Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

WAKAF UANG DAN HUKUMNYA


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
FIQIH WAKAF

DOSEN PENGAMPU :
Dr. H. Darmawan, SHI., MHI.
Disusun oleh :
Mochamad Zaidan Fahmi ( 08020520025 )
Muchamad Alif Ardiansyah Susilo Putra ( 08020520026 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SUNAN AMPEL SURABAYA
KATA PENGANTAR

Sebuah rasa syukur adalah ungkapan pertama kami dari kelompok 11


kepada Allah SWT karena atas bimbingan dan hidayah-Nya, kelompokmkami
mampu untuk menyelesaikan makalah yang berjudul wakaf uang beserta
hukumnya.

Sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad


Saw yang telah memberi teladan dalam kehidupan kepada umat Islam dan kita
semua.semoga kita diberikan kemampuan untuk bisa menteladani apa yang sudah
contohkan kepada beliau

Makalh ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Ekonomi Islam dalam pembuatan makalh ini kami mendapay berbagai macam
kesulitan, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan
bantuan kepada

1. Bapak Dr. H. Darmawan, SHI., MHI. sebagai dosen pembimbing


mata kuliah Fiqh Waqf

2. Teman – teman program studi Manajemen Zakat dan Wakaf.

Kami dari kelompok 11 sangat menyadari bahwa dalam waktu penulisan


makalah ini jelas masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata
kesempurnaan, untuk itu kelompok kami sangat akan terbantu atas saran dan juga
masukan yang dapat membangun demi perbaikan dan mencapai sebuah makalah
yang baik dan sempurna. Kelompok kami juga akan sangat merasa senang karena
makalah ini dapat menjadi salah satu media untuk bertukar informasi yang baik
dan kami juga berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami
khususnya dan teman – teman pada sewaktu menimba ilmu , Amin Ya Robbal
Alamin

Surabaya, 14 april 2021


penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB 1................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3 Tujuan................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
2.1 Pengertian Wakaf Uang..........................................................................................6
2.2 Pendapat Para Ulama............................................................................................10
2.3 Perhitungan Wakaf Uang.......................................................................................12
BAB III...........................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengertian wakaf di ambil dari bahasa Arab yakni Waqafa yang memiliki
pengertian menahan atau berhenti lalu juga bisa diartikan diam ditempat dan tetap
berdiri. Kata wakafa yaqufu waqfan sama artinya habas yahbisu tahbisan dalam
rumus tashrif . 1 kata al waqf dalam bahasa Arab mengandung beberapa
pengertian , dalam pengertian yang dijelaskan oleh ahli fiqh yang menjadi salah
satu empat madzhab yang terkenal yaitu imam Syafi’I beliau memberikan
pendapat bahwa wakaf sendiri adalah melepaskan harta yang telah dimiliki dari
hak seseorang wakif, setelah prosedur perwakafan sempurna , wakif tidak boleh
melakukan apa saja terhadap harta yang diwakafkan ,contoh seperti perlakuan
sang pemilik dengan cara pemilikannya kepada yang lain, baik dengan tukaran
ataupun tidak. Jika wakif dari wakaf harta yang diwakafkan tersebut tidak dapat
diwarisi oleh sang ahli warisnya.

Wakif sendiri menyalurkan manfaat harta yang diwakafkan tersebut


mauquf’alaih ( yang diberikan hak wakaf) sebagai sebuah sedekah yang mengikat,
dimana wakif tidak dapat melarang penyaluran sumbangnya tersebut . disini
apabila sang wakif melarangnya, maka qadli berhak memaksa agar memberikan
kepada mauquf ‘ alaih karena yang diterangkan pada madzhab imam Syafi’i
menjelaskan bahwa tidak melakukan suatu tindakan atas sebuah benda yang telah
berstatus sebagai milik Allah SWT, dengan menyedekahkan sebuah manfaatnya
kepada suatu kebajikan 1.

