Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

STARTEGI PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT

Infaq (Kajian Al-Baqarah ayat 254 dan 261-262)

Mata Kuliah: Tafsir Ahkam II

Dosen Pengampu: Isti’anah, MHI

Disusun Oleh:

1. Istikhomah 1220073
2. Muhammad Teguh Praseya 1220074
3. Alifah Kholda 1220075

Kelas HES B

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik
dan lancar. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Ahkam II. Dalam
penyusunan makalah ini, penyusun dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan
terimakasih penyusun sampaikan kepada Ibu Isti’anah, M.H.I, selaku dosen mata kuliah
Tafsir Ahkam II yang telah membimbing penyusun dalam menyusun makalah ini. Ucapan
terimakasih juga penyusun sampaikan kepada pihak–pihak lain yang telah membantu
sehingga masalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan, sehingga bisa menjadi
bahan evaluasi dan instropeksi bagi kami sebagai penyusun makalah agar bisa menjadi lebih
baik lagi untuk kedepannya nanti, dan hal tersebut juga bisa menjadikan pembelajaran untuk
menyusun maupun membaca.

Pekalongan, 07 Desember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................4
1.3 Tujuan Makalah...................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................5
2.1 Pengertian Infaq...................................................................................5
2.2 Fungsi Infaq ........................................................................................6
2.3 Makna Mufrodat dan Azbabun Nuzul……………………………… 6
BAB III PENUTUP.............................................................................................11
3.1 Kesimpulan..........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Infaq adalah ibadah sosial yang dilakukan dengan suka rela, serta diberikan
dalam bentuk harta untuk kemaslahatan umat. Kata Infaq berasal dari kata anfaqo-
yunfiqu, artinya membelanjakan atau membiayai, arti infaq menjadi khusus ketika
dikaitkan dengan upaya realisasi perintah-perintah Allah. Oleh karena itu, infaq
berbeda dengan zakat, infaq tidak mengenal nisab atau jumlah harta yang ditentukan
secara hukum. Infaq tidak harus diberikan kepada mustahik tertentu, melainkan
kepada siapapun misalnya orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, atau orang-
orang yang sedang dalam perjalanan.
Berbicara tentang tantangan ekonomi islam, infaq sendiri ada keterkaitannya
dalam mengembangkan ekonomi sosial. Semakin tinggi perputaran uang maka
semakin tinggi aktifitas perekonomian yang terjadi dan sebaliknya. Nilai velositas
uang pernah mencapai titik terendah terjadi pada saat terjadinya Great Depression
tahun 1930-an, yang menunjukkan rendahnya transaksi yang terjadi pada saat itu.
Uang dalam perekonomian mungkin memiliki kesamaan dengan darah dalam tubuh,
salah satu indikator kesehatan seseorang dapat dilihat dari lancar tidaknya peredaran
darah. Hal yang sama antara uang dengan perekonomian dan infak salah satu
instrumen yang bisa meningkatkan peredaran uang dalam perekonomian.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dan tujuan infaq?
2. Bagaimana makna mufaradat dan asbabun nuzul dari ayat-ayat yang menjelaskan
tentang infaq?
3. Bagaimana tafsir ulama mengenai ayat tentang infaq?
4. Bagaimana korelasi ayat tentang ifaq dengan UU dan Hadits Nabi?
3. Tujuan Masalah
1. Untuk menjelaskan definisi dan tujuan infaq
2. Untuk menjelaskan makna mufaradat dan asbabun nuzul dari ayat-ayat yang
menjelaskan tentang infaq
3. Untuk menjelaskan tafsir ulama mengenai ayat tentang infaq
4. Untuk menjelaskan korelasi ayat tentang ifaq dengan UU dan Hadits Nabi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian infaq
Secara etimologi, infaq atau infak dalam literasi Indonesia berarti; pemberian
(sumbangan) harta dan sebagainya untuk kebaikan (Poerwadarminta 1989) Term
infaq tersebut, berasal dari bahasa Arab (infâq/‫ إنفاق‬.(Akar kata dan tashrif-nya adalah
‫نفقا إنفاق و نفاقا أو‬- ‫ينفق‬-‫ نفق‬yang berarti sesuatu yang habis.
Infak berasal dari kata bahasa Arab yaitu nafaqa yang berakar dari huruf nun,
fa, qaf yang artinya (1) terputusnya dan hilangnya sesuatu; (2) menyembunyikan dan
menutup sesuatu.1 Namun dalam Ensiklopedi Hukum Islam, dijelaskan bahwa kata
infak adalah sesuatu yang bisa habis baik karena dijual, dirusak atau meninggal.2
Kata infaq ini, merupakan suatu istilah yang telah tersosialisasi dalam
masyarakat Indonesia yang sering diartikan dengan pemberian sumbangan harta dan
sedekah. Infaq berarti sesuatu yang diberikan oleh seseorang guna menutupi
kebutuhan orang lain, baik berupa uang, makanan, minuman, dan sebagainya.
Mendermakan atau memberi rezeki (karunia) atau menafkahkan sesuatu kepada orang
lain berdasarkan keikhlasan dan karena Allah Swt. Semata.3

