Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PRIBADI

PENGERTIAN INFAQ

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pribadi


Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh

Nama : Adisti Jenar Ayu


NIM : 202241141
Kelas : G 501 Siang

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (B)
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmahmatullahi wabarakatuh.


Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengertian Infaq” ini tepat
pada waktunya. Shalawat serta salam semoga terlimpah-curahkan kepada baginda tercinta
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa`atnya di akhirat nanti.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Dr.
Drs. Muhtadin, MA pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Pengertian Infaq” bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Drs. Muhtadin, MA selaku Dosen
mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhir kalimat, saya harapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya. Saya pun tentu menyadari, bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekeliruan di dalamnya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................
1.3 Tujuan ........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................

2.1 Pengertian Infaq..........................................................................................


2.2 Macam-macam Infaq..................................................................................
2.3 Rukun dan Syarat Infaq..............................................................................

BAB III PENUTUP .........................................................................................

3.1 Kesimpulan ................................................................................................


3.2 Saran ..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Infaq berasal dari kata ‫ انفك‬yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk
kepentingan sesuatu, pengeluaran sukarela yang tidak ditentukan jumlah dan waktunya.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia infaq berarti pemberian (sumbangan) harta dan
sebagainya (selain zakat wajib) untuk kebaikan. 1 Sedangkan menurut syara‟ infaq berarti
mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan
agama Islam. Setiap kali seorang muslim menerima rezeki dari Allah maka ia dapat
menginfaqkan sebagian hartanya. Infaq berbeda dengan zakat, infaq tidak mengenal nisab
dan jumlah harta yang ditentukan secara hukum.
Dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 267, Allah SWT berfirman: “Hai orang-
orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-
baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan untukmu”.
Sekalipun jumlah yang diinfaqkan sedikit sesungguhnya Allah akan membalasnya,
hal ini sesuai dengan Q.S Al-Baqarah/2: 272,

 ‫لَي َْس َعلَ ْي َك ه ُٰدى ُه ْم َو ٰلكِنَّ هّٰللا َ َي ْهدِيْ َمنْ َّي َش ۤا ُء َۗو َما ُت ْنفِقُ ْوا مِنْ َخي ٍْر َفاِل َ ْنفُسِ ُك ْم َۗو َما ُت ْنفِقُ ْو َن ِااَّل ا ْب ِت َغ ۤا َء َوجْ ِه هّٰللا ِ َۗو َما ُت ْنفِقُ ْوا‬
‫مِنْ َخي ٍْر ي َُّوفَّ ِالَ ْي ُك ْم َواَ ْن ُت ْم اَل ُت ْظلَم ُْو َن‬

Artinya, “Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi


Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. dan apa saja
harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka pahalanya itu untuk kamu
sendiri. dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan
Allah. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi
pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).”

Jaminan yang diberikan dalam ayat ini yaitu bahwa infaq yang dikeluarkan tidak akan
disia-siakan. Kita dilarang berfikiran bahwa apa saja yang telah kita berikan itu akan sia-sia,
itu adalah pemikiran yang salah, disamping itu infaq tersebut akan menghapus
ketidakmerataan kekayaan dan menegakkan prinsip keadilan didunia. Infaq tidak harus
diberikan kepada mustahik tertentu, melainkan kepada siapapun misalnya orang tua, kerabat,
anak yatim, orang miskin atau orang-orang yang sedang dalam perjalanan.
Terkait dengan infaq ini Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan
Bukhari dan Muslim yaitu yang di riwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah para hamba berada di pagi hari,
melainkan pada pagi itu terdapat dua malaikat yang turun. Salah satunya berdoa. Ya Allah,
berikanlah ganti kepada orang yang berinfaq‟ sedang yang lain berkata, Ya Allah, berikanlah
kebinasaan (harta) kepada orang yang menahan (hartanya). (Muttafaqun alaih, Bukhori dan
Muslim).
Islam tidaklah menghendaki adanya harta kekayaan yang terdiam dalam simpanan
yang baku pada tangan orang-orang berada (kaya), serta mengabaikan kondisi sosial yang
serba minimal satu atau kurang dan untuk mencapai pembangunan ekonomi yang baik, untuk
itu pemerintah perlu mengoptimalkan potensi sumber daya manusia, seperti kegiatan
pengumpulan zakat, dan infaq yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
kota Banjarmasin sekarang masih dirasakan belum optimal, karena hanya mengandalkan
sumbersumber dari PNS/Pejabat dilingkungan pemerintah kota Banjarmasin dan hanya
sebagian kecil yang bersumber dari masyarakat umum. Padahal masih banyak sumber-
sumber potensial lainnya yang patut digarap secara intensif yang dapat meningkatkan
perolehan zakat, infaq dan sedekah.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Infaq


2.1.1 Pengertian Infaq
Kata Infaq dalam buku Pendidikan Agama Islam karya Dr. Muhtadin, M.A. dan Nur
Rizqiyah Al Karimah, M.Pd, yang berarti mendermakan atau memberikan rezeki (karunia
Allah) atau menafkahkan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas dan karena Allah
SWT. Secara ringkas, dapat di rumuskan bahwa infaq adalah “Pengeluaran derma setiap kali
orang muslim menerima rezeki dari Allah sejumlah yang dikehendaki dan di relakan oleh si
penerima rezeki tersebut.”

Dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 261, berbunyi:

ُ ‫ُض ِعفُ لِ َم ْن يَّ َش ۤا ُء َۗوهّٰللا‬


ٰ ‫َت َس ْب َع َسنَابِ َل فِ ْي ُك ِّل ُس ۢ ْنبُلَ ٍة ِّماَئةُ َحبَّ ٍة ۗ َوهّٰللا ُ ي‬
ْ ‫َمثَ ُل الَّ ِذ ْينَ يُ ْنفِقُوْ نَ اَ ْم َوالَهُ ْم فِ ْي َسبِ ْي ِل هّٰللا ِ َك َمثَ ِل َحبَّ ٍة اَ ۢ ْنبَت‬
‫َوا ِس ٌع َعلِ ْي ٌم‬

Artinya, “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti


sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah
melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”

Kandungan dalam Qs. Al Baqarah ayat 261 menjelaskan tentang perumpamaan yang
disebutkan oleh Allah tentang keutamaan menginfaqkan hartanya (bagi mereka yang
berpunya) di jalan Allah maka akan dilipatgandakan pahala pada mereka yang ikhlas
melaksanakannya.

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat pada BAB
I Pasal 1, Infak merupakan amalan yang tak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari seorang
Muslim.

Infaq menurut bahasa berasal dari kata anfaqa-yunfiqu-infaqan yang artinya


mendermakan. Sedangkan, menurut istilah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain
baik berupa harta, barang, maupun yang lainnya.

Secara terminologi, pengertian Infaq adalah mengeluarkan sebagian dari harta atau
pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam. Infak juga
berarti mengeluarkan sebagian harta untuk kepentingan ke-manusiaan sesuai yang Islam
ajarkan.
2.2 Macam-macam Infaq

Infaq secara hukum terbagi menjadi empat macam antara lain sebagai berikut:

2.2.1 Infaq Wajib

Infak berhukum wajib ini dikeluarkan agar seseorang yang melakukan tidak mendapat

dosa. Contoh infak wajib adalah membayar mas kawin. Bukan hanya mas kawin, contoh
infak wajib lainnya adalah Kifarat atau kafarat. Kafarat atau kifarat adalah denda yang harus
dibayarkan oleh seorang musim atau muslimah karena melanggar hukum Allah. Besaran
kifarat ini tergantung dari jenis kesalahan yang dilakukan

2.2.2 Infaq Sunah

Infaq sunnah ini dikerjakan untuk bertujuan untuk berbagi kebaikan. Misalnya
berinfaq

untuk keperluan anak yatim dan dhuafa, atau bisa juga untuk menolong orang lain yang
tertimpa masalah. Manfaat Infaq Sunnah sungguh sangat luar biasa. Kita dapat membantu
meringankan beban orang lain pada setiap rezeki yang Allah berikan di uang yang kita bagi
kepada sesama.

2.2.3 Infaq Mubah

Jenis Infaq ini sangat sering dilakukan. Contohnya seperti memberikan harta untuk

kegiatan bercocok tanam, atau bisa juga untuk berbisnis. Infaq mubah tentu tidak wajib
dilakukan. Setiap orang yang melakukannya tidak akan berdosa namun juga tidak akan
mendapatkan pahala.

2.2.4 Infaq Haram

Infaq haram adalah infaq yang dilarang oleh agama. Misal, berinfaq yang tidak ikhlas

karena Allah. Contoh lain adalah berinfaq untuk menghalangi syiar agama islam. Seperti
yang tertuang dalam QS. An-Anfal ayat 36,bahwa "Sesungguhnya orang-orang yang kafir
itu, menginfakkan harta mereka untuk menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Mereka
akan (terus) menginfakkan harta itu, kemudian mereka akan menyesal sendiri, dan akhirnya
mereka akan dikalahkan. Ke dalam neraka Jahanamlah orang-orang kafir itu akan
dikumpulkan" Oleh karena itu, berinfak untuk sesuatu kejelekan sangat dilarang oleh Allah,
dan termasuk ke dalam kelompok infaq haram.

2.3 Rukun dan Syarat Infaq

Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa dalam satu perbuatan hukum terdapat unsur-
unsur yang harus dipenuhi agar perbuatan tersebut bisa dikatakan sah. Begitu pula dengan
infaq unsur-unsur tersebut harus dipenuhi. Unsur-unsur tersebut yaitu disebut rukun, yang
mana infaq dapat dikatakan sah apabila terpenuhi rukun-rukunnya, dan masing-masing rukun
tersebut memerlukan syarat yang harus terpenuhi juga. Dalam infaq yaitu memiliki 4 (empat)
rukun:

2.2.3 Rukun Infaq


a. Pemberi infaq (Muwafiq)
b. Penerima infaq (Muwafiq Lahu)
c. Barang yang diinfaqkan
d. Penyerahan (Ijab Qabul)

2.3.2 Syarat Infaq

Syarat Infaq menurut ulama Hanabilah ada 11:

a. Infaq dari harta yang boleh di tasharrufkan


b. Terpilih dan sungguh-sungguh
c. Harta yang diperjualbelikan
d. Tanpa adanya pengganti
e. Orang yang sah memlikinya
f. Sah menerimanya
g. Walinya sebelum pemberi dipandang cukup waktu
h. Menyempurnakan pemberian
i. Tidak disertai syarat waktu
j. Pemberi sudah dipandang mampu tasharruf (merdeka, dan mukallaf)
k. Mauhub harus berupa harta yang khusus untuk dikeluarkan.