Wakaf uang sendiri adalah sebuah tindakan wakaf yang dilaksanakan oleh
seseorang ,kelompok orang , lembaga ataupun sebuah badan dalam bentuk uang
tunai. Termasuk dalam sebuah pengertian pula , uang adalah sebuah surat-surat
berharga. Istilah wakaf uang ini sendiri baru dipratekkan sejak awal abad keduan
hijriyah sehingga belum dikenal pada saat Rasulullah SAW. Imam az-Zuhri
merupakan salah satu ulama terkemuka dan peletak dasar Tadwin al-Hadist
memfatwakan bahwa dianjurkan wakaf dinar dan dirham untuk pembangunan
sarana dakwah , sosial, dan pendidikan umat islam.2

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Pengertian Wakaf Uang ?
2. Bagaimana Pendapat Wakaf Uang pada beberapa madzhab ?
3. Bagaimana Perhitungan pada Wakaf uang ?

1.3 Tujuan
1. Memahami Wakaf Uang
2. Mengetahui Pendapat Wakaf Uang pada Beberapa Madzhab

1
Badan wakaf Indonesia “ Pengertian Wakaf” diakses melalui
(https://www.bwi.go.id/pengertian-wakaf/ ) pada tanggal 25 mei 2021 pada pukul 21.20

2
Virdita Ratriani “Apa itu Wakaf Uang dan Bagaimana Penjelasannya “ diakses melalui
https://personalfinance.kontan.co.id/news/apa-itu-wakaf-uang-ini-penjelasan-dan-dasar-
hukumnya?page=all pada tanggal 26 mei 2021 pada pukul 09.30
3. Mengetahui Cara Perhitungan Wakaf Uang

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Wakaf Uang

Dalam bahasan ini wakaf merupakan salah satu hal yang sangat dekat dengan
peristilahan agama islam. Tapi, sangat disayangkan kebanyakan umat muslim
masih belum seluruhnya mamahami dengan seksama apa arti dalam wakaf ,
hukum , beserta syaratnya. Allah SWT sendiri sangat memuliakan seseorang yang
memberi wakaf, hal in sendiri telah jelas terpampang dalam sebuah riwayat hadist
imam muslim yang dari Abu Hurairah Nabi bersabda :

“apabila seorang manusia itu meninggal dunia maka akan terputus seluruh amal
perbuatannya kecuali dari 3 sebab sumber , yakni sedekah jariah (wakaf), ilmu
pengetahuan yang bisa diambil manfaatnya, dan anak yang sholeh mendoakannya.

Dalam sebuah buku kutipan karya Nurwan Darmawan pengertian wakaf menurut
bahasa dan juga istiilah adalah sebuah al habs (menahan) dan at tsabil
( menyalurkan) dalam pengertian bahasanya . sedangkan menurut istilah wakaf
adalah menahan suatu barang dan menyalurkan manfaatnya dalam rangka
mendekatkan diri kepada allah, dari pengertian diatas bisa kita tarik sedikit
kesimpulan bahwa wakaf sendiri adalah sebuah perbuatan amal jariyah yang tentu
sangat dimuliakan oleh Allah swt dan pasti mendapatkan sebuah ganjaran yang
tidak pernah terputus amal nya walaupun seseorang tersebut telah meninggal.
Contohnya waka adalag mewakafkan tahnah nya untuk pembangunan masjid
ataupun mewakafkan rumahnya untuk kepentingan para penuntu ilmu dan
sebagainya.

Wakaf juga memiliki hukum, tapi hukum yang dimilikinya adalah sebuah amalan
sunnah yang sangat jelas dianjurkan. Hal ini pun juga berdasarkan firman Allah
SWT dalam al-Qur’an surat Yasiin pada ayat kedua belas yang berbunyi:

Artinya : Sungguh , Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan


Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang
merekan telah (tinggalkan ). Dan segala sesuatu kami kumpulkan dalam kitab
yang jelas .

Dari penggalan ayat al-Qur’an tersebut Syaikh Prof Dr Khalid bin Ali Al-
Musyaikih berkata” diantara bekas yang ditinggalkan oleh orang yang telah wafat
adalah sebuah Wakaf. Dilain itu secara harfiah umum wakaf juga termasuk
sebuah bentuk tolong menolong dalam hal kebaikan beserta ketakwaan kepada
Allah SWT.