Tujuan Infaq
Infaq merupakan salah satu ibadah sosial yang utama, karena berdampak nyata
terhadap membantu kesulitan saudara muslim/ orang lain yang mengalami kesulitan
ekonomi, menafkahkan harta di jalan Allah tidak akan mengurangi harta tetapi harta
yang kita miliki akan semakin bertambah. Ibarat cermin, yang memberikan manfaat
bagi pihak yang memberi dan juga yang menerima. Besaran uang yang dikeluarkan
untuk berinfaq tidak ditentukan, sesuai dengan keikhlasan dari setiap orang yang
mengeluarkan infaq.4

2. Makna Mufrodat dan Asbabunnuzul ayat


1
Abu al-Husain Ahmad Ibn Faris Zakariya, Selanjutnya disebut Ibn Faris, Mu’jam al-Maqayis fi al-Lughah,
(BeirutLibanon: Dâr al-Fikr, 1998), Cet. ke-2, h. 1038
2
Abd. Aziz Dahlan (ed), Ensiklopedi Hukum Islam,( Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), Cet.ke-1, Juz III, h.
717.
3
Bagus Setiawan, “Infaq dalam Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 261”, ISLAMIC BANKING Volume 1
Nomor 1 Edisi Perdana (Agustus 2015), hal. 60.
4
Bazis UB, “Infaq dan Sedekah”, https://bazis.ub.ac.id/infak/ diakses pada t. 2021
Al-Baqarah ayat 254
Makna mufrodat
- ‫ ٰيٓأَيُّ َها الَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓوا‬: Wahai orang-orang yang beriman
۟ ُ‫ أَنفِق‬: Yakni berinfaklah dijalan Allah selagi kalian mempu sebagai tabungan apa
- ‫وا‬
yang bermanfaat bagi kalian di hari kiamat.
- ‫ ِم َّما َر َز ْق ٰن ُك ْم‬: sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu
- ‫ ِّمن قَ ْب ِل أَن يَأْتِ َى يَ ْو ٌم اَّل بَ ْي ٌع فِي ِه‬: (sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual
beli) Maka belilah apa yang menjadi keselamatan bagi kalian.
- ٌ‫ َواَل ُخلَّة‬: (tidak ada hubungan persahabatan) Yakni hubungan persahabatan dan kasih
sayang.
- ٌ‫ۗ واَل ش َٰف َعة‬
َ : (dan tidak ada lagi syafa’at ) Yakni (tidak ada lagi syafaat) yang berlaku
kecuali untuk orang yang diizinkan Allah.
- َ‫ َوا ْل ٰكفِرُونَ ُه ُم ال ٰظّلِ ُمون‬: (Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim) Yakni
sebab mereka telah mendustakan para Rasul dan melanggar sumpah-sumpah.

Asbabun Nuzul
Sebab turunnya ayat 254 Yaitu agar orang orang bersedekah atas sebagian
rezeki yang dimilikinya sebelum hari kiamat tiba. Karena harta tidak bisa untuk
menghindari siksaan allah

