam beramal,
a. Artinya : dan perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya untuk mencaari ridha
allah dan untuk emperteguh jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran
tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buah-buahan dua kali
lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka embun pun memadai, allah maha
melihat apa yang kamu kerjakan.
Berdasarkan ayat yang di atas allah swt memberikan jaminan pahala kebaikan bagi orang
yang ikhlas, keikhlasan dalam berbuat sesuatu merupakan bentuk keteguhan jiwa seseorang dan
meningkatkan iman. Suatu ketentuan dalam islam adalah suatu amal perbuatan besar ataupun
kecil di bidang yang manapun di nilai sesuai dengan niatnya.
Dalam kitab ta’limul mutta’allim, syaikh al-zarjuni menekankan niat dalam menuntut
ilmu itu harus didasari keikhlasan, menuntut ilmu di lakukan untuk mencari ridha allah swt dan
kehidupan di akhirat, menghilangkan kebodohan dari diri sendiri, menghidupkan agama dan
menegakkan islam.
a. Pentingnya ilmu
Zuhud (tidak bergantung pada duniawi) dan takwa, tidak akan sah tanpa disertai
dengan pengetahuan. Syaikh Burhanuddin menukil perkataan ulama berikut; “Orang
yang tekun, beribadah tetapi bodoh, bahayanya lebih besar daripada orang alim tapi
durhaka. Keduanya adalah penyebab fitnah di kalangan umat, yaitu bagi orang yang
menjadikan mereka sebagai panutan dalam urusan agama.”
b. Pengertian niat
Niat adalah keinginan dalam hati untuk melakukan suatu tindakan yang di tunjukkan
hanya kepada allah. Orang arab menggunakan kata-kata niat dalam arti ‘sengaja’ terkadang
niat juga digunakan dalam pengertian sesuatu yang dimaksudkan atau disengajakan.
“ahli bahasa berkata: niat adalah maksud dan keinginan hati yang kuat”
3
Dikatakan oleh Imam al-Baidhawiy bahwa niat adalah: “Dorongan hati yang terpancar dalam
perbuatan yang sesuai dengan tujuan yang benar, seperti mengambil manfaat atau menolak
mudharat baik pada saat itu juga atau pada masa yang akan datang. Niat juga adalah sebuah
keinginan yang mengarah kepada perbuatan untuk mengharap ridha Allah atau pelaksanaan akan
perintahnya“
لَ ْم يَ ِج ْد عُرْ فَ ْال َجنَّ ِة يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة, ْب بِ ِه َعرْ ضًا ِمنَ ال ُّد ْنيَا ِ الَ يَتَ َعلَّ ُمهُ ِإاَل لِي, َِم ْن تَ َعلّ ّم ِع ْل ًما ِم َّما يَ ْبتَ ِغى بِ ِه َوجْ هَ هللا
َ ُصي
Artinya: barang siapa yang menuntut ilmu yang seharusnya karna allah, namun ia hanya mencari
ilmunya untuk mendapatkan keuntungan di dunia, maka ia tidak dapat mencium baunya syurga.
4
Menuntut ilmu bukan karna allah swt termasuk dosa besar, sebab allah menyatakan
bahwa seseorang jikalau melakukan perintahnya harus bersikap ikhlas, bersih, dari pamrih
keduniaan, hal ini perlu diperhatikan bagi para penuntut ilmu, supaya ilmu yang dicari dengan
susah payahnya tidak menjadi sia-sia, oleh karna itu, janganlah ia memiliki niat untuk
mendapatkan dunia yang fana.
Baiknya niat merupakan penolong yang paling besar bagi seorang penuntut ilmu, dalam
memperoleh ilmu. Abu abdillah ar-ruzabari berkata ‘‘ilmu tergantung amal, amal tergantung
keikhlasan, dan keikhlasan mewariskan pemahaman. Imam Ibrahim an-nakha’I rahimahullah
juga mengatakan ‘‘barang siapa yang mencari ilmu yang ia niatkan untuk mengharap ridha allah,
maka allah akan memberikan kecukupan padanya’’.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam pendidikan tujuan yang paling utama adalah mengharapkan ridha allah dan
rasulnya, karna itu, dalam menuntut ilmu kita harus mempunyai niat lillahitaala. Jikalau kita
menuntut ilmu, janganlah hanya karna urusan dunia, seperti kekayaan dan jabatan, karna itu
semua hanyalah sesuatu yang fana.
DAFTAR PUSTAKA
Syifa, Illahi. 2016. Niat dalam Menuntut Ilmu. Terdapat pada laman:
https://syifaillahi22wordpress.wordpress.com/2016/05/29/niat-dalam-menuntut-ilmu/. Diakses
pada tanggal 27 Februari 2022
astawijaya, Imron R. 2017. Arti Niat Dan Ikhlas Secara Syari Dan Istilah Para Ulama. Terdapat
pada laman: https://elhijaz.com/arti-niat-dan-ikhlas-secara-bahasa-syari-dan-istilah-para-ulama/.
Diakses pada tanggal 27 Februari 2022