Dalam wakaf juga ada beberapa rukun beserta syaratnya , dintara nya adalah :

1. Orang yang berwakaf ( waqif )


2. Benda yang di wakafkan ( mauquf )
3. Orang yang menerima manfaat wakaf ( mauquf alaih )
4. Lafadz ikrar wakaf ( sighah )

Untuk syaratnya sebagai berikut :

Syarat pada orang yang melaksanakan wakaf yakni :


1. Baligh
2. memiliki harta secara penuh
3. berakal
4. mampu bertindak secara hukum

syarat pada benda yang di wakafkan juga sangat berlaku diantaranya

1. barang berharga
2. barang yang sudah diketahui bentuk jumlahny
3. dimiliki oleh orang yang berwakaf
4. benda yang berdiri sendiri

syarat orang yang menerima wakaf , yakni :

1. Muslim
2. Merdeka
3. Kafir zimmi ( tertentu )
4. Orang yang menerima wakaf hanya ditujukan untuk kepentingan islam
saja

Syarat yang terakhi adalah berkaitan dengan sebuah isi ucapan, antaranya :

1. Ucapan harus kekal ( ta’bid )


2. Ucapan harus direalisasikan
3. Ucapan bersifat pasti
3
4. Tidak diikuti syarat yang bisa mebatalkan.

wakaf uang merupakan hal yang baru di Indonesia. Wakaf yang selama ini
dipahami oleh umat hanyalah wakaf tanah milik yang diatur Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik. Peluang untuk wakaf
uang ada setelah Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa tentang bolehnya
wakaf uang pada tahun 2002. Peluang yang lebih besar muncul ahir-akhir ini
dengan disahkannya Rancangan Undang-Undang Wakaf menjadi Undang-Undang

3
Putri Yasmin “ Seputar Wakaf : Pengertian, Hukum ,Rukun , dan Syaratnya.” Dikutip dari
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5355763/seputar-wakaf-pengertian-hukum-
rukun-dan-syaratnya. Pada tanggal 27 mei 2021 pada pukul 20.02
Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf. Dalam pengelolaan wakaf uang, sebagai
instrumen penting pelaksanaan wakaf produktif, undang-undang wakaf mengatur,
bahwa lembaga yang diserahi tanggung jawab untuk mengelola wakaf uang
adalah Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU), yakni
badan Hukum Indonesia yang bergerak di bidang keuangan syariah
(Rozalinda,2015:6).

Dalam sejarahnya, substansi wakaf uang sebenarnya telah lama muncul.


Bahkan, dalam kajian fikih klasik seiring dengan munculnya ide revitalisasi fikih
muamalah dalam perspektif maqashid syariah yang bermuara pada maslahah al-
mursalah, wakaf ini termasuk instrumen dalam upaya mewujudkan kesejahteraan
sosial melalui distribusi pendapatan dan kekayaan (Rozalinda, 2015:340).3 Wakaf
uang adalah salah satu sumber alternatif pendanaan untuk program
penanggulangan kemiskinan. Dengan menggalang dana wakaf uang dari orang-
orang yang mampu, yang mempunyai kesadaran dan kepedulian yang tinggi
terhadap orang-orang yang kurang mampu, dan memberikan peluang kepada
masyarakat untuk mendapatkan dan meningkatkan pendapatan.

Wakaf yang terhimpun dikelola secara produktif. Kemudian,


keuntungannya disalurkan sebagai modal usaha kepada orang-orang yang
kekurangan modal. Wakaf uang merupakan tantangan untuk mengubah pola dan
preferensi konsumsi umat dengan filter moral dalam bentuk kesadaran akan
solidaritas sosial. Dengan demikian, konsep pareto optimum yang tidak mengakui
adanya solusi yang membutuhkan pengorbanan pihak minoritas (kaya) untuk
meningkatkan kesejahteraan pihak yang mayoritas (kaum miskin) tidak berlaku
lagi (Rozalinda, 2015:340-341).