Al-Baqarah ayat 261-262


Makna mufrodat
- ‫ َّمثَ ُل الَّ ِذينَ يُ ْنفِقُونَ أَ ْم ٰولَ ُه ْم‬: Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya
- ِ‫سبِي ِل هللا‬
َ ‫ فِى‬: (di jalan Allah ) Yakni dalam jihad untuk meninggikan kalimat Allah.
- ‫ َك َمثَ ِل َحبَّ ٍة‬: ( serupa dengan sebutir benih) Yakni seumpama seorang petani biji-bijian.
- ‫سنَابِ َل‬
َ ‫س ْب َع‬ َ ْ‫ أَ ۢنبَتَت‬: yang menumbuhkan tujuh tangkai, Dan yang dimaksud dengan tujuh
tangkai adalah tangkai yang keluar dari satu batang lalu bercabang menjadi tujuh
cabang dan disetiap cabang terdapat tujuh tangkai.
- ‫س ۢنبُلَ ٍة ِّمائَةُ َحبَّ ٍة‬
ُ ‫  ِفى ُك ِّل‬: pada setiap tangkai ada seratus biji.
- ‫ش{{آ ُء‬ ٰ ُ‫ۗ وهللاُ ي‬
َ َ‫ض{{ ِعفُ لِ َمن ي‬ َ : (Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki ) Yakni melipat gandakan yang tujuh ratus itu dengan kelipatan yang
banyak bagi yang menjaga adab-adab dari apa yang diisyaratkan oleh ayat-ayat
setelah ini dan yang menginfakkan harta untuk meninggikan kalimat Allah. Dan al-
Qur’an telah menyebutkan bahwa kebaikan dilipat gandakan dengan sepuluh kali
lipatnya. Dan ayat ini menunjukkan bahwa berinfak untuk kepentingan berjihad
kebaikannya adalah tujuh ratus kali, sehingga menjadi sepuluh kali lipat dari yang
lainnya.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Iyadh bin Ghatif ia berkata: kami masuk
kepada Abu Ubaidah untuk menjenguknya yang mengeluh sakit pinggang yang
menyerangnya, sedang istrinya berada di sisi kepalanya. Kami bertanya: bagaimana
Abu Ubaidah melewati malam. Istrinya menjawab: demi Allah dia telah melewati
malam dengan mendapat pahala. Lalu Abu Ubaidah menjawab: aku tidak melewati
malam dengan mendapat pahala, dan dia waktu itu menghadap ke tembok kemudian
dia pun menghadap ke orang-orang sambil berkata: tidakkah kalian bertanya apa yang
aku katakan tadi? Aku telah mendengar Rasulullah bersabda: “barang siapa yang
berinfak di jalan Allah maka akan digandakan menjadi tujuh ratus kali, dan
barangsiapa yang berinfak untuk dirinya, atau menjenguk orang sakit, atau
menjauhkan sesuatu yang menghalangi jalan maka kebaikannya digandakan sepuluh
kali; dan puasa adalah perisai selama dia tidak melubanginya, dan barangsiapa yang
diuji Allah dengan ujian pada badannya maka baginya ampunan dari dosa”.

Asbabun Nuzul
Qs. Al-Baqarah Ayat 261-262 turun berkenaan dengan datangnya Utsmân bin
‘Affân dan Abdurrahman bin ‘Auf, kepada Nabi saw. membawa dirham untuk
dinafkahkannya kepada pejuang yang terlibat dalam perang Tabuk yang terjadi pada
tahun 631 M sebagai jawaban Nabi saw. atas serangan Heraclius yang terjadi di antara
Madinah dan Damaskus. DimanaAbdurrahman bin ‘Auf membawa 4.000 dirham dan
berkata kepada Nabi saw.; aku memiliki 8.000 dirham lalu seperduanya ini aku per-
sembahkan kepada Allah. Sedangkan Utsmân bin Affân membawa 1.000 unta. Sikap
kedermawanan kedua sahabat tersebut disambut baik oleh Nabi saw. lalu turunlah
ayat ‫ في اموالهم ينفقون الذين‬.(1994, Effendi)
Pada ayat 261, Allah swt.menginformasikan bahwa nafkah yang diinfaqkan di
jalanNya akan dibalas dengan imbalan pahala yang berlipat ganda bagaikan sebutir
benih yang menumbuhkan tujuh butir dan terus ber-kembang dan berlimpa ruah. Pada
ayat 262-264, dijelaskanlah bahwa untuk mendapatkan pahala yang berlipat ganda itu,
hendaklah dalam berinfaq tidak sertai dengan riya.5
5
Ibid., hal. 61-62.
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa Perintah Allah untuk berinfak selain
merupakan ibadah yang dapat meningkatkan kualitas keimanan dan spiritualitas seseorang,
juga memiliki dampak sosial dan ekonomi. Dampak sosialnya seperti terjadi ukhuwah antara
kelompok kaya dan kelompok miskin sehingga tidak menimbulkan kecemburuan sosial.
Dalam perekonomian, peran penting infak dapat meningkatkan taraf hidup kelompok
penerima dan pada akhirnya dapat mengurangi kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat.
Jika dianalisis dengan teori kuantitas uang meningkatnya perputaran uang akibat aktifitas
infak sedekah dan wakaf ini mempengaruhi besaran velositas uang dalam suatu
perekonomian.6

6
Ranti Wiliasih, “Tantangan Ekonomi Islam dalam Kemashalatan”, https://sharianews.com/posts/tantangan-
ekonomi-islam-untuk-kemaslahatan Diakses pada 25 Mei 2019.

Anda mungkin juga menyukai