2.3.3 Syarat-syarat barang yang diinfaqkan


a. Barang yang di infaq itu jelas terlihat wujudnya, 
b. Barang yang di hibahkan adalah barang yang memiliki nilai atau harga. 
c. Barang yang di hibahkan itu adalah betul-betul milik orang yang memberikan
hibah dan berpindahstatus pemiliknya dari tangan pemberi hibah ke tangan
penerima hibah
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manusia adalah makhluk sosial. Sesama manusia saling bergantungan satu
dengan yang lain. Ia tidak dapat hidup sendiri, karena semakin tumbuh, manusia
semakin banyaknya kebutuhan yang ia perlukan. Manusia juga harus saling tolong-
menolong terhadap sesame. Sebagaimana yang telat Infaq artikan, Dengan kita
menginfakkan sebagian harta yang telah Tuhan anugerahkan, maka hikmah
Infaq yang akan kita dapatkan adalah menyucikan diri. Maksudnya, saat kita
melakukan amal kebajikan ini, maka dosa-dosa kita akan diampuni. Dalam Al-
Quran Al-Munafiqun ayat 10, Allah berfirman;
{‫ق َوَأ ُك ْن‬ َّ ‫ب فََأ‬
َ ‫ص َّد‬ ُ ْ‫َوَأ ْنفِقُوا ِم ْن َما َر َز ْقنَا ُك ْم ِم ْن قَب ِْل َأ ْن يَْأتِ َي َأ َح َد ُك ُم ْال َمو‬
ٍ ‫ت فَيَقُو َل َربِّ لَوْ ال َأ َّخرْ تَنِي ِإلَى َأ َج ٍل قَ ِري‬
َ‫} ِمنَ الصَّالِ ِحين‬
Artinya: "Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu
sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata,
"Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu
yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-
orang yang saleh.” (QS. Al-Munafiqun: 10).

Sesungguhnya banyak ayat-ayat Al-Quran yang telah menyebutkan nama,


arti, dan kata Infaq. Dengan infaq, kita melatih diri kita untuk merasakan
penderitaan orang lain seperti kita merasakan penderitaan kita sendiri. Dengan
demikian kita akan terhindar dari sikap menganiaya diri sendiri dan orang lain.
Dan pembahasan ini dapat memberi pelajaran yang sangat penting bagi kita,
bahwa didalam islam, harta pada hakikatnya adalah milik Allah SWT. Islam
memperbolehkan setiap pribadi memiliki hak milik, tetapi juga islam menetapkan
bahwa didalam hak milik pribadi (harta) tersebut terdapat hak milik orang lain
yang harus dipenuhi.

3.2 Saran
Pengetahuan tentang Infaq ini akan memberikan pahala dan manfaat yang
besar terhadap bagi yang mengamalkannya. Infaq dapat menjadi jalan pembuka bagi
seorang muslim untuk memperoleh rezeki yang halal dan berkah. Mendapatkan
kemudahan dari Allah dalam menghadapi berbagai permasalahan. Bahkan, telah
disediakan pintu surga khusus untuk orang-orang yang suka berinfaq dan bersedekah.
Infaq merupakan harta kaum muslimin yang bisa diserahkan untuk yang berhak
menerimanya.
DAFTAR PUSTAKA

Al- Quran
- Surah Al-Baqarah ayat 267
- Q.S Al-Baqarah/2: 272
- Surat Al-Baqarah ayat 261
- Al-Munafiqun ayat 10
- QS. An-Anfal ayat 36

Undang-undang
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat pada BAB I Pasal
1

Journal
https://www.referensimakalah.com/2012/09/pengertian-infaq-menurut-bahasa-
dan.html
https://moraref.kemenag.go.id/documents/article/98077985952816893
http://idr.uin-antasari.ac.id/5670/4/BAB%20I.pdf

Buku
Dr. Muhtadin, M.A. & Nur Rizqiyah Al Karimah, M.Pd, Pendidikan Agama Islam
Pada Perguruan Tinggi, (Jakarta; Qail Qita, 2019) Hal. 221

Website
https://www.republika.co.id/berita/qm3cxc366/pengertian-infak
https://www.inews.id/lifestyle/muslim/ayat-al-quran-tentang-sedekah-infaq
https://www.maznara.com/2022/06/rukun-dan-syarat-infaq-shadaqah.html
https://infakyatim.id/inspirasi/macam-macam-infak-yang-wajib-kamu-ketahui

Anda mungkin juga menyukai