Dengan pesatnya perkembangan zaman, wakaf tidak lagi hanya


diasosiasikan pada obyek wakaf berupa tanah, akan tetapi sudah merambah
kepada wakaf bentuk lain seperti benda bergerak berupa uang. Di Indonesia,
beberapa jenis wakaf baru telah diakomodasi oleh Undang-Undang Nomor 41
Tahun 2004 tentang Wakaf. Hal ini merupakan bentuk penyempurnaan konsep
wakaf yang terdapat dalam Kompilasi Hukum Islam (Hasan, 2011:2).
Melihat perkembangan wakaf tunai yang begitu pesat di Indonesia serta
peran lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi yang semakin gencar
memberikan pengetahuan terhadap wakaf tunai kepada mahasiswa, membuat 4
wakaf tunai bukan hanya pengetahuan bagi kalangan ulama dan orang yang
berkecimpung di dalamnya. Kajian-kajian tentang wakaf tunai yang diberikan
oleh dosen bertujuan agar mahasiswa paham akan wakaf tunai itu sendiri. Dalam
sejarahnya, substansi wakaf uang sebenarnya telah lama muncul. Bahkan, dalam
kajian fikih klasik seiring dengan munculnya ide revitalisasi fikih muamalah
dalam perspektif maqashid syariah yang bermuara pada maslahah al-mursalah,
wakaf ini termasuk instrumen dalam upaya mewujudkan kesejahteraan sosial
melalui distribusi pendapatan dan kekayaan

2.2 Pendapat Para Ulama

1. Pendapat Imam Hanafi

Ulama Hanafiyah membolehkan wakaf benda bergerak asalkan hal itu sudah
menjadi urf (kebiasaan) di kalangan masyarakat, seperti mewakafkan buku,
mushaf dan uang. Dalam masalah wakaf uang, ulama Hanafiyah mensyaratkan
harus ada istibdal (konversi) dari benda yang diwakafkan bila dikhawatirkan ada
ketidaktetapan zat benda. Caranya adalah dengan mengganti benda tersebut denga
benda tidak bergerak yang memungkinkan manfaat dari benda tersebut
kekal4.Dari sinilah kalangan ulama Hanafiyah berpendapat boleh mewakafkan
dinar dan dirham melalui penggantian (istibdal) dengan benda tidak bergerak
sehingga manfaatnya kekal. 16 Muhammad ibn Abdullah al-Ansyari murid dari
Zufar, seperti yang dikutip Ibn Abidin dalam Rad al-Mukhtar, menyatakan boleh
berwakaf dengan uang, seperti dinar dan dirham. Wakaf uang ini dilakukan

4
Muhammad Abbu Zahrah, Muhadharat Fi al-Waqf, (Beirut: Dar al-Fikr al-Arabi, 1971), h. 104.
dengan cara menginvestasikannya dalam bentuk mudharabah dan keuntungannya
di sedekahkan pada mauquf alaih5

2. Pendapat imam Malik

Madzhab Maliki berpendapat bahwa wakaf itu tidak melepaskan hartanya yang
diwakafkan dari kepemilikan wakif, namun wakaf tersebut mencegah wakif
melakukan tindakan yang dapat melepaskan kepemilikannya atas harta tersebut
kepada yang lain dan wakif berkewajiban menyedekahkan manfaatnya serta tidak
boleh menarik kembali wakafnya. Perbuatan wakif menjadikan manfaat hartanya
untuk digunakan oleh mustahiq (penerima wakaf), meskipun yang dimilikinya itu
berbentuk upah, atau menjadikan hasilnya untuk dapat digunakan seperti
mewakafkan uang (wakaf tunai). Wakaf dilakukan dengan menucapkan lafadz
untuk masa tertentu sesuai dengan keinginan pemilik. Dengan kata lain pemilik
harta menahan benda itu dari penggunaan secara pemilikan, tetapi membolehkan
pemanfaatan hasilnya untuk tujuan kebaikan, yaitu pemberian manfaat benda
secara wajar sedang benda itu tetap menjadi milik wakif. Dengan demikian
menurut Madzhab Maliki bahwa wakaf tunai hukumnya adalah boleh selama
hasilnya dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan umat manusia

3. Pendapat imam Syafi’i

Ulama Syafi’iyah, seperti al- Nawawi, dalam al-Majmu’ Syarah al- Muhadzab
berpendapat boleh mewakafkan benda bergerak, seperti hewan, di samping benda
tidak bergerak, seperti tanah. Namun, mereka menyatakan tidak boleh
mewakafkan dinar dan dirham karena dinar dan dirham akan lenyap dengan
dibelanjakaan dan sulit akan mengekalkan zatnya. Berbeda dengan ulama lainya,
Abu Sur ulama dari kalangan Syafi’iyah membolehkan wakaf dinar dan dirham.
Namun pendapat ini ditepis oleh Al- Mawardi dengan menyatakan dinar dan
dirham tidak dapat diijarahkan dan pemanfaatannya pun tidak tahan lama. Karena
itu, benda ini tidak bisa diwakafkan. Ibn Qudamah dalam kitabnya Mughni
menjelaskan, umumnya para fuqaha dan ahli ilmu tidak membolehkan wakaf uang
(dinar dan dirham) karena uang akan lenyap ketika dibelanjakan sehinga tidak ada

5
Ibn Abidin, Rad al-Mukhtar Ala Dar Al- Mukhtar Syarah Tanwir al-Abshar,(Beirut: Dar Al-Kutub
Al-Ilmiah, 1994), h. 555-
lagi wujudnya. Disamping itu, uang juga tidak dapat disewakan karena
menyewakan uang akan mengubah funsi uang sebagai standar harga. Demikian
juga makanan dan minuman. Karena wakaf itu adalah menahan harta pokok dan
menyedekahkan hasilnya (manfaatnya), sesuatu yang hilang dengan manfaatnya,
tidak sah diwakfkan.19 Al-Ramli dalam Nihayah al-Muhtaj ila Syarh al-Minhaj,
dan Muhammad al- Khathib al-Syarbini dalam Mughni al- Muhtaj ila Ma’rifah
Ma’ani al-Faz al- Minhaj mengemukakan, bahwa wakaf adalah menahan harta
dan dapat dimanfaatkan yang bendanya tidak mudah lenyap sehingga atas dasar
pengertian tersebut bagi mereka hukum wakaf uang adalah tidak sah.

4. Pendapat imam Ahmad bin Hambal

Menurut Ibnu Taimiyah dalam kitab al-Fatawa (31/234-235) meriwayatkan satu


pendapat dari kalangan Hanabilah yang membolehkan wakaf dalam bentuk uang.
Demikian juga Ibnu Qudamah dalam kitab al- Mughni (8/229-230) membolehkan
wakaf dalam bentuk benda bergerak termasuk uang. Dengan demikian kiranya
dapat dipahami bahwa wakaf tunai itu hukumnya adalah boleh, sebab tujuan
disyariatkan wakaf itu sendiri adalah menahan pokoknya dan menyebarkan
manfaat darinya, dan wakaf uang yang dimaksud bukanlah zat uangnya tetapi
nilainya, sehingga bisa diganti dengan uang lainnya selama nilainya sama. Bahkan
golongan Hanabilah membolehkan menjual benda-benda bergerak dan benda-
benda tidak bergerak yang bisa ditukar dengan benda lain sebagai wakaf apabila
ditemui sebab-sebab yang membolehkannya. Misalnya meja yang diwakafkan ke
masjid, apabila telah rusak dan tidak bisa dimanfaatkan lagi, maka boleh dijual
dan hasil penjualannya dapat dibelikan lagi dengan barang lain yang lebih
bermanfaat untuk kepentingan bersama.

2.3 Perhitungan Wakaf Uang


Wakaf uang merupakan bentuk wakaf yang sangat mudah untuk dilakukan dan
tentunya sangat bermanfaat bagi umat. Kemudahannya hanya menyerahkan
sejumlah uang dan pemanfaatan wakaf uang ini bisa untuk kesejahteraan
masyarakat. Wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang melalui
lembaga keuangan syariah yang ditunjuk oleh Menteri. Wakaf benda bergerak
berupa uang dilaksanakan oleh Wakif dengan pernyataan kehendak Wakif yang
dilakukan secara tertulis. Wakaf benda bergerak berupa uang diterbitkan dalam
bentuk sertifikat wakaf uang. Sertifikat wakaf uang diterbitkan

dan disampaikan oleh lembaga keuangan syariah kepada Wakif dan Nazhir
sebagai bukti penyerahan harta benda wakaf. Lembaga keuangan syariah atas
nama Nazhir mendaftarkan harta benda wakaf berupa uang kepada Menteri
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak diterbitkannya Sertifikat Wakaf
Uang. Wakaf uang yang dapat diwakafkan adalah mata uang rupiah. Dalam hal
uang yang kan diwakafkan masih dalam mata uang asing, maka harus dikonversi
terlebih dahulu ke dalam rupiah (Peraturan BWI Nomor 1 tahun 2009 tentang
Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Harta Benda Wakaf Bergerak Berupa
Uang). Wakif yang akan mewakafkan uangnya diwajibkan untuk: a) hadir di
Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU) untuk
menyatakan kehendak wakaf uangnya; b) menjelaskan kepemilikan dan asal-usul
uang yang akan diwakafkan; c) menyetorkan secara tunai sejumlah uang ke LKS
PWU d) mengisi formulir pernyataan kehendak Wakif yang berfungsi sebagai
AIW (Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaa Undang
Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang wakaf) Apabila Wakif tidak dapat hadir,
maka Wakif dapat menunjuk wakil atau kuasanya untuk hadir dalam penterahan
wakaf uang.

Wakif atau wakil atau kuasanya dapat menyatakan ikrar wakaf benda
bergerak berupa uang kepada Nazhir di hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar
Wakaf (PPAIW) yang selanjutnya Nazhir menyerahkan Akta Ikrar Wakaf (AIW)
tersebut kepada LKS-PWU. Wakif dapat mewakafkan uang melalui LKS yang
ditunjuk oleh Menteri sebagai LKS Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU). LKS
yang ditunjuk oleh Menteri atas dasar saran dan pertimbangan dari BWI. BWI
memberikan saran dan pertimbangan setelah mempertimbangkan saran instansi
terkait. Saran dan pertimbangan dapat diberikan kepada LKS-PWU yang
memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a menyampaikan permohonan secara tertulis kepada Menteri

b) melampirkan anggaran dasar dan pengesahan sebagai badan hukum


c) memiliki kantor operasional di wilayah Republik Indonesia;

d) bergerak di bidang keuangan syariah

e) memiliki fungsi menerima titipan (wadi’ah).

Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKSPWU) bertugas:

a) mengumumkan kepada publik atas keberadaannya sebagai LKS Penerima


Wakaf Uang

b) menyediakan blangko Sertifikat Wakaf Uang

c) menerima secara tunai wakaf uang dari Wakif atas nama Nazhir

d) menempatkan uang wakaf ke dalam rekening titipan (wadi>ah) atas nama


Nazhir yang ditunjuk Wakif

e) menerima pernyataan kehendak Wakif yang dituangkan secara tertulis dalam


formulir pernyataan kehendak Wakif 6.

f) menerbitkan Sertifikat Wakaf Uang serta menyerahkan sertifikat tersebut


kepada Wakif dan menyerahkan tembusan sertifikat kepada Nazhir yang ditunjuk
oleh Wakif

g) mendaftarkan wakaf uang kepada Menteri atas nama Nazhir. (Peraturan


Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaa Undang Undang Nomor
41 Tahun 2004 Tentang wakaf)

Sertifikat wakaf uang sekurang-kurangnya memuat keterangan mengenai:

a) nama LKS Penerima Wakaf Uang


b) nama Wakif;
c) alamat Wakif
d) jumlah wakaf uang
e) peruntukan wakaf
f) jangka waktu wakaf
g) nama Nazhir yang dipilih

6
Junaidi Abdullah “ Tata Cara dan Pengelolaan Wakaf Uang di Indonesia” jurnal ZISWAF
Vol.4,no.1, juni 2017
h) alamat Nazhir yang dipilih
i) tempat dan tanggal penerbitan Sertifikat Wakaf Uang.

Dalam hal Wakif berkehendak melakukan perbuatan hukum wakaf hang


untuk jangka waktu tertentu maka pada saat jangka waktu tersebut berakhir,
Nazhir wajib mengembalikan jumlah pokok wakaf uang kepada Wakif atau ahli
waris/penerus haknya melalui LKS PWU. Wakaf uang, investasi wakaf uang dan
hasil invertasi wakaf uang yang telah disetorkan dari wakif melalui LKS PWU,
selanjutnya akan dikelola oleh Nazhir. Pengelolaan dan pengembangan wakaf
uang oleh Nazhir melalui dua mekanisme: 1. Pengelolaan dan pengembangan
wakaf uang atas setoran wakaf uang dan investasi wakaf uang oleh Nazhir wajib
ditujukan untuk optimalisasi perolehan keuntungan dan/ atau pemberdayaan
ekonomi ummat. 2. Pengelolaan dan pengembangan wakaf uang atas hasil
investasi wakaf uang oleh Nazhir wajib ditujukan untuk pemberdayaan ekonomi
ummat dan/atau kegiatankegiatan social keagamaan (Peraturan BWI nomor 1
tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Harta Benda Wakaf
Bergerak Berupa Uang). Nazhir sebagai pengelolai wakaf uang, ditetapkan paling
banyak sebagai berikut:

a. 10% (sepuluh perseratus), apabila besarnya investasi wakaf uang paling


kurang mencapai 90% (sembilan puluh perseratus) dibanding setoran wakaf
uang
b. 9% (sembilan perseratus), apabila besarnya investasi wakaf uang paling
kurang mencapai 70% (tujuh puluh perseratus) dibanding setoran wakaf uang
c. 8% (delapan perseratus), apabila besarnya investasi wakaf uang paling
kurang mencapai 50% (lima puluh perseratus) dibanding setoran wakaf uang
d. 5% (lima perseratus), apabila besarnya investasi wakaf uang dibawah 50%
(lima puluh perseratus) dibanding setoran wakaf uang. (Peraturan BWI nomor
1 tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Harta Benda
Wakaf Bergerak Berupa Uang

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Bahwa tata cara wakaf uang adalah Wakif yang akan mewakafkan uangnya
diwajibkan untuk:

a. hadir di Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU)


untuk menyatakan kehendak wakaf uangnya

b. menjelaskan kepemilikan dan asal-usul uang yang akan diwakafkan

c. menyetorkan secara tunai sejumlah uang ke LKS PWU

d. mengisi formulir pernyataan kehendak Wakif yang berfungsi sebagai AIW

2. Pengelolaan Wakaf uang oleh Nazhir melalui:

a. Pengelolaan dan pengembangan wakaf uang atas setoran wakaf uang dan
investasi wakaf uang oleh Nazhir wajib ditujukan untuk optimalisasi
perolehan keuntungan dan/ atau pemberdayaan ekonomi ummat.

b. Pengelolaan dan pengembangan wakaf uang atas hasil investasi wakaf uang
oleh Nazhir wajib ditujukan untuk pemberdayaan ekonomi ummat dan/atau
kegiatankegiatan social keagamaan (Peraturan BWI nomor 1 tahun)

DAFTAR PUSTAKA
Badan wakaf Indonesia “ Pengertian Wakaf” diakses melalui
(https://www.bwi.go.id/pengertian-wakaf/ ) pada tanggal 25 mei 2021 pada pukul
21.20
Virdita Ratriani “Apa itu Wakaf Uang dan Bagaimana Penjelasannya “ diakses
melalui https://personalfinance.kontan.co.id/news/apa-itu-wakaf-uang-ini-
penjelasan-dan-dasar-hukumnya?page=all pada tanggal 26 mei 2021 pada pukul
09.30
Putri Yasmin “ Seputar Wakaf : Pengertian, Hukum ,Rukun , dan Syaratnya.”
Dikutip dari https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5355763/seputar-
wakaf-pengertian-hukum-rukun-dan-syaratnya. Pada tanggal 27 mei 2021 pada
pukul 20.02Muhammad Abbu Zahrah, Muhadharat Fi al-Waqf
, (Beirut: Dar al-Fikr al-Arabi, 1971), h. 104.
Ibn Abidin, Rad al-Mukhtar Ala Dar Al- Mukhtar Syarah Tanwir al-Abshar,
(Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiah, 1994), h. 555-
Junaidi Abdullah “ Tata Cara dan Pengelolaan Wakaf Uang di Indonesia” jurnal
ZISWAF
Vol.4,no.1, juni 2017

Undang Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

Anda mungkin juga menyukai